Share

Bab 41

Malam itu, setelah Nara tertidur lelap, Nadine duduk sendirian di ruang tamu rumah barunya. Rumah itu sunyi, hanya terdengar suara angin yang sesekali menggesek daun di luar jendela. Matanya menatap kosong ke arah lampu gantung di langit-langit, pikirannya melayang-layang. Tadi siang, ketika dia berbincang dengan Sera dan Galen, ada sesuatu yang tak bisa diabaikannya—rasa iri yang tiba-tiba mengusik hati.

Nadine menyesap teh hangatnya, tapi kehangatan itu tak mampu menenangkan kegundahan yang mulai tumbuh. Dia menghela napas panjang, membayangkan bagaimana hidupnya jika masih memiliki seorang suami yang mencintainya, seperti Galen yang terlihat begitu perhatian pada Sera. Tatapannya tertuju ke arah rumah Sera yang bisa terlihat samar dari jendela, rasa iri itu semakin menyesakkan.

"Kok bisa ya hidup Sera kelihatan begitu sempurna?" gumam Nadine pelan, berbicara pada dirinya sendiri.

Galen adalah sosok suami yang penuh perhatian. Nadine mengingat cara Galen memegang tangan Sera, bagaim
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status