Share

Bab 10

Ronald kembali kehilangan kendali. Dia menekan pedal gas hingga kandas untuk mencari ayahku. Ayahku yang tak bisa lagi menolaknya, akhirnya membawanya ke makamku. Kali ini, Ronald berlutut lebih cepat daripada ketika dia melamarku dengan air mata yang menggenang.

"Sheny, tunggulah aku. Setelah semua ini selesai, aku akan datang menemuimu!" katanya dengan penuh penyesalan.

Ayahku hanya berdiri di samping sambil mengipasi dirinya dengan kipas tangan. Dia memandang Ronald yang mempermalukan dirinya sendiri dengan tatapan dingin.

Tak lama kemudian, Ronald akhirnya mengetahui kebenarannya. Aku melihatnya tertawa dan menangis, hingga akhirnya dia membenturkan kepalanya ke tanah untuk meminta maaf padaku.

Cinta yang datang terlambat, bahkan lebih tidak berharga daripada rumput liar.

"Bu, siapkan lamaran. Aku setuju untuk menikah," katanya dengan nada tegas sambil memegang erat ponselnya. Tak lama kemudian, Willianti menelepon dengan suara yang tersipu.

"Kak Ronald, ternyata kamu memang masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status