Share

Lakukan Sekarang Juga!

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-03-28 13:39:01

Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.

Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.

Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.

Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.

Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya.

"Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.

Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."

Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan di atas meja. “Sebagai calon tunangan, tentu aku harus memiliki waktu untuk wanitaku, bukan?" katanya dengan nada main-main, senyum khasnya masih melekat di bibirnya. “Aku tak ingin membuatmu merasa diabaikan.”

Julia tergelak kecil, tetapi rona merah yang menjalar di pipinya tak bisa ia sembunyikan. Ada sesuatu dalam caranya berbicara yang selalu berhasil membuat hatinya berdebar tanpa ia sadari.

Mereka mulai memesan makanan, dan percakapan pun mengalir begitu saja—ringan, penuh tawa, seolah tidak ada beban yang membebani hati mereka.

Namun, saat Julia mengangkat sendoknya, suaranya berubah lebih serius. "Ternyata Kevin juga datang ke sana," ujarnya sambil mengaduk supnya perlahan. "Dan dia sudah kalah telak olehnya."

Mike mengangkat alisnya, ketertarikan jelas tergambar di wajahnya. "Oh, ya? Itu kabar yang bagus! Aku sangat bangga padamu, Julia. Kau bisa bangkit dan berdiri tegak setelah dicampakkan oleh Kevin."

Julia menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke permukaan meja kayu di hadapannya. "Dia yang memulai lebih dulu, maka aku pun harus melakukan apa yang sudah dia lakukan padaku."

Ada sesuatu dalam suaranya—kegetiran yang samar, luka yang belum sepenuhnya sembuh meskipun ia berusaha menutupinya dengan sikap percaya diri.

Tanpa berpikir panjang, Mike meraih tangan Julia yang tergeletak di atas meja, menggenggamnya dengan lembut. Julia tersentak, tubuhnya menegang sesaat.

Namun, ketika mata mereka bertemu, ia melihat sesuatu dalam tatapan Mike—ketulusan, keteduhan, dan janjinya yang tanpa suara.

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya," ujar Mike dengan nada yang lebih dalam, lebih pelan. "Aku akan membantumu membalaskan rasa sakit hatimu. Kau tidak sendiri dalam hal ini."

Julia menatapnya dalam diam, lalu perlahan, bibirnya melengkung dalam senyum kecil yang nyaris rapuh. "Terima kasih, Mike."

Momen itu terasa menggantung di udara, seolah-olah dunia luar menghilang dan hanya menyisakan mereka berdua di dalam gelembung waktu yang tenang.

Namun, Julia akhirnya menarik tangannya perlahan, kembali pada kesadarannya. Setelah beberapa saat berbincang, ia bangkit dari kursinya. "Aku pergi ke toilet sebentar," ujarnya sebelum berjalan menuju lorong kecil di sudut restoran.

Namun, sebelum Julia sempat mendorong pintu toilet dan melangkah masuk, sebuah gerakan tiba-tiba menyerobot ke arahnya. Seseorang menyenggol tubuhnya dengan kasar, hampir membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Hei! Kau tidak punya sopan santun sama sekali, ya?!" seru Julia, nadanya tajam dan berapi-api.

Sosok yang baru saja menyenggolnya itu berbalik dengan senyum penuh ejekan. Cindy.

Gaun mahal yang membalut tubuh wanita itu tampak sempurna, tetapi ekspresi angkuhnya membuatnya terlihat seperti aktris buruk dalam sebuah drama murahan.

Mata Cindy berbinar dengan kilatan penuh kesombongan saat ia menatap Julia dari ujung kepala hingga kaki, seolah ingin meremehkannya.

"Ups! Sorry," Cindy berkata dengan nada ringan, bibirnya melengkung dalam senyuman pura-pura. "Aku pikir tidak ada orang tadi. Karena… tidak terlihat."

Sebuah sindiran tajam yang jelas ditujukan untuk menyulut emosi Julia.

Julia mengeraskan rahangnya, merasakan percikan kemarahan mulai membakar dadanya. Tidak. Ia tidak akan membiarkan Cindy menang.

Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menekan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Cindy bukan seseorang yang layak mendapat perhatiannya, dan Julia tahu bahwa terlibat dalam perdebatan dengannya hanya akan menjadi sia-sia.

Namun, sebelum ia sempat memalingkan wajah dan melanjutkan langkahnya, Cindy tiba-tiba melirik ke arah pintu masuk restoran.

Julia mengikuti arah pandang Cindy, dan saat itulah ia melihatnya.

Kevin.

Pria itu berjalan mendekat dengan langkah cepat, alisnya berkerut dalam ketidaksabaran. Dan sebelum Julia sempat bereaksi, sesuatu yang tidak masuk akal terjadi.

"Ah! Aw!"

Dengan gerakan teatrikal yang berlebihan, Cindy tiba-tiba terhuyung dan jatuh ke lantai tepat di sampingnya.

Julia membelalakkan mata, hatinya menjerit dalam ketidakpercayaan. Sungguh?! Ia bahkan tidak menyentuh wanita itu sama sekali!

"Cindy!"

Kevin langsung berlari ke arah mereka, wajahnya berubah panik saat ia berlutut dan meraih tubuh Cindy. Tatapannya kemudian beralih pada Julia—tatapan penuh kemarahan yang membakar.

"Apa yang kau lakukan padanya?!"

Julia mendengus, menatap Kevin dengan ekspresi tak percaya. "Aku tidak melakukan apa pun pada istrimu ini!"

Namun, drama murahan Cindy belum berakhir. Dengan raut wajah penuh penderitaan, ia menggigit bibirnya dan mulai terisak pelan.

Tangannya yang ramping bergerak ke perutnya, seolah-olah sedang melindungi sesuatu yang berharga.

"Bohong!" ratap Cindy dengan suara bergetar. "Dia telah mendorongku! Sepertinya… dia ingin melukai calon bayi kita…"

Julia hampir tertawa keras. Ini benar-benar absurd!

Ia memutar bola matanya dengan gerakan dramatis. "Astaga, Cindy. Kau serius dengan drama ini? Jika aku harus menilai aktingmu, mungkin hanya mendapat nilai dua dari sepuluh."

Namun, Kevin tampaknya sudah termakan sepenuhnya oleh sandiwara istrinya. Ia menatap Julia seolah-olah ia adalah monster keji yang baru saja mencoba mencelakai seorang wanita hamil yang tak berdaya.

"Aku tidak menyangka kau sekejam ini, Julia!" desisnya, suara penuh tuduhan. "Kau masih belum bisa menerima kenyataan, ya?"

Sesuatu di dalam dada Julia meledak seperti api yang tersulut oleh bensin.

"Aku bahkan tidak menyentuhnya!" katanya, suaranya naik satu oktaf. "Kalau dia benar-benar hamil, dia harusnya lebih berhati-hati, bukan malah menjatuhkan dirinya sendiri demi membuatku terlihat buruk!"

Tetapi Kevin sudah kehilangan akal sehatnya. Tanpa menggubris perkataan Julia, ia memapah Cindy dengan hati-hati, memperlakukannya seperti kaca yang bisa pecah kapan saja.

Saat mereka berjalan menuju pintu keluar, Cindy menoleh dan memberikan Julia senyuman kemenangan—sebuah ekspresi penuh kepuasan yang membuat darah Julia mendidih.

Julia berdiri diam, napasnya tersengal karena menahan amarah yang membara di dadanya. Ia mengepalkan tangannya erat, kukunya hampir menembus telapak tangannya sendiri.

"Penghinaan yang benar-benar menjengkelkan!" gumamnya di antara giginya yang terkatup rapat.

Dengan langkah tegas, ia berbalik dan kembali ke meja tempat Mike menunggunya. Pria itu mengangkat alis saat melihat ekspresi gelap yang menghiasi wajah Julia.

Julia menarik napas dalam, lalu menatap Mike dengan mata yang berkilat penuh determinasi.

"Mike," katanya dengan suara rendah namun tegas. "Aku ingin memintamu menggunakan koneksimu untuk membatalkan semua proyek yang sedang berjalan di perusahaan Kevin. Sekarang juga."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
bagus julia kasih sedikit pelajaran buat kevin biar tau rasa perusahaannya gak ada kolega buat perusahaan. idih dasar ulat bulu playing victim banget kalo ada CCTV ketahuan itu yg salah siapa julia apa cindy
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status