Home / Rumah Tangga / Berondong Pilihan Polwan Cantik / Bab. 4. Tidak Pilihan Yang Terbaik

Share

Bab. 4. Tidak Pilihan Yang Terbaik

Author: Daeng Sanngin
last update Last Updated: 2025-03-03 20:23:09

Akmal masih tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya, kalau perempuan yang diselamatkannya dan rencananya akan dinikahinya secara paksa adalah seorang polwan. Belum apa-apa sudah berpikir yang aneh-aneh.

”Kalau gue jadi menikah dengannya terus gue melakukan kesalahan bisa-bisa gue ditembak olehnya bisa koid dan tinggal nama, beban hidup dan dosaku.”

“Jadi ibu seorang polwan toh, kalau begitu apa jaminannya ibu tidak bakalan melanggar perjanjian kalau kalian akan menikah satu bulan kedepannya?” Tanyanya pak RT.

“Bapak bisa membuat surat perjanjian agar kami bisa tandatangani kalau kalian meragukan ucapanku,” balasnya Erina yang tubuhnya sudah panas dingin kepalanya semakin nyut-nyutan.

Akmal hanya terdiam mendengarkan apa yang mereka katakan. Perangkat RT segera membuat surat perjanjian bermaterai agar ada kepastian hukum yang mengikat perjanjian mereka.

“Silahkan ditandatangani, Bu Polwan dan Pak Akmal,” pintanya pak Ridwan.

Erni secepatnya menandatangani kontrak perjanjian mereka dengan terpaksa. Daripada diarak keliling kampung tanpa memakai pakaian apapun adalah hal yang akan mencoreng nama baik keluarga besarnya. Jadi jalan terbaik hanya menikah saat ini yang terlintas di pikirannya.

“Ya Allah apa kisah hidupku akan berakhir dengan seorang polwan? Bagaimana nanti malam pertama kami jangan-jangan dia malah menodongkan senjatanya ke kepalaku?” monolognya Akmal.

Jari jemarinya sampai tremor gemetaran ketika Akmal menandatangani surat pernyataan perjanjian, kalau satu bulan dihitung mulai sekarang dan kedepannya mereka harus dan wajib menikah.

“Bismillahirrahmanirrahim,” gumamnya sebelum membubuhkan tanda tangan ke atas kertas tersebut.

Semua warga masyarakat yang hadir beserta pak RT dan istrinya pun turut menandatangani kontrak perjanjian itu sebagai pihak saksi.

“Baiklah kalian boleh pulang, tapi satu bulan kedepan kami semua akan mendatangi rumah kalian untuk melihat apa benar kalian berdua tidak ingkar janji kalau kalian mengingkari isi dari surat perjanjian tersebut kalian pasti paham kan dengan konsekuensinya,” ujarnya pak Ridwan selaku pak RT setempat.

Keduanya hanya mengangguk pasrah dan tidak punya kekuatan lagi untuk memprotes keputusan tersebut apalagi untuk menolaknya.

Keduanya pun berpamitan pulang setelah berbicara panjang lebar dan sepakat kalau satu bulan dari sekarang adalah tanggal pernikahannya. Kendaraan mereka pun sudah terparkir di depan rumah pak RT berkat bantuan beberapa warga masyarakat.

Erina sedikit berjalan sempoyongan karena pandangannya sedikit gelap dan berkunang-kunang.

“Ya Allah kenapa kepalaku pusing banget, keningku juga panas. Apa gue bakal demam?” gumamnya seraya meraih handle pintu mobilnya.

Belum kebuka pintu mobil berwarna merah itu, tubuhnya ambruk ke atas aspal. Semua orang kembali dibuat panik melihat Erina jatuh tak sadarkan diri.

“Ibu Polwan!”

“Mbak Erina!”

Teriak sebagian orang-orang yang belum pulang yang masih ada di sekitar rumah pak RT.

Akmal yang kebetulan berada paling dekat langsung gerak cepat menolongnya.

“Masukkan ke dalam mobilnya! Kamu bisa kan mengendarai mobil?” Tanyanya Pak RT.

“Insha Allah saya bisa pak, tapi gimana dengan motorku kalau saya pakai mobil?” Akmal malah memikirkan motornya disaat genting seperti saat ini.

“Tenang saja, motormu pasti aman di rumah kami. Yang perlu kamu perhatikan adalah saat ini harus membawa ibu Polwan ke rumah sakit agar secepatnya mendapatkan pertolongan,”

Akmal bersama ibu-ibu mengangkat tubuhnya Erina ke dalam jok kursi penumpang bagian belakang. Akmal tidak ingin Erina digotong oleh seorang pria. Belum apa-apa Akmal sudah posesif yah readers tidak mengijinkan calon istrinya disentuh oleh lelaki lain.

“Saya pamit kalau begitu Pak, assalamualaikum,”

“Waalaikum salam,” Akmal cepat-cepat mengemudikan mobilnya Erina menuju salah satu rumah sakit swasta terdekat.

Sesampainya di rumah sakit Akmal mondar mandir kesana kemari mengurus surat-surat administrasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan penanganan medis untuk Erina.

“Ini surat-suratnya Mbak, tolong ditangani secepatnya!” Perintah Akmal.

“Terima kasih Pak, insha Allah istrinya bapak pasti baik-baik saja,” balasnya Pegawai itu.

Akmal melongo keheranan mendengar ucapan pegawai itu yang menganggap kalau Erina adalah istrinya. Akmal hanya ber o saja tanpa berniat untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Akmal duduk di kursi tunggu di depan pintu UGD, penampilannya tampak kacau. Dia sesekali menghela nafasnya dengan gusar.

“Ya Allah bagaimana caranya gue berbicara dengan ayah sama Bunda? Pasti mereka akan mengira gue sudah nakal dan bertindak diluar batas,” gumamnya.

Lamunannya terganggu ketika telpon genggam milik Erina yang kebetulan dipegangnya bergetar di saku celananya.

“Astaghfirullahaladzim bikin kaget saja ini benda!” gerutunya sambil merogoh sakunya.

Akmal mengerutkan keningnya melihat nama yang tertera di layar benda pipih itu.

“Mama,”

“Apa gue angkat saja yah? Kalau gue angkat terus mamanya, bu polwan marah-marah dan menuduhku yang tidak-tidak tentu saja semakin berabe masalahnya,” cicitnya Akmal sambil memandangi ponselnya Erina yang layarnya masih menyala.

Berulang kali menimbang dan memikirkan apa yang seharusnya diperbuatnya dan akhirnya tanpa sengaja dia malah menekan tombol hijau.

Akmal tidak memperhatikan dengan seksama layar ponsel itu yang sebenarnya melakukan panggilan video.

“Assalamualaikum Nak, kamu di mana sayang kok nggak pulang? Apa kamu baik-baik saja atau kamu langsung ke kantor?” Tanyanya seorang perempuan paruh baya masih kelihatan cantik dan awet muda di usia senjanya.

“Masya Allah ibu ini cantik banget pantesan ibu polwan cantik karena mamanya juga cantik ini mah namanya good looking anak Mama semuanya berparas rupawan nan ayu,” batinnya Akmal yang keseringan bertingkah di luar nurul.

“Halo, maaf Nak kamu siapa kok kamu yang angkat teleponnya putriku?” Tanyanya ibu itu lagi yang keheranan melihat wajahnya Akmal ketika kamera menyorot ke arah wajahnya.

Akmal jadi salah tingkah padahal niatnya ingin ngumpet tidak mau memperlihatkan wajahnya, malah tanpa sengaja dia mengarahkan kamera ponsel tersebut tepat ke wajahnya.

Akmal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu,” hehe! A-pa a-nu itu ibu Polwan sedang sakit Bu kami saat ini ada di rumah sakit.”

“Innalillahi wa Inna ilaihi raji'un, astaghfirullahaladzim kenapa bisa putriku masuk rumah sakit,” keluhnya perempuan itu.

“Untuk lebih jelasnya silahkan datang ke rumah sakit X, saya akan mengirimkan alamatnya ke nomornya ibu,” imbuhnya Akmal.

Sambungan teleponnya pun terputus layar ponsel itu langsung kembali ke layar semula dan memperlihatkan foto wajah sang pemilik hp yang cukup cantik membuat Akmal tak bosan-bosannya memandangi wajah cantik itu.

“Subhanallah ademnya melihat wajahnya calon bidadari surgaku,” ceplosnya Akmal.

“Maaf Pak, istrinya bapak sudah kami pindahkan ke perawatan VIP,” imbuhnya seorang laki-laki berpakaian seragam perawat khas rumah sakit tersebut.

Akmal mendongak menatap ke arah suster yang baru saja datang. “Oh iya makasih banyak Sus, ngomong-ngomong ruangannya di mana?”

“Ikuti saja arah jalan koridor ini terus diujung sana ada lift bapak belok kanan setelah itu bapak pasti ketemu ruangannya asalkan bapak tidak keliru,” jelas perawat itu.

Akmal berjalan ke arah tempat yang telah dijelaskan oleh perawat itu sambil menenteng tas selempangnya Erina.

Berselang beberapa menit kemudian…

Kedua orang tua dan adiknya Erina mendatangi rumah sakit tempat putri sulungnya dirawat.

Pintu ruangan perawatan VIP itu terbuka lebar dan masuklah seorang ibu-ibu yang kemungkinan besarnya adalah mamanya Erina, dua gadis muda yang tak kalah cantik dengan Erina sang calon istri dan juga seorang lelaki dewasa berpakaian seragam polisi.

“Semua anaknya wajahnya good looking. Ini namanya bibit unggul nggak sih?” pujinya Akmal.

Akmal kembali dibuat deg degan dan nervous melihat polisi yang kelihatannya berpangkat tinggi.

“Ya Allah apa gue bakal dipenjara dulu sebelum menikahi polwan cantik ini?” gumamnya.

“Ya Allah kakak Erina kenapa bisa seperti ini apa yang terjadi sebenarnya?” tanyanya Esra.

“Kami kira lagi happy-happy dengan Mas Dimas malah terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. Tapi ngomong-ngomong pria itu dimana kok nggak kelihatan batang hidungnya?” cerca Elma adik bungsunya.

Ibu Rasmi dan Pak Irfan Wijaya Kusuma pria berpangkat jenderal itu memperhatikan sekitarnya dan pandangan mereka tertuju pada satu sosok pria muda berusia 19 tahun duduk di salah satu sofa.

“Maaf apa kamu yang tadi mengangkat teleponnya putri kami?” Tanyanya lembut Bu Rasmi.

Akmal spontan mengangguk,” iya Bu benar sekali saya orang yang mengangkat teleponnya Bu Polwan.”

“Kenapa kamu yang menemani putriku, dimana tunangannya yang bernama Dimas Satya Wiguna?” Tanyanya Pak Irfan dengan suara khasnya yang tegas dan sedikit bariton membuat nyali Akmal menciut.

Akmal menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya sebelum berbicara karena tiba-tiba tubuhnya tremor, jantungnya berdebar-debar hanya ditatap seperti itu oleh seorang pria berpakaian polisi.

Akmal pun mulai menjelaskan kronologis kejadian dari awal pertama kali melihat apa yang dilakukan oleh Erina hingga mereka digrebek sampai dipaksa harus menandatangani perjanjian pernikahan.

Tetapi, hal-hal yang seperti berpelukan dan memberi nafas buatan melalui mulutnya sengaja terlewat tidak disebut karena dia takut orang-orang berpikiran negatif dan aneh-aneh padanya. Terutama melihat cup milik Erina yang transparan karena kemejanya Erina yang basah sehingga tembus pandang.

Apalagi saat ini tatapan semua orang tertuju padanya yang membuatnya terus berdzikir beristighfar dalam hati.

“Astaghfirullah hal adzim, Allahu Akbar lailahaillallah, subhanallah, Alhamdulillah.” batin Akmal.

“Apa kalian akan menikah!? Itu tidak mungkin!?” Teriaknya Esra dan Elma bersamaan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 5. Keputusan Final

    “Sayang, kakak kalian masih beristirahat jangan ribut gitu dong,” ucapnya Bu Rasmi dengan lembut.“Tapi, Ma kayaknya ada kesalahpahaman di sini! Bukannya Mas Dimas yang menjadi calon suaminya kakak, lah kenapa berubah menjadi bocah ingusan!” ejek Esra yang memperhatikan Akmal dari atas hingga ujung kaki.“Gue memang bocah tapi gue sudah bisa buat bocah loh. Emang kalian mau berapa gue jabanin deh sekalian mumpung calon mamanya cantik,” gumamnya Akmal sambil tersenyum smirk.Ada-ada saja ini Akmal sifat tengilnya muncul lagi. Dia kembali memperhatikan apa yang mereka bicarakan.“Betul banget,kan dua bulan lagi kakak Erina menikah dengan Mas Dimas kenapa bisa dalam semalam calonnya langsung berubah! Ini sungguh lelucon yang tidak masuk akal,” sahutnya Elma.Pak Irfan hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua anaknya yang memang seperti itulah karakter mereka, jika tidak ada orang lain bersamanya.Hubungan kekeluargaan mereka tidak kaku dimana anak takut-takut dan ragu mengutarakan pe

    Last Updated : 2025-03-03
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 6. Kedatangan beberapa Lalat

    “Ada yah perempuan yang urat malunya ketinggalan di jalan!” gerutunya Erina memperhatikan apa yang dilakukan oleh calon suaminya dengan seorang perempuan muda. Erina menatap tajam perempuan muda yang tidak dikenalnya, “Ck… ck.. Dasar bocah punya pacar tapi menyanggupi permintaan dari orang-orang kampung duren tidak runtuh,” gumamnya. Arshaka tersenyum canggung karena diperlakukan begitu mesra oleh perempuan yang berstatus pacarnya. Erina berjalan ke arah dalam sambil melirik ke arah Arshaka,” selesaikan urusanmu dengan perempuan itu! Gue gak mau menikah dengan pria yang masih memiliki hubungan asmara dengan perempuan lain.” Erina berjalan ke arah dalam warung itu kemudian memesan bakso karena dia sudah tidak sabar ingin menikmati makanan sejuta umat itu yang harganya murah meriah, tapi mengenyangkan perut. “Sayang siapa perempuan itu dan apa maksud dari ucapannya?” Tanyanya. Arshaka menarik tangan pacarnya dan berjalan ke arah samping warung,” gue akan jelasin kepada Lo apa maks

    Last Updated : 2025-04-08
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

    Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka

    Last Updated : 2025-04-08
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

    Last Updated : 2025-04-09
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

    Last Updated : 2025-04-10
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 10. Insiden

    Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh

    Last Updated : 2025-04-11
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 11. Sah Juga

    “Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang

    Last Updated : 2025-04-12
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 12. Joni Terkulai Lemes

    Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    15. Tertangkap Basah

    Acara pesta rakyat yang digadang-gadang akan berlangsung meriah dan besar itu persiapannya hampir rampung sepenuhnya.Bahkan Pak Raffi sebagai orang terpandang di Desa Mekarjaya mengundang beberapa artis kota untuk mengisi dan memeriahkan pesta hajatan tersebut.Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.“Mau mandi, nggak nyaman kalau nggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina dengan bermanja-manja di lengan suaminya.Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaiannya Mas berbeda dengan apa yang Mas pakai ketika di kota deng

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 14. Mulai Tumbuh Percikan Api Cinta

    Beberapa mobil berbak tertutup berjejer di sepanjang jalan kenangan ehh jalan rumahnya pak Raffi dan Bu Ulfa yang menurunkan beberapa bingkisan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.Kedatangan rombongan keluarga besar Erina yang hanya berjumlah sekitar sepuluh orang itu, disambut hangat oleh orang-orang kampung Mekarjaya.“Masya Allah, Pak Jendral baik banget sampai-sampai membawa sumbangan yang cukup banyak untuk warga kami,’ ucapnya Pak Didi selaku pak RT setempat.“Syukur Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Irfan karena bantuan bapak sangat dibutuhkan oleh warga apalagi dalam rangka persiapan bulan suci Ramadhan,” ucap Pak Budi.“Ini hanya tidak seberapa Pak, ibu-ibu kami bahagia bisa berbagi bersama dengan kalian semua,” balasnya Pak Irfan.“Mari masuk istirahat Pak, ijinkan bapak-bapak yang akan membagikan semua bungkusan itu kepada para masyarakat. Bapak dengan ibu Rasmi silahkan masuk beristirahat karena pasti kalian capek telah melakuka

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 13. Dugaan Yang Salah

    Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 12. Joni Terkulai Lemes

    Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 11. Sah Juga

    “Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 10. Insiden

    Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

    Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status