Share

Bab 18. Tamparan Zafir

Author: nanadvelyns
last update Last Updated: 2024-09-19 15:26:13

Naura duduk dalam diam di mobil Arjuna karena kedua pria itu bersikeras untuk menawarkan tumpangan secara pribadi untuknya.

Ketika mobil mereka memasuki pintu gerbang villa Wajendra, Naura dapat melihat sosok Zafir yang segera keluar dari pintu bersama dengan Evelyn.

Kedua orang itu menunggu di depan sambil menatap mobil asing Arjuna yang perlahan terbuka.

Setelah keluar dari mobil dengan tenang, Naura berjalan dengan kaki terpincang sembari dipapah oleh Kate.

Apa yang terjadi membuat Zafir dengan cepat menghampiri istrinya dan memegangi wanita itu dari kepala hingga pundaknya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Zafir.

Wajah pria itu terlihat cemas, tapi Naura telah lebih dulu muak dan menepis tangan Zafir dari pipinya.

“Jangan sentuh aku, Zafir”.

Perbuatan Naura membuat Evelyn yang melihat itu segera maju dan mendorong Naura dengan kencang.

Namun, untungnya Kate berdiri di belakang wanita itu sehingga Naura tak terjatuh di depan villa.

"Lancang!!" Kate menatap Evelyn dengan tetapan me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
nina nurnaningsih
disini peraturannya sungguh ribet. ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 19. Aku Akan Menceraikanmu, Naura!

    Hari-hari terus berlanjut dan tak terasa sudah dua hari sejak kejadian awal mula Zafir menampar Naura. Pria itu semakin sibuk menghabiskan waktu bersama Evelyn dan menemani wanita itu, karena Evelyn yang tak sedikitpun melepaskan Zafir bepergian sendirian.Saat berpapasan dengan Naura pagi tadi pun, pria itu hanya bisa menatap Naura dengan sendu, tanpa bisa lepas dari celotehan Evelyn mengenai bunga-bunga di pekarangan Wajendra atau istal yang penuh kuda.Apa yang mereka berdua lakukan saat ini benar-benar persis dengan yang ia dan Zafir lakukan saat berbulan madu ke villa ini beberapa tahun silam.Ingatan-ingatan itu membuat Naura menghela napas dan kemudian duduk di batu besar yang ada di tepi danau buatan milik Wajendra. Wanita itu mengenakan dress piyama berwarna putih dan cardigan untuk melindunginya dari udara dingin.Saat matanya sibuk menatap ke arah bayangan dirinya di permukaan danau, tiba-tiba suara langkah kaki muncul dari belakangnya dan lambat-laun terasa mendekat."Ap

    Last Updated : 2024-09-19
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 20. Bertemu Arjuna (Lagi)

    Naura merasa tidak memiliki hak apa pun lagi setelah Zafir mutlak akan menceraikannya. Entah sebelum atau sesudah pria itu kembali dari rumah sakit, semuanya akan sama saja.Bahkan sejak kepergian Zafir itu ke rumah sakit, segala pesan dan telepon yang Naura kirim tidak pernah dibalas. Tampaknya, Zafir benar-benar sibuk sibuk mengurus Evelyn atas tindakan nekatnya kemarin. Atau mungkin, Evelyn benar-benar terluka? Saat mengingat apa yang terjadi, Naura tersenyum miris. Ternyata membiarkan wanita seperti Evelyn datang ke dalam rumah tangganya adalah sebuah keputusan yang sangat salah.Sebab, pernikahan bertahun-tahun lamanya belum tentu menjamin tumbuhnya kepercayaan dan kesetiaan. Naura menghela napas dan menatap ke sekeliling kamar yang belum sempat ia tempati."Bantu aku mengemasi barang, Kate." Naura berkata pada Kate yang menatapnya dari ambang pintu dengan wajah sendu. Berbeda dari Kate, Naura tampak tegar meski matanya cukup sembab dan rambutnya tak tertata serapi biasanya.S

    Last Updated : 2024-09-20
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 21. Phobia Gelap

    Guncangan kasar dari lift membuat Arjuna berusaha lumayan keras untuk mengeluarkan ponsel dari sakunya. Naura merasakan itu dari gerakannya yang bergetar dan patah-patah. "Kau di mana?" Suara Arjuna terdengar tenang. Dari suara dan nada bicaranya, Naura tahu kalau Arjuna sedang mengubungi Damian. Sebab, hanya dengan pria itu Naura bisa melihat ekspresi natural dari Arjuna yang jarang pria itu perlihatkan."Lobby utama. Ada apa?" suara Damian terdengar di balik telepon. "Lift rusak dan aku terjebak di dalam. Jika dalam tiga puluh menit masalah ini tidak teratasi, gajimu akan kupotong sampai tahun depan," jawab Arjuna cepat. "Apa?! Astaga! Sungguh? Jangan mati dulu Arjuna, aku masih tidak bisa hidup tanpamu!" suara Damian yang terkejut terdengar kencang membuat Naura mengernyitkan dahi.Sepertinya pria itu tahu bahwa Arjuna takut kegelapan. Sebab, sedetik kemudian sambungan telepon dengan cepat mati dan Arjuna kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku. Sementara itu, tangan kiri

    Last Updated : 2024-09-20
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 22. Nyonya Besar Wajendra

    "Naura."Suara mangkuk sup yang diletakkan di atas meja membuat Naura tersadar dan segera mengangkat pandangannya. "Ibu?" Kening Naura terlipat dalam dan matanya membelalak, karena ibu mertuanya, Malini, tiba-tiba duduk di depannya. Tanpa mempedulikan ekspresi bingung Naura, Malini duduk dengan tenang di kursinya. "Astaga, kamu terlihat kurus sekali sekarang. Menantu Wajendra tidak bisa dibiarkan seperti ini. Aku–""Ibu sudah tahu apa yang terjadi pada pernikahan kami, bukan?" Naura memotong kalimat Malini, membuat ekspresi khawatir wanita itu menghilang. "Pertengkaran di sebuah rumah tangga adalah hal yang biasa, Naura. Dulu aku juga sering merasakannya. Kalian juga sudah saling mengenal lama, apa susahnya kembali berdiskusi tanpa melibatkan perceraian?" Naura tersenyum tipis. “Aku tidak bisa, Bu. Kehadiran Evelyn dan perubahan sikap Zafir membuatku tak mampu menerimanya."Malini menghela napas tipis, "Tetapi bukankah kamu sudah terbiasa dengan pernikahan yang memiliki lebih dari

    Last Updated : 2024-09-21
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 23. Gunakan Aku, Naura.

    Malini memberontak keras begitu petugas keamanan maju menyeretnya keluar setelah diperintah oleh Arjuna. Pria itu lalu menggenggam tangan Naura erat dan bisa ia rasakan tangan Naura yang bergetar dan air mata yang mengalir dari mata wanita itu."Kita akan pergi dari sini. Berpeganglah padaku, karena kakimu yang lemas hanya akan membuatmu terjatuh." Setelah itu, Naura dipapah pergi bersama dengan Damian yang mengekor di belakangnya. Sebelum benar-benar pergi, Arjuna menggratiskan sarapan pagi itu kepada semua pengunjung sebagai bentuk kompensasi atas ketidaknyamanan yang terjadi.Arjuna membawa Naura ke area yang tak pernah dikunjungi oleh tamu hotel lainnya, yakni sebuah balkon khusus yang biasa digunakan untuk menjamu keluarga Kerajaan. Pria itu menyodorkan sebotol air mineral ke arah Naura agar Naura bisa menghilangkan rasa syok yang sempat ia alami. "Tenangkan dirimu. Apa maksud ucapan Nyonya Besar Wajendra sebelumnya?" tanya Arjuna. Pria itu menatap dalam wajah lemas Naura, t

    Last Updated : 2024-09-21
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 24. Pengadilan Agama

    Setelah menandatangani surat cerai yang dikirim oleh Zafir, Naura berbegas pulang ke Indonesia dan menempati rumahnya yang baru. Wanita itu sengaja tidak pulang ke Mansion Wajendra dan memilih untuk tinggal secara mandiri demi menghindari pertengkaran yang tidak perlu.Selain itu, Naura juga membutuhkan tempat untuk mempersiapkan diri dan mentalnya demi menjalani sidang terbuka yang dijadwalkan secara oleh Malini dengan baik.Naura sempat menolak keras keputusan Malini dengan jenis sidang yang dilakukan, tapi Mantan Ibu Mertuanya itu terus gigih untuk menunggangi traffic demi membersihkan nama Zafir.Oleh karena itu, tak ada hal lain yang bisa dilakukan Naura selain mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang bisa terjadi.Di hari sidang, kondisi pengadilan agama tampak ramai karena perceraian Naura Tirta dan Zafir Wajendra yang selalu harmonis memang tengah menjadi trending topik di media sosial.Seturunnya Naura dari mobil, wanita itu dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke

    Last Updated : 2024-09-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 25. Evelyn Terekspos

    “Benar begitu, Tuan Wajendra?”Suara berat itu memaksa Zafir yang awalnya menatap lurus ke depan untuk mendongak ke arah hakim yang kini memandangnya. Zafir lalu kembali menatap ke arah samping hingga pandangannya dan Naura kembali bertemu. Saat ini, Naura sudah sangat siap apabila Zafir melontarkan kalimat penuh duri untuknya seperti Malini. Namun, alih-alih mengikuti tindakan ibunya, pengakuan Zafir membuatnya terkejut.“Benar, Yang Mulia. Rumor mengenai perselingkuhannya dengan Tuan Renjana itu memang tidak benar. Alasan sesungguhnya kami bercerai memang hanya hubungan yang tidak lagi selaras dan faktor keturunan."Pria itu justru bertindak sebaliknya. Bahkan Zafir sama sekali tak menatap ke arah Malini yang mulai menampilkan wajah masam.Setelah berbagai macam saksi dan pengakuan dari terduga, sidang pun ditutup. Zafir dan Naura, mereka resmi bercerai. "Kamu seharusnya membahas Arjuna, Zafir. Wanita itu harus diberi pelajaran untuk hancur!" Suara Malini yang berkata marah ke

    Last Updated : 2024-09-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 26. Pasangan yang Berbeda

    "Aku sudah katakan untuk tidak meninggalkan Mansion, bukan? Kenapa tiba-tiba muncul di hadapan banyak wartawan?" ujar Zafir terlihat sangat kesal. Mereka sekarang sudah berada di dalam mobil menuju Mansion. Evelyn mengerutkan keningnya, raut wajahnya mengatakan bahwa dia tidak mengerti mengapa Zafir sangat marah padanya. "Aku hanya ingin menjemputmu, Zafir. Aku–"Zafir menghela napas gusar dan berkata dengan suara kencang, "Tapi itu tidak perlu, Evelyn!! Tidak bisakah kamu mengerti situasi?" "Tindakanmu yang muncul tiba-tiba dengan perut besar setelah perceraianku telah menghancurkan citra yang berusaha kupertahankan!" lanjutnya pria itu lagi.Kedua mata Evelyn berkaca-kaca. Bukan itu niatnya. "Namun, bukankah kamu yang mengatakan bahwa aku adalah calon Nyonya Wajendra? Sebagai Nyonya Wajendra, harus percaya diri dan tidak perlu takut pada apa pun. Jadi aku hanya ingin mendampingi–""Sekarang bukan waktu yang tepat! Paham tidak?!" Zafir memotong keras kalimat Evelyn dan membuat wa

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 171. Tunangan Renjana dan Nyonya Tirta

    Senyum Jordan yang semula ramah kini berubah sama dinginnya dengan Naura, kilatan kebencian muncul selintas di matanya. "Nyonya Tirta, alangkah baiknya jika Anda tidak ikut campur lebih dalam. Internal Renjana adalah sesuatu yang tidak bisa diusik pihak manapun, saya peringat--""Tuan Jordan, apa kalimat saya yang sebelumnya kurang jelas untuk Anda?" potong Naura, tidak takut pada penekanan Jordan. "Aku adalah bibi Arjuna, berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini?! Aku sungguh tidak akan rela jika ternyata keponakanku menikahi wanita angkuh sepertimu!" balas Lina sambil terus menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Tidak ada maksud sedikitpun untuk dianggap angkuh. Tetapi amanah tetaplah amanah, saya hanya ingin menjaga kepercayaan calon ibu mertua saya." Jordan mengerutkan keningnya. "Apa kami menurutmu adalah kekonyolan Renjana? Saya adalah sepupu yang jelas memiliki darah kental Renjana seperti Arjuna, di mana etika Anda--""Tuan Jordan, jika itu yang memang Anda

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 170. Kerabat dan Sahabat

    Naura menatap Zafir dingin, saat pandangan mata mereka bertemu perasaan jauh yang membeku semakin terasa. Pria itu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri kerjasama Wajendra dan Tirta hanya karena darah untuk Arjuna? Jika kerjasama dibatalkan maka kemungkinan besar kedua belah pihak akan rugi puluhan miliar dalam sekejap, Naura tidak mengerti jalan pikiran Zafir saat ini. Naura kemudian menarik kasar tangannya dari Zafir, membuat kembali jarak di antara mereka. "Itu keputusanmu?" tanya Naura. Zafir tidak menjawab, matanya hanya menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Kalau begitu terima kasih banyak atas waktu yang telah Anda sisihkan untuk saya. Mohon maaf jika mengganggu--""Justru harusnya aku yang bertanya. Apa ini keputusan yang kamu ambil? Pria itu sedang berada di ambang kehancuran dan--""Saya permisi, tuan Wajendra. Masalah pembatalan kerjasama, mari kita bicarakan setelah ini. Saya masih memiliki keperluan lain, terima kasih." Potong Naura balik, lalu melangkah ke

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 169. Demi Arjuna

    Keesokan harinya, mobil Naura mulai memasuki wilayah Mansion Wajendra. Pintu gerbang terbuka lebar tanpa ragu, seolah sang tuan rumah telah memberikan amanat untuk menyambut kedatangannya kapanpun. Tanpa Naura tahu, beberapa meter sebelum mobilnya melewati gerbang masuk Mansion Wajendra seseorang berlari cepat ke dalam.Begitu mobil terparkir rapi di halaman depan, belum sempat Naura keluar dari mobilnya dari arah dalam Mansion muncul Zafir yang melangkah keluar sambil menggendong Zevan. Naura turun dengan tenang, memasang senyum tipis sebagai bentuk formalitas."Naura?" ucap Zafir dengan raut wajah yang tertegun, seolah tak menyangka Naura mengunjunginya. Naura mengangguk tipis. "Maaf karena saya berkunjung tanpa menghubungi Anda lebih dulu, tuan Wajendra."Zafir tersenyum semakin luas, menggeleng pelan. "Masuk dulu, kebetulan aku juga memiliki beberapa hal yang perlu disampaikan.""Mama!" Zevan tiba-tiba berbicara, anak itu tersenyum riang ke arahnya. Naura tertegun, seingatnya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 168. Darah AB Rhesus Negatif

    Semua orang di ruang interogasi membatu di posisinya begitu melihat Naura menampar keras Diandra. "Jangan limpahkan emosimu pada orang lain, kamu sendiri lah yang mengkhianati Arjuna di masa lalu," ucap Naura dingin, lalu terdiam sejenak dan melanjutkan. "Tirta kotor karena rela melakukan apapun demi uang? Bukankah semua manusia memiliki perasaan seperti itu? Tetapi setidaknya mereka tidak menggunakan cara untuk merangkak ke ranjang penguasa dan mengkhianati pasangan sendiri."Semua orang menahan napas dalam, kalimat Naura sangat tajam dan valid. Tidak ada yang bisa membantah wanita itu. Tetapi Diandra perlahan kembali tersenyum dan menatap Naura datar. "Dia juga akan meninggalkanmu, Naura. Seperti mantan suamimu itu," ucap Diandra dengan seringaian tipisnya. Naura masih tetap tenang. "Itu hanya harapan pribadimu, bukan?"Diandra terkekeh. "Benar, tetapi kenyataannya juga akan begitu. Aku peringatkan kamu untuk tidak terlalu percaya pada Aran. Dia tidak jauh berbeda seperti manta

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 167. Interogasi Diandra

    Naura melangkah masuk ke bilik rumah sakit Arjuna, dia melihat sosok Helena yang bahkan tak berubah posisi sejak awal kepergiannya serta kondisi Arjuna yang masih belum sadar.Helena yang menyadari kedatangan Naura pun menoleh cepat, pandangan matanya masih lemas dan cemas. "Ibu." Naura mendekati Helena dan memeluknya, membuat Helena perlahan kembali terisak. Ia mengelus lembut punggung Helena yang gemetar. "Semuanya akan baik-baik saja, bu.""Bagaimana... Bagaimana jika tidak?" balas Helena lirih. "Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja," jawab Naura cepat. Helena melepas pelukan mereka, lalu menggenggam lembut tangan Naura. Naura tersenyum tipis. "Aku sudah menenangkan para investor, perusahaan Renjana akan baik-baik saja setidaknya untuk satu minggu kedepan." Lalu ia melirik Arjuna. "Bagaimanapun kehadiran Arjuna sangat penting. Jika dalam satu minggu Arjuna belum bangun, kita harus memiliki rencana yang lain."Helena terdiam, meskipun di awal dia sempat lega mendengar p

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 166. Althaf Batista

    Naura menarik napas dalam sebelum melangkah keluar dari mobil. Ditemani Damian dan Kate, Naura berjalan mantap masuk ke dalam gedung perusahaan utama Renjana. Aura dominasinya terasa kental, banyak orang yang menatapnya bingung namun enggan bertanya begitu pandangan mereka bertemu. Saat pintu ruang rapat terbuka, kakinya melangkah masuk dengan elegan. Seluruh investor dan jajaran petinggi Renjana spontan berdiri, namun raut wajah mereka nampak kebingungan. Setelah duduk di kursi pemimpin rapat, suara bisik-bisik gaduh semakin terdengar. Tetapi kericuhan itu terhenti begitu Naura meraih mic di atas mejanya. "Selamat sore, para investor serta jajaran Renjana yang terhormat." Hening. Semua orang seolah menahan napas, tak ada satupun yang menggeser tatapannya dari Naura. "Kehadiran saya di sini tidak lebih dari menjalankan mandat dari nyonya besar Renjana. Oleh karena itu, saya--""Jadi benar bahwa tuan Renjana dalam keadaan kritis?""Apa?! Berita itu benar?! Lalu bagaimana masa d

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 165. Giliran Naura

    Tubuh Arjuna perlahan melemas, keduanya perlahan terduduk di aspal dengan posisi saling memeluk. Mata Naura masih mengunci sosok Diandra yang ikut menatap syok. Tak lama Damian muncul dengan pengawal Renjana, tubuh Diandra ditarik kasar dan diseret menjauh. Damian membantu Naura untuk menopang tubuh Arjuna, lalu mobil datang dan segera membawa mereka ke rumah sakit. Raut wajah Arjuna kini pucat total, keringat dingin dan darah segar membasahi tubuhnya. Tangan Naura gemetar menggenggam lengan pria itu, kedua matanya sedikit memerah karena menahan rasa takut di hatinya. Arjuna harus baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja. Naura berusaha terus menanamkan pikiran positif di kepalanya. Sampai di rumah sakit, pihak mereka bergegas memindahkan tubuh Arjuna ke ranjang roda. Mereka melangkah cepat menuju ruang operasi darurat. Arjuna mulai tak sadarkan diri, sedangkan darahnya masih terus mengalir. Wajah Naura ikut pucat karena khawatir, sekujur tubuhnya dingin melihat pri

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 164. Tak Terduga

    Pagi hari Naura tidak bersiap ke kantor atau butik seperti biasanya, wanita itu kini tengah sibuk mengaduk adonan cheesecake di dapur. Mengingat janjinya pada Ana kemarin, dia dengan senang hati mengabulkan permintaan anak manis yang selalu bergelayut manja padanya. Menunggu kue benar-benar matang sempurna di dalam oven, Naura mencuci tangannya dan meraih ponsel di atas meja. Naura membuatkan kue untuk beberapa orang, tidak hanya Ana. Tetapi untuk itu ia ingin memberi Arjuna sebagai orang pertama yang menerima masakannya. Dua hingga empat panggilan, tak ada satupun yang terjawab. Naura mengerutkan keningnya tipis, tidak biasanya Arjuna mengabaikan panggilannya. "Nyonya, apa... Sisa kue ini bisa saya bagikan ke tuan Damian?" tanya Kate yang juga ikut membantu Naura di dapur. Naura menoleh dan tersenyum. "Tentu saja." Lalu ia teringat kejadian di pantai saat dirinya tengah prewedding. "Kate.""Ya, nyonya?" balas Kate cepat sambil merapikan barang-barang dapur. "Apa hubunganmu de

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 163. Sesuatu Milik Damian

    Naura dan Helena kembali masuk ke dalam, Arjuna masih sibuk menutup mulut Ana yang terus protes. Naura terkekeh, lalu membuka kedua tangannya ke arah Ana. Arjuna yang melihat itu segera melepas Ana, anak itu langsung berlarian ke arah Naura. Naura menggendong Ana kecil yang sangat menggemaskan, lalu kembali duduk di sofa ruang tengah dengan Helena. Tetapi karena dasarnya Ana adalah anak kecil yang sangat aktif, gerakan sembrono anak itu tidak sengaja menjatuhkan tas kerja Naura. Buku resep baking pun terlihat jelas, membuat Helena dan Arjuna merasa tertarik. "Kamu sedang belajar memasak?" tanya Arjuna. Naura menyimpan cepat buku itu ke dalam tas-nya kembali, lalu mengangguk. "Iya, tepatnya baking."Helena tersenyum senang. "Ah... Aku semakin tenang menitipkan putra sulung ku padamu, sayang. Benar-benar calon istri yang sangat perhatian." Wajah Naura sedikit memerah mendengar pujian Helena, lalu dia menjawab,"Ini juga ada keperluan bisnis, bu. Aku tertarik membangun bisnis di b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status