Share

Chapter 7 : Oliver & Olivia II

'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van.

[True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius.

[True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini.

Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang.

Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih.

Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya.

Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya.

Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van.

Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam.

Oleh karena itu, Oliver selalu ketakutan ketika melihat Van dan tidak pernah bisa akrab dengannya.

Van kemudian menggoyang-goyangkan kakinya untuk menyingkirkan Oliver yang terus memeluk kakinya, tetapi hasilnya nihil. Anak kecil ini terus melekat di kakinya.

Akhirnya, Van melihat Olivia yang bersembunyi di balik Ibu.

Berbanding terbalik dengan sang kakak, Olivia justru ketakutan ketika melihatnya.

Namun, Van mengerti alasan di balik ketakutan Olivia padanya.

Olivia memiliki mata [Mana Eye] yang dapat mendeteksi kuantitas, kualitas, dan jenis [Mana].

Di sisi lain, Van memiliki jumlah mana yang sangat banyak untuk anak seusianya. Selain itu, atribut [Shadow] dan [Void] menambah kesan mengerikan pada [Mana] Van.

"Kalau begitu, aku pamit dulu, Ibu." ucap Van.

"Baiklah." balas Ibu.

Ibu kemudian menggunakan sihir gravitasi untuk menarik Oliver yang memeluk kaki Van.

"Ka-kak!" ucap Oliver seolah tidak ingin berpisah dari Van.

Van hanya menatap diam anak kecil yang terbang di depannya dan mencoba melihat [Status] miliknya.

[STATUS]

[Nama : Oliver Black]

[Level : 1]

[Ras : Human]

[ATTRIBUTE : Fire, Water, Thunder]

[STRENGTH : 2]

[AGILITY : 3]

[DEFENSE : 1]

[MENTAL : 100]

[MANA : 20/20]

[STAT POINT : 0]

[Skill :

- Hero (Passive)

- Tru Eye (Active)]

[Hero : Anak yang diberkati oleh para [Dewa]. Kemampuan akan meningkat super pesat seiring waktu]

[True Eye : Mata yang dapat melihat kebenaran dunia]

'Seperti yang kuduga. [Hero] itu masih sangat mengagumkan. Seperti yang kubayangkan dari seorang pahlawan masa depan.' pikir Van.

Van kemudian menoleh ke Olivia dan memeriksa [Status] miliknya.

[STATUS]

[Nama : Olivia Black]

[Level : 1]

[Ras : Human]

[ATTRIBUTE : All Attributes]

[STRENGTH : 1]

[AGILITY : 2]

[DEFENSE : 1]

[MENTAL : 100]

[MANA : 100/100]

[STAT POINT : 0]

[Skill :

- Daughter of Mana (Passive)

- Mana Eye (Active)]

[Daughter of Mana : Anak yang diberkati oleh [Mana] yang membuatnya dapat berteman dengan [Mana].

[Mana Eye : Mata yang dapat melihat kuantitas, kualitas, dan jenis [Mana] seseorang]

'Anak ini sejak kecil sudah memiliki afinitas yang tinggi dengan [Mana]. Memang layak untuk seorang penyihir terkuat di masa depan.' pikir Van.

Van akhirnya meninggalkan ketiganya dan berjalan menuju kamarnya.

----------------

P.O.V. Van.

Setelah selesai membersihkan diri, aku kemudian berbaring di kasurnya.

Ruang kamar yang kosong ini memberikan suasana yang terkesan sunyi.

Namun, hal ini bagus bagiku.

Lagi pula, diriku di kehidupan sebelumnya selalu membuat novel di dalam ruangan kosong dan sunyi agar lebih leluasa berpikir dan tidak terganggu oleh hal-hal lain.

'Sepertinya sudah saatnya untuk menjalankan rencanaku.' pikirku dengan serius.

Rencana yang kali ini kususun harus berhasil tanpa ada kegagalan.

Jika salah satu tahap gagal, maka nyawaku akan terancam.

"[Raja Iblis Gehenna]." gumamku.

Bahkan saat menyebut namanya, aku bisa merasakan perubahan suasana di dalam ruangan kamarku.

Rasanya suhu menurun beberapa derajat dan cahaya menjadi sedikit lebih redup.

Sungguh nama yang terkutuk hingga hanya menyebutnya saja sudah membuat suasana di sekitar berubah drastis.

[Raja Iblis Gehenna] adalah Raja Iblis yang disegel 1.000 tahun yang lalu.

Meskipun dikatakan sebagai disegel. Nyatanya, yang disegel adalah jiwanya.

Adapun tubuh [Raja Iblis Gehenna], mungkin sudah dijadikan pil steroid oleh organisasi [Kultus Gehenna].

[Kultus Gehenna] adalah organisasi yang bertujuan melepas segel [Raja Iblis Gehenna] agar [Raja Iblis Gehenna] bisa turun sekali lagi ke dunia.

Organisasi tersebut akan menghalalkan segala cara agar bisa melepas segel sang Raja Iblis.

Di novel aslinya, musuh utama Oliver selain Van adalah organisasi ini.

Tujuan akhir dari rencanaku adalah mencegah bebasnya [Raja Iblis Gehenna].

Jika [Raja Iblis Gehenna] lepas, besar kemungkinan dunia ini akan hancur dan aku juga akan mati.

Oleh karena itu, [Raja Iblis Gehenna] tidak boleh sampai turun ke dunia ini.

Namun, ada variabel tak terduga yang tidak bisa kumasukkan dalam rencanaku ini.

Variabel tak terduga tersebut adalah [Raja Iblis Gehenna] itu sendiri.

1.000 tahun telah berlalu dan tentunya segel tersebut semakin melemah.

[Raja Iblis Gehenna] akan melepas sebagian kecil jiwanya untuk ikut campur urusan duniawi.

Selain kuat, [Raja Iblis Gehenna] juga sangatlah pintar dan licik.

Kecerdasannya tiada banding dengan siapapun di dunia ini.

Beberapa aksi yang dilakukan oleh [Kultus Gehenna] justru direncanakan oleh [Raja Iblis Gehenna].

Bahkan Van termasuk bidak catur di atas papan catur yang dimainkan oleh [Raja Iblis Gehenna].

Namun, hal itu tidak akan terjadi lagi padanya di kehidupan kali ini.

Karena yang memegang kendali atas tubuh ini bukan lagi Van dari [Naive Hero], tetapi Van dari Bumi.

Aku unggul dalam informasi dibandingkan [Raja Iblis Gehenna].

"Akan kumanfaatkan informasi ini dengan sebaik-baiknya." gumamku.

Aku kemudian bangkit dari kasur dan mengaktifkan [101 Shadows].

"[Huginn & Muninn]." gumamku.

Setelah itu, bayangan tubuhku tiba-tiba bergejolak, lalu sepasang gagak hitam dan putih keluar dari bayanganku.

"Pergi. Cari orang itu." ucapku.

"Krakk krakk. Baik, Master!" ucap kedua gagak tersebut dan terbang keluar melalui jendela.

Mataku berkilat ketika melihat kepergian kedua gagak tersebut.

[Huginn dan Muninn] adalah [Shadow] ke-6 dari [101 Shadows].

[Huginn dan Muninn] adalah sepasang gagak peliharaan Odin dari mitologi Nordik.

Mereka dapat terbang dalam jangka waktu lama dan jauh, serta memiliki kecerdasan yang sangat tinggi.

Dalam mitologi aslinya, mereka terbang mengelilingi dunia dan membawakan informasi kepada Odin.

Pekerjaan seperti mencari barang atau orang tentunya akan menjadi pekerjaan mudah bagi sepasang gagak tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status