Fara membanting pintu ruang kerja Andaru kemarahan yang siang tadi di pendam kini ia lampiaskan pada putra tunggalnya."Bagaimana bisa wanita sialan itu masih hidup? Bukankah dia sudah mati saat kecelakaan malam itu?" Fara menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang."Mama, ada apa lagi sampai Mama marah-marah seperti ini? Itu kenapa pintu yang tidak salah mama banting?" Andaru menutup laptopnya menghampiri dan duduk di samping Fara."Kamu jadi anak setiap kali Mama cerita pasti jawabannya yang tidak penting. Daru jawab pertanyaan Mama, bagaimana mungkin wanita itu bisa tetap hidup? Bukankah dia sudah mati pada malam kecelakaan itu? Kenapa dia terlihat baik-baik saja, seperti tidak ada bedanya. Bahkan jauh lebih cantik dari sebelumnya?" Fara menyesap air yang di berikan Andaru padanya."Sudahlah Ma, aku gak mau pusing! Sekarang pikirkan bagaimana caranya supaya aku bisa menyingkirkan wanita itu dari perusahaan pak Hasta," "Bodoh atau bagaimana sih? Masa kamu menyingkirkan wanita itu saja tid
"Yang mana rumah kamu, Husna?" tanya Hasta saat mereka berada di sekitar rumah tempat yang menjadi istirahat Husna setelah lelah beraktivitas. Hasta sebenarnya sudah tak tahu tempat tinggal Husna namun ia tidak ingin semua yang baru ia mulai akan berakhir setelah Husna mengetahui bahwa hasta adalah orang yang menanggung semua biaya kehidupan Husna sehingga tempat tinggal Husna saat ini."Lurus aja nanti rumahku ada di ujung, maksudnya adalah saya–" ujarnya merasa segan."Tidak masalah, sudah sampai turun dan istirahat. Jangan lupa untuk proyek baru kamu. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana," "Pasti saya mengingatnya, terima kasih karena bapak sudah mengantar saya. Tapi mohon maaf karena saya tidak menawarkan anda untuk masuk ke rumah saya karena dari rumah saya tidak siapapun hanya ada saya. Saya tidak ingin kedatangan pak Hasta menjadi fitnah." "Saya tahu, masuklah. Aku akan pergi jika kamu sudah ada di dalam." Tanpa menjawab apapun Husna masuk ke dalam dan semua yang dia la
Gelengan kepala Husna untuk berapa kali membuatnya yakin jika Husna tidak mengingat siapa dirinya."Sudahlah kamu tidak perlu mengingat apapun bekerja dengan baik dan kumpulkan uang yang banyak rancang masa depanmu yang lebih baik lagi dan tunggu kembalinya putrimu yang cantik maka semuanya akan indah seperti yang kamu harapkan tidak ada lagi yang orang-orang yang akan mengganggumu dan aku menjamin hal itu dan ini adalah janjiku padamu. Aku akan menjadi penolong dan akan selalu menjadi pelindung untuk kalian berdua."Husna memberanikan diri menoleh ke arah samping ditatapnya pria yang memiliki rahang tegas dan wajahnya begitu tampan dan hidung yang mancung bahkan kulitnya yang begitu bersih membuat Husna tidak yakin akan pikirannya saat ini."Kamu tidak perlu menatapku seperti itu. Aku sadar jika aku sangat tampan dan semua wanita akan memujaku jadi kondisikan matamu!" Husna tersentak dengan cepat memalingkan wajahnya dari tatapan Hasta."Menyebalkan!""Bukan menyebalkan, tapi menyenan
Suara Hasta berhasil melepaskan cengkraman tangan Andaru. Husna dengan cepat menghindar dari Andaru walau Ia pun terkejut dengan perkataan Hasta mengenai dirinya."Pak Hasta, Maaf sebelumnya bisa dijelaskan maksud dari perkataan Anda tadi?" Andaru mengerutkan keningnya mendengar penuturan tegas dari Hasta seorang pria lajang yang usianya tidak jauh darinya tiba-tiba mengakui bahwa Husna adalah calon istrinya bahkan ia tahu betul siapa laki-laki yang bernama Hasta.Pria yang begitu dingin tidak sedikit dari mereka para wanita memilih mundur karena sikapnya dan Andaru tahu betul soal itu. Seorang Hasta tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain sekretarisnya yang kini memilih menjadi ibu rumah tangga setelah menikah."Ada apa pak Andaru? Sepertinya anda pun tidak percaya dengan kata-kata saya barusan? Atau anda juga menginginkan calon istri saya?""Pergilah dan tidak perlu bersikap kurang ajar terhadap Husna! Karena wanita itu adalah calon pemilik dari perusahaan ini!" lanjutnya teg
Linda menutup mulutnya tidak percaya dengan cerita Husna namun, kenyataan benar adanya bahwa Husna adalah mantan istri dari Andaru."Ya Lin, putriku adalah putri dari Andaru yang sampai saat ini tidak dikenalinya bahkan ia tidak tahu jika kejadian malam itu menghadirkan sebuah putri yang itu sangat cantik. Kecantikannya begitu sempurna walau putriku memiliki kekurangan karena satu kejadian, maafkan aku. Aku tidak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya suatu saat aku akan menceritakannya padamu jika ada waktu datanglah ke rumahku," lirihnya beberapa kali mengusap air matanya dengan kasar ingatannya kembali di malam di mana sebuah mobil merenggut salah satu putrinya dan putrinya yang lain harus kehilangan penglihatannya dan kakinya pun harus lumpuh."Jangan ceritakan apapun padaku, aku tahu apa yang terjadi dan aku hanya bisa mendoakan dan mendukung tanpa bisa membantumu. Aku pasti akan datang mengunjungimu di rumah tapi, aku minta untuk tidak keluar dari perusahaan ini kamu harus me
"Sudah, jangan ada air mata lagi. Menangislah nanti tapi air mata bahagia jangan ada kesedihan lagi tetaplah menjadi Husna yang terbaik untukku, Husna sahabatku yang begitu manis dan Husna wanita yang terhebat itu." Mereka saling berpelukan memberikan kekuatan masing-masing, Husna yang begitu bahagia bertemu dengan Linda begitu juga sebaliknya untuk pertama kalinya Linda memiliki sahabat seperti Husna bahkan secara tidak langsung bisa mengajarkannya arti sebuah kesabaran, perjuangan dan pengorbanan."Ayo aku akan traktir kamu makan pecel ayam di kantin. Harganya tidak mahal Lin, cuma dua puluh ribu. Aku tidak mau mendengar kata penolakan dari kamu sekarang ikutlah denganku!" Husna menarik pergelangan tangan Linda dan mengajaknya ke kantin yang berada di lantai bawah tanpa mereka sadari sosok pria dengan tatapan tajam bahkan beberapa kali mengusap bulir bening mengalir antara bahagia dan sedih menyatu melihat sosok yang kinie jauh darinya namun, ia tidak membiarkan wanitanya dalam baha
Husna mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ucapannya saat suara Rini memenuhi ruangan lift."Diam kau wanita rendahan! Aku sendang bicara jadi kau cukup diam dan dengarkan aku!! Aku mau kamu meninggalkan kantor ini, jika tidak!!" tatapan nyalang Rini berhasil mengukir senyum licik di bibir Della."Mampus, kamu Husna." gumamnya tanpa di dengar oleh Husna dan Rini."Kalau aku adalah wanita rendahan lalu kamu, apa? Apa harga dirimu tidak ada? Sampai seorang wanita seperti dirimu merendahkan diri hanya untuk mendapatkan cinta seseorang? Begitu hina hingga mengemis dan menghancurkan orang lain hanya demi seseorang yang tidak akan bisa menerima cintamu? Jadi di sini siapa yang memiliki harga diri yang begitu rendah bahkan, seperti yang kau katakan siang tadi maka kata-kata itu cocok untukmu, bukan aku." ucap Husna tenang, begitu tenang hingga Rini dan Della terdiam tanpa bisa mengucapkan kata untuk membalas Husna."Kurang ajar!! Kamu orang baru di perusahaan ini. Jaga sikapmu jika tidak–"
Andaru tersentak kedatangan wanita yang sudah melahirkannya dengan wajah yang merah padam membuat Andaru berusaha untuk bersikap tenang walau ia tahu jika ada sesuatu yang sangat besar sehingga wajah ibunya terlihat tidak bersahabat."M– maksud Mama, apa?" tanya Andaru berusaha menenangkan detak jantungnya."Jangan bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu Andaru! Katakan pada Mama apa benar wanita itu mengandung?" ucapan Fara kembali mengejutkan Andaru. Selama ini tidak ada yang tahu permasalahan antara dirinya dengan Husna bahkan malam pertama yang terakhir dengan paksaan. Andaru mengambil kesucian Husna meski wanita yang sampai detik ini masih berstatus sebagai istrinya tidak menyadari jika dia hanyalah menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh Husna."Mama bicara apa sih? Mana mungkin aku tertarik dengan wanita murahan seperti dia! Aku cuma bisa menginginkan tubuh Vlora. Tidak mungkin aku bisa nikmati tubuh wanita lain." Andaru duduk dengan tenang kali ini dia mampu menyembunyikan
"Kapan kamu kenal aku? Sejak lama aku menyembunyikan siapa aku. Tapi kamu menuduh aku sengaja melakukan ini padamu? Bahkan saat aku masih sekolah aku sudah menyembunyikan semuanya, kamu ingat saat aku meminta untuk resepsi pernikahan kita? Hari itu adalah hari spesial di mana aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya aku ingin memberikan kekuatan itu padamu tapi nyatanya aku yang di berikan kejutan ini darimu. Sudahlah Kay, kita tidak perlu lagi membahas yang tidak penting jalani hidup kita." "Tidak bisa Zel, aku cinta sama kamu. Aku akan mempertahankan pernikahan kita apapun itu,""Dan aku akan menceraikan kamu Kay. Seberapa kuat kamu mempertahankan, sekuat itu pula aku akan pisah dari kamu.""Tidak akan. Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki kamu."Kayan menari kasar pergelangan tangan Zelena namun tiba-tiba dari arah samping seseorang mencekal tangan Kayan yang ingin menyentuh wajah Zelena.Bugh!!"Brengsek dia wanita! Lawan aku j
"Anda jangan becanda pak Hasta. Zelena hanya anak kampung bahkan saya sendiri yang menikahinya. Lelucon Anda kurang kreatif pak Hasta." Ujar Kayan tertawa bahkan ibu dan istrinya turut tertawa tetapi tidak dengan Iva dan Denta mereka saling pandang dan menarik kerudung yang di pakai oleh Zelena."Aku tidak bercanda dengan orang asing. Aku lebih suka bercanda dengan keluarga." "Tapi tidak mungkin kalau Zelena anak pak Hasta, karena waktu itu saya menikahinya–""Dengan dia?" Hasta menunjuk kearah Andaru dan Indri mereka mendekati terkejut dengan sikap orang tua dan saudara Kayan pada Zelena."Sayang kamu kenapa nak? Jadi ini yang membuat kamu tidak ingin menghubungi dan minta pada kami untuk diam? Ini yang kata kamu akan menyelesaikan semuanya seorang diri? Lihat bahkan di hadapan kami dan banyak orang mereka tidak menghargai kamu sayang," Husna dan Indri saling melepaskan tangan Denta dan Iva yang berbuat kasar pada Zelena."Ini lelucon,"Hasta meminta mereka untuk pergi begitu juga p
Setelah malam itu Zelena tidak lagi memperdulikan kebutuhan keluarga Kayan. Waktunya ia habiskan untuk bekerja dan bekerja menyelesaikan tugas rumah dan menikmati harinya tanpa mengikuti perintah dari anggota keluarga Kayan untuk memasak makanan yang mereka sukai.Hanya menghitung jam lagi maka semuanya akan terungkap dan Zelena pun tidak ingin terlalu lama menundanya lagi.Terdengar suara teriakan dari luar terdengar dengan jelas jika itu adalah suara Gaina dan menantu kesayangannya."Zelena. Kamu ngapain aja di dalam kamar hah? Kamu udah tau pagi-pagi harus menyiapkan apa dulu sebelum berangkat bekerja, apa harus aku ingatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik? Jadi orang pemalas minta ampun." Gaina menggedor kamar Zelena dibantu oleh menantu kesayangannya. Namun pada saat mereka mendorong pintu bersamaan dengan Zelena yang membuka pintu sehingga tubuh mereka tersungkur ke depan beruntung Zelena membantu Shella sehingga tidak sampai terjatuh karena akan sangat membahayakan ka
Zelena menoleh kearah pria di sampingnya sosok yang tidak di kenalinya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan."Hapus air mata kamu." Ucapnya tegas."Terima kasih," Zelena meraih sapu tangan yang di sodorkan pria di sampingnya."Tidak perlu terima kasih, sudah seharusnya aku lakukan itu. Hum, Zelena bisa kita bicara sebentar?" Tristan berusaha untuk bicara dengan Zelena meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak di pungkiri kesakitan yang di alami oleh Zelena karena ulahnya yang turut adil dalam taruhan itu."Maaf sepertinya saya harus pulang sekarang." Zelena berlaku meninggalkan Tristan. Tidak bermaksud untuk menghindar tetapi getar di ponselnya yang membawanya pergi dari hadapan Tristan."Zelena tunggu!""Kamu tidak ingin mendengar aku bicara? Setidaknya izinkan aku mengatakan sekarang,""Mengatakan sekarang?""Ya, aku minta maaf. Karena aku, kamu jadi seperti ini, kenalkan aku Tristan dan aku adalah –""Kenapa tidak di lanjutkan?""Aku adalah orang yang te
Setelah perdebatan panjang Zelena berhasil pergi untuk memulai dengan mencari informasi perusahaan yang ingin ia datangi. Sesuai arahan sang adik tentunya Zelena mendatangi kantor di mana Kayan sebagai direktur."Selamat pagi mbak bisa saya bantu?" sapa resepsionis."Pagi mbak, begini saya datang sesuai informasi yang saya dapatkan dari pak Kayan jika perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan. Saya di minta, "Pak Kayan? Kamu siapanya?" "Saya,""Saya apa cepetan!""Saya temannya dan kebetulan saya,""Tunggu dulu, saya kasih kabar pak Kayan dulu." Zelena mengangguk memilih menunggu sampai wanita di depannya selesai menghubungi seseorang yang mungkin saja adalah Kayan."Mbak langsung aja naik ke atas. Pak Kayan sudah menunggu katanya." Ujarnya acuh tanpa melihat kearah Zelena."Terima kasih Mbak, selamat bekerja. Jangan lupa tersenyum," Zelena berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift.Sampai di lantai yang di maksud Zelena di kejutkan dengan kehadiran Kayan yang ada di depan lift.
Kayan melempar semua barang yang ada di kamar mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Tristan mengenai Shella kekasihnya meski mereka sudah menikah secara siri namun Kayan berusaha untuk menyembunyikannya dan selalu menganggap bahwa Shella adalah kekasihnya bukan istri."Kay Ada apa sih kamu buang barang sampai hancur gini? Ada apa? Bukannya kamu siap-siap mengajak kita untuk makan di luar tapi kamu cuma marah-marah di kamar seperti ini. Apa kamu tidak jadi menerima jabatan sebagai direktur?" Gaina mendatangi kamar pribadi milik Kayan yang tidak seperti biasanya pulang kerja memilih berdiam diri di dalam kamar utama."Mama kalau aku memilih mempertahankan Zelena apakah mama bersedia menerima sebagai menantu?" Kayan bertanya dengan hati-hati.Gemuruh dalam hatinya mengingat jika Zelena yang sebenarnya telah lama menempati hatinya kini harus menjadi jalan untuk mendapatkan harta yang di inginkannya."Maksud kamu apa? Jangan bilang kamu akan memilih Zelena dan mengembalikan semua harta y
Zelena menghentikan suapannya kali ini ia menatap wajah wanita di depannya wanita yang ia ketahui adalah ibu mertuanya."Maksud Mama?" "Panggil aku ibu jangan Mama. Aku tidak suka itu, cukup anak-anakku yang memanggilku Mama tidak dengan kamu."Zelena mengangguk kembali melanjutkan makannya. "Seperti yang tadi Mama bilang sama kamu, Mama bebaskan kamu dari gudang tapi ada syaratnya. Kalau kamu bisa memenuhi syarat dari mama kamu bisa bebas di rumah ini. Tanpa harus menderita di dalam gudang tentunya kamu bisa menikmati fasilitas rumah ini yaitu tidur di dalam kamar mewah. Mama yakin ini baru pertama kalinya kamu tidur di kasur empuk.""Bebas seperti apa? Dan kenapa Mama lagi? Bukankah mama tidak ingin aku menyebut mama melainkan ibu?" Zelena tidak ingin menanggapi ucapan ibu mertuanya. Jangankan kasur yang empuk bahkan tidur di hotel berbintang dan kamar VVIP sudah di rasakan oleh Zelena. Tentu Zelena tidak menceritakan pada ibu mertuanya kalau dirinya memiliki rumah yang lebih mew
Bukan hanya Husna dan Hasta tetapi juga Andaru dan Indri mereka benar-benar mengkhawatirkan kondisi Zelena yang tidak ada kabar. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh mereka yakni Cavin pria remaja yang berstatus sebagai adik Zelena ternyata sudah memiliki firasat yang berbeda terhadap pria yang mengaku sebagai kekasih kakaknya.Di dalam kamar Cavin tidak hentinya mencari tahu keberadaan sang kakak bahkan dia rela meminta pada seseorang untuk mencari keberadaan Kayan."Aku sendiri yang akan melenyapkan kamu jika saja menyentuh kulit kakak 'ku." Ujar Cavin mengepalkan tangannya.Cavin yang kini telah menginjak remaja begitu menjaga sang kakak walau Zelena jauh dari pandangannya tetapi Cavin tidak lepas memperhatikan dan menjaganya dan kali ini untuk pertama kalinya gagal. Meski tetap bergerak tanpa sepengetahuan orang tua dan kakaknya tetapi sama halnya dengan yang lain ia pun kehilangan jejak Zelena. Cavin tidak tinggal diam seperti sekarang tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya
"Tapi ma, apa itu harus?" Kayan mencoba untuk negoisasi dengan ibunya mana mungkin dia bisa mengurung Zelena di dalam gudang yang gelap dan pengap."Kenapa tidak. Jangan bilang kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada wanita kampungan seperti dia." Gaina menatap tidak suka pada putranya."Siapa yang jatuh cinta padanya? Tujuan kita adalah harta jabatan dan nama pasar kita sudah mendapatkannya meskipun harus menunggu dua bulan lagi tapi aku tidak tahan satu atap bersamanya. Tapi mengingat jika dia mengetahui apa yang kita lakukan pada wanita ini tentu dia akan marah pada kita Aku hanya takut jika semua fasilitas yang diberikan dia pada kita akan diambil lagi olehnya." Ujar Kayan gelisah."Kamu tidak perlu khawatir Mama sudah menyiapkan rencana lain, pokoknya wanita ini harus kita kurung di gudang beri dia pelajaran Karena dia sudah lancang membuka kamar pribadi kamu." Gaina menyeret tubuh Zelena yang tidak berdaya."Hei, bangun kamu jangan keenakan tidur sekalipun ini cuma gudang tapi s