Share

24.

Husna merasakan tubuhnya yang nyeri bibirnya yang mengeluarkan darah, ketika wajahnya mencium lantai yang dingin tanpa sengaja bibirnya tergigit.

"Halah!! Udh bawa sana pak! Kami akan menjadi saksi kegilaan mereka!"

Husna kalah ia membiarkan dirinya di seret keluar dari perusahaan namun langkahnya terhenti saat ia menangkap senyum seseorang kearahnya.

"Mampus," ucapnya tanpa suara.

Berlahan Husna mendekatinya dengan senyuman yang indah di bibirnya yang terluka. Bukan hanya bibirnya tetapi hatinya yang lebih sakit, di permalukan dan di hina oleh mereka yang berusaha untuk menjatuhkan dirinya.

"Aku tahu ini ulahmu, kamu harus ingat. Kebenaran akan terungkap, saat itu jangan datang padaku." ucap Husna lirih penuh penekanan.

"Bu Husna, maafkan saya. Seandainya saya tidak memaksa Bu Husna kejadian ini tidak akan terjadi pada kita. Sekali lagi tolong maafkan saya," lirih Rusdi yang tidak menyangka jika niat baiknya berakhir dengan kejadian memalukan. Pemecatan terbayang di depan mata karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status