Share

Tidak akan Tinggal Diam!

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-03-28 13:19:19

Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.

Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.

“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.

Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.

Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.

“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”

Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tangannya di dada, mencoba mempertahankan kesombongannya. “Jangan mengada-ada, Julia. Kau sama sekali tidak berperan penting dalam pembangunan bisnisku. Aku bisa sukses tanpamu.”

Julia mendengus, matanya menatap Kevin dengan penuh penilaian. “Lihat saja nanti, Kevin,” ujarnya dengan nada santai yang justru terdengar semakin mengancam.

“Setelah ini, kita akan lihat siapa yang akan menangis karena kehilangan banyak vendor.”

Tanpa menunggu respons dari Kevin, Julia melangkah melewatinya dengan anggun, meninggalkannya dalam keterkejutan yang sulit ia sembunyikan.

Aroma parfumnya yang lembut namun memikat menyelinap di udara, meninggalkan jejak samar yang tak bisa dihindari Kevin—seperti bayangan masa lalu yang enggan pergi.

Saat Julia memasuki ruang meeting, atmosfer ruangan seketika berubah. Para pendiri perusahaan yang telah menunggunya di sana menyambutnya dengan penuh antusias, seolah seorang pemain kunci baru saja kembali ke dalam permainan.

Albert, salah satu pendiri yang paling berpengaruh, segera menghampirinya dan menjabat tangannya dengan erat.

“Akhirnya kau kembali, Julia. Kami sudah menantikanmu bergabung dengan The Gold Company,” ucap Albert, suaranya mencerminkan penghormatan yang tulus.

Julia membalas senyumnya dengan anggun, lalu melirik sekilas ke arah Kevin yang kini tampak semakin gelisah.

“Aku juga senang bisa kembali bekerja dengan kalian,” ujarnya dengan tenang, meski ada bara api yang membara di balik kata-katanya.

Begitu pertemuan dimulai, Julia mengambil alih pembicaraan dengan ketenangan yang luar biasa.

Ia menguraikan visinya dengan gamblang, menjelaskan setiap strategi dan inovasi yang akan membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi.

“Aku akan memberikan salinannya dalam dua minggu,” katanya, suaranya penuh keyakinan.

Ruangan sejenak hening, lalu gumaman kagum mulai terdengar. Salah satu dari mereka bahkan berseru, “Dua minggu? Ini luar biasa, Julia. Yang lain biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyusun rencana sebesar ini.”

Julia tersenyum tipis, memainkan jarinya di atas pena emas yang berada di tangannya. “Ini hal yang mudah bagiku,” ujarnya ringan, sebelum menambahkan dengan nada yang lebih menusuk.

“Bahkan salah satu perusahaan yang aku bantu pun kini berkembang pesat. Sayangnya, pemilik perusahaan itu tidak pernah mengakui kehebatanku.”

Ucapannya bagaikan belati yang meluncur tepat ke jantung Kevin. Seisi ruangan kini memperhatikannya—beberapa dengan ekspresi penasaran, yang lain dengan sorot mata yang seolah baru menyadari sesuatu. Wajah Kevin mulai memerah, entah karena amarah, malu, atau kombinasi dari keduanya.

Ia mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha keras menahan emosinya. Tapi, dalam diamnya, ia tahu satu hal—Julia bukan lagi wanita yang dulu bisa ia kendalikan. Kini, ia berdiri sebagai lawan yang tak bisa diremehkan.

Meeting baru saja usai ketika Kevin melesat maju, langkahnya terburu-buru seperti seseorang yang sedang kehilangan kendali.

Dalam sekejap, ia sudah berada di sisi Julia, tangannya mencengkeram pergelangan wanita itu dengan sedikit kasar.

"Apa maksudmu bicara seperti itu? Dan kenapa kau ingin menyerobot pekerjaanku?" suaranya rendah, tetapi menggigit, seperti bara api yang membara di balik lapisan es.

Julia menoleh perlahan, menatap Kevin dengan ekspresi yang nyaris malas, seolah menghadapi amukan seorang anak kecil yang keras kepala.

Ia melepaskan tangannya dari genggaman Kevin dengan gerakan anggun, lalu mengangkat bahunya tanpa beban.

"Aku tidak menyerobot apa pun, Kevin," ujarnya ringan, namun nada suaranya tajam seperti belati yang baru diasah.

"Aku adalah perancang hebat yang sudah diakui banyak perusahaan besar. Jadi, jangan heran jika aku bisa menaklukkan semua orang untuk mengambil rancangan yang aku buat."

Ada kemarahan yang jelas membayang di wajah Kevin. Rahangnya mengeras, matanya membara. Ia melangkah lebih dekat, hingga hanya ada jarak tipis di antara mereka.

Aroma parfumnya yang maskulin bercampur dengan hawa panas emosinya, namun Julia tidak gentar.

"Aku tidak akan tinggal diam," bisik Kevin dengan suara penuh tekad. "Aku akan merebut kembali hati mereka dan memastikan mereka memilih perusahaanku, bukan dirimu."

Ucapan itu hanya membuat Julia tertawa—tawa yang begitu ringan, begitu penuh ejekan, seolah ia baru saja mendengar sebuah lelucon yang sangat menggelikan.

Mata keemasannya berkilat tajam, bibirnya melengkung dalam senyum kemenangan.

"Lakukan saja, Kevin," tantangnya, nadanya dipenuhi dengan keangkuhan yang elegan. "Aku sudah tidak sabar ingin melihatmu ditolak mentah-mentah oleh mereka."

Ia melangkah lebih dekat, kini hanya beberapa inci dari wajah Kevin. Dalam suaranya yang lembut, ada racun yang terselubung rapi.

"Karena sampai saat ini, mereka hanya tahu bahwa seorang Julia-lah yang merancang ide sejak perusahaanmu berdiri."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
udah sih kevin jangan buang2 energi kamu percuma kamu gak akan menang lawan julia dia udah banyak makan asam garam di dunia bisnis, lu apa baru anak kemarin sore kali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

    Last Updated : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status