Share

Aku ingin Balas Dendam

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-03-26 17:07:35

"Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"

Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.

Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka.

"Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"

Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.

Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.

Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.

Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah simfoni keanggunan, seolah lantai marmer pun tunduk di bawah kakinya.

Wajahnya bercahaya di bawah sorotan lampu, matanya yang tajam memancarkan aura yang sulit dijelaskan—sebuah kombinasi dari kekuatan, kemenangan, dan rahasia yang telah lama tersembunyi.

Di antara kerumunan, Mike terperangah. Selama ini, ia hanya mendengar nama Julia dari ibunya, Amelia.

Namun, melihatnya langsung adalah kisah lain—sesuatu yang jauh lebih mendebarkan, lebih menyesakkan, lebih memikat.

"Kau sangat cantik sekali," gumam Mike, nyaris tanpa sadar. Matanya tak bisa berpaling dari sosok wanita yang kini berdiri di panggung.

Julia hanya tersenyum tipis, seulas senyum yang lebih tajam dari belati, lalu mengambil mikrofon dengan tenang.

"Terima kasih atas sambutannya." Suaranya mengalun, lembut namun penuh ketegasan.

"Saya minta maaf karena baru bisa menampakkan diri setelah bertahun-tahun menjadi donatur di Yayasan Musik International ini."

Ia berhenti sejenak, membiarkan setiap kata menyusup ke dalam hati para tamu undangan.

“Saya ingin semua orang tahu bahwa musik adalah harapan bagi banyak anak yang kurang mampu.

“Musik bukan sekadar nada dan harmoni, tetapi pintu yang terbuka bagi mereka yang ingin bermimpi, yang ingin keluar dari batasan hidup yang mengungkung mereka.

“Saya akan terus mendukung yayasan ini untuk memastikan mereka mendapatkan kesempatan yang layak."

Seketika, ruangan kembali bergemuruh dengan tepuk tangan yang lebih riuh. Gelas-gelas kristal diangkat dalam penghormatan, dan senyuman mengembang di wajah para hadirin.

Namun, di sudut ruangan, di tengah lautan kekaguman, ada dua pasang mata yang terbelalak dalam keterkejutan.

Diana dan Agnes.

Mereka saling berpandangan, wajah mereka pucat bak melihat hantu masa lalu yang kembali dengan dendam membara.

Diana menelan ludah, tangannya bergetar saat memegang dadanya. Matanya terpaku pada layar besar yang menampilkan daftar donasi, dan di sana, dalam angka-angka yang mustahil dipercaya, tercantum nama yang selama ini ia remehkan.

Julia.

Mantan menantu yang pernah ia hina, cemooh, dan usir dari hidupnya—kini berdiri di puncak dunia.

Diana merasakan jantungnya mencelos, seolah sepasang tangan tak kasatmata sedang mencengkeramnya dengan kejam.

"Tidak mungkin..." bisik Agnes, suara seraknya nyaris tak terdengar. Napasnya pendek, wajahnya memucat. "Kenapa dia menyembunyikan identitasnya? Apa yang sedang dia rencanakan?"

Diana menggigit bibirnya, kepanikan merayap naik dari perutnya ke tenggorokannya, menciptakan rasa mual yang menyakitkan. Ia telah membuang berlian berharga tanpa menyadarinya.

Dan kini, berlian itu bersinar lebih terang dari sebelumnya—bersinar di tempat yang lebih tinggi, di luar jangkauannya.

Acara berlangsung dengan kemegahan yang nyaris menyihir, meninggalkan jejak kilauan lampu kristal yang masih berpendar di langit-langit aula.

Tawa serta alunan musik klasik perlahan mereda, tergantikan oleh langkah-langkah tamu yang mulai beranjak pergi, meninggalkan aroma parfum mahal yang masih menggantung di udara.

Di antara gelombang kepergian itu, Mike tak membiarkan kesempatan ini menguap begitu saja. Ia berjalan dengan langkah mantap, melewati riuh rendah obrolan terakhir sebelum malam benar-benar usai. Matanya hanya tertuju pada satu sosok—Julia.

Wanita itu berdiri di samping ibunya, masih terlibat dalam perbincangan yang terdengar akrab namun mengandung ketegasan.

Gaun merah darah yang membalut tubuhnya masih berkilauan dalam cahaya lampu gantung, membingkainya seperti seorang ratu yang baru saja memenangkan perang.

"Senang bisa bertemu denganmu," ujar Mike, suaranya terdengar tenang namun menyiratkan ketertarikan yang sulit disembunyikan.

Julia menoleh, seulas senyum tipis melengkung di bibirnya. Senyum yang tidak sepenuhnya ramah, namun cukup untuk membuat detak jantung pria itu berdegup sedikit lebih cepat.

"Aku juga senang bisa bertemu denganmu," balasnya, suaranya bagai simfoni yang menggantung di udara.

Mereka berjalan ke sudut ruangan yang lebih sepi, menjauh dari sorot mata para tamu yang masih tersisa. Lampu-lampu remang menciptakan siluet di sekitar mereka, bayangan yang seolah menari mengikuti gerak langkah mereka.

Mike menatap Julia dengan saksama, mencoba membaca pikiran yang tersembunyi di balik tatapan tajamnya.

Wanita itu tampak begitu tenang di permukaan, tetapi ada sesuatu di matanya—sebuah badai yang belum reda, sebuah luka yang belum mengering.

"Kenapa selama ini kau tidak pernah muncul?" tanyanya akhirnya, suaranya lembut namun penuh rasa ingin tahu. "Aku hanya mendengar ceritamu dari Nyonya Amelia."

Julia menghela napas, matanya menatap jauh ke luar jendela kaca yang terbuka, membiarkan angin malam menyelinap masuk dan menyapu helaian rambutnya. Sejenak, ia tampak ragu. Bibirnya sedikit terbuka, tetapi kata-kata tak langsung meluncur.

Lalu, dengan suara yang pelan namun dipenuhi tekad yang tajam, ia berkata, "Kau mau membantuku?"

Mike mengernyitkan dahi, alisnya berkerut samar. "Bantu apa?"

Julia menoleh, dan saat itu, untuk pertama kalinya, Mike melihat dengan jelas kobaran api di balik mata wanita itu. Ada luka di sana, tetapi lebih dari itu—ada dendam yang menyala, membakar perlahan tetapi pasti.

"Aku ingin balas dendam pada mantan suamiku."

Suara Julia bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan karena intensitas emosinya yang begitu kuat. Ia mengepalkan jemarinya, seakan sedang menahan badai amarah yang siap dilepaskan kapan saja.

"Kevin membuangku seperti sampah. Dia mempermalukanku, mengkhianatiku, dan membuatku merasa tidak berharga." Julia menarik napas dalam, tetapi kemarahan yang membuncah membuat dadanya terasa sesak.

"Kini, aku ingin membuatnya menderita. Aku ingin dia merasakan sakit yang lebih besar dari yang pernah dia berikan padaku."

Mike terdiam sejenak. Ia memandang Julia dengan sorot mata yang sulit ditebak, seolah sedang menimbang sesuatu di dalam pikirannya.

Lalu, tiba-tiba, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. "Dengan senang hati.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Diajheng
kenapa diana.... lihat hantu yaaa awaaas tuh kena serangan jantung... jatuh lalu kena stroek dehhh...
goodnovel comment avatar
Diajheng
balas dend4mnya orang sakit hati orang yg disakiti hingga begitu hancur maka dia tak akan pernah setengah setengah tunggu kevin kehancuranmu
goodnovel comment avatar
Kania Putri
see gimana diana liat kan bagaimana julia sekarang bahkan kamu pun sampai kaget gitu pas tau fakta tentang julia dia adalah donatur tetap di yayasan musik. gak usah banyak gaya, selain donatur du larang ngatur
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

    Last Updated : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

    Last Updated : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

    Last Updated : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

    Last Updated : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status