"ARGHH!"
"Ayo! Dorong! Terus!" Di dalam sebuah kamar mewah, terdapat seorang wanita hamil yang terbaring di kasur dengan beberapa dokter di sekeliling wanita tersebut. Wajah kemerahan, pembuluh darah menonjol, dan keringat yang membasahi pakaian wanita tersebut membuktikan betapa sakitnya rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. Di luar kamar, terdapat seorang pria muda yang tampan dengan rambut hitam dan mata biru, tetapi kerutan di wajahnya menunjukkan bahwa usia tua juga mempengaruhi penampilan seorang pria tampan. Namun, wajah pria tampan tersebut sedang dipenuhi ekspresi panik, takut, dan berbagai ekspresi negatif lainnya. "Tenanglah, Tuan William. Nyonya Victoria pasti akan baik-baik saja. Lihatlah Tuan Muda Van, beliau nampak tenang." ucap seorang pria tua yang nampak seperti seorang kepala pelayan, berusaha menenangkan pria tampan tersebut. Tak jauh dari lokasi mereka berdua, berdiri seorang anak kecil yang bersandar di pinggir tembok. Anak kecil tersebut sangatlah tampan dengan rambut hitam. Meskipun sangat pendek, tetapi wajah tampannya memberikan kesan dingin kepada semua orang. Mendengar dirinya disebut, anak kecil tersebut membuka matanya dan memperlihatkan mata merahnya yang memberi kesan menakutkan, mengerikan, dan rasa dingin yang teramat dingin. Namun, yang paling mengerikan sekaligus mengesankan adalah wajah datar anak kecil tersebut seolah-olah dirinya tak peduli dengan apa yang terjadi saat ini. Meskipun begitu, terlintas samar kilatan kebingungan di mata merah anak kecil tersebut. ---------------- P.O.V. Van 'Apakah reinkarnasi itu betul-betul menjadi kenyataan?!' pikirku dengan panik, meskipun tidak ada ekspresi panik sedikitpun di wajahku. Dewa bajing*n si*lan itu benar-benar mereinkarnasikanku ke dalam tubuh anak ini. Anak yang tubuhnya kutempati saat ini bernama Van Black, seorang dari keluarga bangsawan yang bergelar Duke. Keluarga Black adalah salah satu dari 7 keluarga bangsawan terbesar di Kerajaan Avalon. Seorang villain paling terkenal dalam sejarah [Naive Hero]. Dari segi positif, Van terkenal karena tampan, kuat, kaya, dan dingin. Sebagai author dari [Naive Hero], karakter ini adalah karakter yang paling kusukai sekaligus paling kubenci. Ada kalimat yang kutulis dalam novelku, Van adalah seseorang yang sangat tampan. Ketampanannya adalah satu-satunya di dunia, tetapi dunia tidak pernah menerima pesona ketampanannya. Dari segi negatif, Van terkenal karena betul-betul mendalami peran seorang penjahat. Seorang penjahat tanpa hati dan emosi yang rela melakukan apapun demi mencapai keinginannya. Oleh karena itu, untuk mendukung sisi jahatnya, aku memberinya satu kekurangan, yaitu dirinya tidak dapat mengekspresikan emosinya. Meskipun begitu, wajah datarnya justru menambah pesona pada dirinya. Akhirnya, aku tersadar dari pikiranku dan menyadari bahwa semua orang sedang menatapku. Tatapan itu, aku mengetahuinya. Tatapan ketakutan, meremehkan, dan kemarahan. Tatapan yang sama seperti yang kualami di kehidupan masa laluku saat orang-orang terdekatku memandang diriku remeh ketika ingin menjadi penulis. Inilah alasan mengapa aku menyukai karakter Villain ini. Dirinya merasakan apa yang kualami. Dia adalah cerminan diriku sendiri. Meskipun begitu, aku bisa merasakan salah satu tatapan yang berbeda diarahkan kepadaku. Tatapan penuh kasih sayang, kebanggaan, dan cinta. Tatapan seperti itu hanya bisa berasal dari satu orang di tempat ini. Aku memandang Ayahku yang juga sedang memandangku. Rambut hitamku dan wajah tampanku nampaknya berasal darinya. Saat dunia menolak seorang Van Black, hanya ada segelintir orang yang menerimanya. Salah satu dari segelintir orang tersebut adalah orang tuanya. William Black dan Victoria Aurealis. "Ada apa, brengsek?" tanyaku dengan datar. Meskipun nadaku datar, tetapi ucapan seperti itu sudah cukup untuk memberi tekanan kepada semua orang. Tanpa kusadari, mata merahku menyala dan semua orang tertegun akibatnya. "Tidak ada, Tuan Muda." jawab sang kepala pelayan sambil memaksakan senyumnya. "Perhatikan posisimu, Sebastian." ucapku dengan dingin. "Baik, Tuan Muda." balas sang kepala pelayan, Sebastian, sambil menundukkan kepalanya. Sebastian Asgardian. 50 tahun. Seorang kepala pelayan keluarga Black. Dia adalah salah satu orang yang netral terhadapnya, tidak menyukai maupun tidak membenci Van. Sebastian hanya setia kepada kepala keluarga Black dan tidak pernah sekalipun menolak permintaan kepala keluarga Black. Jangan melihat usianya yang sudah tua karena dahulu dia adalah seorang panglima perang. Namun karena suatu kejadian, dia menjadi kepala pelayan keluarga Black. Meskipun Sebastian awalnya netral, pendiriannya yang ingin selalu netral hancur ketika bersama MC dari [Naive Hero]. Sejak saat itu, dirinya selalu setia menemani sang MC selama seumur hidupnya. ---------------- P.O.V. Reader Saat suasana di luar kamar mencapai puncaknya akibat ucapan Van, suara dari dalam kamar perlahan mereda. "HUEEEK!!!" Mendengar suara tangisan bayi dari dalam kamar, tubuh William menjadi sedikit lebih rileks. Saat pintu terbuka, William segera menghampiri para dokter. "Bagaimana keadaan Victoria?" tanya William dengan wajah sedikit panik. "Nyonya baik-baik saja. Selain itu, selamat Tuan Black. Anda menjadi seorang Ayah dari sepasang putra dan putri." ucap seorang dokter sambil tersenyum. Mendengar ucapan dokter tersebut, William berdiri mematung di tempat seolah tersambar petir. "A-apa maksud Anda?" tanya William dengan bingung. "Nyonya Victoria melahirkan sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan." ucap sang dokter. "HAHAHAHA!" Tawa bahagia William tidak tertahankan dan bergema di seluruh mansion. "Apa kami bisa memeriksanya?" tanya William. "Bisa, tapi jangan terlalu banyak." jawab sang dokter. "Baiklah. Aku dan Van aman masuk ke dalam. Sisanya menunggu di sini." ucap William dengan penuh wibawa. "Baik, Tuan!" "Van, ayo!" ucap Ayah Van sambil tersenyum kepada putranya. Van hanya mengangguk ringan dan mengikuti Ayahnya memasuki kamar. Saat Van masuk ke dalam kamar, dirinya melihat sebuah kamar yang sangat teramat mewah. 'Memang begini seharusnya hidup.' pikir Van sambil melihat sekelilingnya. Pandangan Van akhirnya tertuju pada seorang wanita cantik yang terbaring lemah di atas kasur yang sangat besar. Kulit dan bibirnya pucat akibat kelelahan dan kekurangan darah, tetapi tekad yang memancar di matanya tak bisa disembunyikan. "Victoria, apa kau tak apa?" tanya Ayah Van dengan panik. "Ya, aku tak apa. Hanya sedikit lelah." jawab Ibu Van dengan tenang. "Selain itu, bagaimana dengan anakku?" sambungnya. "Mereka baik-baik saja. Coba tebak? Sepasang anak kembar!" ucap Ayah Van dengan kebahagiaan yang tak bisa disembuhkan di wajahnya. Ayah Van kemudian menggendong kedua bayinya dan meletakkan mereka berdua di samping Victoria. "Syukurlah." ucap Ibu Van sambil mengelus kedua bayinya. Pandangan Victoria akhirnya tertuju pada Van yang membuat dirinya tersenyum. "Van, sekarang kau sudah memiliki dua orang adik. Sebagai seorang kakak, kau harus menjaga mereka dengan baik." ucap Ibu Van dengan lembut. "Baik, Ibu." jawab Van dengan datar. Van kemudian menatap sepasang bayi kembar tersebut dengan mata merahnya yang tanpa ekspresi. Lebih tepatnya, pandangan Van tertuju pada bayi laki-laki tersebut. 'Akhirnya ketemu, MC dari [Naive Hero].' pikir Van dengan bersemangat walaupun tidak ada ekspresi sedikitpun di wajahnya. Lagi pula, penulis macam apa yang tidak ingin bertemu dengan karakter hasil ciptaannya. "Van, bagaimana jika kau memberi mereka berdua nama?" saran Ayah Van. "Apa tak apa?" tanya Van. "Ya." jawab Ayah dan Ibu Van. "Olivia dan Oliver." ucap Van.Sehari telah berlalu sejak kelahiran Oliver dan Olivia.Perhatian semua orang sepenuhnya tertuju pada sepasang bayi kembar tersebut.Tanpa mereka sadari, Van telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. ----------------Di dalam kamar Van.Saat ini, Van sedang duduk di atas kasurnya yang sangat teramat besar untuk ukuran seorang anak kecil.Namun, Van tidak memperdulikan hal tersebut karena pandangannya terfokus pada layar hologram di depannya.[STATUS][Nama : Van Black][Level : 1][Ras : Human][ATTRIBUTE : Shadow, Void][STRENGTH : 5][AGILITY : 10][DEFENSE : 3][MENTAL : 100][MANA : 100/100][Skill :- Villain Aura (Passive)- 101 Shadows (Active)- World Treasure (Active)- Void Eye (Active)][Villain Aura : Master adalah seorang villain. Master akan selalu terkesan jahat. Dapat memicu emosi karakter lain terhadap Master. Pertumbuhan Master juga akan selalu berkembang pesat][101 Shadows : Kemampuan untuk memanggil 101 Shadows melalui bayangan pengguna][World Treasur
Van dan Ibunya akhirnya memasuki kamar.Saat masuk, pandangan Van langsung tertuju pada sepasang bayi kembar yang sedang tertidur di atas kasur."Nampaknya mereka sedang tertidur." ucap Ibu Van.Van berdiri diam menatap kedua bayi tersebut dan dirinya mulai memikirkan tentang masa depan.Oliver Black, calon pendekar pedang terkuat di masa depan.Takdirnya sebagai pendekar pedang akan dimulai saat dirinya mewarisi [Sword of Hero] yang terletak di ruang bawah tanah mansion keluarga Black.Olivia Black, calon penyihir terkuat di masa depan.Bakat sihirnya diwariskan dari Ibunya dan bahkan melampaui sang Ibu."Van, bagaimana menurutmu tentang kedua adikmu?" tanya Ibu Van sambil tersenyum."Mereka pasti akan menjadi sangat kuat." jawab Van dengan datar."Sepertinya kau juga memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap adik-adikmu." balas Ibu Van."Seluruh keluarga berekspektasi tinggi pada kalian bertiga...." sambung Ibu Van, tetapi berhenti di kata-kata terakhirnya."Ada apa, Bu?" tanya Van."
Van yang telah mengambil posisi push up langsung memulainya tanpa basa-basi.Melihat aksi Van, para prajurit yang sedang berlatih langsung kehilangan fokus dan mengalihkan pandangan mereka pada Van."Apakah keluarga bangsawan semuanya monster? Bahkan anak berusia 4 tahun sudah mulai berlatih fisik.""Hei anakku yang berusia 4 tahun hanya bisa bermain dan menangis, tapi anak bangsawan sebenarnya sudah mulai berlatih."Bisikan dari para prajurit tidak menggoyahkan pikiran Van dan membuatnya terus berlatih."APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"Teriakan seorang lelaki bergema di halaman depan mansion keluarga Black.Mendengar suara teriakan tersebut, wajah para prajurit segera berubah dan mereka langsung melanjutkan latihan mereka."Gawat! Sir Gawain marah!"Di antara kerumunan, berdiri seorang prajurit pria paruh baya.Prajurit tersebut memancarkan keperkasaan yang luar biasa dengan sebuah luka tebasan di mata kirinya."Tch dasar. Melihat anak kecil berlatih saja sudah membuyarkan fokus mereka. S
Di halaman depan mansion keluarga Black.Nampak seorang anak kecil setinggi 1 meter dengan berambut hitam dan mata merah sedang berlari mengelilingi mansion keluarga Black."99,9 km... 100 km. Selesai." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]----------------P.O.V. Van."Fyuhh." gumamku.Terasa sedikit rasa lelah dan nyeri di sekujur tubuhku.Matahari melayang di atas langit dan rasa panas membasuh seluruh tubuhku hingga membuat tetesan-tetesan keringat mengalir di wajahku.Aku kemudian melepas pakaianku dan menggunakannya untuk mengelap keringat yang mengalir di wajahnya."Tak terasa setahun sudah berlalu." gumamku.Selama ini, aku hanya terus berlatih di dalam mansion dan tidak pernah keluar ke masyarakat.Namun, berkat konsistensi tersebut, diriku berhasil berkembang menjadi jauh lebih
'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van. [True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius. [True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini. Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang. Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih. Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya. Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya. Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van. Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam. Oleh karena itu, Oliver selalu ket
Sehari telah berlalu semenjak kepergian [Huginn & Muninn].Di sisi lain, Van sedang melakukan rutinitas harian setiap pagi."999. 1000." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]"Fyuh akhirnya selesai." gumam Van sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya."Krakk krakk!"Suara kicauan gagak bergema di sepanjang halaman depan mansion.Van yang sedang menyeka keringatnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara kicauan gagak tersebut.Tanpa ragu Van berlari memasuki mansion di bawah tatapan bingung para prajurit."Ada apa dengan Tuan Muda Black?""Entahlah. Mungkin Tuan Muda takut dengan gagak."Setelah berlari menelusuri mansion yang sangat besar, Van akhirnya tiba di kamarnya.Di sana, Van melihat sepasang gagak berwarna hitam dan putih sedang hinggap di jendelanya."Bagaimana?" tanya
Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik."Namamu?" tanya Van."Tidak ada." ucap anak kecil tersebut."Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi."Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya.----------------P.O.V. Van.Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir.Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas.Aneh, tetapi logis.Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir.Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui.Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berb
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p