Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."
Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van. Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya. Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik. "Namamu?" tanya Van. "Tidak ada." ucap anak kecil tersebut. "Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi. "Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya. ---------------- P.O.V. Van. Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir. Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas. Aneh, tetapi logis. Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir. Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui. Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berbagai hewan ganas lainnya. Namun sepertinya para dewi keberuntungan masih menyertai bayi malang tersebut. Entah bagaimana, bayi malang tersebut berhasil tumbuh hingga saat ini dengan kondisi tubuh yang utuh tanpa kekurangan suatu apapun. Meskipun begitu, anak tersebut tumbuh tanpa identitas. Tanpa nama. Tanpa umur. Tanpa kasih sayang orang tua. Satu-satunya yang dia ketahui hanyalah makan, minum, dan tidur untuk bertahan hidup. "Apa kau ingin hidup yang lebih baik?" tanyaku kepadanya. "Hidup yang lebih baik?" tanya anak kecil itu dengan kebingungan. "Hidup yang lebih baik. Kau bisa makan dan minum sepuasnya." ucapku kepadanya. "Apa hal seperti itu benar-benar ada?" tanya anak kecil itu dengan secercah harapan bersinar di matanya yang berwarna pelangi. "Tidak ada yang mustahil di dunia ini." jawabku dengan singkat. "Beritahu aku bagaimana caranya." ucapnya. "Ikut aku dan akan kuberitahu caranya." balasku sambil merentangkan tanganku. "Baiklah." ucap anak kecil tersebut dan menjabat tanganku. "Senang bertemu denganmu, Arthur." ucapku sembari memberinya nama. "Arthur? Nama yang bagus." ucap Arthur. "Aku Van. Van Black." ucapku sambil memperkenalkan diriku. "Senang bertemu denganmu, Van." ucap Arthur kepadaku sambil tersenyum. Akhirnya, manusia paling setia di dunia didapatkan. Alasan anak ini adalah bagian paling penting dari rencanaku karena kesetiaannya dan kekuatannya. Kesetiaannya tidak perlu diragukan lagi. Dia hanya setia sampai mati pada orang yang memberinya makan pertama kali. Di novel aslinya, Arthur ditemukan oleh [Kultus Gehenna] dan dilatih oleh mereka hingga menjadi monster yang menakutkan. Meskipun Arthur tidak memiliki atribut elemen untuk sihir, tetapi bakatnya dalam ilmu pedang sangatlah mengerikan. Sangat mengerikan hingga Oliver yang merupakan seorang [Hero] yang berspesialisasi dalam pedang harus serius ketika melawan Arthur. Selain itu, kecerdasan Arthur terbilang cukup tinggi yang membuatnya mampu berpikir tenang dalam segala situasi dan kondisi. Hingga akhir hayatnya, Arthur bahkan tidak pernah mengkhianati [Kultus Gehenna] dan semua tindakannya tidak pernah merugikan [Kultus Gehenna]. Untungnya, Arthur ditemukan oleh Van dan masih berada dalam kondisi yang masih sangat muda, yaitu 5 tahun, sehingga mudah untuk membangun pondasi ilmu pedang pada dirinya sejak usia dini. Oleh karena itu, jalan yang akan ditempuh oleh Arthur masih sangat panjang. "Akhirnya ketemu kau, bocah nakal." Sebuah suara menyadarkanku dan membuat kami berdua menoleh ke arah jalan masuk gang. Kami berdua melihat segerombolan preman berjalan mendekati kami berdua. "Kau mengenal mereka?" tanyaku pada Arthur. "Para preman pasar si*lan. Mereka mungkin mengincarmu." ucap Arthur. "Kau bisa melawan mereka?" tanyaku pada Arthur. "Tidak, mereka cukup kuat bagi anak-anak seperti kita. Bagaimana denganmu?" tanya Arthur. "50% yakin." jawabku. Benar seperti yang dikatakan Arthur. Meskipun aku dan Arthur berbakat, tapi masih terlalu dini bagi kami untuk melawan orang dewasa. Menurut perhitunganku, para preman ini berada di level 10-15. "Apa yang kalian inginkan?" tanyaku dengan waspada dan siap mengaktifkan [101 Shadows] jika terjadi sesuatu. "Anak seorang Duke of Black. Kira-kira berapa harga tebusanmu?" ucap salah satu preman sambil berjalan mendekati mereka berdua. Melihat kedatangan para preman, tanpa ragu aku mengaktifkan [101 Shadows]. "[Frankenstein] dan [Slime]." gumamku. Bayangan di bawah kakiku tiba-tiba bergerak seolah memiliki kesadaran tersendiri dan membentuk sosok yang sangat mengerikan. Mahluk humanoid setinggi 3 meter dengan berbagai jahitan di kulitnya yang hijau pucat. Matanya kosong, tetapi tubuhnya penuh dengan kekuatan mengerikan yang dibuktikan dengan otot-otot sempurna di sekujur tubuhnya. Van mengangguk puas dengan kemunculan [Shadow] di depannya. [Shadow] ini adalah [Frankenstein]. [Frankenstein] adalah [Shadow] ke-5 dari [101 Shadows]. Meskipun satu level lebih rendah dari [Huginn & Muninn], tapi kekuatannya terbilang cukup bagus. Kemunculan [Frankenstein] membuat suhu di dalam gang turun beberapa derajat. Bahkan para preman meneteskan keringat dingin ketika melihat [Frankenstein]. Lagi pula, setiap orang pasti takut pada sesuatu yang tidak mereka ketahui. Setelah itu, bayanganku kembali bergejolak dan mengeluarkan ratusan [Slime]. Mengeluarkan [Frankenstein] dan [Slime] sekaligus membuatku merasakan 50% [Mana] dalam diriku langsung dikosongkan. *Glupp Melihat kemunculan ratusan [Slime] membuat para preman ragu-ragu sejenak untuk melangkah maju. "Apa yang kalian lakukan? Cepat serang dia! Dia hanya anak kecil!" Aku melihat preman yang berdiri paling belakang berteriak emosi ketika melihat bawahannya ragu-ragu. Sepertinya dia adalah pemimpinnya. Para preman yang awalnya ragu-ragu akhirnya menelan ketakutan mereka dan berlari ke arah kami berdua. Sayangnya, kekuatan utama kami bukanlah diriku maupun Arthur. [Frankenstein] berdiri di depan para preman dan mengayunkan tinjunya. Tinju yang nampak biasa saja mendarat di kepala salah satu preman dan membuat preman tersebut terhempas ke samping. Setelah menabrak dinding, nampak kepala preman yang terkena pukulan langsung penyok. Adapun kondisi preman tersebut tidak diketahui hidup dan matinya. Melihat kondisi preman tersebut, para preman lainnya sekali lagi menjadi ketakutan dan tak berani maju menyerang [Frankenstein]. *WHOOSH Sebuah bola api melewati para preman dan mengenai lengan [Frankenstein]. Dalam sekejap, lengan [Frankenstein] terbakar api yang mengganggu mobilitasnya. "Apa yang kalian takuti? Dia hanya mahluk aneh! Bukan seorang Dewa!" teriak pemimpin para preman. "Tch." gumamku dengan kesal. Aku tak menyangka bahwa pemimpin preman tersebut ternyata bisa melakukan sihir. Aku kemudian mengarahkan para [Slime] untuk membantu [Frankenstein]. Dari balik [Frankenstein], muncul ratusan [Slime] yang menyebar ke segala arah. [Slime] yang ada di sekitar mengganggu pandangan para preman. Aku dan Arthur memanfaatkan kesempatan ini dan bergerak maju. Sebuah belati muncul di tanganku dan kami berdua menyerang para preman yang sibuk menyingkirkan [Slime]. "Si*l! [Slime] ini sangat mengganggu!" *SWISH *SWISH Tebasan demi tebasan dari diriku dan Arthur selalu memanen nyawa para preman yang menghiraukan keberadaan kami berdua. [Frankenstein] juga tak mau kalah dan langsung membunuh para preman dalam sekali serang. Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi. *WHOOSH *WHOOSH "Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."
"Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin
Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah
Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m
Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi
Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel
Dua portal emas yang muncul di dekat Van bersinar terang dan memancarkan kemegahan tersendiri. Dua buah rantai menjulur keluar dari portal dan mengikat kedua lengan Oliver. *KLANG Oliver yang tangannya terikat langsung berhenti bergerak dan tergantung di udara. Dirinya tak berkutik dan tak bisa bergerak karena terikat kencang oleh rantai emas milik Van. "Tch." gumam Oliver dengan kesal karena tidak bisa menggerakkan lengannya. Meskipun dia sudah mengerahkan semua kekuatannya, rantai emas yang mengikatnya tetap tidak melemah. "[Enkidu]." gumam Van. Rantai emas yang mengikat Oliver akhirnya melonggar. Oliver yang menggantung di udara akhirnya terjatuh ke bawah. Untungnya, Van dengan sigap meraih kerah Oliver. Namun, Van langsung melempar Oliver ke samping seperti membuang sekantung sampah. "Olivia, jaga saudaramu." ucap Van dan terus berjalan ke depan tanpa memandang ke belakang. "Baik, Kak." Suara perempuan yang sangat indah melebihi suara penyanyi mana pun ber
"Jadi saat ini kerajaan masih dalam tahap pasca-perang, sehingga kerajaan akan mengadakan pesta besok malam." ucap Ayah.'Ini dia!' pikir Van dengan terkejut sekaligus heran.[Perjamuan Kerajaan].Perjamuan yang diadakan oleh keluarga kerajaan dengan tujuan tertentu.Tujuan tersebut tidak pernah diketahui oleh siapapun dan hanya bisa diketahui saat perjamuan dilaksanakan.Di novel karyanya, setiap perjamuan pasti akan menghasilkan dampak yang mencengangkan, mengejutkan, dan menakjubkan.Bisa saja keluarga kerajaan tiba-tiba mendeklarasikan perang, mengumumkan keluarga bangsawan baru, dan topik-topik lainnya yang tak kalah menakjubkan.Namun bukan hanya hasil perjamuan saja yang bisa menjadi sangat menarik, tetapi selama perjamuan juga bisa terjadi hal-hal yang menarik.Ada para bangsawan saling berdiskusi dan membentuk aliansi.Ada para bangsawan yang awalnya baik tiba-tiba menjadi berselisih.Pada intinya, [Perjamuan Kerajaan] adalah sesuatu yang menarik."Persiapkan dirimu untuk [Pe
Dua portal emas yang muncul di dekat Van bersinar terang dan memancarkan kemegahan tersendiri. Dua buah rantai menjulur keluar dari portal dan mengikat kedua lengan Oliver. *KLANG Oliver yang tangannya terikat langsung berhenti bergerak dan tergantung di udara. Dirinya tak berkutik dan tak bisa bergerak karena terikat kencang oleh rantai emas milik Van. "Tch." gumam Oliver dengan kesal karena tidak bisa menggerakkan lengannya. Meskipun dia sudah mengerahkan semua kekuatannya, rantai emas yang mengikatnya tetap tidak melemah. "[Enkidu]." gumam Van. Rantai emas yang mengikat Oliver akhirnya melonggar. Oliver yang menggantung di udara akhirnya terjatuh ke bawah. Untungnya, Van dengan sigap meraih kerah Oliver. Namun, Van langsung melempar Oliver ke samping seperti membuang sekantung sampah. "Olivia, jaga saudaramu." ucap Van dan terus berjalan ke depan tanpa memandang ke belakang. "Baik, Kak." Suara perempuan yang sangat indah melebihi suara penyanyi mana pun ber
Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel
Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi
Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m
Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah
"Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p