Gelengan kepala Husna untuk berapa kali membuatnya yakin jika Husna tidak mengingat siapa dirinya."Sudahlah kamu tidak perlu mengingat apapun bekerja dengan baik dan kumpulkan uang yang banyak rancang masa depanmu yang lebih baik lagi dan tunggu kembalinya putrimu yang cantik maka semuanya akan indah seperti yang kamu harapkan tidak ada lagi yang orang-orang yang akan mengganggumu dan aku menjamin hal itu dan ini adalah janjiku padamu. Aku akan menjadi penolong dan akan selalu menjadi pelindung untuk kalian berdua."Husna memberanikan diri menoleh ke arah samping ditatapnya pria yang memiliki rahang tegas dan wajahnya begitu tampan dan hidung yang mancung bahkan kulitnya yang begitu bersih membuat Husna tidak yakin akan pikirannya saat ini."Kamu tidak perlu menatapku seperti itu. Aku sadar jika aku sangat tampan dan semua wanita akan memujaku jadi kondisikan matamu!" Husna tersentak dengan cepat memalingkan wajahnya dari tatapan Hasta."Menyebalkan!""Bukan menyebalkan, tapi menyenan
Suara Hasta berhasil melepaskan cengkraman tangan Andaru. Husna dengan cepat menghindar dari Andaru walau Ia pun terkejut dengan perkataan Hasta mengenai dirinya."Pak Hasta, Maaf sebelumnya bisa dijelaskan maksud dari perkataan Anda tadi?" Andaru mengerutkan keningnya mendengar penuturan tegas dari Hasta seorang pria lajang yang usianya tidak jauh darinya tiba-tiba mengakui bahwa Husna adalah calon istrinya bahkan ia tahu betul siapa laki-laki yang bernama Hasta.Pria yang begitu dingin tidak sedikit dari mereka para wanita memilih mundur karena sikapnya dan Andaru tahu betul soal itu. Seorang Hasta tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain sekretarisnya yang kini memilih menjadi ibu rumah tangga setelah menikah."Ada apa pak Andaru? Sepertinya anda pun tidak percaya dengan kata-kata saya barusan? Atau anda juga menginginkan calon istri saya?""Pergilah dan tidak perlu bersikap kurang ajar terhadap Husna! Karena wanita itu adalah calon pemilik dari perusahaan ini!" lanjutnya teg
Linda menutup mulutnya tidak percaya dengan cerita Husna namun, kenyataan benar adanya bahwa Husna adalah mantan istri dari Andaru."Ya Lin, putriku adalah putri dari Andaru yang sampai saat ini tidak dikenalinya bahkan ia tidak tahu jika kejadian malam itu menghadirkan sebuah putri yang itu sangat cantik. Kecantikannya begitu sempurna walau putriku memiliki kekurangan karena satu kejadian, maafkan aku. Aku tidak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya suatu saat aku akan menceritakannya padamu jika ada waktu datanglah ke rumahku," lirihnya beberapa kali mengusap air matanya dengan kasar ingatannya kembali di malam di mana sebuah mobil merenggut salah satu putrinya dan putrinya yang lain harus kehilangan penglihatannya dan kakinya pun harus lumpuh."Jangan ceritakan apapun padaku, aku tahu apa yang terjadi dan aku hanya bisa mendoakan dan mendukung tanpa bisa membantumu. Aku pasti akan datang mengunjungimu di rumah tapi, aku minta untuk tidak keluar dari perusahaan ini kamu harus me
"Sudah, jangan ada air mata lagi. Menangislah nanti tapi air mata bahagia jangan ada kesedihan lagi tetaplah menjadi Husna yang terbaik untukku, Husna sahabatku yang begitu manis dan Husna wanita yang terhebat itu." Mereka saling berpelukan memberikan kekuatan masing-masing, Husna yang begitu bahagia bertemu dengan Linda begitu juga sebaliknya untuk pertama kalinya Linda memiliki sahabat seperti Husna bahkan secara tidak langsung bisa mengajarkannya arti sebuah kesabaran, perjuangan dan pengorbanan."Ayo aku akan traktir kamu makan pecel ayam di kantin. Harganya tidak mahal Lin, cuma dua puluh ribu. Aku tidak mau mendengar kata penolakan dari kamu sekarang ikutlah denganku!" Husna menarik pergelangan tangan Linda dan mengajaknya ke kantin yang berada di lantai bawah tanpa mereka sadari sosok pria dengan tatapan tajam bahkan beberapa kali mengusap bulir bening mengalir antara bahagia dan sedih menyatu melihat sosok yang kinie jauh darinya namun, ia tidak membiarkan wanitanya dalam baha
Husna mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ucapannya saat suara Rini memenuhi ruangan lift."Diam kau wanita rendahan! Aku sendang bicara jadi kau cukup diam dan dengarkan aku!! Aku mau kamu meninggalkan kantor ini, jika tidak!!" tatapan nyalang Rini berhasil mengukir senyum licik di bibir Della."Mampus, kamu Husna." gumamnya tanpa di dengar oleh Husna dan Rini."Kalau aku adalah wanita rendahan lalu kamu, apa? Apa harga dirimu tidak ada? Sampai seorang wanita seperti dirimu merendahkan diri hanya untuk mendapatkan cinta seseorang? Begitu hina hingga mengemis dan menghancurkan orang lain hanya demi seseorang yang tidak akan bisa menerima cintamu? Jadi di sini siapa yang memiliki harga diri yang begitu rendah bahkan, seperti yang kau katakan siang tadi maka kata-kata itu cocok untukmu, bukan aku." ucap Husna tenang, begitu tenang hingga Rini dan Della terdiam tanpa bisa mengucapkan kata untuk membalas Husna."Kurang ajar!! Kamu orang baru di perusahaan ini. Jaga sikapmu jika tidak–"
Andaru tersentak kedatangan wanita yang sudah melahirkannya dengan wajah yang merah padam membuat Andaru berusaha untuk bersikap tenang walau ia tahu jika ada sesuatu yang sangat besar sehingga wajah ibunya terlihat tidak bersahabat."M– maksud Mama, apa?" tanya Andaru berusaha menenangkan detak jantungnya."Jangan bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu Andaru! Katakan pada Mama apa benar wanita itu mengandung?" ucapan Fara kembali mengejutkan Andaru. Selama ini tidak ada yang tahu permasalahan antara dirinya dengan Husna bahkan malam pertama yang terakhir dengan paksaan. Andaru mengambil kesucian Husna meski wanita yang sampai detik ini masih berstatus sebagai istrinya tidak menyadari jika dia hanyalah menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh Husna."Mama bicara apa sih? Mana mungkin aku tertarik dengan wanita murahan seperti dia! Aku cuma bisa menginginkan tubuh Vlora. Tidak mungkin aku bisa nikmati tubuh wanita lain." Andaru duduk dengan tenang kali ini dia mampu menyembunyikan
Candra menatap wajah Andaru dengan kedua orang tuanya secara bergantian.Terlihat dengan jelas wajah mereka terkejut dengan acara makan malam yang di adakan secara mendadak. Candra yang sebenarnya menginginkan putrinya dengan cepat menikah dengan Andaru mengingat putrinya yang tergila-gila pada Andaru. "Pak Candra, jangan khawatir putra kami pasti menikah dengan Vlora. Saya pastikan secepatnya, lagi pula mereka sudah berpacaran cukup lama," Fara mendahului Frans."Pak Frans, saya percaya putra kalian memiliki hati yang baik. Dan tidak menunda lagi, bagaimana jika kita rencanakan pernikahan untuk mereka, lebih cepat? Saya sudah memilih hotel di Bali untuk acara pernikahan mereka." ujar Candra. Sontak membuat keluarga Andaru saling pandang, bagaimana tidak hotel yang akan di pilih keluarga Vlora tentu tidak sembarangan ada harga yang harus di bayar permalam."Bagaimana kalau bulan depan? Kamu sudah bersiap bukan? Lagi pula, wanita itu sudah mati. Lalu untuk apa kalian menundanya?" lanju
"Maaf, aku tidak bisa menahan tawa, membayangkan wajah Husna saat itu. Lanjutkan lagi ceritanya." Rini menghentikan tawanya, menghargai Anggi."Dia di besarkan di salah satu panti asuhan, dengan tubuhnya dia meminta untuk di nikahi oleh Andaru. Cucu Adhicandra!" ujar Anggi."Wah! Dia seorang anak panti asuhan!" pekik Rini."Selain murahan dia anak yang di buang oleh orang tuanya! Hahaha! Luar biasa hidupnya." lanjutnya dengan tawa yang semakin keras.***Vlora tidak menyangka jika acara makan malam yang begitu mendadak menjadi hal yang indah untuknya. Bagaimana tidak, kekasih hatinya telah melamar dirinya dengan cincin berlian yang sudah di siapkan Andaru sejak lama."Mas, kamu tahu hari ini adalah hari yang paling membahagiakan selain hari kelahiran aku. Kamu laki-laki yang mampu membuat aku bertahan sampai saat ini, cuma kamu yang bisa menjadi impianku di masa mendatang!" Vlora tidak hentinya memeluk tubuh tinggi Andaru. "Sayang apa pun akan mas lakukan untukmu. Sebab kamu adalah wa