Andina, seorang gadis mandiri yang ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya terpaksa harus merantau ke pulau Bali. Tempat terdekat dari kampung halamannya. Ia bekerja sebagai pelayan restoran disebuah perhotelan, hingga pertemuannya dengan Daniel membuatnya terjebak dalam permainan gila seorang laki-laki yang menjadi pemilik hotel tersebut. Namun, bukan itu saja yang menjadi permasalahan yang Andina hadapi. Sarasvati, ibu kandung Daniel pun ikut serta sebagai pengatur sandiwara kisah cinta mereka. Sanggupkah Andina mencintai Daniel dan bertahan mendampinginya? Ataukah ia memilih untuk pergi dan menghindar dari gejala menjelang gila?
View MoreSama-sama terlahir dari keluarga berkecukupan. Daniel Adelard Sanjaya dan Aurelia Claudya Putri sudah menjalin hubungan sejak mereka berdua duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Bagi Daniel, Aurelie adalah cinta pertamanya. Cinta pertama yang sulit terkikis dari benaknya dan memiliki tempat paling istimewa di hatinya.
Aurelie hadir di kehidupan Daniel, saat ia dengan sikap tempramentalnya sering sekali membuat keonaran, tawuran dan kenakalan remaja lainnya.
Ketika orang lain tak peduli terhadapnya. Aurelie datang membantunya, memapah tubuhnya yang sudah keok di keroyok preman sewaan pentolan Genk sekolah lain.
Aurelie hadir dengan membawa ketulusan hati dan mengubah Daniel menjadi budak cinta yang tergila-gila padanya.
Sejak itulah Daniel berubah, ia menjadi laki-laki pendiam, namun tak segan untuk bertengkar jika ada laki-laki lain yang mendekati Aurelie.
Namun, semua berubah ketika mereka berdua harus berpisah setelah lulus SMA. Aurelie memilih untuk melanjutkan sekolah modeling di Singapura, dan Daniel harus menetap di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia mengikuti jejak orangtuanya.
Hubungan jarak jauh itu tetap berlangsung seperti biasanya. Seperti jarak tidak membinasakan cinta keduanya.
Daniel berjuang keras untuk mengikis rasa ego dan lelah. Ia menunggu dengan sabar sampai Aurelie menyelesaikan sekolahnya.
Entah bodoh atau cinta mati, Daniel bersikukuh tetap menjadikan Aurelie cinta terindah, meski sebenarnya diluar sana banyak gadis yang rela menjatuhkan dirinya di hadapan Daniel tanpa ia minta.
"Daniel, aku mau menikah denganmu. Tapi aku tidak mau memiliki seorang anak untuk sekarang, aku masih ingin melanjutkan karier ku di luar negeri dan mendatangi negera-negara belum aku datangi."
"Lalu... untuk apa kita menikah jika kita tidak mendapatkan keturunan, Rel? Paling tidak kamu vakum dulu dari
dunia modeling dan fokus memberiku keturunan. Setelah itu, aku akan membebaskanmu untuk mengejar karier mu.""Tidak bisa, Daniel. Nanti badanku tidak bisa seperti sekarang. Mati-matian aku menjaga pola makan dan diet ketat. Kita tetap akan menikah kan, Dan? Meskipun aku tidak memberimu keturunan. Ehm... Mungkin setelah aku menyelesaikan catwalk ku di Paris dan London. Kita bisa memulainya dari awal."
"Aurelie!!!" bentak Daniel. "Aku sudah menginginkan pernikahan sejak lama. Dan, kamu terus mengulur waktu sampai sekarang. Sampai mama dan papa sudah menginginkan cucu dari kita! Rel... Bisakah kamu menurunkan egomu? Untuk orangtuaku?"
"Maaf Daniel. Aku tetap tidak bisa, aku saja sudah menandatangani kontrak dengan agensi yang menaungi model-model papan atas Indonesia."
"Terserah!" kalimat itu seperti kalimat kepasrahan yang Daniel katakan. Penantian panjang yang ia lakukan hanya berbuah kenyataan pahit yang harus ia terima, Aurelie yang begitu ia dambakan justru menolak memberinya buah hati. Atau mungkin ia sudah lelah berharap dan meminta Aurelie menjadi istrinya.
Daniel sudah berusia dua puluh sembilan tahun, anak tunggal dari Pasangan Sarasvati dan Pramudya Adelard Sanjaya.
Keluarga Sanjaya mengelola hotel yang cukup terkenal dan mempunyai banyak cabang yang berdiri di berbagai kota. Termasuk Bali. Tempat dimana Andina bekerja sebagai pelayan restoran di hotel milik keluarga Sanjaya. Tak heran jika Daniel dan sang papa harus membagi pekerjaan untuk mengelola hotel yang memiliki banyak relasi bisnis
"Ma... Aku dan Aurelie akan menikah secepatnya." jawab Daniel, ketika sang Mama terus menanyakan keberadaan Aurelie.
"Kapan, Dan? Usiamu memang masih muda, tapi kebersamaanmu dengan Aurel sudah membuat mama resah!" Sarasvati termenung. Ia mengingat saat Daniel dan Aurelie sering kepergok berciuman dan berduaan di pojokan kamar.
"Mama kasian sama kamu, Dan. Sudah lama kamu menjalin hubungan dengan Aurel, bahkan hampir sepuluh tahun. Tapi... ini sudah waktunya memulai jenjang yang lebih serius!" Suara Sarasvati terdengar dingin dan dan terbantahkan.
"Tapi, Ma. Aurel masih ada kontrak pekerjaan di luar negeri, jadi kalau kita menikah sekarang, kita akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Apa Mama tidak keberatan untuk menunda memiliki cucu?" ucap Daniel menyesal saat melihat wajah sang Mama hanya menunduk lesu.
"Mama tidak memaksa, Dan. Asal kamu bahagia."
"Maaf, Ma. Tapi aku cinta sama Aurelie!"
Hanya dengan sang Mama ia menjadi seorang anak yang benar-benar kalut menghadapi seorang ibu yang marah, terlebih kecewa. Berbeda jika Daniel harus menghadapi sang papa yang mempunyai sifat jenaka. Ia bisa leluasa membicarakan tentang percintaan maupun bisnis dengan kepala dingin.
"Mama tahu kamu mencintai Aurel. Tapi, Aurel?"
Pertanyaan Mama membuat Daniel hanya bisa mendengus pasrah.
"Wanita berhak menentukan pilihan, Ma. Selagi Aurelie senang, akupun senang." Daniel tersenyum miris.
"Dasar bodoh!" cela sang Mama, "Jangan sampai mengadu sama Mama, jika setelah menikah nanti kamu semakin nelangsa karena Aurel hanya mementingkan kariernya dan tak peduli denganmu!"
"Harusnya Mama mendo'akan yang terbaik untukku. Ini malah, berdo'a yang jelek-jelek!" Wajah Daniel merengut.
"Habis kamu bodoh, Dan! Kamu tidak mencoba membuka hatimu untuk wanita lain. Lihat saja Ncus Sari. Diam-diam dia suka sama kamu." ucap Sarasvati dengan lantang.
Daniel tersedak roti tawar. Baginya Ncus Sari adalah wanita setengah normal yang masih Sarasvati pekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
"Yang benar saja, Ma!!!" ucap Daniel yang menahan kesal tatkala Ncus Sari datang sembari menuangkan air putih ke dalam gelas milik Daniel.
"Ncus, Daniel mau nikah sama Aurelie." Goda Sarasvati kepada Sari.
Sari menatap Daniel tak terima.
"Tuan sudah menyakiti hati saya, bertubi-tubi." Sari menepuk-nepuk dadanya. Menunjukkan gelagat patah hati yang berlebihan.
"Gila. Kalian semua gila!!"
Daniel beranjak dari tempat duduknya. Ia memilih untuk pergi bekerja seperti biasa.
Ncus Sari dan Sarasvati tertawa, mereka berdua saling bertepuk tangan ketika berhasil mengerjai Daniel.
"Ncus, jangan lupa setelah Daniel dan Aurelie menikah. Ncus tetap harus kerja disini. Jangan khawatirkan Aurel." ujar Sarasvati, kembali menyantap menu sarapan paginya.
Ncus Sari membereskan piring kotor dan mengangguk pasrah.
"Nyonya mah ada-ada saja. Saya kan jadi terlihat seperti orang sinting!"
"Hahaha. Banyak yang bilang, 'Being normal is bored', Ncus. Jadi kamu memang saya minta jadi penghibur di rumah ini. Dan, saya suka loh." ucap Sarasvati dengan bangga.
"Saya mah lelah Nyonya kalau harus berhadapan dengan Mak lampir. Sudah rambutnya panjang, badannya tinggi, sukanya ngomel-ngomel, kalau ketawa mirip sekali dengan Mak Lampir." ujar Ncus Sari berkelakar.
"Husss... kalau Daniel denger. Bisa-bisa kamu di gantung di pohon ceri, Ncus."
Ncus Sari tertawa, "Mana bisa mati, Nyonya. Yang ada saya malah diabetes kebanyakan makan buah ceri."
Sarasvati tertawa, baginya Ncus Sari sudah cocok ikut audisi stand up komedi dan menyabet gelar juara umum. Mengingat pembawa Ncus Sari yang suka blak-blakan dan pintar mendalami karakter dalam berakting. Ia pantas untuk menjadi seorang komedian.
Happy Reading. Jangan lupa klik favorit ya. 🥰
Proses melahirkan sukses membuat Daniel hampir pingsan. Bagaimana tidak? Selama proses terlahirnya manusia kecil yang sedang melakukan inisiasi menyusui dini itu, Andina terus mencengkeram suaminya. Meremas semua yang bisa ia jangkau dari untuk melampiaskan rasa sakitnya, atau tepatnya membagi rasa sakit.Andina bahagia, begitupun Daniel yang sempat menangis haru sepanjang hari kemarin."Masih sakit, yang?" tanya Daniel sambil mengamati sang anak yang masih menyusu dengan mata yang terpejam. Bayi merah yang diberi nama Dayana Dimitri tanpa Putri Adelard Sanjaya itu terlihat menikmati asi eksklusif dari Andina."Masih dong, kamu kira sulap! Di obati langsung sembuh!" seru Andina kesal.Daniel tersenyum seraya mengambil sisir untuk merapikan rambut Andina."Udah jangan marah-marah! Nanti Dayana sedih lho denger suaramu." sindir Daniel."Habis kamu lucu mas! Orang baru melahirkan kemarin kok ditanyain masih sakit apa eng
Di pesawat yang mengudara menuju Jakarta, Andina terus bertahan dengan hati yang begitu ketar-ketir memikirkan kandungannya. Ia takut terjadi apa-apa saat kemarin hasil check up menunjukkan sedikit risiko jika melakukan penerbangan. Namun, Daniel terus mengingatkan bahwa ia akan baik-baik saja asal jangan tegang."Gimana gak tegang, mas! Mama pasti bawel kalau cucunya kenapa-kenapa." sunggut Andina.Daniel mengusap perut Andina dengan pelan selama perjalanan yang hanya memakan waktu satu setengah jam itu."Rilex, sayang. Jangan takut! Aku bakal nyanyiin lagu anak-anak untuk Dayana putri kita. Lagu kita dulu, konyol tapi sampai sekarang aku masih ingat."Andina mengangguk pasrah dan berusaha memejamkan mata saat Daniel mulai menyanyikan lagu Barney."I love you, you love me. We are happy family. With a great big hug. And a kiss from me to you, won't you say you love me too..."Daniel tersenyum lega saat det
Butuh waktu hingga satu bulan untuk membujuk Andina agar mau melepas orangtuanya pulang ke rumah masing-masing. Meski berat, Andina tetap mengantar ibunya dan Feng ke Bandara Ngurah Rai setelah beberapa hari yang lalu Feri terlebih dahulu pulang ke Surabaya bersama kedua anaknya. Kirana masih tinggal di hotel untuk mengikuti job training dengan petinggi perusahaan. "Dimana rumah ibu?" tanya Andina setelah cukup puas menangis dan merengek sembari menarik ujung baju ibunya agar tidak pergi darinya lagi."Aku masih kangen, masih mau ibu ada disini!" lanjutnya tetap dengan nada merengek, seolah satu bulan ini tidak cukup untuk melepas kerinduan bersama. Feng yang 'mungkin' menganggap Andina aneh memasang wajah tak acuh. Ia bergumam dengan bahasa Mandarin yang pasti Larasati mengerti jika itu adalah peringatan. "Dina... Ibu harus pulang ke Hongkong. Ibu harus kerja, kalau kamu kangen sama ibu, Daniel sudah tahu dimana rumah ibu. Kamu bisa data
Suasana ballroom hotel terlihat sangat sejuk dengan hiasan bunga-bunga segar berwarna putih, begitu juga dedaunan yang di tata sedemikian rupa agar terlihat rapi dan indah. Balon-balon bertuliskan inisial DAYANA bergoyang-goyang diterpa angin dan kue tart penuh cream pandan buatan master chef Bisma menjadi pelengkap suasana pagi ini.Nuansa hijau dan putih masih menjadi pilihan Daniel untuk merayakan pesta kecil penyambutan calon bayi yang di kandung Andina. Begitupun seragam pesta hari ini.Hijau? Mungkin menjadi pilihan warna yang tidak biasa untuk gaun pesta. Namun, ya sudahlah. Daniel hanya menuruti keinginan sang istri. Beruntung Sarasvati mendapatkan desainer gaun pesta yang bagus, jadi gaun berwarna hijau itu bisa terlihat elegan dan mewah.Di kamar, Daniel memperhatikan penampilan Andina yang terlihat seperti gitar spanyol. Lekukan tubuhnya depan belakang begitu menonjol.Daniel menahan senyum saat Andina merengut dengan wa
Pesawat itu terbang semakin rendah di selatan, Bali. Lalu, mendarat dengan mulus di landasan pacu yang terletak tak jauh dari tepi laut itu. Seluruh keluarga Sanjaya tersenyum lega saat menginjakkan kaki di atas dasar bumi. Terlebih-lebih Daniel, bapak posesif itu benar-benar cerewet selama perjalanan ke pulau Dewata itu. Pulau yang mengubah hidupnya."Aku baik-baik saja, Mas! Dayana juga! Dia bilang, ibu kita naik burung ya? Aku jawab iya! Jadi yang tenang ya!" urai Andina menenangkan suaminya.Marco yang tak habis pikir mengapa Daniel bisa sekeren itu dalam mencintai istrinya menggelengkan kepalanya."Ayo gays... Kita harus ke hotel, istirahat sebelum pesta baby shower dan proses nikahan gue!" seru Marco penuh semangat.Sarasvati dan Sanjaya yang mendengar anak-anaknya berdebat sambil mengiringi langkah kaki mereka menuju gerbang kedatangan tersenyum lebar."Udahlah, Co! Jangan ganggu, Abangmu. Dia lagi bahagia sekali kare
"Satu burung... Dua burung... Tiga burung."Suara berhitung itu berasal dari kamar bernuansa hijau dan putih. Beraroma khas cat baru yang baru saja melapis tembok itu. Kamar yang disiapkan untuk Dayana setelah satu bulan lamanya mempersiapkan begitu banyak printilannya termasuk baju-baju bayi yang baru saja kering setelah dicuci oleh Mbak Piah.Dan sekarang, kandungan Andina sudah berusia tujuh bulan lebih. Sudah terlihat tambah besar dari sebelumnya. Sudah sering kali berkata lelah dan semakin manja."Kenapa burungnya hanya tiga, mas?" tanya Andina."Gak tau, sayang! Tanya aja sama tulang catnya. Aku kan hanya terima beres.""Bisa gak mas kalau burungnya ditambah satu, biar genap. Jadi tidak seperti cinta segitiga gitu! Atau cinta dalam diam. Kasian!"Daniel memasang cengiran bodoh seperti biasanya saat Andina berkata sesuka hati lengkap dengan asumsinya sendiri."Tukangnya sudah pulang, sayang. Su
Keesokan harinya di kediaman Sanjaya. Daniel menemani Andina yang diperiksa oleh bidan di ruangan obygn. Ruang paling istimewa di ruang Sanjaya sekarang."Bagaimana, Bu bidan? Semua baik-baik saja kan?" tanya Daniel karena semalam Andina mengaduh sakit setelah kebanyakan makan.Sang bidan tersenyum sembari menutup baju Andina."Detak jantungnya normal, air ketubannya pas, hanya saja. Bapak Daniel sepertinya sudah mengajak Bu Dina berlelah-lelahan."Daniel tersenyum miring seraya mengecup jari-jemari Andina yang sedaritadi ia genggam."Saya kangen kok! Tidak boleh kalau istri saya lelah?"Sungguh wajah Andina langsung tersipu malu. Begitukah suaminya dan seluruh keluarganya. Bertanya tanpa tedeng aling-aling dan gak disortir."Boleh bapak, boleh sekali! Asal jangan setiap hari karena terlalu sering orgasme bisa membuat bayi lahir prematur. Bapak Daniel mau kan bayinya sehat walafiat sampai lahi
Malam ini, bintang begitu cantik di langit Jakarta. Berkerlip ria seakan mengisyaratkan bahwa bintang-bintang itu seperti dirinya. Ada binar senang yang terpancar diwajahnya setelah menyaksikan satu manusia paling berharga dalam hidupnya, paling ia rindukan selama satu bulan ini.Daniel melabuhkan kecupan di kening Andina. "Aku pulang, sayang." ucapnya dengan lirih sebelum mengelus-elus perut istrinya yang membuncit. Ia tersenyum lebar ketika menyadari jika sang putri memahami kedatangannya."Tidurlah sayang, daddy hanya menyapamu sebentar!" gumam Daniel.Namun, tendangan-tendangan kecil terus ia rasakan saat ia melabuhkan berkali-kali kecupan dan mengelus perut tersebut. Hingga Andina mulai bergerak-gerak seperti terganggu oleh kehadirannya."Oh sayang. Santai dong... Kamu akan membuat ibumu bangun!" ujar Daniel gusar sembari mematung kan diri. Ia takut, takut istrinya akan marah-marah karena ia sudah melanggar janji untuk tidak pergi terlalu l
Kehamilan Andina yang sudah menginjak trimester kedua membuat Daniel bernafas lega. Bukan hanya soal nyidam sang istri yang terbilang cukup ribet dalam mencarinya, namun juga mintanya slalu dijam-jam kerja atau ditengah malam buta. Namun bukan itu saja yang membuat Daniel tersenyum senang, karena sang jabang bayi yang sudah terlihat jenis kelaminnya. "Cap... Cip... Cup... Nama lengkap mana yang paling bagus." ujar Andina sembari mengocok botol arisan dan mengeluarkan secarik kertas yang digulung dengan nama-nama anak perempuan yang sudah Daniel tulis. Marco yang menjadi teman main Andina menghirup nafas dalam-dalam. Bukan soal keanehan nyidam yang seharusnya sudah berhenti, namun Andina slalu meminta hal-hal aneh kepada adik angkat suaminya tersebut. Daniel tentu setuju, setengah mati ia akan tertawa terbahak-bahak saat Marco menceritakan semua kegiatan 'nyidam' yang dilakukan Andina. Marco mendengus tapi ia senang-senang saja saat bisa diru
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments