Share

Dia adalah Calon Tunanganku!

Penulis: Senja Berpena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 09:43:46

"Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.

Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."

Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.

Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.

Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam.

"Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.

Julia menghela napas panjang, seakan enggan meladeni pertunjukan yang tengah dimainkan mantan suaminya. Dengan gerakan anggun, ia menyesap kopinya sebelum menatap Kevin dengan dingin, tatapannya lebih tajam dari ujung belati.

"Apa yang kau maksud?" jawabnya dengan nada malas, seolah keberadaan pria itu hanyalah gangguan kecil dalam harinya yang sempurna.

Kevin melangkah maju dengan penuh agresi, tangannya menghantam meja dengan keras. Benturan itu membuat cangkir kopi di hadapan Julia bergetar, tetapi wanita itu tetap bergeming, seolah ledakan emosi pria itu bukanlah sesuatu yang layak diperhatikan.

"Kenapa kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau adalah putri tunggal pemilik The Gold Company?" Kevin menuntut, suaranya sarat dengan tuduhan dan ketidakpercayaan.

"Selama dua tahun kita menikah, kau tak pernah membahas ini sedikit pun. Apa kau takut aku akan merampas hartamu?"

Julia menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan—sebuah perpaduan antara kejengkelan dan rasa jijik yang samar.

Sudut bibirnya melengkung dalam senyum tipis, namun matanya tetap dingin, bagaikan ratu yang tengah mengamati bidaknya yang gagal dalam permainan catur.

"Apa itu penting bagimu sekarang?" tanyanya dengan suara yang cukup tenang.

"Dan lihatlah dirimu, Kevin. Kau mengira aku takut kau akan merampas hartaku?"

Julia menggelengkan kepalanya perlahan, tawanya hampir keluar, tapi ia menahannya. "Aku bahkan tidak pernah menganggapmu cukup cerdas untuk bisa melakukannya."

Tangan Kevin terkepal kuat di sisinya, buku-buku jarinya memutih. Rahangnya mengeras, seperti hendak menggiling amarah yang meluap dalam dirinya.

"Aku hanya ingin tahu kenapa kau menyembunyikan identitas aslimu dariku selama ini!" suaranya terdengar geram, lalu seperti biasa, bibirnya tak bisa menahan racun penghinaan yang selalu menyertai setiap ucapannya.

"Dan jujur saja, Julia. Kau tidak pantas menjadi putri tunggal The Gold Company."

Julia berdiri perlahan, gerakannya begitu anggun, penuh kewibawaan yang selama ini tidak pernah dilihat Kevin darinya.

Kedua tangannya terlipat di dada, dan matanya yang tajam menatap pria yang dulu pernah ia cintai dengan sorot penuh kemenangan.

"Kenapa tidak pantas?" Julia mengangkat satu alisnya, suaranya tajam bagai belati yang siap menancap di ego pria itu.

"Kau benar-benar tidak menyadarinya? Bisnis yang kau bangun sampai bisa sebesar ini, kau pikir dari mana semua itu berasal?"

Kevin membeku sesaat, tetapi Julia tidak memberinya ruang untuk berpikir.

"Aku yang berperan penting dalam semua kerja sama dengan relasi The Gold Company. Aku yang membuka pintu untukmu, memperkenalkanmu kepada orang-orang yang kau butuhkan untuk sukses.

“Aku yang membiarkanmu berdiri di atas panggung, sementara aku sendiri bersembunyi di balik bayangan. Tapi lihatlah dirimu sekarang, berani berdiri di hadapanku dan mengatakan aku tidak pantas?"

Ruangan terasa semakin sunyi, seolah seluruh dunia sedang menanti jawaban Kevin. Pria itu menatap Julia dengan rahang yang masih mengeras, tetapi di matanya ada sesuatu yang lain—sebuah pengakuan yang enggan ia terima.

Namun, alih-alih menyerah, Kevin tetap berusaha menggenggam harga dirinya yang semakin rapuh.

"Aku yang meyakinkan investor, klien, dan semua mitra bisnis untuk bekerja sama denganku, Julia!" serunya dengan suara yang hampir seperti teriakan.

"Aku berhasil karena kemampuanku sendiri, bukan karena peranmu yang tidak ada apa-apanya itu!"

Julia mendengus pelan, sebuah tawa kecil lolos dari bibirnya. Ia menatap Kevin dengan tatapan yang tidak lagi menyiratkan amarah atau sakit hati—hanya rasa kasihan yang menyayat.

"Benarkah?" Julia menyandarkan tubuhnya sedikit ke meja, jemarinya yang ramping menelusuri permukaan kayu dengan santai, seolah momen ini hanyalah hiburan baginya.

"Kau tidak pernah berpikir kenapa klien yang baru kau kenal bisa langsung menyetujui kerja sama denganmu? Kau tidak pernah curiga bagaimana mungkin perusahaan sebesar itu percaya pada seorang pria yang bahkan tidak punya rekam jejak bisnis yang cukup kuat? Kau memang bodoh, Kevin."

Warna merah mulai merayap ke wajah Kevin, entah karena amarah yang siap meledak atau rasa malu yang tak mampu ia akui.

Dadanya naik turun, mencoba menahan gejolak yang berkecamuk di dalam dirinya. Namun, seperti biasa, egonya terlalu besar untuk tunduk.

"Aku tetap berhasil menjalankan bisnis ini. Itu karena kemampuanku!" katanya dengan suara serak, seolah meyakinkan dirinya sendiri lebih dari siapa pun.

Julia menatapnya sejenak, lalu tawa kecil lolos dari bibirnya. "Sungguh menggelikan," katanya dengan nada mencemooh.

"Kau masih juga bersikeras. Baiklah, percaya saja pada kebohonganmu sendiri. Tapi itu tak akan mengubah kenyataan."

Ia menyilangkan tangan di dada, matanya menatap Kevin dengan penuh kejijikan. "Sekarang, pergilah dari hadapanku. Aku sudah muak melihat wajahmu."

Kevin mengepalkan tangannya semakin erat, urat-uratnya menegang, hampir seolah hendak meledak.

Sorot matanya menyala, tetapi bukan karena rasa bersalah—melainkan karena harga dirinya yang baru saja diinjak-injak oleh wanita yang dulu pernah ia remehkan.

"Kau pikir aku akan menyesal karena sudah berpisah denganmu?" desisnya, suaranya bergetar karena kemarahan yang terpendam.

"Tentu saja tidak! Cindy jauh lebih kaya darimu, dan aku tidak perlu bantuanmu lagi!"

Julia mendengus, kepalanya sedikit dimiringkan saat ia menatap Kevin dengan tatapan penuh kebencian yang dingin dan menusuk.

"Aku tidak peduli, Kevin. Pergilah dan bahagialah bersama istri barumu itu!" ucapnya, nada suaranya mengandung racun halus yang membakar harga diri pria itu.

"Kau pikir aku akan menangis sesenggukan lagi setelah kau mengkhianatiku? Tentu saja tidak!"

Dalam cahaya lampu yang temaram, mata Julia berkilat seperti permata—indah, tetapi berbahaya.

Ada sesuatu dalam dirinya yang telah berubah, sesuatu yang tak akan bisa lagi dijinakkan oleh siapapun, apalagi oleh pria yang telah menghancurkannya.

Kevin masih menatapnya tajam, seolah mencari celah untuk kembali menancapkan luka dalam hatinya. Namun, ia tahu, wanita di hadapannya bukanlah Julia yang dulu.

Tatapan Kevin beralih, dan akhirnya mendarat pada sosok yang berdiri tenang di sisi Julia. Seorang pria yang sedari tadi hanya menyaksikan mereka dengan ekspresi datar, tak terganggu oleh ledakan emosi di sekelilingnya.

"Siapa dia?" suara Kevin terdengar lebih dalam, penuh kecurigaan.

Julia melirik Mike sekilas, seolah memberikan waktu sejenak bagi Kevin untuk menebak sendiri jawabannya.

Lalu, dengan senyum tipis yang lebih menyakitkan daripada seribu kata, ia menatap mantan suaminya dengan sorot penuh kemenangan.

"Perkenalkan," katanya, suaranya halus namun menghantam Kevin seperti tamparan keras. "Dia adalah calon tunanganku."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Diajheng
kamu pikir julia ngga laku gitu.... ada seribu lelaki yg menanti untuk meminang julia vin... dan kamu hanya akan menjadi kacung nyaa... jadi ga usah sombong kamu sekarang
goodnovel comment avatar
Diajheng
percaya diri sekali anda tuan kevin... bahwa semua keberhasilan mu kar3na usahamu.... okeeyyy cobaa tunjukkan sekarang apa kamu masih bisa sombong seperti sekarang setelah julia tak akan lagi membantu mu...
goodnovel comment avatar
Kania Putri
du du du gimana kaget dong ya kaget sih udah syok tau kali julia anak pemilik gold company sekarang datang dong mike ngaku sebagai tunangannya wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai    Babak Baru Dimulai

    Kevin bersandar di kursinya, mengusap permukaan meja kayu mahoni yang mengilap dengan ujung jarinya, seolah merasakan denyut kemenangan yang bergetar di setiap seratnya.Senyum tipis bertengger di sudut bibirnya saat tinta emas pena menggoreskan tanda tangannya di atas kontrak yang menjanjikan masa depan gemilang bagi perusahaannya.Ini bukan sekadar kesepakatan biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Sebuah mahakarya diplomasi bisnis yang akhirnya terwujud dalam lembaran perjanjian resmi.Namun, euforia itu buyar dalam sekejap. Seperti kaca kristal yang terlepas dari genggaman, jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai realitas yang kejam.Notifikasi email menyala di sudut layar laptopnya, seperti pertanda kehancuran yang menanti. Alisnya mengernyit, jemarinya bergerak membuka pesan dengan perasaan yang tiba-tiba diliputi firasat buruk.Begitu matanya menyapu isi surat elektronik itu, denyut nadinya melonjak, dan perutnya seakan dihantam gelombang ding

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Lakukan Sekarang Juga!

    Mike melirik arlojinya sejenak sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Waktu sudah berlalu lebih cepat dari yang ia kira.Dengan langkah mantap, ia menuju restoran kecil yang terletak tak jauh dari kantor The Gold Company.Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan keharuman roti panggang yang baru keluar dari oven menyambutnya begitu ia mendorong pintu kaca restoran.Di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan, Julia sudah menunggu. Cahaya matahari yang menembus kaca membingkai wajahnya dengan kilauan keemasan, menciptakan siluet yang hampir tak nyata.Ia tampak anggun dalam setelan formalnya, meskipun ada sedikit kelelahan yang tersembunyi dalam sorot matanya."Maaf menunggu lama, Julia," ujar Mike dengan senyum tipis, nada suaranya penuh kehangatan.Julia mengangkat wajahnya, tersenyum samar. "Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk makan siang bersamaku."Mike menarik kursinya dan duduk, kedua sikunya bertumpu ringan

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Tidak akan Tinggal Diam!

    Kevin mengerutkan keningnya saat sosok anggun itu melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan. Cahaya lampu kristal yang menggantung megah di langit-langit memantulkan kilauan halus di atas setelan jas navy yang membalut tubuh Julia dengan sempurna.Matanya menyipit, mengamati wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya—sekarang berdiri di hadapannya dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi.“Untuk apa kau kemari? Ada urusan apa?” suaranya terdengar tajam, sarat dengan ketidaksenangan yang tak berusaha ia sembunyikan.Julia tetap melangkah maju dengan percaya diri, langkahnya mantap seperti seorang ratu yang memasuki medan pertempuran yang telah dikuasainya.Ia menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketidaknyamanan yang jelas terlihat di wajah Kevin.“Kolegamu adalah kolegaku juga, Kevin,” ucapnya ringan, suaranya lembut namun menusuk. “Aku hanya penasaran… apa yang akan terjadi dengan perusahaanmu jika tidak ada aku yang membantumu!”Kevin terkekeh sinis, melipat kedua tang

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Menyusun Balas Dendam

    "Aku minta maaf karena sudah mengakuimu sebagai calon tunanganku," ucapnya lirih setelah mereka tiba di rumah megah milik Julia dan Mike mengantarnya pulang ke sana.Mike hanya terkekeh kecil, seolah kegetiran Julia bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Ia menepuk pundak wanita itu dengan kelembutan yang tak dibuat-buat."Bukankah kau yang meminta bantuanku? Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu. Tidak masalah, mau menganggapnya sebagai calon tunangan pun."Julia menatap Mike, menemukan sesuatu dalam sorot matanya yang membuat dadanya sedikit lebih ringan.Pria itu tak memandangnya dengan kasihan, tidak pula dengan rasa menghakimi. Ia hanya ada di sana—mendengarkan, memahami, tanpa menuntut apapun darinya.Senyum lega mengembang di bibir Julia. "Terima kasih, Mike. Aku benar-benar menghargai bantuanmu. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak ada tadi. Mungkin Kevin akan semakin mencemoohku karena duduk sendiri.”Mike menatapnya lama, ekspresinya sulit diartikan—ada sesuatu yang bersi

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Dia adalah Calon Tunanganku!

    "Kita harus memastikan bahwa kerja sama dengan mitra dari luar negeri berjalan dengan lancar. Aku sudah berbicara dengan beberapa pihak, dan mereka tampak tertarik," kata Julia dengan mata menatap Mike dengan keyakinan seorang pemimpin yang tahu arah langkahnya.Mike mengangguk, ekspresinya menunjukkan penghargaan terhadap ketajaman wanita di hadapannya. "Itu langkah yang bagus. Dengan reputasi The Gold Company, aku yakin mereka tidak akan menolak."Namun, sebelum Julia sempat menanggapi, suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, memecah harmoni pertemuan bisnis itu.Pintu ruangan terbuka dengan kasar, dan sosok yang dulu pernah menguasai hatinya kini berdiri di ambang pintu dengan ekspresi murka. Kevin.Matanya yang gelap menyala dengan amarah yang tak terkendali, seolah api cemburu dan keterkejutan membakar dirinya dari dalam."Apa maksud dari ini semua, Julia?" suaranya menggema, memecah keheningan dan menarik perhatian beberapa pengunjung yang masih berada di sekitar.Julia menghe

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Aku ingin Balas Dendam

    "Mari kita sambut, donatur amal terbanyak kali ini untuk Yayasan Musik International tahun ini!"Suara pembawa acara menggema di seluruh aula megah, merambat di antara pilar-pilar marmer yang menjulang tinggi.Kilauan lampu kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya seperti bintang-bintang yang berjatuhan di antara para tamu yang berdiri dalam gaun dan jas terbaik mereka."Seorang yang telah memberikan fasilitas terbaik demi kemajuan yayasan ini, untuk semua murid yang kurang mampu! Julia!"Sejenak, keheningan menggantung di udara, seolah semua orang menahan napas. Kemudian, tepuk tangan bergemuruh, memenuhi ruangan dengan semangat dan kekaguman yang meluap-luap.Para hadirin berdiri, memberikan penghormatan kepada sosok yang telah menjadi pilar utama yayasan ini.Dari balik tirai kemewahan, seorang wanita anggun melangkah maju. Julia.Gaun malam yang membalut tubuhnya dengan sempurna, membiaskan kilauan bak safir yang tersentuh sinar bulan. Setiap langkahnya adalah si

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Pesta Mewah

    "Apa yang terjadi, sayang?" Amelia bertanya dengan nada khawatir, jari-jarinya yang halus mengusap lembut helaian rambut Julia, seakan ingin menyisir kesedihan yang bersarang di dalam hatinya.Beberapa jam kemudian, Julia tiba di rumah orang tuanya, langkahnya tertatih seolah beban dunia bertumpu di pundaknya.Begitu melihat sang ibu, ia langsung terisak hebat, bahunya terguncang hebat dalam pelukan Amelia yang mengerat seakan ingin menahan seluruh kepedihan putrinya."Aku… aku baru saja diceraikan oleh Kevin, Bu…" suara Julia terdengar lirih. Bibirnya bergetar, kata-katanya hampir tak bisa melewati tenggorokannya yang tercekat oleh kepedihan.“Dia menceraikanku begitu saja hanya karena aku kucel, tak pernah merawat diri.”Mata Amelia langsung membola, amarah menggelegak di dalam dadanya seperti air mendidih yang siap meluap."Apa?! Setelah kau membantunya bangkit, setelah keringat dan air matamu kau curahkan demi dirinya, pria itu mencampakkanmu begitu saja?! Apa dia gila? Apa dia in

  • Bangkitnya Istri Tertindas Setelah Bercerai   Keputusan Perceraian yang Hina

    "Mulai detik ini, kau bukan istriku lagi!"Suara Kevin bergema di ruangan itu, dingin dan tak berperasaan. Lembar-lembar surat cerai melayang di udara sebelum akhirnya jatuh menampar wajah Julia.Jari-jarinya yang gemetar meraih kertas itu, seakan berharap bahwa ia salah melihat, bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.Namun, tinta hitam yang tertulis di atas kertas putih itu adalah vonis mati atas pernikahannya. Setiap hurufnya seolah berbisik kejam di telinganya, mengukuhkan nasib yang kini tak lagi bisa dihindari."Kenapa kau tega menceraikanku secara mendadak seperti ini?" suaranya lirih, bergetar di antara isakan yang ia tahan sekuat tenaga.Matanya yang mulai memerah mencari-cari sesuatu dalam diri Kevin—secuil belas kasih, sedikit saja perasaan yang mungkin masih tersisa untuknya.Namun, Kevin hanya mendengus. Pria itu menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap Julia dengan ekspresi dingin, tanpa sedikit pun emosi."Aku tidak membutuhkanmu lagi dala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status