Beranda / Pernikahan / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 15. Tolong Selamatkan Nyonya Saya!

Share

Bab 15. Tolong Selamatkan Nyonya Saya!

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 02:01:23

Museum yang terletak di dekat Istana Kerajaan Belanda terlihat sangat megah saat Naura tiba di sana.

Cuaca yang cerah membuat senyum wanita itu mengembang. Rasanya sudah lama ia tidak berjalan-jalan tanpa perlu menjaga identitasnya seperti ini.

Kali ini, ia merasa ‘bebas’.

Naura lalu melangkahkan kaki untuk masuk ke museum melalui jalur VIP yang sudah disiapkan oleh Kate. Namun, tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Naura dan membuat wanita itu berbalik.

“Naura.”

Di sana, Arjuna Renjana berdiri tegap dengan mantel hitam yang menyelimuti tubuhnya hingga ke lutut.

Kemeja dan celana yang dikenakan pria itu juga berwarna hitam sehingga membuat aura pria itu semakin terasa dominan.

"Aku tidak menyangka kalau kamu tertarik dengan sejarah negara lain." ujar Arjuna sembari mendekati Naura.

Naura tersenyum tipis sembari mengulurkan tangannya pada pria itu. "Suatu kehormatan karena bisa bertemu dengan Anda di sini, Tuan Renjana. Ya, saya senang menambah wawasan terkait sejarah negara lain."

Arj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 16. Kebakaran

    "Arjuna!" Damian berteriak kencang dan menatap ke sekeliling, tapi Arjuna tetap tidak ditemukan.Di sisi lain, Arjuna tidak mengindahkan teriakan Damian dan terus berjalan ke mobil pemadam kebakaran untuk meminta mereka membasahi mantelnya. Arjuna lalu berjalan cepat menuju pintu museum dan Damian sempat menghentikannya, tapi pria itu menepis kasar. Para petugas yang hendak menghentikan Arjuna juga tidak bisa bertindak apa pun, karena Arjuna tidak ragu untuk menyingkirkan siapapun yang menghalanginya dengan kekerasan fisik. Sedangkan Naura, wanita itu masih tidak mengetahui apa yang terjadi di luar. Keningnya sedikit terlipat bingung kala hidungnya mulai mencium aroma terbakar. "Ada apa ini?" ucap Naura sendiri, dia mulai merasakan ada sesuatu yang aneh, sebab suhu ruangan menjadi lebih panas. Namun, saat hendak menuruni tangga, langkahnya terhenti dan kedua matanya terbuka lebar karena pintu di bawahnya sudah termakan api!Kenapa tiba-tiba terbakar? Asap tebal mulai memenuhi r

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 17. Nyonya, Tuan Zafir Tak Bisa Datang

    Di sebelah bantalan udara, Kate sudah menunggu dengan khawatir. Wanita itu lalu berlari menghampiri Naura dan bersimpuh sambil menangis. "Kate, aku tidak apa-apa." Naura berusaha menenangkan Kate. "Sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang." Suara Damian terdengar, pria itu sedang berbicara dengan Arjuna. Naura menoleh cepat, kemudian tertatih mendekati pria itu dibantu oleh Kate."Aku ikut." Naura tidak bisa meninggalkan Arjuna begitu saja, pria itu sudah sangat berjasa menolong hidupnya. Jika tidak ada Arjuna, Naura akan mati terbakar di dalam."Nyonya Wajendra juga membutuhkan pengobatan, silakan." Damian mempersilahkan, mereka akhirnya masuk ke dalam mobil bersama dan berangkat menuju ke rumah sakit milik Renjana.Di dalam mobil, Arjuna berusaha melepas pakaian atasnya. "Pelan-pelan..." ucap Naura begitu mendengar Arjuna meringis, wanita itu dengan sabar membantu Arjuna.Ketika pakaian atas pria itu terlepas sempurna, Naura melihat kondisi punggung Arjuna yang memerah dan terdap

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 18. Tamparan Zafir

    Naura duduk dalam diam di mobil Arjuna karena kedua pria itu bersikeras untuk menawarkan tumpangan secara pribadi untuknya. Ketika mobil mereka memasuki pintu gerbang villa Wajendra, Naura dapat melihat sosok Zafir yang segera keluar dari pintu bersama dengan Evelyn.Kedua orang itu menunggu di depan sambil menatap mobil asing Arjuna yang perlahan terbuka. Setelah keluar dari mobil dengan tenang, Naura berjalan dengan kaki terpincang sembari dipapah oleh Kate.Apa yang terjadi membuat Zafir dengan cepat menghampiri istrinya dan memegangi wanita itu dari kepala hingga pundaknya."Kamu baik-baik saja?" tanya Zafir.Wajah pria itu terlihat cemas, tapi Naura telah lebih dulu muak dan menepis tangan Zafir dari pipinya.“Jangan sentuh aku, Zafir”. Perbuatan Naura membuat Evelyn yang melihat itu segera maju dan mendorong Naura dengan kencang. Namun, untungnya Kate berdiri di belakang wanita itu sehingga Naura tak terjatuh di depan villa. "Lancang!!" Kate menatap Evelyn dengan tetapan me

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 19. Aku Akan Menceraikanmu, Naura!

    Hari-hari terus berlanjut dan tak terasa sudah dua hari sejak kejadian awal mula Zafir menampar Naura. Pria itu semakin sibuk menghabiskan waktu bersama Evelyn dan menemani wanita itu, karena Evelyn yang tak sedikitpun melepaskan Zafir bepergian sendirian.Saat berpapasan dengan Naura pagi tadi pun, pria itu hanya bisa menatap Naura dengan sendu, tanpa bisa lepas dari celotehan Evelyn mengenai bunga-bunga di pekarangan Wajendra atau istal yang penuh kuda.Apa yang mereka berdua lakukan saat ini benar-benar persis dengan yang ia dan Zafir lakukan saat berbulan madu ke villa ini beberapa tahun silam.Ingatan-ingatan itu membuat Naura menghela napas dan kemudian duduk di batu besar yang ada di tepi danau buatan milik Wajendra. Wanita itu mengenakan dress piyama berwarna putih dan cardigan untuk melindunginya dari udara dingin.Saat matanya sibuk menatap ke arah bayangan dirinya di permukaan danau, tiba-tiba suara langkah kaki muncul dari belakangnya dan lambat-laun terasa mendekat."Ap

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 20. Bertemu Arjuna (Lagi)

    Naura merasa tidak memiliki hak apa pun lagi setelah Zafir mutlak akan menceraikannya. Entah sebelum atau sesudah pria itu kembali dari rumah sakit, semuanya akan sama saja.Bahkan sejak kepergian Zafir itu ke rumah sakit, segala pesan dan telepon yang Naura kirim tidak pernah dibalas. Tampaknya, Zafir benar-benar sibuk sibuk mengurus Evelyn atas tindakan nekatnya kemarin. Atau mungkin, Evelyn benar-benar terluka? Saat mengingat apa yang terjadi, Naura tersenyum miris. Ternyata membiarkan wanita seperti Evelyn datang ke dalam rumah tangganya adalah sebuah keputusan yang sangat salah.Sebab, pernikahan bertahun-tahun lamanya belum tentu menjamin tumbuhnya kepercayaan dan kesetiaan. Naura menghela napas dan menatap ke sekeliling kamar yang belum sempat ia tempati."Bantu aku mengemasi barang, Kate." Naura berkata pada Kate yang menatapnya dari ambang pintu dengan wajah sendu. Berbeda dari Kate, Naura tampak tegar meski matanya cukup sembab dan rambutnya tak tertata serapi biasanya.S

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 21. Phobia Gelap

    Guncangan kasar dari lift membuat Arjuna berusaha lumayan keras untuk mengeluarkan ponsel dari sakunya. Naura merasakan itu dari gerakannya yang bergetar dan patah-patah. "Kau di mana?" Suara Arjuna terdengar tenang. Dari suara dan nada bicaranya, Naura tahu kalau Arjuna sedang mengubungi Damian. Sebab, hanya dengan pria itu Naura bisa melihat ekspresi natural dari Arjuna yang jarang pria itu perlihatkan."Lobby utama. Ada apa?" suara Damian terdengar di balik telepon. "Lift rusak dan aku terjebak di dalam. Jika dalam tiga puluh menit masalah ini tidak teratasi, gajimu akan kupotong sampai tahun depan," jawab Arjuna cepat. "Apa?! Astaga! Sungguh? Jangan mati dulu Arjuna, aku masih tidak bisa hidup tanpamu!" suara Damian yang terkejut terdengar kencang membuat Naura mengernyitkan dahi.Sepertinya pria itu tahu bahwa Arjuna takut kegelapan. Sebab, sedetik kemudian sambungan telepon dengan cepat mati dan Arjuna kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku. Sementara itu, tangan kiri

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 22. Nyonya Besar Wajendra

    "Naura."Suara mangkuk sup yang diletakkan di atas meja membuat Naura tersadar dan segera mengangkat pandangannya. "Ibu?" Kening Naura terlipat dalam dan matanya membelalak, karena ibu mertuanya, Malini, tiba-tiba duduk di depannya. Tanpa mempedulikan ekspresi bingung Naura, Malini duduk dengan tenang di kursinya. "Astaga, kamu terlihat kurus sekali sekarang. Menantu Wajendra tidak bisa dibiarkan seperti ini. Aku–""Ibu sudah tahu apa yang terjadi pada pernikahan kami, bukan?" Naura memotong kalimat Malini, membuat ekspresi khawatir wanita itu menghilang. "Pertengkaran di sebuah rumah tangga adalah hal yang biasa, Naura. Dulu aku juga sering merasakannya. Kalian juga sudah saling mengenal lama, apa susahnya kembali berdiskusi tanpa melibatkan perceraian?" Naura tersenyum tipis. “Aku tidak bisa, Bu. Kehadiran Evelyn dan perubahan sikap Zafir membuatku tak mampu menerimanya."Malini menghela napas tipis, "Tetapi bukankah kamu sudah terbiasa dengan pernikahan yang memiliki lebih dari

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 23. Gunakan Aku, Naura.

    Malini memberontak keras begitu petugas keamanan maju menyeretnya keluar setelah diperintah oleh Arjuna. Pria itu lalu menggenggam tangan Naura erat dan bisa ia rasakan tangan Naura yang bergetar dan air mata yang mengalir dari mata wanita itu."Kita akan pergi dari sini. Berpeganglah padaku, karena kakimu yang lemas hanya akan membuatmu terjatuh." Setelah itu, Naura dipapah pergi bersama dengan Damian yang mengekor di belakangnya. Sebelum benar-benar pergi, Arjuna menggratiskan sarapan pagi itu kepada semua pengunjung sebagai bentuk kompensasi atas ketidaknyamanan yang terjadi.Arjuna membawa Naura ke area yang tak pernah dikunjungi oleh tamu hotel lainnya, yakni sebuah balkon khusus yang biasa digunakan untuk menjamu keluarga Kerajaan. Pria itu menyodorkan sebotol air mineral ke arah Naura agar Naura bisa menghilangkan rasa syok yang sempat ia alami. "Tenangkan dirimu. Apa maksud ucapan Nyonya Besar Wajendra sebelumnya?" tanya Arjuna. Pria itu menatap dalam wajah lemas Naura, t

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 51. Kekasih Renjana. Apa Yang Terjadi?

    Arjuna sama sekali tidak bergerak dari posisinya, dia duduk di sebelah Naura yang masih terpejam dengan selang infus menjalar. "Aku membawakan ini untukmu, jika kamu mati sekarang masa depanku bisa suram." Damian datang dan menyodorkan kotak pizza berukuran sedang. Arjuna menolaknya cepat. "Aku tidak butuh."Damian menghela napas tipis, tidak ada yang bisa memaksa pria itu sekarang. Sejak semalam Arjuna tidak memakan apa pun, makanan yang disiapkan oleh pihak Istana didiamkan begitu saja hingga dingin. Tak lama, ponsel Damian berdenting. Tangannya dengan cepat mengeluarkan ponsel dari saku jas. Alis kiri pria itu terangkat sekilas setelah melihat siapa yang mengirimnya pesan. "Kamu menggunakan Phantom?" tanya Damian setelah menyimpan ponselnya lagi. Email dari Phantom baru saja masuk, mereka menagih biaya pada pihak Renjana. Arjuna mengangguk tanpa menoleh. "Ya."Damian tersenyum tipis, lalu menarik kursi lain untuk duduk di samping pria itu. "Mereka menagih satu miliar dolla

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 50. Diandra Ketahuan?!

    Sekitar ribuan kilo meter dari Royal Palace Amsterdam, Diandra duduk di tepi jendela kediaman keluarganya, Tagona. Ia duduk untuk menikmati angin malam yang berhembus lembut pada kulitnya. Bibirnya tersenyum dingin setiap kali matanya menatap layar ponsel yang sedang sibuk ia mainkan. “Janda Wajendra Terlibat Skandal! Tidur Dengan Pemimpin Renjana?!”“Video Syur Naura Tirta! No Cencored!”“Janda Wajendra Yang Kesepian Menggoda Naga Asia Untuk Menghangatkan Ranjang?!”Diandra tertawa keras, lalu mengambil botol alkohol yang berada tidak jauh dari dirinya. “Seandainya kamu tidak merebut posisiku, Naura Tirta. Aran hanya milikku,” gumam Diandra di tengah hasratnya meminum alkohol. Tetapi, setelah beberapa detik kemudian ia termenung, Diandra kembali berbicara. “Ah... Aran bahkan sudah meninggalkanku sebelum denganmu.” Dia merasa hatinya lah yang paling hancur di dunia ini, tidak ada satupun manusia yang berpihak padanya. Setelah semua yang ia lakukan, bahkan kekasihnya pun ikut b

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 49. Bedebah Yang Mudah Diinjak

    "Yang mulia." Petugas keamanan Istana segera menyingkir dari layar monitor CCTV begitu William dan Arjuna datang. Rekaman CCTV dipusatkan pada pergerakan Arjuna-Naura sejak awal kedatangan mereka, tidak ada yang berbicara atau mengalihkan pandangan dari layar. "Berhenti." Pinta Arjuna begitu melihat sesuatu yang mencurigakan. "Seorang pelayan?" William melirik sepupunya bingung. "Dia mencurigakan," balas Arjuna singkat. William mengerutkan keningnya. "Tapi jelas bahwa kalian semua meminum wine yang dia berikan, bukan?"Arjuna berdecak kesal. "Mundur beberapa detik." Dia menghiraukan William untuk memberikan perintah pada petugas keamanan yang memegang kendali monitor. Tak!Saat pergerakan layar kembali dihentikan, mereka semua melihat pelayan itu dengan gesit diam-diam memasukkan sesuatu ke dalam gelas yang akan diberikan pada Naura. Raut wajah William menjadi lebih serius. "Simpan rekaman itu, ganti ke tempat lain."Petugas keamanan menurut, dengan gesit ia mengganti lokasi C

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 48. Akan Mengejarmu Hingga ke Neraka!!

    Suasana menjadi chaos, Arjuna berusaha menutupi tubuh Naura menggunakan selimut. Pria itu berdiri dengan telanjang dada melindungi Naura, sementara Naura masih berbaring di belakang Arjuna dengan tubuh yang bergerak gelisah.Mereka tidak mengerti mengapa 'kegiatan' mereka diketahui oleh pihak luar, tapi Arjuna berusaha tenang dan melindungi Naura."Oh Tuhan! Tuan Renjana yang terhormat, bisa-bisanya Anda melakukan hal seperti ini?!" Seru salah satu bangsawan senior."Siapa yang mengizinkan kalian masuk?" tanya Arjuna datar, menatap tajam semuanya.Tak lama, kerumunan bangsawan itu terbelah, muncul William, Catharina, dan Helena."Yang Mulia! Lihat perilaku menyimpang sepupu Anda ini! Sangat memalukan!""Benar, Yang Mulia! Istana harus mengambil tindakan tegas karena mereka bisa menjatuhkan martabat kerajaan!"William menghiraukan seruan para bangsawan, matanya menatap penuh tanya ke arah Arjuna.Arjuna mengangguk tipis, tatapannya seolah mengatakan dia akan menjelaskan semuanya nanti.

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 47. Apa Kalian Sadar Apa yang Kalian Lakukan?!

    "Naura Tirta, hati-hati karena dia bukan orang yang mudah lengah. Di sekitarnya juga banyak orang besar, salah langkah maka semuanya gugur.""Baik, dimengerti."Panggilan penuh perintah itu terputus seketika setelah dijawab. Pria dengan rambut coklat dan memiliki brewok tipis menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku.Dia berjalan di tengah ramainya lalu lalang penduduk sekitar dengan jaket dan wajah tertutup menuju Istana. Melewati pintu belakang, beberapa pasang mata yang melihatnya menyapa seperti biasa."Hei, kemana saja? Cepat, acara sebentar lagi dimulai!""Hai, Jhon! Kau baru datang?"Dia hanya menjawabnya dengan senyum tipis singkat dan melanjutkan langkahnya dengan cepat menuju bagian dalam belakang Istana, tempat para pelayan menyibukkan diri mereka.Setelah mengganti pakaian, dengan cepat Jhon menemui kepala pelayan yang sibuk memberikan perintah."Tuan Karl, setelah menyiapkan kamar tamu apa saya boleh diizinkan membantu pekerjaan pelayan lain di aula pesta?"Kepala pelaya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 46. Gairah Memanggil 21+

    Dua hari setelah Naura mendapatkan tawaran lamaran dari Arjuna, pria itu kembali menghubunginya mengenai pernikahan sepupunya yang berada di Belanda. Sebab, Arjuna meminta Naura untuk menjadi pendampingnya dan tidak ada alasan untuk Naura menolak.Setibanya di Royal Palace Amsterdam, kedatangan mereka segera menjadi pusat perhatian. Dengan dress elegan yang melekat di tubuhnya, Naura melangkah di samping Arjuna dengan raut wajah tenang."Selamat atas pernikahan kalian." Arjuna menjabat tangan sepupu laki-lakinya, William. “Selamat juga untukmu, Tuan Putri.” kali ini Naura yang bersuara sambil memeluk singkat Catharina, Putri Mahkota Kerajaan Belanda yang menjadi istri dari William.Mendengar itu, William tersenyum dan menggenggam erat tangan Arjuna. Dia adalah putra dari paman Arjuna, sang Perdana Menteri Belanda. "Jadi ini wanita yang membuatmu gila saat itu?" tanya William dengan suara rendah, sedangkan yang ditanyai mendelik tajam."Aku hanya bercanda! Tidak perlu serius seperti

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 45. Naura Cemburu. Jadi istriku?

    "Nona, apa Anda baik-baik saja?" Kate menyentuh bahu Naura, keningnya sedikit terlipat karena sudah tiga kali ia memanggil wanita itu namun tidak mendapatkan jawaban. "Iya?" jawab Naura cepat, wajahnya sedikit terkejut. "Bahan khusus yang Anda pesan dari China baru saja tiba, Anda ingin melihatnya sekarang?" tanya Kate. Naura menggeleng singkat. "Tidak perlu, aku percayakan padamu." Kate tersenyum, mengangguk mengerti. Naura menghela napas tipis dan kembali menatap tumpukkan kertas di hadapannya, sejak kejadian kemarin tanpa sadar dia jadi sering melamun. Diandra, Naura belum sempat menanyakan alasan wanita itu tiba-tiba muncul di kediaman Renjana. Ekspresi Arjuna langsung berubah buruk tiap kali nama wanita itu disebut, membuat Naura selalu segera mengurungkan niatnya. Bagaimana hubungan mereka sekarang? Apakah masih ada sesuatu yang belum selesai dan tidak Naura ketahui? Naura memijit keningnya, dia tidak pernah menduga kejadian kemarin benar-benar menghantui pikiran

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 44. Mau Bergabung Denganku?

    "Aku Diandra." wanita itu tersenyum pongah sambil mengulurkan tangannya ke arah Naura. Melihat itu, ekspresi Naura terlihat tenang. Bahkan hampir tidak menampilkan ekspresi apa pun. Namun, saat dia hendak membalas uluran Diandra, Arjuna tiba-tiba menahan tangannya dan menyeretnya pergi."Ayo masuk," ucap Arjuna tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Diandra.Sebelum benar-benar berpisah, Naura dan Diandra sempat saling tatap. Bibir Diandra terus tersenyum sinis, sementara Naura hanya diam dan mengikuti langkah Arjuna.Dari belakang, Naura bisa mendengar suara Damian yang berusaha untuk membawa Diandra menjauh dari Mansion."Nona, mohon jangan buat saya bersikap kasar. Tuan Renjana–""Ternyata Aran sama sekali tidak berubah ya," potong Diandra.Naura yang mendengar nama itu mengernyitkan dahinya diam-diam. Aran? Apa itu panggilan Arjuna dari Diandra?Saat mata Naura kembali menatap Arjuna, raut wajah pria itu terlihat keras. Kondisi pria itu membuat Naura yang ingin meminta penjelasa

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 43. Apa yang Kalian Lakukan?

    Sebelum kembali ke apartemennya, Naura memutuskan untuk menemui Helena terlebih dahulu dan memperkenalkan diri dengan lebih baik.Sebab, menurut Naura, sangat tak sopan apabila ia kembali begitu saja tanpa memperdulikan sang Nyonya Rumah. Lagipula, Arjuna pun berencana untuk mengenalkan Naura sekaligus menjelaskan apa yang telah terjadi selama tiga tahun belakangan ini kepada Helena."Begitu. Aku pasti telah menyinggung perasaanmu." Helena bersuara setelah mendengar penjelasan dari putranya.Naura menggeleng. "Saya mengerti. Nonya Renjana tidak perlu khawatir."Raut wajah Helena berubah menjadi senyum kaku. "Tidak perlu memanggilku sekaku itu. Untuk ke depannya, panggil saja aku Ibu. Sama seperti Arjuna."Naura melirik Arjuna untuk meminta persetujuan.Setelah mendapat anggukan dari pria itu, Naura kembali menatap Helena dan ikut mengangguk. "Baiklah, Ibu." Senyuman tulusnya kembali muncul."Arjuna memang sulit untuk diajak berkomunikasi. Jika kamu mengalami kesulitan, tidak perlu r

DMCA.com Protection Status