Andaru tersentak kedatangan wanita yang sudah melahirkannya dengan wajah yang merah padam membuat Andaru berusaha untuk bersikap tenang walau ia tahu jika ada sesuatu yang sangat besar sehingga wajah ibunya terlihat tidak bersahabat."M– maksud Mama, apa?" tanya Andaru berusaha menenangkan detak jantungnya."Jangan bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu Andaru! Katakan pada Mama apa benar wanita itu mengandung?" ucapan Fara kembali mengejutkan Andaru. Selama ini tidak ada yang tahu permasalahan antara dirinya dengan Husna bahkan malam pertama yang terakhir dengan paksaan. Andaru mengambil kesucian Husna meski wanita yang sampai detik ini masih berstatus sebagai istrinya tidak menyadari jika dia hanyalah menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh Husna."Mama bicara apa sih? Mana mungkin aku tertarik dengan wanita murahan seperti dia! Aku cuma bisa menginginkan tubuh Vlora. Tidak mungkin aku bisa nikmati tubuh wanita lain." Andaru duduk dengan tenang kali ini dia mampu menyembunyikan
Candra menatap wajah Andaru dengan kedua orang tuanya secara bergantian.Terlihat dengan jelas wajah mereka terkejut dengan acara makan malam yang di adakan secara mendadak. Candra yang sebenarnya menginginkan putrinya dengan cepat menikah dengan Andaru mengingat putrinya yang tergila-gila pada Andaru. "Pak Candra, jangan khawatir putra kami pasti menikah dengan Vlora. Saya pastikan secepatnya, lagi pula mereka sudah berpacaran cukup lama," Fara mendahului Frans."Pak Frans, saya percaya putra kalian memiliki hati yang baik. Dan tidak menunda lagi, bagaimana jika kita rencanakan pernikahan untuk mereka, lebih cepat? Saya sudah memilih hotel di Bali untuk acara pernikahan mereka." ujar Candra. Sontak membuat keluarga Andaru saling pandang, bagaimana tidak hotel yang akan di pilih keluarga Vlora tentu tidak sembarangan ada harga yang harus di bayar permalam."Bagaimana kalau bulan depan? Kamu sudah bersiap bukan? Lagi pula, wanita itu sudah mati. Lalu untuk apa kalian menundanya?" lanju
"Maaf, aku tidak bisa menahan tawa, membayangkan wajah Husna saat itu. Lanjutkan lagi ceritanya." Rini menghentikan tawanya, menghargai Anggi."Dia di besarkan di salah satu panti asuhan, dengan tubuhnya dia meminta untuk di nikahi oleh Andaru. Cucu Adhicandra!" ujar Anggi."Wah! Dia seorang anak panti asuhan!" pekik Rini."Selain murahan dia anak yang di buang oleh orang tuanya! Hahaha! Luar biasa hidupnya." lanjutnya dengan tawa yang semakin keras.***Vlora tidak menyangka jika acara makan malam yang begitu mendadak menjadi hal yang indah untuknya. Bagaimana tidak, kekasih hatinya telah melamar dirinya dengan cincin berlian yang sudah di siapkan Andaru sejak lama."Mas, kamu tahu hari ini adalah hari yang paling membahagiakan selain hari kelahiran aku. Kamu laki-laki yang mampu membuat aku bertahan sampai saat ini, cuma kamu yang bisa menjadi impianku di masa mendatang!" Vlora tidak hentinya memeluk tubuh tinggi Andaru. "Sayang apa pun akan mas lakukan untukmu. Sebab kamu adalah wa
Husna merasakan tubuhnya yang nyeri bibirnya yang mengeluarkan darah, ketika wajahnya mencium lantai yang dingin tanpa sengaja bibirnya tergigit."Halah!! Udh bawa sana pak! Kami akan menjadi saksi kegilaan mereka!" Husna kalah ia membiarkan dirinya di seret keluar dari perusahaan namun langkahnya terhenti saat ia menangkap senyum seseorang kearahnya."Mampus," ucapnya tanpa suara. Berlahan Husna mendekatinya dengan senyuman yang indah di bibirnya yang terluka. Bukan hanya bibirnya tetapi hatinya yang lebih sakit, di permalukan dan di hina oleh mereka yang berusaha untuk menjatuhkan dirinya."Aku tahu ini ulahmu, kamu harus ingat. Kebenaran akan terungkap, saat itu jangan datang padaku." ucap Husna lirih penuh penekanan."Bu Husna, maafkan saya. Seandainya saya tidak memaksa Bu Husna kejadian ini tidak akan terjadi pada kita. Sekali lagi tolong maafkan saya," lirih Rusdi yang tidak menyangka jika niat baiknya berakhir dengan kejadian memalukan. Pemecatan terbayang di depan mata karen
"Singkirkan tangan kotor kalian dari Husna. Jika tidak detik ini pula saya patahkan tangan kalian!!"Suara yang mampu menghentikan mereka semua tanpa terkecuali Rini dan Della seketika mereka saling pandang wajahnya begitu pias dan tubuhnya terdiam seketika tatapan tajam dari seorang mata Hasta mampu meleburkan tulang di tubuh mereka.Hatinya bergetar namun, kedengkian pada Husna meleburkan rasa takutnya pada Hasta. Tidak perduli dengan konsekuensi untuk mereka, karena yang mereka pikirkan hanyalah menyingkirkan orang yang menjadi saingannya."P– pak, Hasta? Anda salah paham akan kami ceritakan kejadian sebenarnya, dan wanita yang tidak lain Husna ini adalah orang yang pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti yang kami lakukan ini." ujar Rini setelah terdiam beberapa saat."Siapa kamu yang berani bertindak tanpa persetujuan dari saya? Apakah kamu adalah pemilik perusahaan ini? Atau jangan-jangan ini semua karena akal-akalan kamu agar Husna pergi dari perusahaan ini? Dan kalian apa te
"Singkirkan tangan kotor kalian dari Husna. Jika tidak detik ini pula saya patahkan tangan kalian!!"Suara yang mampu menghentikan mereka semua tanpa terkecuali Rini dan Della seketika mereka saling pandang wajahnya begitu pias dan tubuhnya terdiam seketika tatapan tajam dari seorang mata Hasta mampu meleburkan tulang di tubuh mereka.Hatinya bergetar namun, kedengkian pada Husna meleburkan rasa takutnya pada Hasta. Tidak perduli dengan konsekuensi untuk mereka, karena yang mereka pikirkan hanyalah menyingkirkan orang yang menjadi saingannya."P– pak, Hasta? Anda salah paham akan kami ceritakan kejadian sebenarnya, dan wanita yang tidak lain Husna ini adalah orang yang pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti yang kami lakukan ini." ujar Rini setelah terdiam beberapa saat."Siapa kamu yang berani bertindak tanpa persetujuan dari saya? Apakah kamu adalah pemilik perusahaan ini? Atau jangan-jangan ini semua karena akal-akalan kamu agar Husna pergi dari perusahaan ini? Dan kalian apa te
"Untuk apa memfitnah orang lain? Saya tahu jika kamu yang sudah menjebak mereka!" tegas Hasta membuat Rini sontak menatap bosnya."A– apa maksud bapak? Apa saya di tuduh menjadi pelakunya? Saya katakan tadi bahwa lift ini tidak rusak. Kenapa saya yang di tuduh?" elak Rini. Ia tidak ingin menjadi bulan-bulanan teman kantornya, terlebih Hasta yang sudah pasti akan memecatnya. Maka kemenangan ada di tangan Husna, hal yang tidak ingin di lihat oleh Rini."Pa Hasta, mana mungkin lift rusak? Jika Rini sudah lebih dulu memakainya? Apa karena Bu Husna adalah orang kepercayaan anda dan juga pak Rusdi, sehingga Anda menutup fakta sebenarnya?" ucapan Winda berhasil memancing amarah Hasta yang sejak tadi ia coba untuk menekannya."Yang di katakan oleh pak Hasta benar. Lift dalam keadaan rusak, silahkan buka ponsel kalian masing-masing!" ucap Yudi, mengambil alih ucapan Hasta setelah mendapatkan anggukan dari pemilik perusahaan.Tanpa menunggu lama mereka mengambil ponselnya di dalam tas melihat v
Della sontak menoleh kearah Rini gumamnya terdengar begitu jelas di telinganya. Della hanya bisa menghela napasnya tidak hentinya ia merutuki kebodohan Rini."Kamu dengar Della, aku bisa menyingkirkan Husna tanpa tangan ini menyentuhnya. Kamu lihat saja nanti, kamu akan tahu bagaimana aku berkerja." ucapnya menyakinkan."Kamu yakin?" tanya Della ragu."Sangat yakin, kali ini aku bisa. Kamu mau ikut denganku atau tidak?" Rini berbisik agar tidak terdengar oleh Eko dan Joni. "Buktikan jika yang kamu katakan itu adalah benar. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padaku tapi, sebelum itu kamu pikirkan bagaimana supaya kita bisa bebas dari jeratan yang mungkin akan menimpa kita sebenarnya yang dikatakan oleh Pak Eko dan Pak Joni benar. Tidak mungkin Pak Hasta melepaskan kita begitu saja. Kamu tahu bagaimana istimewanya seorang Husna di mata pak Hasta." ujar Della. Meski ragu namun ia merasa untuk mengikuti yang dikatakan oleh Rini namun semua itu tidaklah penting saat ini. Sebab ada jeratan ya