MENOLAK NAFKAH BATIN

MENOLAK NAFKAH BATIN

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Oleh:  AirinNashTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
45Bab
58.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Hati Vania hancur karena melihat secara terang-terangan sang suami menggandeng tangan wanita lain. Pantas saja sang suami menolak memberinya nafkah batin walau Vania meminta hak nya sebagai istri. "Jadi ini sebab kamu menolakku?!" "Tidak, Vania. Ini hanya salah paham!" Vania tak mempercayai kebohongan yang di ucapkan Prabu, suaminya. Rencana matang di susun agar Prabu yang berprofesi sebagai Dosen itu menerima sanksi sosial. Lihat saja, Mas. Kamu tidak tahu siapa aku. Akan kubuat kamu menyesal karena telah menolakku!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Mas Prabu Menolak ku

 

[Udah Perkosa aja suaminya, Mbak. Heran hari gini mana ada suami nolak ngasi jatah istri kalau gak ada apa-apa.]

 

[Suamiku sehari bisa minta sampai 3 kali. Gak pernah kali aku yang minta.] 

 

[Lagian Mbak gatel banget, mungkin suami nya capek dan lelah.] 

 

[Tidak mungkin capek, secapeknya suami dia pasti ingat minta jatah ke istri.] 

 

[Pasti ada perempuan lain di hati suami, atau dia sudah ngamar sama simpanannya di hotel.] 

 

[Perlu dicurigai, Mbak. Tanya baik-baik. Dan periksa gawainya, siapa tahu ada perempuan lain.]

 

[Jangan-jangan suaminya belok. Laki normal gak mungkin libur selama enam bulan setelah melahirkan.] 

 

Kubaca satu persatu kolom komentar pada aplikasi biru. Aku sengaja curhat disana memakai akun fake. Sudah tidak tahan lagi dengan sikap Mas Prabu, kami sudah menikah selama dua tahun dan kini putra pertama ku berusia enam bulan. Setelah melahirkan Fauzan, Mas Prabu tidak pernah menyentuhku. Awalnya aku bahagia saja karena aku memang baru melahirkan dan jahitan belum kering. Sekarang sudah berlalu enam bulan tetapi dia tetap dingin. 

 

Entah apa sebab seperti itu, dan karena tidak tahan lagi aku pun memberanikan diri curhat di sebuah forum wanita dengan akun palsu. Begitu banyak nyinyiran para emak di sana dan aku sudah tahu konsekuensi bakal di bully, namun ada juga yang bersimpati memberiku semangat dan sabar serta banyak berdoa agar Allah membalik lagi hati Mas Prabu untuk mencintaiku. 

 

Terdengar suara mobil memasuki rumahku, Mas Prabu memasukkannya ke garasi mobil dan membuka pintu rumah dengan kunci miliknya. Masing-masing dari kami memang memiliki kunci sendiri untuk masuk ke rumah. 

 

Dia melengos masuk saja seperti biasa, ku hidupkan lampu depan agar dia tahu kalau aku belum tidur. 

 

"Vania, belum tidur?" tanyanya padaku. 

 

"Belum, Aku nunggu kamu." 

 

"Tidurlah, Fauzan sudah tidur kan. Aku juga lelah, Van," ucap suamiku berlalu, aku tidak bisa seperti ini, bagaimana pun masalah harus selesai. 

 

Aku mendekati suamiku, teringat komentar netizen di forum curhat agar aku yang mulai dahulu untuk merayunya. Kupeluk pinggang suamiku dari belakang. 

 

"Vania. Aku sangat lelah, Tidurlah!" katanya lagi melepaskan tanganku yang melingkarinya. 

 

"Mas, sebenarnya ada masalah apa sih. Sudah enam bulan pasca melahirkan kamu cuekin aku, apa salah aku? Apa kamu sudah punya wanita lain?" sentak ku kesal saat dia kembali menolakku. 

 

"Tidak ada Vania. Hanya kamu satu-satunya." 

 

"Aku gak percaya sama kamu, tidak mungkin setelah melahirkan kamu tak lagi berselera padaku kalau bukan karena ada alasan lain. Aku perlu bukti, boleh aku cek ponsel kamu?" Aku mengulurkan tangan meminta ponselnya namun suamiku menggelengkan kepalanya. 

 

"Ini privasi ku, Vania. Aku seorang Dosen dan tidak semua hal perlu kamu tahu yang penting aku ngasih kamu nafkah sesuai adanya." Dia berlalu meninggalkanku yang belum selesai mengintrogasi nya. Aku semakin curiga dan pasti Mas Prabu menyimpan sesuatu. Selingkuhan, kepalaku rasanya sakit. 

 

"Mas, tidak mungkin ada privasi antara suami istri, kamu sudah berani main belakang padaku?" Mas Prabu tidak mempedulikan omelan ku. Dia melengos saja dan mengambil bantal serta selimut kemudian dia tidur di sofa ruang tamu. 

 

Hatiku rasanya jengkel. Sudah pasti ada sesuatu antara dia dan wanita lain. Mas Prabu selalu seperti itu, dia tipe lelaki yang malas berdebat dan dia akan memilih buat menutup telinga ketika kami bertengkar dan membiarkan masalah menguap begitu saja. 

 

Aku pun tertidur di kamar ku bersama balita enam bulan ku. Mas Prabu lebih memilih diluar buat menghindari ku, sekitar pukul 03.00 aku terbangun karena Fauzan minta menyusu, aku mengambil Asi ku yang sudah kumasukkan kedalam botol dot. Aku memang memompa Asiku buat Fauzan. 

 

Samar kudengar suara berbisik Mas Prabu, dia pasti sedang menghubungi seseorang. 

 

"Sudah dini hari, besok saja di kampus, Marsya," Ucap Mas Prabu, bisikan nya masih bisa kudengar. Siapa wanita bernama Marsya itu yang membuat suamiku berubah padaku. Hatiku terasa nyeri. Bila ini kutanyakan Mas Prabu tidak akan mau jujur. Jalan satu-satunya mencari bukti adalah menyelidiki sendiri. 

 

🍁🍁

 

"Eh, Van. Senang deh omset kita naik bulan ini. Gak nyangka ide abal-abal kamu buat buka toko pakaian dan hijab berubah manis kayak gini. Dari modal kecil kita berdua sekarang usaha kita makin maju, Van. Pemesanan online kian banyak. Untung sangat besar dan yang pasti kita kaya, Vania," kata Mbak Farah kakak kandungku, aku selama lima bulan ini memang membuka bisnis menjual pakaian dan hijab bersama kakak ku.

 

Awalnya secara online di beberapa market place namun karena ramai pembeli dan responnya positif. Kami membuka toko benaran dan berlokasi strategis serta ramai pengunjung. Harga yang kami tawarkan sangat murah dibanding yang lain. Satu hijab atau pakaian aku dan Mbak Farah sepakat mengambil keuntungan sepuluh hingga lima belas ribu saja. Bila tak laku maka kami obral saja dengan harga modal. Sehingga permintaan sangat banyak dan kami kewalahan melayani. Karena Mbak Farah yang pegang kendali toko, aku tak pernah bercerita ke Mas Prabu sebab dia selalu pulang malam saja setelah aku melahirkan. 

 

"Kamu kenapa, Van? Masalah suami kamu lagi ya?" tanya Mbak Farah dan aku hanya mengangguk. Aku pernah curhat pada Kakak ku kalau rumah tanggaku dirundung dilema, suamiku bersikap dingin setelah anakku lahir. Dia bahkan tidak ada waktu untukku, aku sibuk sendiri seperti ini dia tidak tahu. Dia pergi pagi dan pulang malam. Padahal dia hanya dosen saja. Kalau dosen bila tidak ada jam lagi pasti pulang namun dia berkilah sibuk dan sibuk. 

 

Ibu dan Ayah kami sudah meninggal dan aku hanya memiliki Mbak Farah. Dia lah tempatku berkeluh kesah. Kakakku seorang istri pegawai negeri. Dia sama juga sepertiku hanya Ibu rumah tangga sehingga kami sepakat membuka toko untuk menambah penghasilan. 

 

"Kamu tanyakan dulu baik-baik. Kalau udah gak ada kecocokan ambil jalan yang terbaik, Vania. Jangan siksa dirimu. Hidup itu indah," ucap Mbak ku memberi masukan. 

 

"Hubunganmu bagaimana dengan suamimu, Mbak? Apakah ada privasi antara kalian?" tanyaku mengerutkan dahi berpikir panjang tentang masalahku dan berusaha mencari solusi. 

 

"Nggak lah, suamiku walau sangar tetapi dia selalu cerita padaku. Handphone Bang Sinaga Mbak juga yang pegang kamu kan tahu kalau suami Mbak itu gak bisa kalau gak cerita sama, Mbak. Tidak ada rahasia diantara kami." 

 

Aku menghembuskan napas berat, bagaimana menceritakan kalau Mas Prabu tadi malam dihubungi oleh Marsya. Dan entah siapa wanita itu, namun aku sangat curiga. 

 

"Mbak, apa benar ini toko online yang terkenal murah itu, VanFar Hijab?" tanya seorang pembeli. Penjaga toko yang melayani mengangguk

 

"Oh ternyata benar, senang sekali. Lihat Mas, aku bisa borong di sini," kata suara wanita muda dengan mendayu. Aku dan Mbak Farah melihat sekilas dan betapa aku terkejut tangan wanita itu, dia bergelayut manja pada suamiku, Mas Prabu. 

 

"Pilihlah sayang yang mana yang kamu mau." ucap suamiku sambil mencubit pipi wanita itu gemas. 

 

Mbak Farah sudah terlihat murka, dia ingin mendatangi suamiku dan menampar wajah nya. 

 

"Jangan, Mbak. Kita selesaikan secara baik-baik," seruku berusaha tenang walau hati bergemuruh. 

 

"Hai, mau beli yang mana, Mas dan Mbak nya," kataku dengan suara bergetar. 

 

"Vania!" Suamiku membelalak kan matanya melihatku di sana dan terkejut karena aku memergokinya bersama wanita lain. 

 

 

Bersambung. 

 

 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Rin Rs
Aku malas mau baca novel yg belum tamat soalny up ny kelamaan, 1 lagi aku belum tau brpa bnyk bab yg akan tamat
2022-07-17 19:05:35
1
default avatar
pepee.rahmah
Jgn sampeee deh balikan ma Prabu, walopun Prabu dah tobat....Traumanya ntu lhooo. Krn trauma seringnya dari sumber si pembuat trauma, klo di cerita ini yaaa c Prabu nto. Makanya salah satu obat dr trauma itu menjauhi hal2 yg mengingatkan pd mslh/sumber trauma yaitu lingkungan & orang2
2022-01-12 19:50:43
3
user avatar
Anthie Ibrachiem
di tgg kisah selanjutnya.....
2022-01-01 23:05:06
1
default avatar
aisahsartikawatii
gokd job teteh airinnash, AKU PADAMU .........
2021-12-16 23:33:19
2
user avatar
Airin Nash
bismillahirrahmanirrahim. mari mampir teman-teman semua ...
2021-10-31 16:31:17
0
default avatar
aisahsartikawatii
mantap lanjutkan teh airin nash ...
2021-10-25 19:42:43
1
user avatar
Airin Nash
Bismillah ... Mampir yuk
2021-10-24 16:50:39
0
45 Bab
Bab 1. Mas Prabu Menolak ku
  [Udah Perkosa aja suaminya, Mbak. Heran hari gini mana ada suami nolak ngasi jatah istri kalau gak ada apa-apa.]   [Suamiku sehari bisa minta sampai 3 kali. Gak pernah kali aku yang minta.]    [Lagian Mbak gatel banget, mungkin suami nya capek dan lelah.]    [Tidak mungkin capek, secapeknya suami dia pasti ingat minta jatah ke istri.]    [Pasti ada perempuan lain di hati suami, atau dia sudah ngamar sama simpanannya di hotel.]    [Perlu dicurigai, Mbak. Tanya baik-baik. Dan periksa gawainya, siapa tahu ada perempuan lain.]   [Jangan-jangan suaminya belok. Laki normal gak mungkin libur selama enam bulan setelah melahirkan.]    Kubaca satu persat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya
Bab 2. Aku Tidak Selingkuh
PoV Vania   "Vania!" Mas Prabu terkejut melihatku ada didepan matanya. Walau hati bergemuruh namun aku tetap tenang. Toko ini sangat ramai pengunjung dan aku tidak mau kenyamanan mereka terusik oleh masalahku.    "Oh. Ini simpanan kamu, Mas. Wanita ini biang keladi kamu gak mau memberiku nafkah batin!" sentakku padanya. Wajah Mas Prabu merah padam berusaha mencerna ini semua. Dia menggeleng cepat dan segera menjauh dari wanita muda itu.    "Tidak Vania, aku berjumpa didepan dan tidak sengaja."   Wanita itu mencebik dan tidak terima ucapan Mas Prabu, suamiku.    "Mas!" Protesnya ke suamiku, suamiku membesarkan matanya kearah wanita itu agar dia bisa bekerja sama dalam berbohong.    "Maaf, Mbak ini siapa ya?" tanya nya menelisik penampilanku. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya
Bab 3. Menyusun Rencana
PoV Vania   "Vania, kamu sepertinya memang perlu waktu sendiri. Malam nanti kamu ku jemput ya. Oh ya kamu kerja disini, Van?" tanya Mas Prabu berusaha bersikap bersahabat. Mbak Farah terlihat berkacak pinggang ingin dia tampar wajah adik iparnya itu dan berkata jujur bahwa aku pemilik toko ini dan bukan jongos di sini. Namun aku menggeleng kepala pada Mbak Farah agar dia tetap tenang.    "Apa peduli mu, kamu bahkan menjatah belanjaku. Ternyata uangmu kau berikan pada ayam kampus!" kataku ketus kearahnya. Mas Prabu mengeraskan rahangnya merasa marah namun dia berusaha menahannya.    "Van, aku tidak selingkuh. Berapa kali harus ku jelaskan. Aku akan buktikan kalau aku tidak selingkuh."    Aku tersenyum sinis kearahnya, sudah terpergok masih membela diri, hanya karena takut dengan perjanjian sebelum menikah dia s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya
Bab 4. Hatiku Tersilet
PoV Vania "Aku titip Fauzan, Mbak Farah, sudah ada Asih juga disini yang bantuin," ucapku pada Mbak Farah, dia sedang sibuk dengan kalkulator dan gamis-gamis yang baru sampai. Sementara Queen sedang nonton film kartun di youtube. Queen nama anak Mbak Farah yang berusia 5 tahun sementara Asih adalah baby sitter Fauzan. Aku mempekerjakan dia mengurus Fauzan saat aku sibuk di toko. "Eh, kamu mau kemana? Masih banyak pekerjaan nih," Kata Mbak Farah yang sangat sibuk. "Aku lagi mikirin rencana ku, Mbak. Aku juga mau menghubungi Auriga, langkah apa yang harus kuambil buat memberi pelajaran pada suamiku." "Ya sudah, pergilah. Asal kamu bisa jaga diri dan jangan macam-macam. Sayangi dirimu," ucap Mbak Farah. Apa maksud kakak ku ini. Mungkin dia takut aku bunuh diri gara-gara galau diselingkuhi suamiku. Enak sekali hidup Mas Prabu jika aku sampai melakukan itu. Aku disiksa di neraka dan dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya
Bab 5. POV Prabu
 PoV Prabu Aku selingkuh, iya memang. Tetapi aku tak bisa mengaku, setelah ketahuan oleh Vania di toko tempo hari. Pikiranku liar kemana-mana. Aliran darah semakin deras dan otakku berpikir keras. Bagaimana bila dia mengadu ke atasan di kampus kalau aku selingkuh, aku akan dipecat dan Vania menceraikan ku. Dia dengan kepala tegak akan mengusirku dari rumah mewah yang susah payah ku bangun. Aku harus mengambil cicilan juga buat bisa punya rumah yang nyaman.  Awal nya biasa saja, aku memandang mahasiswaku. Namun saat istriku Vania diusia kandungan tujuh bulan, dia pendarahan. Masuk rumah sakit dan dirawat. Dokter berkata Vania harus bedrest dan tidak boleh berhubungan intim dulu. Saat itulah aku uring-uringan tidak mendapat jatah dari Vania. Dua bulan aku berpuasa darinya, ketika usia kandungan sembilan bulan aku memberanikan diri me
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-11
Baca selengkapnya
Bab 6. Masih Tak Mengaku
  Aku tak sangka suamiku se culas ini. Sekali berkhianat rupanya dia akan selalu berkhianat. Gawai itu juga sudah hancur lebur karena kerasnya dia pukul. Beberapa kali dia pukul untuk memastikan gawai itu benar-benar hancur.    Sepertinya aku harus cari cara lain buat membuktikan kebohongannya. Aku sudah tak tahan, baru secuil pesan yang aku baca dan baru screen shoot pertama namun naas dia sudah datang.    "Spada...." Suara itu, suara siapa yang datang kerumah kami. Aku membuka pintu sedangkan Mas Prabu secara cepat masuk kamar dan memakai pakaiannya. Ketika knop pintu kubuka. Mataku terbelalak melihat wanita itu.    Wanita dengan lesung pipi dan suara mendayu ketika di toko datang kesini. Kerumah kami. Dia sama sepertiku terkejut.   "Marsya! selingkuhan suamiku, buat apa kamu kemari. Wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya
Bab 7. Rahasia Di Balik Gawai
MENOLAK NAFKAH BATIN 7Mataku membola membaca pesan dari Mas Prabu, dia berpikir aku takut dipolisikan. Pesan darinya membuktikan dia yang takut karena barang bukti sudah ada padaku.  "Nia, aku tahu kau sedang dalam masalah." Auriga menghentikan lamunanku. Aku tertunduk, sebelum kesini berjumpa dia berkali-kali aku mencoba membuka gawainya Marsya namun selalu gagal. Kuhela napasku, tak ada salahnya aku minta bantuan Auriga. Temanku satu ini pintar dalam segala hal dan juga unik.  "Riga, aku butuh bantuanmu, aku ingin kunci ponsel ini terbuka. Bisakah kau membuka kunci nya karena dia terkunci menggunakan pola tertentu, sudah kucoba dan gagal!" seruku panik, ini satu-satunya bukti Mas Prabu dan Marsya berselingkuh.  "Sepertinya penting, Nia?" Dia mengerutkan dahi.  "Iya sangat penting, hidupku dipertaruhkan disini!" seruku padanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya
Bab 8. Ambil Pria Ini
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 8 "Van, kamu yakin?" tanya Mbak Farah padaku. Aku mengangguk, aku datang ke kafe bersama Mbak Farah dan Bang Sinaga. Bang Sinaga suami kakak ku adalah seorang prajurit TNI, aku sengaja memintanya buat datang kesini, tak lupa ku bawa pengacaraku. Agar lebih jelas semuanya. Sementara Fauzan berada di stoller bayi, dia tertidur setelah diberi susu, kubawa juga si Asih buat ikut membantu menjaga Fauzan.  "Iya, Mbak. Aku udah gak tahan melihat perselingkuhan Mas Prabu dengan Marsya," kataku tersenyum getir pada Kakakku.  "Apapun keputusan kamu, selama kamu yakin untuk melangkah dan bahagia. Mbak akan mendukungmu, Van," ucap Kakakku mengelus lenganku.  "Iya, Mbak. Terima kasih," ucapku lagi. Aku menggerutu kesal pada Mas Prabu, mengesalkan dia suruh aku menunggunya seperti ini. Masih teringat perbuatannya di rumah yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-16
Baca selengkapnya
Bab 9. Pengusiran Dramatis
Aku terduduk di balkon toko, disinilah aku sekarang, besok rencananya aku akan pulang ke rumah dan mengusir Mas Prabu dari sana.    "Vania," Kakak ku memanggil.    "Iya, Mbak."    "Nih, anak kamu udah tidur. Mbak letak di ayunan ya," ucap Mbak Farah, aku mengangguk.    "Vania, kamu sudah siap?"    "Maksud Mbak?"    "Kamu sudah nabuh gendrang perang dengan Prabu. Mbak yakin pria tukang selingkuh kayak dia itu gak punya akhlak walaupun pendidikannya tinggi. Kamu harus hati-hati."   "Iya, Mbak. Aku mau pastikan dulu dia dan Marsya mencabut gugatan pidana pencurian itu. Sesuai perjanjian bila dia cabut maka aku tak akan melaporkannya ke kampus, padaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-16
Baca selengkapnya
Bab 10. Kuliah Lagi
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 10 "Biarkan dia menunggu, Mbak. Aku sibuk mau wawancara," kata ku tegas saat diberitahu Mbak Farah siapa yang berada di toko. Dari mana dia tahu aku kerja di toko, semoga hanya kerja dan dia tak tahu kalau aku pemilik toko itu. Aku dan Mbak Farah sama-sama mulai dari nol, modal kami sama ketika membangun toko online itu hingga berkembang besar. Keuntungan pun tidak ada masalah. Hingga kami membuka toko nyata disamping online.  "Ih, kalau dia buat keributan gimana. Udah kamu kesini sebentar aja," tolak Mbak Farah, "Mbak kan tangguh, usir kek atau apa. Laporkan sama security biar dia kabur," kataku melengkungkan bibirku.  "Aih, dasar Vania, ya udah lah."  "Makasih Mbak. Wawancara ini penting dan aku harus datang. Udah ya Mbak," ucapku pada Mbak Farah. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-17
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status