Share

Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai
Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai
Penulis: Senja Berpena

Keputusan Perceraian yang Hina

Penulis: Senja Berpena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 15:03:37

"Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"

Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.

Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.

Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari.

"Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.

Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.

Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi.

"Aku tidak membutuhkanmu lagi dalam hidupku,” ucapnya dengan suara datar.

"Apa kurangku padamu, Kevin?" suaranya pecah, tubuhnya bergetar hebat. "Kenapa kau tega menceraikanku seperti ini? Apakah aku sudah tidak berharga lagi di hidupmu?"

Air matanya akhirnya jatuh, mengalir deras tanpa bisa ia tahan. Selama ini, ia mencintai Kevin dengan seluruh jiwa dan raganya.

Ia berjuang demi rumah tangga mereka, rela mengorbankan segalanya. Dan kini, balasan yang ia terima hanyalah pengkhianatan yang begitu kejam.

Kevin menatapnya dengan sorot mata tajam, penuh kebencian yang bahkan Julia tak pernah bayangkan sebelumnya. "Tentu saja! Kau tidak berharga lagi bagiku!" suaranya sarat dengan kejijikan.

"Lihat dirimu, Julia. Kau kucel, tidak menarik, dan tidak tahu bagaimana menyenangkan suami! Aku lelah denganmu! Aku malu pada rekan-rekan kerjaku karena ulahmu yang tak pernah terlihat cantik di depan mereka!"

Dunia Julia seakan runtuh. Kata-kata itu menusuk tepat di relung hatinya yang terdalam, meremukkan sisa-sisa kepercayaan dirinya.

"Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik..." ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Aku bekerja keras untukmu, untuk kita! Aku tidak pernah mengeluh! Aku tidak punya waktu untuk merawat diri karena semua waktuku kuhabiskan untukmu!"

Namun, Kevin hanya tertawa sinis. Tawa yang dingin, penuh penghinaan, yang membakar habis segala harapan Julia.

"Itu masalahmu! Aku tidak peduli! Aku ingin hidup dengan seseorang yang tahu bagaimana memperlakukan suaminya, bukan hanya sibuk berkutat di dapur dan mengabaikan suaminya sendiri!"

Julia menggigit bibirnya, menahan isakan yang semakin keras mengoyak tenggorokannya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, kuku-kukunya hampir menembus kulitnya sendiri.

"Jadi… semua ini karena aku tidak bisa tampil cantik untukmu?" matanya menatap Kevin dengan pandangan yang penuh luka.

"Kau tidak pernah memberiku uang untuk membeli make-up atau pakaian bagus! Kau bahkan tidak pernah peduli!"

Namun, tidak ada penyesalan di mata Kevin. Tidak ada rasa bersalah. Yang ada hanyalah keangkuhan dan ketidakpedulian yang membuat Julia ingin menjerit.

Betapa bodohnya ia selama ini.

Selama ini, Julia lah yang menemani Kevin, membantunya mengatasi bisnis yang hampir bangkrut. Ia yang bekerja siang dan malam, memastikan pria itu sukses, mendukungnya tanpa henti.

Namun kini, setelah tiga tahun ia berjuang, setelah Kevin berdiri kokoh di puncak kesuksesannya, pria itu justru melemparkannya ke jurang kehancuran.

Menceraikannya dengan cara hina seperti ini.

"Aku mohon, Kevin. Pertimbangkan lagi keputusanmu ini." Suara Julia nyaris tak terdengar.

Matanya yang membasah menatap pria di hadapannya, mencoba mencari secercah kebaikan yang mungkin masih tersisa di hatinya.

"Aku muak, Julia. Aku tidak ingin mendengar rengekanmu lagi. Sekarang, berkemaslah dan pergi dari rumah ini!"

Tangannya terangkat, menunjuk pintu utama dengan kasar—mengusir Julia dari rumah megah yang dulu ia sebut sebagai rumahnya.

Julia membelalakkan mata, dadanya naik turun menahan gejolak perasaan yang membakar setiap nadinya. "Apa? Malam ini juga? Kau serius ingin mengusirku?" suaranya bergetar antara marah, terluka, dan kecewa yang tak tertahankan.

"Ya! Malam ini juga!" Kevin menegaskan, tanpa ragu, tanpa belas kasih. "Aku tidak ingin melihatmu lagi di rumah ini!"

Belum sempat Julia mencerna ucapan itu, suara langkah kaki terdengar mendekat. Gemerincing perhiasan beradu, aroma parfum yang menyengat memasuki ruang tamu, menciptakan atmosfer yang lebih menyesakkan.

Dari balik pintu, muncul seorang wanita paruh baya dengan sorot mata tajam seperti burung pemangsa—Diana, ibu mertuanya. Tubuhnya tegap dengan dagu terangkat, seolah tengah menatap sesuatu yang lebih rendah darinya.

Di sampingnya berdiri seorang wanita muda berbalut gaun merah ketat yang mencetak sempurna lekuk tubuhnya.

Wajahnya penuh riasan tebal, bibirnya merah menyala, dan di sudut bibirnya terukir senyum yang lebih menyerupai ejekan.

Diana menyipitkan mata, bibirnya melengkung dalam ekspresi penuh penghinaan. "Dengar baik-baik, Julia. Kau sudah bukan menantuku lagi. Kevin sudah menceraikanmu, dan aku lega akhirnya beban ini terlepas dari keluarga kami. Aku muak dengan semua ini. Kau bukan istri yang pantas untuk Kevin!"

Seolah sebuah batu besar menimpa dadanya, Julia menatap wanita muda di samping mertuanya dengan curiga. Hatinya mulai merasakan firasat buruk, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Siapa dia?" tanyanya, suara hampir tenggelam dalam keterkejutan yang melumpuhkan.

Kevin menyunggingkan senyum dingin, senyum yang selama ini tak pernah ia berikan kepada Julia. "Dia Cindy. Calon istriku."

Langkah Julia goyah. Tubuhnya melemah, seakan gravitasi tiba-tiba menjadi lebih berat, menariknya ke dasar jurang penderitaan yang tak berujung.

Matanya membelalak, mulutnya sedikit terbuka, namun tak ada kata yang mampu keluar.

"Jadi... kau menceraikanku karena wanita ini?" suaranya pecah oleh isakan yang berusaha ia tahan.

Diana tertawa sinis, suara tawanya menggema di ruangan yang seketika terasa begitu asing bagi Julia. "Bukan hanya itu, Julia!" ucapnya penuh kemenangan.

"Kau tidak bisa memberiku cucu! Kau mandul! Aku tidak mau membuang waktu lebih lama dengan wanita cacat sepertimu!"

Kata-kata itu menghantam Julia seperti petir yang menyambar tanpa ampun. Tubuhnya menegang, darahnya berdesir dalam amarah yang perlahan mulai menggelegak.

Julia mengepalkan tangannya, matanya menyala penuh perlawanan. "Aku tidak mandul!" suaranya meninggi, penuh penolakan.

"Aku sudah berusaha! Aku bahkan pergi ke dokter dan hasilnya..." Napasnya memburu, dadanya naik turun menahan gejolak emosi. "Hasilnya kau yang bermasalah, Kevin!"

Ruangan itu seketika senyap. Untuk pertama kalinya, wajah Kevin berubah. Sekelebat keterkejutan melintas di matanya, namun ia segera menutupinya dengan tawa sinis.

"Omong kosong!" ucapnya dengan nada mengejek. "Cindy hamil anakku sekarang. Itu buktinya kalau aku tidak bermasalah!"

Julia mundur selangkah, dadanya terasa sesak seperti dihantam palu godam. "Tidak... tidak mungkin..." suaranya bergetar, kepalanya pening, seolah duniannya kini hanya dipenuhi kabut kegelapan.

Diana melipat tangan di dada menatap tajam wajah Julia. "Cepat keluar dari rumah ini, Julia. Cindy yang berhak tinggal di sini, bukan kau!"

Julia menatap mereka satu per satu. Air matanya terus mengalir, membasahi pipinya yang pucat.

Dengan suara yang penuh luka, namun juga kekuatan yang baru, ia berkata, "Kalian tidak akan pernah bahagia dengan cara seperti ini! Aku mencintaimu, Kevin! Aku sudah mengorbankan segalanya untukmu! Tapi ini balasanmu? Menghina dan membuangku seperti sampah?"

Kevin menatapnya dingin, tanpa goresan penyesalan sedikit pun. "Aku tidak pernah mencintaimu, Julia. Kau hanya batu sandungan dalam hidupku. Keluar dari rumah ini sebelum aku menyeretmu sendiri."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Diajheng
nanti juga ketauan siapa yg mandul... palingan anak yg dikandung cindy bukan anak kevin... pergi jul.... kamu akan melihat kehancurannya nanti
goodnovel comment avatar
Diajheng
pergi julia... jangan rendahkann dirimu hanya krena suami macam kevin. pergilah... kamu juga berhak bahagia kamu bisa lebih sukses dari ini
goodnovel comment avatar
Kania Putri
deh mandul aja bangga ish tuh cindy palingan hamil hasil dr anak orang lain palingan dia mau nikah sama kamu karena harta aja ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status