Mantan Kekasihku Menjadi Bosku

Mantan Kekasihku Menjadi Bosku

Oleh:  Jiriana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
29 Peringkat
154Bab
70.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nindy tidak menyangka, kalau dia akan dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya yang sangat dia benci. Padahal, dia sudah berusaha pergi ke tempat yang jauh agar tidak bertemu lagi dengan mantan kekasihnya, tapi sayangnya, keinginannya itu tidak terwujud. Mereka justru dipertemukan di tempat Nindy bekerja. Bahkan mantan kekasihnya itu menjadi bos di kantornya. Kesalahpahaman di masa lalu membuat keduanya seperti orang asing. Bahkan, terlihat saling membenci satu sama lain. Padahal, dulu mereka saling mencintai. Kesalahpahaman apa yang membuat mereka harus berpisah? Dan, apakah Nindy akan pergi lagi atau sebaliknya tetap bertahan di kantor tersebut disaat dia terus mendapatkan tekanan dari bosnya? Ikuti terus kelanjutan ceritanya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ziemah Beyh
saya suka cerita ni, harap tah panjang sangat lah, and jgn lupa sambungan nya yaa..
2024-10-31 12:57:36
2
user avatar
Jiriana
Hai, Readers. Untuk tahu buku Author lainnya, silahkan klik profile Author. Di sana ada cerita Author yang masih on going dan yang udah tamat atau kalian bisa follow akun Author untuk info buku baru Author. IG : Jiriiana Fb : Jiriana PN TT : Jiriana Terima kasih.
2024-10-29 12:32:19
4
user avatar
Andromeda Veili
ka kapan up lagi babt erbaru
2024-10-10 23:16:45
2
user avatar
Steven Lantu
good bagus novelnya
2024-10-09 17:18:09
1
user avatar
Steven Lantu
ka kapan bab yg baru update? nggak sabar baca lanjutannya
2024-10-09 12:31:21
1
default avatar
Pinpin Mamam
Ceritanya bagus dan menarik
2024-10-04 08:10:20
1
user avatar
Grevi Kaewa
sampe bab berapa baru tamat
2024-10-03 06:12:13
1
user avatar
Rahman Nita
ini msh on going kah? kapan dilanjutnya thor?
2024-10-01 19:40:06
1
user avatar
Laela Sari
nice story thor
2024-09-29 21:07:15
1
user avatar
Dortje Tinangon
bagussss....
2024-09-24 10:18:08
2
user avatar
Jiriana
Jangan lupa baca cerita Author yang lainnya ya. Ada yang masih on going berjudul "Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat" Bisa diintip dulu, barangkali suka dengan ceritanya. Terima kasih.
2024-09-13 15:59:03
2
user avatar
Novita M Nur
cerita y bagus banget ,seru up y jgn lama" dong
2024-09-01 21:05:57
2
user avatar
Yannie Suryanie
sukaaaa banget m jln crtanya, ,,gemezzz tapi ma si billy
2024-08-06 15:19:48
2
user avatar
Jennifer Karisoh
ceritanya bagus semoga sering2 Up ya
2024-08-04 00:25:32
2
user avatar
Elyda Wijaya
saya suka novelnya, ringan tapi penasaran.
2024-07-25 11:28:14
2
  • 1
  • 2
154 Bab

Bab 1 Mengakhiri Hubungan

"Nin, tunggu!"Billy mencengkram tangan Nindy ketika kekasihnya itu terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan darinya."Lepas!" Nindy menghempaskan tangan Billy dengan kuat dengan mata yang menyala.Billy nampak terkejut melihat reaksi berlebih yang ditunjukkan oleh Nindy, terlebih saat melihat raut wajah dingin kekasihnya. Dia sempat tertegun, sebelum akhirnya menunduk dan menatap dengan heran ke arah gadis yang berstatus sebagai kekasihnya itu."Kenapa beberapa hari ini kamu menghindar dan nggak pernah merespon pesan atau panggilan dari aku?"Nindy yang sejak tadi memalingkan wajahnya ke samping, akhirnya beralih menatap Billy dengan sorot mata dinginnya. "Bukannya kamu duluan yang menghindari aku sebelumnya?"Kamu?Billy mengerutkan keningnya.Nindy tidak pernah sekali pun memanggilnya dengan kata itu. Biasanya, dia akan memanggilnya dengan sebutan "Kakak" atau "Kak" padanya."Aku nggak bermaksud menghindari kamu. Aku cuma lagi ada masalah aja waktu itu," terang Billy lembut. "Ak
Baca selengkapnya

Bab 2 Bos Baru

"Gimana kalau aku nggak mau putus sama kamu?" Tatapan keduanya saling bertabrakan selama beberapa detik, sebelum akhirnya Nindy memalingkan wajahnya ke arah lain."Aku nggak butuh persetujuan kamu. Setuju atau nggak, aku sama sekali nggak peduli."Seketika itu juga, api kemarahan berkobar di iris coklat Billy. Dia menggertakkan giginya, lalu berkata dengan sorot mata menyala, "Nindy, kamu pikir kamu siapa? Apa kamu kira bisa mainin aku sesuka hati kamu?" Nada bicaranya terdengar sangat dingin, bahkan tubuh Nindy langsung gemetar setelah mendengar ucapan Billy.Dia memang bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Billy. Billy memiliki latar belakang keluarga yang hebat dan bukan berasal dari keluarga biasa, Nindy pun tahu itu, tapi dia tidak bisa diam saja dan membiarkan harga dirinya diinjak-injak oleh pria itu."Tentu aja aku bisa," jawab Nindy dengan arogan. "Dengarin aku baik-baik, Bill. Aku yang mencampakkan kamu, bukan kamu yang mencampakkan aku. Jadi, mulai sekarang jangan pern
Baca selengkapnya

Bab 3 Bertemu Lagi

"Kenapa berhenti?" tanya Dewi dengan heran sambil menoleh pada Nindy yang nampak mematung di tempat.Nindy tidak menjawab, tatapannya terus tertuju pada pria tinggi itu, tapi sayangnya pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil terus berjalan melewatinya.Wajah pria itu terlihat dingin, tidak ada sedikit pun senyuman di bibirnya ketika mereka bertemu pandang tadi. Bahkan, pria itu terkesan tidak peduli dan acuh tak acuh ketika melewatinya, seolah mereka berdua tidak mengenal satu sama lain. Pria itu adalah Billy Sanjaya, mantan kekasih yang dia putuskan 6 tahun lalu."Nin." Dewi menyentuh tangan Nindy saat melihatnya diam saja. Melihat Nindy masih mematung, akhirnya Dewi mengikuti arah pandangan Nindy, baru saat itu dia mengerti apa yang membuat teman kerjanya itu terdiam."Gimana? Pak Billy ganteng, kan?" tanya Dewi dengan senyuman genitnya. "Aku, kan, udah aku bilang kalau yang ini beda. Ini beneran ganteng banget."Nindy buru-buru berjalan ke toilet tanpa menjawa
Baca selengkapnya

Bab 4 Mengumpat Bos Baru

“Nona Nindy, sebelum kita membicarakan masalah pekerjaan, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan terlebih dahulu.” Ucapan Billy akhirnya memecah keheningan yang sempat melanda keduanya setelah kepergian Pak Edwin.“Baik, Pak,” ujar Nindy dengan tegas. Sebisa mungkin dia bersikap tenang, meskipun itu sangat sulit baginya, karena ingatan di masa lalu kembali bermunculan saat berada di dekat pria itu.“Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?” Saat Billy melontarkan pertanyaan itu, dia tidak menatap Nindy, melainkan meraih kertas map yang ada di hadapannya. Map itu berisi data diri Nindy.“Sudah 8 bulan, Pak.”Sebelumnya, Nindy lama bekerja di Bandung. Sengaja dia memilih bekerja di Surabaya karena ingin semakin menjauh dari tanah kelahirannya.“Jadi, kamu belum lama bekerja di sini?” Pandangan Billy tertuju pada kertas yang sedang ada di tangannya ketika dia bertanya.“Iya, Pak.”"Sebelumnya, kamu bekerja di mana?""Di Perusahaan Hakana, Pak."Pandangan Billy masih fokus pada kertas ya
Baca selengkapnya

Bab 5 Melaporkan ke Polisi

“Kamu mengumpat saya?”Nindy langsung membalik tubuhnya dengan cepat saat mendengar suara yang berasal dari belakangnya. Wajahnya seketika memucat saat melihat Billy sudah berdiri di pintu dengan wajah datarnya. Dia terlihat bersandar di pintu dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, matanya nampak menyorot tajam dirinya.“Tidak, Pak. Sepertinya Bapak salah dengar,” jawab Nindy setelah terdiam selama beberapa detik. Dia menggigit bibir bawahnya dengan wajah tegang, takut Billy akan marah karena dia sudah berani mengumpatnya.“Kamu kira saya tuli?” Melihat aura mengintimidasi yang kuat dari Billy, Nindy pun tidak berkutik untuk membela diri."Saya tidak mengatakan Bapak tuli," jawab Nindy lirih."Lalu?"Belum sempat Nindy menjawab pertanyaan Billy, terdengar suara dari arah belakang Billy.“Permisi, Pak.” Orang yang menginterupsi obrolan keduanya adalah Dewi.“Ada apa?” Billy menoleh pada Dewi dengan ekspresi kesal, merasa sedikit terganggu dengan kedatangan Dewi yang tiba-tiba.
Baca selengkapnya

Bab 6 Makan Siang Bersama

Billy terdiam dengan ekspresi yang sulit ditebak setelah mendapatkan pertanyaan dari Pak Edwin. Sebenarnya, dia masih tidak menyangka kalau dia akan bertemu kembali dengan Nindy setelah sekian lama berpisah. Sudah 6 tahun berlalu dan selama itu, Billy tidak pernah mendengar kabar Nindy lagi, karena setelah keduanya putus, Billy kehilangan jejak mantan kekasihnya itu. Tidak pernah terbayangkan olehnya jika dia akan bertemu lagi dengan Nindy di kantor milik orang tuanya. Padahal, tujuan utama Billy ke kantor cabang di Surabaya adalah untuk menyelidiki kasus penggelapan dana yang dilakukan oleh salah satu karyawan kantornya. "Pak Billy," panggil Pak Edwin ketika melihat Billy tampak sedang melamun."Ya. Bagaimana, Pak?"Pak Edwin pun mengulangi pertanyaan yang sejak tadi belum dijawab oleh Billy.“Tentu saja. Siapa pun yang terlibat dalam kasus penggelapan ini, pasti akan saya proses secara hukum. Tidak ada pengecualian untuk karyawan yang sudah merugikan perusahaan.”Pak Edwin menghela
Baca selengkapnya

Bab 7 Surat pengunduran Diri

Nindy pun seketika menoleh ke bangku belakang, di mana Billy berada. Wajah pria itu tampak acuh tak acuh. "Saya di sini aja, Pak," tolak Nindy seraya tersenyum kaku pada Pak Edwin."Kamu di belakang aja. Saya mau ngobrol sama Rudi."Rudi adalah salah satu karyawan yang berasal dari kantor pusat. Pria itulah yang akan mengemudikan mobil Billy.“Baik, Pak.”Terpaksa dia menyetujui permintaan Pak Edwin. Padahal, sejak awal dia sengaja ingin duduk di depan untuk menghindari Billy, nyatanya dia harus duduk bersebelahan dengan mantan kekasihnya itu di belakang. Nasibnya sungguh sial. Semakin dia menghindari Billy, entah mengapa dia justru semakin dekat dengannya.“Kenapa diam aja?” Billy bertanya dengan dingin pada Nindy setelah menurunkan kaca mobil yang tepat berada di sampingnya. "Mau nunggu sampai jam makan siang habis?”“Maaf, Pak.” Nindy segera membuka pintu, lalu bergegas masuk ke dalam mobil. Dia duduk di ujung menempel dengan pintu, sebisa mungkin dia memberikan jarak yang jauh de
Baca selengkapnya

Bab 8 Lembur

"Baik. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya tanpa bantuan orang lain." Nindy pun langsung berdiri usai mengatakan itu. "Saya sudah selesai. Maaf saya kembali ke kantor lebih dulu."Setelah berpamitan pada Angga dan Pak Edwin, Nindy segera pergi dari sana. Dia tidak mau kalau sampai Billy melihatnya mengeluarkan air mata.Dewi yang merasa iba pun segera menyusul Nindy, dia tidak mungkin membiarkan Nindy kembali ke kantor sendirian. Terlebih, ketika melihat wajah Nindy tampak berubah setelah berdebat dengan Billy.Setibanya di kantor, Nindy langsung mencari berkas dengan wajah yang terlihat masih kesal. Billy sudah membuat moodnya hancur. Meskipun kesal, Nindy tetap berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Dia akan membuktikan pada Billy kalau dirinya bisa mengerjakan semuanya tanpa bantuan siapa pun.Dia tahu kalau Billy sengaja ingin menyiksanya. Itu sebabnya, dia melarang semua orang membantunya. Dia tidak akan membiarkan Billy melihat kelemahannya. Semakin Billy ingin menin
Baca selengkapnya

Bab 9 Billy, Idaman Banyak Wanita

Tidak ingin Dewi curiga, secepat kilat Nindy berpikir.“It-itu … aku nggak sengaja denger obrolan Pak Edwin sama Pak Billy waktu aku dipanggil ke ruangannya.”“Oohh, aku kira kamu pernah satu kampus sama Pak Billy.”Nindy langsung menggeleng kuat untuk menyanggahnya. Dia sengaja berbohong karena tidak ingin ditanya macam-macam oleh Dewi. “Gak. Aku, kan, kuliah di Bandung, bukan di Jakarta.”“Oh, ya, aku lupa.” Dewi terkekeh, kemudian pandangannya beralih pada Billy yang nampak masih bercengkrama dengan Pak Edwin dan wanita yang Dewi ketahui bernama Sinta.“Kata Pak Edwin, Pak Billy menyelesaikan perdidikan sarjananya di Jakarta, terus ngelanjutin Pascasarjananya di Singapore, habis itu kerja di perusahaan asing di sana.”Nindy pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Ternyata Billy menepati ucapannya ketika dia bilang ingin kuliah sampai S2 di Singapura. Dulu, mereka berdua pernah berjanji akan melanjutkan S2 di sana bersama-sama. Namun nyatanya, Nindy hanya menyelesaikan S1 saja dan mem
Baca selengkapnya

Bab 10 Tidak Bisa Jauh

Nindy meremas kedua sisi laporan tersebut setelah mendengar ucapan menusuk Billy. Dia sadar kalau dia sudah membuat kesalahan, tapi itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Billy memberikan waktu yang sangat terbatas padanya. Jadi, dia membuatnya dengan terburu-buru.“Maaf, Pak." “Seharusnya kamu bilang dari awal kalau kamu gak bisa membuat laporan itu. Jadi, saya gak perlu membuang waktu saya yang berharga hanya untuk memeriksa laporan sampah kamu.”Rasanya ada ribuan jarum yang menusuk tepat di hatinya usai mendengar perkataan Billy. “Maaf, Pak.” Suara Nindy terdengar bergetar. Namun, ekspresi wajahnya terlihat biasa.“Perbaiki lagi. Saya tunggu sebelum jam makan siang.”Nindy tidak menjawab, dia bergegas keluar dari sana menuju toilet. Air mata yang sejak tadi dia tahan langsung meleleh begitu tiba di tolilet. Usai membasuh wajahnya, Nindy kembali ke ruangannya untuk memperbaiki laporan tadi. Tepat 10 menit sebelum jam makan siang, Nindy memberikan laporan tersebut pada Billy. Kali ini,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status