Share

Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah
Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah
Author: Iyustine

Bab 1

Author: Iyustine
last update Last Updated: 2025-03-03 16:16:21

“Tunggu!”

Lengkingan itu spontan membuat Fenita dan Kemal berhenti. Sedianya Kemal akan memasangkan cincin di jari manis Fenita. 

Malam ini adalah malam pertunangan mereka. Meski hanya dihadiri oleh keluarga Fenita dan Kemal, tetapi diadakan secara cukup mewah. Bertempat di sebuah resto terkenal milik Mama Erna, yang tidak lain ibu kandung Fenita.

“Tunggu, Mal. Tahan dulu!” Suara itu terdengar lagi.

Tidak berapa lama sang pemilik suara, seorang ibu bertubuh besar dari rombongan keluarga Kemal, terlihat berdiri. Dia lalu melangkah mendekati panggung kecil, di mana Fenita dan Kemal berdiri berhadapan, bersiap saling memasangkan cincin pertunangan. 

Fenita mengenal perempuan bertubuh besar itu. Dia Tante Desi, adik dari Bu Rinta, ibu kandung Kemal.

“Des, bukan waktunya bercanda!” tegur Bu Rinta, terlihat dia hendak menarik tangan sang adik ipar.

“Ini serius, Mbak, ini soal masa depan Kemal,” ujar Tante Desi tetap merangsek maju. Ternyata perempuan itu tidak menuju ke panggung, melainkan berbelok ke tempat duduk Mama Erna, di mana perempuan cantik itu duduk seorang diri.

Ya, berbeda dengan Kemal yang datang bersama keluarga besarnya. Fenita hanya punya Mama Erna sebagai satu-satunya keluarga. 

“Eh, bener loh. Kamu Erna yang itu kan?” Tante Desi tampak memperhatikan wajah Mama Erna dengan seksama.

Fenita kini menatap sang mama. Bisa terlihat dengan jelas dari tempatnya jika wajah Mama Erna menampakkan keterkejutannya.

“Siapa ya?” tanya Mama Erna sambil berdiri anggun.

“Erna, jangan pura-pura begitu. Aku tau kamu Erna anaknya Pak Hadi kan?” tuding Tante Desi. “Aku tau skandal kamu yang menghebohkan kampung kita dulu.”

Fenita melihat mamanya melebarkan mata. Bahkan sepertinya sang mama begitu kaget mendengar ucapan Tante Desi itu, Mama Erna sampai mundur dua langkah. 

Tante Desi terlihat menyeringai. Dia berbalik badan, menghadap kepada orang tua Kemal. 

“Mbak, aku kenal mamanya Fenita. Dia Erna, dulu babu di rumah orang kaya, terus dihamilin anak majikannya. Sudah pasti hasil hubungan tidak senonoh itu adalah Fenita. Jadi Fenita itu anak haram.”

Kalimat itu bagai sihir yang membuat suasana langsung senyap.

Saking senyapnya, saat Kemal terlihat kaget sampai menjatuhkan cincin yang dia pegang, bunyi itu terdengar bergemerincing sangat jelas.

“Sayang, apa itu benar?” desis Kemal.

Fenita menggeleng-gelengkan kepala. Penglihatannya mendadak kabur, tetapi dia memaksa untuk menatap Mama Erna kembali.  

“Mama,” panggil Fenita. “Itu nggak benar kan, Ma?”

Mama Erna terlihat menggigit bibirnya. Tampak gestur tubuhnya menyiratkan kegelisahan. 

“Mama, ini nggak benar kan?” Fenita mengulang pertanyaannya. Kali ini dia sudah setengah menjerit. 

“Dia nggak akan bisa membantah, karena itu fakta. Iya kan, Er?” Tante Desi bersuara lagi.

“Pertunangan ini batal!” seru Bu Rinta membahana. 

“Mah,” Kemal ikut berseru. Suaranya terdengar serak.

“Kita pulang, Mal. Mamah nggak sudi punya menantu anak haram.” Bu Rinta berdiri.

“Kemal, kehormatan keluarga lebih penting, kamu bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih baik!” 

“Dan dari keturunan yang jelas!” tukas Tante Desi menambahkan ucapan kakak iparnya itu.

Rombongan keluarga Kemal pun berarak meninggalkan ruangan tanpa dikomando.

Fenita terpaku. Air mata menetes begitu saja. Dia berharap Kemal akan tetap berdiri di sampingnya. Namun hati gadis dua puluh tiga tahun itu hancur saat melihat sang kekasih bergerak turun dari panggung.

“Mas….”

Kemal terlihat tidak mengacuhkan panggilan Fenita. Lelaki itu dengan cepat menyatu dengan rombongan keluarganya.

Hal tersebut membuat Fenita tidak kuat lagi. Dia segera berlari menjauh. Di belakangnya suara-suara mulai membumbung. Bukan gelak tawa keceriaan seperti sebelumnya, tetapi gunjingan bernada menghina yang tentu saja ditujukan pada dia dan mamanya.

Gadis cantik itu terus berlari, hingga sampai di ruang kerja sang mama. Dia membanting pintu dengan amat keras. 

Fenita menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas kursi. Dia puaskan menangis di situ.

Selalu berakhir seperti ini. Tidak teman, sahabat ataupun kekasih. Fenita terus ditinggalkan orang-orang hanya karena dia tidak mempunyai ayah yang jelas. Dia anak haram, karena lahir tanpa seorang ayah yang sah. 

Sudah sejak umur dua belas tahun dia mengetahui fakta ini, ketika dia membaca akta kelahirannya dan tidak menemukan nama ayah di sana. Hanya tertulis Fenita Mutiara Ayu, lahir dari Ibu bernama Erna Yuningsih.

“Fe.” Suara Mama Erna terdengar seiring dengan pintu yang terbuka.

“Siapa, Ma? Siapa anak orang kaya yang menghamili Mama itu? Dia papaku kan?” Fenita menegakkan kepala. Menatap wanita yang telah melahirkannya itu dengan nyalang.

Erna menghela napas. Dia sudah tampak lebih tenang. Wajahnya yang masih segar di usianya yang empat puluh dua tahun, terlihat biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa.

“Sudahlah, Fe. Itu artinya Kemal tidak tulus mencintai kamu,” sahut Mama Erna enteng. “Kemal bukan pria satu-satunya di dunia.”

Fenita bertambah kencang menangis. “Ini bukan salah Kemal, Ma. Semua ini karena papaku yang nggak jelas. Setiap ibu pasti akan berpikir sama dengan Bu Rinta.”

“Fe, kamu itu cantik, masih muda, punya uang. Mama yakin kamu bisa dapat yang lebih dari Kemal. Laki-laki dari keluarga terhormat, terpandang. Bukan pekerja biasa macam si Kemal,” ujar Mama Erna. 

Gadis berkulit putih itu gegas mendekati sang Mama. “Ma, aku baru saja ditolak oleh keluarga yang biasa-biasa saja karena aku nggak punya papa yang jelas. Mama pikir, ada laki-laki dari keluarga terhormat yang mau menerima anak haram seperti aku?”

“Sudahlah, Fe.” Mama Erna terlihat membuang muka.

“Aku berhak tau siapa papa kandungku, Ma.”

Mata Fenita beradu dengan tatapan mata Mama Erna. 

“Fe, Mama hanya ingin melindungi kamu.”

Fenita menggebrak meja. Selalu kalimat itu yang mamanya beri jika dia menanyakan siapa ayahnya.

“Oke, kalau Mama lebih suka melihat aku tau dari orang lain, nggak apa-apa. Aku bisa ke rumah Tante Desi, biar aku tau semuanya dari dia. Lelaki bejat mana yang menjadi ayahku, setelah itu aku akan datangi rumahnya, aku obrak abrik keluarganya. Bila perlu aku viralkan!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 2

    “Jangan mengancam, Fe.” Mama Erna terlihat hendak meraih pundak Fenita, tetapi gadis itu cepat berkelit.“Sungguh, ini semua demi kebaikanmu. Karena papamu itu bukan orang sembarangan,” kata Mama Erna lagi.Fenita merasa frustasi setiap mendengar kalimat itu. Memangnya kenapa kalau papanya bukan orang sembarangan? Dia tetap punya hak untuk mengetahui siapa ayahnya, seperti milyaran anak lain di dunia ini.“Oke, jadi Mama lebih pilih aku tanya ke Tante Desi ya?” tantang Fenita. Mama kandungnya itu terlihat melenguh. “Tidak akan ada bed–”“Ada bedanya, Ma. Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Ada bedanya untuk masa depanku,” potong Fenita. Suaranya terdengar seperti berputus asa. Perdebatan ini sejatinya sudah sering terjadi di antara mereka.Mama Erna menghela napas panjang. Wanita cantik itu tampak menghindari tatap muka dengan sang anak.“Ma, lihatlah diri Mama. Sampai sekarang Mama tidak menikah. Apa Mama juga ingin aku melajang seumur hidup, hanya karena nggak ada laki-laki yang

    Last Updated : 2025-03-03
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 3

    Keluar dari resto Mama Erna, Fenita melajukan mobil ke arah yang dia hafal betul di luar kepala. Rumah Kemal. Namun saat mobil sudah dekat dengan gerbang perumahan, hati Fenita tiba-tiba meragu. Mungkin benar kata sang mama, kalau Kemal benar-benar punya cinta yang besar, seharusnya tadi lelaki itu tetap berdiri di sampingnya. Minimal Kemal tinggal sebentar untuk mendapat penjelasan terlebih dahulu. Tidak langsung ikut pergi bersama keluarganya.“Cinta tulus itu nggak ada, Fe,” kata Mama Erna suatu hari. “Di jaman sekarang ini, uang adalah tujuan setiap manusia.”Fenita mendesah. Dia ingin sekali mengingkarinya. Namun kenyataan yang dia temui selama ini hampir semua seperti itu. Teman-teman sekolahnya sering memanfaatkan dia. Pacar-pacarnya yang terdahulu selalu ingin dibelikan ini dan itu. Yang pada akhirnya Fenita tahu dia cuma menjadi ATM berjalan bagi mereka. Tidak ada yang menerima dirinya berdasarkan cinta kasih.Semula Fenita merasa Kemal berbeda. Sebab sedari awal, lelaki itu

    Last Updated : 2025-03-03
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 4

    Keesokan paginya, Fenita yang sebenarnya hampir tidak tidur, turun sudah dalam keadaan rapi.“Nah, gitu… baru anak Mama. Perempuan kuat,” cetus ibu kandung Fenita itu. “Mau ke cafe kan?” Fenita hanya mengulas senyum tipis. “Fokuskan hidup kamu untuk membangun cafe-mu. Itulah bibit kebahagiaan kamu yang sejati.”“Aku pergi dulu, Ma.”Fenita malas berlama-lama meladeni Mama Erna. Dia berjalan keluar seraya melihat pergelangan tangan kirinya. Masih ada waktu untuk menyantap sesuatu di cafe nanti, sebelum dia bertemu Kemal. Dia lapar sekali sedari semalam, tetapi terlalu malas untuk makan. Akibatnya sekarang dia kelaparan.Fenita membawa mobilnya sedikit lebih kencang untuk memburu waktu. Dua puluh menit kemudian mobil itu berbelok pada cafe yang masih tutup. Penjaga yang melihatnya segera membukakan pintu seraya memberi salam hormat.Cafe kecil ini baru tiga bulan dia kelola. Dia dapat dari Mama Erna, sebagai hadiah kelulusannya. Perempuan itu menginginkan Fenita menjadi pebisnis. Dan

    Last Updated : 2025-03-03
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 5

    Fenita menelan ludahnya. “A-aku nggak ingin sejauh itu, Mas.”“Maksudnya?”“Aku sebenarnya hanya ingin tau saja. Minimal kalau ada orang tanya siapa papaku, aku bisa menjawab. Selanjutnya aku bisa beralasan papa dan mamaku sudah berpisah sejak aku kecil, atau semacam itu.” Fenita menjeda ucapannya. Dia menatap Kemal yang tampak kaget.“B-bukankah i-itu kedengarannya akan lebih baik? Lebih terhormat. I-iya nggak sih?” Fenita menunduk. Mendadak dia tidak yakin dengan argumennya sendiri. Kemudian dia mengambil pisau makan yang tadi sempat terjatuh di dekat piringnya, tetapi tidak dia pakai untuk mengiris, hanya diketuk-ketuk di pinggiran piringnya.Kemal terlihat menghela napas panjang. Tampak segaris senyum yang terkesan seperti kurang tulus. “Y-ya itu terserah Sayang. Cuma menurut Mas, Sayang punya hak. Sayang juga darah daging Pak Galih.”Fenita berderai dua detik. Tawa yang serupa orang berdehem.“Aku ini anak yang dilahirkan di luar pernikahan, Mas, mana ada anak haram seperti ak

    Last Updated : 2025-03-03
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 6

    “Ibu ingin papa kandungmu bisa ikut menyaksikan kamu menikah,” kata Bu Rinta pelan.“Maksud Ibumu baik, Fe. Supaya keluarga kami tidak digunjingkan.” Tante Desi buru-buru menambahkan penjelasan. Dia terlihat bangkit, lalu berdiri di sisi kanan Fenita.Bu Rinta terlihat mengangguk-angguk. “Iya, betul begitu.”Fenita terdiam. Dia tidak menyangka pembicaraan yang semula hangat, ternyata mengarah ke sana.“Sayang… semua anak berhak mengenal ayahnya, terlepas dari masa lalu yang terjadi di antara ayah dan ibunya. Seperti kamu dan papamu. Darahnya tetap ada di tubuhmu,” kata Bu Rinta.Fenita semakin gelisah. Dia teringat akan perkataan Mama Erna, kalau papanya yang bukan orang sembarangan itu bisa saja membuat hidupnya dalam bahaya. Gadis itu pun menggeleng pelan. “Maaf, Bu, tapi aku nggak sependapat soal ini. Aku nggak butuh dia, aku sudah cukup seperti sekarang.”“Kalau ada kasak kusuk di pernikahan kalian gimana?” tanya Bu Rinta. Terdengar sedikit mendesak.“K-kita bisa bilang kalau p-p

    Last Updated : 2025-03-03
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 7

    “Kok harta Pak Galih?” Suara Fenita tercekat.Kepalanya spontan berdenyut. Apakah tuduhan Mama Erna ternyata benar? Jika Kemal memang hanya mengincar harta?“B-bukan h-harta yang seperti itu,” sahut Kemal cepat. Kalimatnya menjadi begitu gagap. “J-jangan salah sangka dulu, Sayang.”Fenita dapat mendengar helaan napas Kemal yang panjang. Lalu mereka terdiam beberapa detik.“Gini loh maksud Mas, em… Mama Erna pasti tidak akan tinggal diam melihat kita menikah kan?” tanya Kemal hati-hati. “Mas kok agak kuatir, setelah itu Mama Erna akan mengerahkan berbagai macam cara untuk mengacaukan pernikahan kita. Menyakiti Sayang.”“Sangat tidak mungkin kalau Mama Erna melepas Sayang begitu saja. Iya nggak?”Fenita terdiam. Apa yang diucapkan Kemal terdengar menyeramkan. Namun kalau diingat kembali bagaimana selama ini Mama Erna terus menerus memaksakan kehendak pada dirinya, Fenita jadi merasa bahwa argumen sang kekasih ada benarnya.“Kalau Pak Galih sudah ada di sisi kita, Sayang jadi punya perli

    Last Updated : 2025-03-26
  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 8

    “Tapi kenapa beda dengan yang ada di foto kemarin ya, Mas?” bisik Fenita lagi. Gadis itu sampai mengerutkan kelopak mata, semacam usaha untuk menajamkan pandangan.“Yang ini kayaknya jauh lebih muda,” lanjut Fenita.“Mas rasa itu memang bukan Pak Galih, Sayang,” jawab Kemal. Dia menatap Fenita sekilas. Lalu dia mengangguk mantap. “Mungkin dia asisten atau apa. Maklumlah, Pak Galih kan pejabat. Mungkin ada semacam standar penerimaan tamu gitu.”Fenita bertambah gemetar mendengar ucapan itu. Namun dia tetap berhasil menyamakan langkah Kemal, hingga mereka berdua akhirnya sampai di hadapan lelaki berjas biru tua yang mereka gunjingkan diam-diam.“Selamat siang.” Lelaki itu menyapa terlebih dahulu. Senyumnya menyembul. “Perkenalkan, saya Nolan Tjandra. Mohon ijin memberitahu bahwa sementara ini saya mewakilkan Bapak, sebab Bapak ternyata ada meeting mendadak yang sangat penting.”“Tapi nanti Pak Galih bisa menemui kami kan?” tukas Kemal.“Iya, sudah ada dalam agenda beliau kok, hanya diun

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 8

    “Tapi kenapa beda dengan yang ada di foto kemarin ya, Mas?” bisik Fenita lagi. Gadis itu sampai mengerutkan kelopak mata, semacam usaha untuk menajamkan pandangan.“Yang ini kayaknya jauh lebih muda,” lanjut Fenita.“Mas rasa itu memang bukan Pak Galih, Sayang,” jawab Kemal. Dia menatap Fenita sekilas. Lalu dia mengangguk mantap. “Mungkin dia asisten atau apa. Maklumlah, Pak Galih kan pejabat. Mungkin ada semacam standar penerimaan tamu gitu.”Fenita bertambah gemetar mendengar ucapan itu. Namun dia tetap berhasil menyamakan langkah Kemal, hingga mereka berdua akhirnya sampai di hadapan lelaki berjas biru tua yang mereka gunjingkan diam-diam.“Selamat siang.” Lelaki itu menyapa terlebih dahulu. Senyumnya menyembul. “Perkenalkan, saya Nolan Tjandra. Mohon ijin memberitahu bahwa sementara ini saya mewakilkan Bapak, sebab Bapak ternyata ada meeting mendadak yang sangat penting.”“Tapi nanti Pak Galih bisa menemui kami kan?” tukas Kemal.“Iya, sudah ada dalam agenda beliau kok, hanya diun

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 7

    “Kok harta Pak Galih?” Suara Fenita tercekat.Kepalanya spontan berdenyut. Apakah tuduhan Mama Erna ternyata benar? Jika Kemal memang hanya mengincar harta?“B-bukan h-harta yang seperti itu,” sahut Kemal cepat. Kalimatnya menjadi begitu gagap. “J-jangan salah sangka dulu, Sayang.”Fenita dapat mendengar helaan napas Kemal yang panjang. Lalu mereka terdiam beberapa detik.“Gini loh maksud Mas, em… Mama Erna pasti tidak akan tinggal diam melihat kita menikah kan?” tanya Kemal hati-hati. “Mas kok agak kuatir, setelah itu Mama Erna akan mengerahkan berbagai macam cara untuk mengacaukan pernikahan kita. Menyakiti Sayang.”“Sangat tidak mungkin kalau Mama Erna melepas Sayang begitu saja. Iya nggak?”Fenita terdiam. Apa yang diucapkan Kemal terdengar menyeramkan. Namun kalau diingat kembali bagaimana selama ini Mama Erna terus menerus memaksakan kehendak pada dirinya, Fenita jadi merasa bahwa argumen sang kekasih ada benarnya.“Kalau Pak Galih sudah ada di sisi kita, Sayang jadi punya perli

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 6

    “Ibu ingin papa kandungmu bisa ikut menyaksikan kamu menikah,” kata Bu Rinta pelan.“Maksud Ibumu baik, Fe. Supaya keluarga kami tidak digunjingkan.” Tante Desi buru-buru menambahkan penjelasan. Dia terlihat bangkit, lalu berdiri di sisi kanan Fenita.Bu Rinta terlihat mengangguk-angguk. “Iya, betul begitu.”Fenita terdiam. Dia tidak menyangka pembicaraan yang semula hangat, ternyata mengarah ke sana.“Sayang… semua anak berhak mengenal ayahnya, terlepas dari masa lalu yang terjadi di antara ayah dan ibunya. Seperti kamu dan papamu. Darahnya tetap ada di tubuhmu,” kata Bu Rinta.Fenita semakin gelisah. Dia teringat akan perkataan Mama Erna, kalau papanya yang bukan orang sembarangan itu bisa saja membuat hidupnya dalam bahaya. Gadis itu pun menggeleng pelan. “Maaf, Bu, tapi aku nggak sependapat soal ini. Aku nggak butuh dia, aku sudah cukup seperti sekarang.”“Kalau ada kasak kusuk di pernikahan kalian gimana?” tanya Bu Rinta. Terdengar sedikit mendesak.“K-kita bisa bilang kalau p-p

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 5

    Fenita menelan ludahnya. “A-aku nggak ingin sejauh itu, Mas.”“Maksudnya?”“Aku sebenarnya hanya ingin tau saja. Minimal kalau ada orang tanya siapa papaku, aku bisa menjawab. Selanjutnya aku bisa beralasan papa dan mamaku sudah berpisah sejak aku kecil, atau semacam itu.” Fenita menjeda ucapannya. Dia menatap Kemal yang tampak kaget.“B-bukankah i-itu kedengarannya akan lebih baik? Lebih terhormat. I-iya nggak sih?” Fenita menunduk. Mendadak dia tidak yakin dengan argumennya sendiri. Kemudian dia mengambil pisau makan yang tadi sempat terjatuh di dekat piringnya, tetapi tidak dia pakai untuk mengiris, hanya diketuk-ketuk di pinggiran piringnya.Kemal terlihat menghela napas panjang. Tampak segaris senyum yang terkesan seperti kurang tulus. “Y-ya itu terserah Sayang. Cuma menurut Mas, Sayang punya hak. Sayang juga darah daging Pak Galih.”Fenita berderai dua detik. Tawa yang serupa orang berdehem.“Aku ini anak yang dilahirkan di luar pernikahan, Mas, mana ada anak haram seperti ak

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 4

    Keesokan paginya, Fenita yang sebenarnya hampir tidak tidur, turun sudah dalam keadaan rapi.“Nah, gitu… baru anak Mama. Perempuan kuat,” cetus ibu kandung Fenita itu. “Mau ke cafe kan?” Fenita hanya mengulas senyum tipis. “Fokuskan hidup kamu untuk membangun cafe-mu. Itulah bibit kebahagiaan kamu yang sejati.”“Aku pergi dulu, Ma.”Fenita malas berlama-lama meladeni Mama Erna. Dia berjalan keluar seraya melihat pergelangan tangan kirinya. Masih ada waktu untuk menyantap sesuatu di cafe nanti, sebelum dia bertemu Kemal. Dia lapar sekali sedari semalam, tetapi terlalu malas untuk makan. Akibatnya sekarang dia kelaparan.Fenita membawa mobilnya sedikit lebih kencang untuk memburu waktu. Dua puluh menit kemudian mobil itu berbelok pada cafe yang masih tutup. Penjaga yang melihatnya segera membukakan pintu seraya memberi salam hormat.Cafe kecil ini baru tiga bulan dia kelola. Dia dapat dari Mama Erna, sebagai hadiah kelulusannya. Perempuan itu menginginkan Fenita menjadi pebisnis. Dan

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 3

    Keluar dari resto Mama Erna, Fenita melajukan mobil ke arah yang dia hafal betul di luar kepala. Rumah Kemal. Namun saat mobil sudah dekat dengan gerbang perumahan, hati Fenita tiba-tiba meragu. Mungkin benar kata sang mama, kalau Kemal benar-benar punya cinta yang besar, seharusnya tadi lelaki itu tetap berdiri di sampingnya. Minimal Kemal tinggal sebentar untuk mendapat penjelasan terlebih dahulu. Tidak langsung ikut pergi bersama keluarganya.“Cinta tulus itu nggak ada, Fe,” kata Mama Erna suatu hari. “Di jaman sekarang ini, uang adalah tujuan setiap manusia.”Fenita mendesah. Dia ingin sekali mengingkarinya. Namun kenyataan yang dia temui selama ini hampir semua seperti itu. Teman-teman sekolahnya sering memanfaatkan dia. Pacar-pacarnya yang terdahulu selalu ingin dibelikan ini dan itu. Yang pada akhirnya Fenita tahu dia cuma menjadi ATM berjalan bagi mereka. Tidak ada yang menerima dirinya berdasarkan cinta kasih.Semula Fenita merasa Kemal berbeda. Sebab sedari awal, lelaki itu

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 2

    “Jangan mengancam, Fe.” Mama Erna terlihat hendak meraih pundak Fenita, tetapi gadis itu cepat berkelit.“Sungguh, ini semua demi kebaikanmu. Karena papamu itu bukan orang sembarangan,” kata Mama Erna lagi.Fenita merasa frustasi setiap mendengar kalimat itu. Memangnya kenapa kalau papanya bukan orang sembarangan? Dia tetap punya hak untuk mengetahui siapa ayahnya, seperti milyaran anak lain di dunia ini.“Oke, jadi Mama lebih pilih aku tanya ke Tante Desi ya?” tantang Fenita. Mama kandungnya itu terlihat melenguh. “Tidak akan ada bed–”“Ada bedanya, Ma. Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Ada bedanya untuk masa depanku,” potong Fenita. Suaranya terdengar seperti berputus asa. Perdebatan ini sejatinya sudah sering terjadi di antara mereka.Mama Erna menghela napas panjang. Wanita cantik itu tampak menghindari tatap muka dengan sang anak.“Ma, lihatlah diri Mama. Sampai sekarang Mama tidak menikah. Apa Mama juga ingin aku melajang seumur hidup, hanya karena nggak ada laki-laki yang

  • Batal Menikah Karena Tak Punya Ayah   Bab 1

    “Tunggu!”Lengkingan itu spontan membuat Fenita dan Kemal berhenti. Sedianya Kemal akan memasangkan cincin di jari manis Fenita. Malam ini adalah malam pertunangan mereka. Meski hanya dihadiri oleh keluarga Fenita dan Kemal, tetapi diadakan secara cukup mewah. Bertempat di sebuah resto terkenal milik Mama Erna, yang tidak lain ibu kandung Fenita.“Tunggu, Mal. Tahan dulu!” Suara itu terdengar lagi.Tidak berapa lama sang pemilik suara, seorang ibu bertubuh besar dari rombongan keluarga Kemal, terlihat berdiri. Dia lalu melangkah mendekati panggung kecil, di mana Fenita dan Kemal berdiri berhadapan, bersiap saling memasangkan cincin pertunangan. Fenita mengenal perempuan bertubuh besar itu. Dia Tante Desi, adik dari Bu Rinta, ibu kandung Kemal.“Des, bukan waktunya bercanda!” tegur Bu Rinta, terlihat dia hendak menarik tangan sang adik ipar.“Ini serius, Mbak, ini soal masa depan Kemal,” ujar Tante Desi tetap merangsek maju. Ternyata perempuan itu tidak menuju ke panggung, melainkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status