Home / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Dikhianati / S2 – Part 4. Perubahan Ancala

Share

S2 – Part 4. Perubahan Ancala

Author: Loyce
last update Last Updated: 2023-10-12 23:20:32

Dalam sejarah hidupnya, Anyelir tidak pernah merasakan jantungnya hampir melompat keluar seperti sekarang. Apa yang dikatakan oleh Ancala tadi, ayah? Bagaimana bisa bocah kecil itu memanggil orang yang baru dilihatnya sekali dengan sebutan ayah? Lalu siapa yang mengajarinya memanggil orang lain dengan sembrono seperti itu?

Tapi, “Ayah?” Suara itu menyadarkan Anyelir dari keterkejutan. Kalau Erik tidak bersuara, dia pasti akan terus melamun. Erik menatap Anyelir. “An, bisa kamu jelaskan?”

Anyelir ingin meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh Ancala, tapi lidahnya seolah kelu ketika menatap sosok Ramon di depannya. Wajah Ramon pun tampak cengo, namun tak lama setelah itu, dia tersenyum kepada Ancala. Tanpa memedulikan keadaan di sekitarnya, Ramon bersuara dengan cepat.

“Ancala baru makan?” tanyanya sambil berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah tiga tahun tersebut.

“Iya. Ayah, Anca capek.” Bocah itu terlalu polos ketika mengangkat kedua tangannya tanda ingin digendong.

Ram
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Zaidah
jangan2 anak ramon lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 5. Mbak Bi

    “Sekali lagi, saya benar-benar minta maaf, Pak. Tidak biasanya Anca seperti ini.” Entah sudah berapa kali dalam beberapa menit ini, Anyelir mengeluarkan kata maaf kepada Ramon. Setelah menunggu hampir dua jam, akhirnya Ancala bisa benar-benar melepaskan genggaman tangan Ramon. Bocah itu tidak lagi bangun seperti yang terjadi sebelumnya. “Tidak masalah, Bu. Mungkin dia sedang kangen dengan ayahnya.” Ramon tidak pernah mempermasalahkan hal sepele itu. “Kalau begitu, saya pamit dulu. Sudah malam.” “Silakan. Sekali saya, terima kasih atas bantuan Bapak.” “Sama-sama.”Ramon tidak lagi menunda pergi dari tempat itu. Waktu sudah hampir larut malam dan dia harus kembali ke restoran cepat saji yang tadi didatangi untuk mengambil mobilnya. Barulah dia bisa kembali pulang. Namun yang tidak pernah Ramon duga adalah keberadaan Erik yang masih berada di sana. Lelaki itu mendekati Ramon ketika Ramon hampir masuk ke dalam mobilnya. “Sorry. Boleh kita bicara?” Begitu kata Erik menahan kepergian R

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 6. Sahabat Rasa Musuh

    “Bagaimana, kamu betah tinggal di apartemennya?” Setelah pertemuan terakhir dengan Binar beberapa bulan yang lalu, Anyelir tidak pernah lagi bertemu dengan istri bosnya tersebut. Anyelir tahu kalau Binar sekarang sudah sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga. Fokus membesarkan putrinya di rumah. Meskipun selama mereka bekerja di satu perusahaan yang sama, hubungan Anyelir dengan Binar tidak begitu dekat. Karena mereka toh berada di divisi yang berbeda. Anyelir ada di keuangan, sedangkan Anyelir di sales. “Betah, Mbak. Terima kasih karena sudah membantu aku.” Anyelir menjawab setelah beberapa saat. “Syukur kalau gitu. Biar kamu dan si kecil juga nyaman.” Binar mengelus pundak Anyelir dengan lembut. “Aku tahu kamu kuat kok.” Entah kenapa, ketika Binar mengatakan itu, ada sebuah perasaan sedih yang ada di dalam hati Anyelir menyeruak keluar. Membuatnya merasakan sesak yang luar biasa. Mata perempuan itu bahkan bahkan sudah berkaca-kaca. Namun Anyelir mati-matian menahannya. “Anye, k

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 7. Merepotkan

    “Ini berkas yang diperlukan, Pak.” Anyelir menyerahkan beberapa lembar kertas penting yang dibutuhkan untuk mengurus pengajuan penetapan hak asuh Ancala. Salah satunya adalah akta kelahiran Ancala dan slip gaji. Seseorang yang ingin mendapatkan hak asuh anak harus mampu menjamin hak keselamatan jasmani dan rohani atas anak tersebut. Ramon menerima dan membacanya sebentar. Memastikan jika dia bisa segera menyerahkannya ke pengadilan agama agar bisa segera diproses. “Ibu membutuhkan dua keterangan saksi yang bisa menguatkan jika Ibu layak diberikan hak asuh atas Ancala.” Anyelir tidak pernah terlibat dalam hukum. Dia tak menyangka perjalanannya akan sejauh itu. Dan mereka bahkan akan melakukan sidang untuk benar-benar bisa memastikan jika dia pantas menjadi wali dari Ancala. “Saya mengerti, Pak.” Anyelir harus mempersiapkan secepatnya. “Kalau boleh saya tahu, tentang kecelakaan yang terjadi dengan kakaknya Bu Anyelir, apa itu kecelakaan tunggal atau ada orang yang terlibat?” Anyel

    Last Updated : 2023-10-15
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 8. Ingin Lebih Dekat

    Ramon dan Anyelir tidak ada yang bersuara. Mereka berjalan di koridor unit apartemen dengan keheningan menyergap. Ancala ada di dalam gendongan Ramon dan tengah tertidur lelap. Ini kali kedua Ancala tidur dalam dekapan Ramon. Setelah sampai di dalam unit, Ramon membaringkan Ancala ke kasurnya dan menyelimutinya. Lantas dia keluar kamar untuk menemui Anyelir. “Saya buatkan Bapak minuman hangat.” Anyelir meletakkan secangkir minuman di atas meja dapur. Ramon mendekat, lalu menarik kursi sebelum didudukinya. “Aromanya enak.” “Itu wedang serai.” Anyelir juga menarik kursi di depan Ramon kemudian mendudukinya. “Biasanya saya minum kalau malam hari.” Ramon mengangguk kecil. Mengangkat cangkirnya, lalu menyesapnya sedikit demi sedikit. Rasa serai diikuti rasa manis meledak di mulut Ramon. “Waw. Ini beneran enak.” Ekspresi yang ditunjukkan oleh Ramon terlihat puas. Tidak ada percakapan lainnya setelah itu. Mereka seolah menikmati kebersamaan yang tercipta. Keberadaan Ramon di sana sa

    Last Updated : 2023-10-17
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 9. Bukan Harapan

    “Apa lagi ini?” gumam Anyelir setelah membaca chat yang dikirimkan oleh Ramon beberapa saat lalu. Dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi setelah itu dan hanya fokus pada layar ponselnya. Tapi setelah itu, dia segera melakukan panggilan kepada Ramon. Setelah perbincangan malam itu, kenapa Ramon seolah tidak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk dekat dengan Ancala. Dia bahkan belum memberikan jawaban kepada Ramon atas ide tersebut. “Maaf, Pak. Tapi, di jam siang, Ancala sedang istirahat.” Anyelir segera bersuara ketika Ramon mengangkat panggilannya. Perempuan itu lantas berjalan kembali untuk sampai di kantornya sambil mendengarkan jawaban Ramon. “Iya, tapi Bapak nggak akan bisa menemui Ancala karena Bapak tidak terdaftar orang yang boleh mengunjungi Ancala.” Ramon di ujung sana justru mengeluar kata-kata yang membuat Anyelir mendengus kasar. “Mungkin kapan-kapan saya bisa mengajak Bapak ke sana.” Anyelir mendesah panjang ketika panggilan sudah terputus. Dia memang belum begitu menge

    Last Updated : 2023-10-17
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 10. Lebih Suka Mengejar

    “Ramon!” Langkah Ramon yang panjang seketika memelan ketika mendengar namanya dipanggil. Kepalanya menoleh ke kiri lalu ke kanan dan dari sanalah sumber suara itu berasal. Seorang perempuan yang sangat dikenalnya berdiri di samping mobil dengan ekspresi terkejut. Alih-alih menyambut baik perempuan itu, Ramon justru hanya menatapnya datar. “Kamu di sini?” Perempuan itu berjalan mendekati Ramon. Tatapannya lurus ke arah sosok di depannya dalam diam. “Apa, Kala sekarang kembali tinggal di sini?” Perempuan itu adalah Widi. Perempuan yang sangat Ramon benci sampai ke tulang-tulangnya. Dan ternyata, perempuan itu berani bertanya tentang Kala dengannya. “Bukan.” Jawaban itu sangat singkat sehingga terdengar tak acuh. Lalu setelahnya dia hampir melanjutkan langkahnya. Sayangnya, Widi menghalanginya dengan bersuara. “Kala, sepertinya dia sudah bahagia.” Begitu katanya. “Apa … Nggak ada kesempatan lagi buatku untuk bersama dengannya, Ram?” Dengusan Ramon tak segan dikeluarkan karena meras

    Last Updated : 2023-10-18
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 11. Mengejutkan

    “Saya lebih suka mengejar.” Kata-kata itu adalah cara Ramon mendeklarasikan secara terang-terangan jika dia benar-benar tidak senang dengan kata ‘menunggu’ yang dilontarkan oleh Eliya kepadanya. Itulah kenapa dia harus dengan tegas berucap. “Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi ke depannya kalau kita tidak mencoba.” Eliya menjawab santai. Tidak tampak jika gadis itu tengah tersinggung. “Konsep menunggu adalah tentu saja kita bisa berteman. Saling mengenal lebih dulu. Atau, kita bisa ‘bersenang-senang’ selama perkenalan ini. “Toh Mas masih bebas yang artinya, Mas bisa kenal dan dekat dengan perempuan lain, pun dengan saya.” Ucapan itu melenyapkan segala penilaian baik yang Ramon berikan kepada Eliya barusan. Di dalam hati Ramon, dia tertawa dengan jawaban Eliya yang diberikan kepadanya. “Tidak perlu, Eliya. Saya tidak suka hubungan yang tidak jelas seperti itu. Ketika saya ingin melangkah maju, maka saya harus memiliki keyakinan jika saya mau dengannya. Tapi jika tidak, maka saya

    Last Updated : 2023-10-19
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 12. Demi Ancala

    Anyelir tidak menyangka ketika Ramon dengan lugas mengatakan jika dia membawa Ancala ke rumahnya. Siang tadi, dia mendapatkan telepon dari pihak daycare dan mengatakan jika Ramon menjemput Ancala. Karena Ramon sudah pernah ke daycare dan juga dia sendiri yang mengenalkan pihak daycare jika Ramon adalah salah satu ‘wali’ Ancala selain dirinya, maka tentu saja pihak daycare mengizinkan Ancala pergi.Rumah dua lantai yang mewah di depannya itu membuat Anyelir ragu untuk memasukinya. Pagar tinggi dan tertutup tidak bisa membuat Anyelir melihat kegiatan di rumah tersebut. Dengan tarikan napas panjang, Anyelir memberanikan diri memencet bel yang ada di pagar kemudian seorang penjaga membukakan pintunya. “Ibu Anyelir?” Begitu penjaga tersebut bertanya. “Benar, Pak.” Ramon sepertinya sudah memberi tahu penjaganya jika dia akan datang. “Silakan, Bu.” Pintu terbuka lebar, Anyelir segera masuk dan berjalan menuju pintu utama rumah besar tersebut setelah mengatakan terima kasih. Mobil Ramon pu

    Last Updated : 2023-10-20

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 45. Hidup Bahagia (Tamat)

    “Istriku.” Ancala baru saja sampai rumah ketika melihat penampilan Gemi yang sudah cantik. Meskipun hanya mengenakan daster rumahan kebanggaannya, kecantikan perempuan itu selalu terpancar. Dan inilah yang selalu disukai oleh Ancala, Gemi akan selalu menunggu kepulangannya di teras rumah sambil membaca buku. Tidak di rumah Kala, atau bahkan di rumah mereka sendiri, Gemi memiliki perpustakaan sendiri dengan koleksi buku-bukunya. Gemi tersenyum melihat Ancala yang berjalan ke arahnya. Perempuan itu beranjak untuk menerima tas kerja lelaki itu. “Suamiku capek banget kayaknya.” Ancala memeluk Gemi sambil mencium pipi perempuan itu. Bagi Ancala, energinya akan kembali ketika sudah bertemu dengan sang istri setelah seharian bekerja. Rasa lelah itu seolah menguap begitu saja. Pelukan mereka terurai. Masih dengan memeluk pinggang sang istri, Ancala sedikit menjauhkan tubuhnya untuk menatap wajah Gemi yang halus. “Makan apa malam ini?” tanyanya, “lama nggak ke angkringan. Kangen nasi

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 44. Cinta Sejati

    “Kalian udah datang?” Ancala mendekati istri dan kedua adiknya dengan senyum kecil. Meskipun pagi tadi dia sempat kesal, tetapi setelah Gemi sekarang datang ke kantor, perasaannya menjadi sedikit membaik. Tatapannya mengarah pada ‘tiga tamunya’ yang tidak membawa apa pun. “Jadi belanjanya?” tanyanya. Perempuan yang dimaksud oleh Laksa tadi tidak mengikuti Ancala dan kembali lebih dulu. Gemi tidak bertanya siapa perempuan tersebut karena dia tahu kalau itu adalah sekretaris Ancala. Laksa pun sebenarnya juga tahu, tetapi dia hanya pura-pura untuk mengerjai Gemi. “Bang, aku laper banget, lho.” Laksa mengadu. “Aku laper, Bang.” Ulangnya lagi. “Kalian nggak makan dulu tadi?” Ancala mengernyit aneh menatap satu per satu saudaranya. “Istri Abang ngambek karena diajak desak-desakan. Jadi, nggak memedulikan aku yang kelaparan. Tapi, aku nggak mau makan di kantin ini. Abang tolong pesankan aku makanan yang enak, ya.” Laksa memang benar-benar membuat kakak-kakaknya kesal kalau sudah me

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 43. Perkara Sepatu

    “Gem, bangun!” Ancala menepuk paha sang istri pelan ketika sudah sampai di rumah. Mereka baru saja sampai rumah ketika Gemi tidak sadarkan diri, tidur. Sepanjang jalan, Ancala memegangi tangan Gemi takut-takut kalau istrinya itu terjatuh. Bukannya apa-apa, Gemi tidur sepanjang jalan sedangkan mereka menggunakan motor. Kebanyakan makan kepala ayam membuat Gemi lemas sepertinya. “Bang, aku nggak sanggup jalan. Gendong.” Dengan suara lemas, perempuan itu masih memeluk pinggang Ancala dengan erat takut jatuh. Matanya masih tertutup erat enggan untuk terjaga. Napas panjang Ancala terbuang kasar. Menikahi Gemi adalah impiannya, tetapi kalau sifat manja perempuan keluar, maka habislah dia. “Iya, tapi tunggu dulu deh. Aku turun dulu.” Ancala melepaskan tangan Gemi dari pinggangnya sebelum dia turun dengan pelan dari motor. Baru setelahnya menarik tangan Gemi agar istrinya itu naik ke gendongannya. Diam-diam Ancala tersenyum kecil. Terkadang istrinya itu memang menyebalkan, tetapi juga me

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 42. Pernikahan

    Perdebatan yang terjadi malam itu dianggap bukan apa-apa. Pernikahan antara Gemi dan Ancala bahkan akan segera dilakukan dalam waktu dua hari lagi. Pernikahan mewah itu akan dilakukan di outdoor di pinggir pantai. Tidak banyak yang diundang karena Gemi dan Ancala benar-benar memilih orang-orang terdekat mereka saja yang datang. Kabar pernikahan yang sudah merebak itu membuat banyak orang terkejut. Tidak pernah menyangka kalau Gemi dan Ancala akan menikah. Semua orang tahu jika Abimanyu dan Sambara group adalah saudara. Tentu saja hal itu menjadi perbincangan banyak orang. “Gimana rasanya mau menikah?” Denta datang ke rumah Ancala untuk sekedar menemani sahabatnya itu mengobrol. “Dan menikah dengan perempuan yang lo cintai?” “Setelah semua yang terjadi, tentu saja gue bahagia, Den.” Ancala memainkan kakinya yang ada di kolam renang, menimbulkan bunyi kecipak air. “Gue kira akan sulit mendapatkan restu dari para tetua.” Denial mengatakan itu merujuk pada nenek dan kakek Ancala, lela

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 41. Berbeda Pandangan

    “Kamu sudah benar-benar yakin akan menikah dengan Gemi, Bang?” Ramon meyakinkan sekali lagi kepada sang putra atas keputusan untuk meminang sang pencuri hati. Para tetua, nenek kakeknya sudah memberikan izin untuk mempersatukan dua keluarga yang seharusnya tetap menjadi keluarga yang sesungguhnya. Namun, mereka memilih untuk memberikan restu dan menyingkirkan segala ego yang ada. Dua anak manusia itu sudah tidak bisa dipisahkan, untuk apa lagi mereka menahannya dan akan berakhir buruk. “Aku udah yakin, Yah. Aku sudah berbicara dengan Gemi dan dia menerima lamaranku.” Senyum lebar tersemat di bibir Ancala dan wajah sumringah itu tidak bisa berbohong jika dia sangat bahagia. “Kalau begitu, Ayah dan Bunda akan berbicara kepada Papa Kala kalau kami akan segera melamar Gemi. Pikirkan juga kamu ingin menikah di mana? Outdoor atau indoor, masalah biaya jangan khawatir, semua biaya Ayah yang urus.” Rasa sayang Ramon yang diberikan kepada Ancala tidak surut sedikitpun sejak dulu. Lelaki it

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 40. Tidak Menepati Janji

    Setelah obrolan semalam, Gemi bangun tidur dengan perasaan yang terasa ringan. Hubungannya dengan sang ayah sudah membaik dan dia sudah memaafkan apa pun yang pernah sang ayah lakukan. Semua yang dilakukan oleh sang ayah semata untuk melindungi keluarganya. Suasana hati Gemi pun terlihat sangat baik seharian ini. Meskipun Ancala sejak tadi tak kunjung menghubunginya seperti yang sudah dijanjikan semalam, dia masih baik-baik saja. Seperti yang sudah Ancala bilang semalam, lelaki itu akan membicarakan masalah kerjaan dengan sang ayah. “Jadi, kamu mau balik kerja lagi?” Gemi yang baru saja duduk di sofa di samping sang bunda, segera mendapatkan pertanyaan tersebut. “Aku akan pikirkan lagi, Ma.” Sudah kebiasaan berada di rumah selama beberapa bulan, menjadikan Gemi enggan untuk kembali beraktivitas. “Tapi, Ma, Papa ngeluarin aku dari kantor dengan alasan apa, ya?” Benar, Binar pun tampaknya belum tahu tentang masalah tersebut karena dia tak pernah bertanya dengan Kala. “Mama juga

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 39. Restu

    Binar dan Kala mendengar dengan jelas ucapan putri mereka meskipun kata-kata yang diucapkan terbata-bata. Mereka mendengarkan di balik dinding hanya untuk mengetahui reaksi Gemi ketika bertemu dengan Ancala. Nyatanya, Gemi mengatakan sesuatu yang membuat orang tuanya menahan kesedihannya. “Jangan bicara yang tidak-tidak. Sekarang fokuslah pada kesembuhanmu dulu. Papa bilang, kamu masih perlu bertemu dengan psikiater. Kapan jadwalnya? Aku temani ya?” “Aku nggak butuh psikiater lagi, Bang. Obatku udah ada di sini.” Kala mendesah pasrah mendengar jawaban Ancala atas ucapan sang putri. Sudah pasti perasaan Kala sekarang dipenuhi oleh rasa penyesalan yang amat besar. Di ruang tamu, Gemi dan Ancala melepaskan pelukan mereka. Ancala mengusap air mata Gemi yang mengalir menganak sungai di wajahnya. “Aku nggak akan ke mana-mana lagi, Gemi. Aku udah pulang sekarang. Jadi, kamu nggak perlu takut aku pergi lagi.” “Memangnya, Abang dari mana kemarin?” Ancala menyodorkan minuman yang disiapka

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 38. Pertemuan 

    Kala pasti tidak pernah menyangka jika Ramon akan menurunkan egonya untuk meminta putranya pulang. Dia tahu betul bagaimana Ramon menolak permintaannya saat itu. Namun, sekarang tiba-tiba Ancala sudah ada di rumahnya dan menanyakan kabar Gemi. Hal itu tentu saja membuat Kala sedikit bingung. Apa pun itu, Kala tentulah merasa senang dengan kedatangan Ancala ke rumahnya. “Keadaan Gemi sudah lebih baik. Dia sekarang sedang istirahat.” Tepat setelah itu, Binar datang dan segera duduk di samping Ancala. Perempuan paruh baya itu mengelus punggung Ancala tanpa berbicara. Kelegaan terpancar dari matanya. “Kamu dari mana saja, Bang?” tanyanya setelah itu, “Mama cariin kamu.” “Aku jalan-jalan, Ma,” jawab Ancala dengan lembut, “Mama baik-baik aja ‘kan?” “Mama baik. Anca, kamu masih mau nemuin Gemi ‘kan? Setelah waktu itu, dia murung dan tidak ingin berurusan dengan siapa pun.” “Tentu saja aku mau, Ma. Gemi adalah adikku. Kalau memang perlu, aku akan menemaninya sampai dia sembuh.” “Apa mak

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 37. Kedatangan Ancala

    “Aku harus pulang, Den. Sorry, ya.” Gemi memilih menghindar daripada harus menjawab ucapan Denta. Gadis itu berdiri, lalu buru-buru pergi meninggalkan Denta yang tampak kebingungan. “Gem!” Denta berteriak memanggil gadis itu, tetapi seolah tuli, Gemi tetap berjalan dan sesekali berlari untuk menghindari sahabat Ancala tersebut. Setelah memasuki komplek perumahannya, barulah dia berjalan dengan tenang. Gemi berpikir, kalau Denta saja tidak tahu keberadaan Ancala, itu artinya, kepergian lelaki itu dirahasiakan. Sepertinya, masalah ini benar-benar serius. Gemi berhenti di pinggir jalan, terpaku di tempatnya, lalu berpikir sejenak. Apa dia harus menghubungi Ancala? Apa lelaki itu akan menerima panggilannya kalau dia melakukannya? Kebingungan itu melanda dirinya. Gara-gara kedatangan Denta, menjadikannya berpikir lebih keras tentang Ancala. Gadis berdaster coklat itu kembali melangkah untuk kembali ke rumah. Meskipun dia banyak memikirkan banyak hal, tapi beruntung kini halusinasinya ti

DMCA.com Protection Status