Share

Chapter 8 : The Lost Kid I

Penulis: ×No Name×
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-30 21:33:09

Sehari telah berlalu semenjak kepergian [Huginn & Muninn].

Di sisi lain, Van sedang melakukan rutinitas harian setiap pagi.

"999. 1000." gumam Van.

[Ding! Misi Harian Selesai]

[Push up (1.000/1.000)]

[Sit up (1.000/1.000)]

[Pull up (1.000/1.000)]

[Squat (1.000/1.000)]

[Plank (100/100)]

[Lari (100/100)]

[Waktu : 6 jam]

[Hadiah : 1 poin atribut]

[Penalti : The Fallen World]

"Fyuh akhirnya selesai." gumam Van sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya.

"Krakk krakk!"

Suara kicauan gagak bergema di sepanjang halaman depan mansion.

Van yang sedang menyeka keringatnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara kicauan gagak tersebut.

Tanpa ragu Van berlari memasuki mansion di bawah tatapan bingung para prajurit.

"Ada apa dengan Tuan Muda Black?"

"Entahlah. Mungkin Tuan Muda takut dengan gagak."

Setelah berlari menelusuri mansion yang sangat besar, Van akhirnya tiba di kamarnya.

Di sana, Van melihat sepasang gagak berwarna hitam dan putih sedang hinggap di jendelanya.

"Bagaimana?" tanya Van.

"Krakk krakk. Target berada di pasar kota." ucap Huginn, sang gagak hitam.

"Begitu. Pantau terus." ucap Van.

"Krakk krakk!"

Setelah itu, kedua gagak tersebut akhirnya kembali terbang ke langit meninggalkan mansion keluarga Black.

Van kemudian berjalan menuju meja belajarnya dan melihat sebuah bola kaca seukuran telapak tangan di atasnya.

Bola kaca tersebut adalah [Communication Orb] yang berfungsi untuk menghubungkan orb yang satu dengan yang lain.

Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu cukup letakkan telapak tanganmu di atas orb, salurkan [Mana], dan sebutkan nama pemilik Orb.

Van meletak telapak tangan kanannya di atas [Communication Orb] dan bergumam, "Sebastian."

[Communication Orb] akhirnya bersinar dengan cahaya warna-warni dan wajah Sebastian terlihat di dalam.

"Salam Tuan Muda, apakah ada yang bisa lelaki tua ini bantu?" tanya Sebastian.

"Sebas, siapkan kereta. Aku akan pergi menuju pasar." ucap Van.

Mendengar perintah Van, sedikit keterkejutan muncul di wajah keriput Sebastian.

"Apakah ada yang ingin Anda beli, Tuan Muda? Hamba akan memerintahkan pelayan membelinya untuk Anda." ucap Sebastian.

"Tidak perlu. Aku yang akan pergi sendiri." ucap Van.

"Baik, Tuan Muda." balas Sebastian dengan sedikit kebingungan.

----------------

Di jalanan Kota Black, sebuah kereta mewah sedang berjalan diikuti iringan barisan prajurit yang sangat mewah.

Kereta mewah tersebut berlapiskan emas dan pertama berwarna-warni sebagai aksesoris.

Ratusan prajurit dengan armor berat dan duduk di atas kuda memberi tekanan pada masyarakat sekitar.

----------------

P.O.V. Van.

Saat ini, aku sedang duduk bersama Sebastian di dalam kereta mewah.

Berbanding terbalik dengan wajah Sebastian yang penuh wibawa, wajahku terlihat datar, tetapi jauh di dalam ada perasaan kesal.

"Sebastian.... Untuk apa ini?" tanyaku dengan nada datar, tetapi makna yang terkandung dalam pertanyaanku layak untuk dipertanyakan.

"Ini untuk melindungi keselamatan Anda, Tuan Muda." jawab Sebastian dengan tenang.

'Melindungi keselamatan nenek moyangmu!' pikirku sambil mencemooh jawaban Sebastian.

Bangsawan macam apa yang dilindungi oleh ratusan prajurit level 20an saat ingin mengunjungi pasar.

Masyarakat mungkin akan mengira akan ada penggusuran pasar jika melihat rombongan sebesar ini datang.

Setelah berjalan sekitar setengah jam, kami akhirnya tiba di pasar.

ketika aku turun dari kereta, aku melihat model pasar abad pertengahan.

Meskipun latar belakang dunia ini adalah abad pertengahan, dunia ini masih terbilang cukup maju.

Apalagi kota yang saat ini dikelola oleh Ayahku, Duke of Black, yaitu Kota Black.

Kota Black adalah kota terbaik kedua di Kerajaan Avalon, tepat setelah Ibukota Kerajaan Avalon.

Baik dari segi pendidikan, kesehatan, pendapatan per kapita dll, semuanya terbilang cukup maju.

Namun, semakin terang cahayanya, maka semakin gelap bayangannya.

Pada masa abad pertengahan, sistem strata sosial tentunya sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Terutama para bangsawan yang tidak ingin hidup sederajat dengan rakyat jelata dan bahkan ada yang tidak peduli dengan kehidupan rakyat jelata.

Akhirnya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

'Sungguh sistem masyarakat sampah.' pikirku ketika melihat sisi gelap dunia ini.

Saat aku melihat sekitar, tiba-tiba sebuah telapak tangan menepuk bahuku.

"Tuan Muda, apa yang Anda inginkan?" tanya Sebastian.

"Belikan aku lusinan ayam goreng." ucapku.

".....Baik." jawab Sebastian dengan sedikit kebingungan dalam suaranya.

Setelah beberapa saat, Sebastian akhirnya kembali dengan sebungkus ayam goreng di tangannya.

"Ini, Tuan Muda." ucap Sebastian sambil menyerahkan bungkusan di tangannya kepadaku.

Aku kemudian mengambil bungkusan tersebut dari Sebastian dan menatap langit.

*Krakk krakk

Mendengar suara kicauan tersebut, aku memandang ke atas dan melihat [Huginn & Muninn] terbang di langit seolah memberi petunjuk padaku.

"Tunggu sebentar, aku ingin pergi ke toilet." ucapku dan pergi berjalan menjauh dari rombongan.

"Tung-" ucap Sebastian yang mencoba ingin pergi bersamaku, tetapi terpotong oleh ucapanku.

"Diam saja. Aku tak perlu bantuanmu untuk hal seperti ini." ucapku dan pergi begitu saja.

"Baik, Tuan Muda." ucap Sebastian.

----------------

P.O.V. Reader

*TAP

*TAP

Setelah pergi meninggalkan Sebastian dan yang lainnya, Van berjalan menelusuri gang yang gelap dan sempit.

Ketika Van sedang berjalan, sesosok hitam tiba-tiba berdiri tak jauh di depan.

Meskipun minim pencahayaan di dalam gang, Van dapat melihat sosok di depannya secara samar.

Sosok tersebut sedikit lebih pendek dari Van.

Matanya yang berwarna pelangi bersinar redup dalam kegelapan.

Rambut putih yang sepanjang bahu membuatnya terlihat mencolok di dalam kegelapan.

Melihat sosok yang ada di depannya, Van sama sekali tidak merasa takut.

Sosok tersebut akhirnya berlari ke arah Van tanpa diketahui tujuannya.

Namun, Van tetap tenang dan membiarkan sosok tersebut semakin dekat dengannya.

Saat sosok tersebut berjarak sangat dengannya, Van akhirnya melangkah ke samping dan mengangkat kakinya.

Sosok tersebut akhirnya tersandung oleh kaki Van dan terjatuh ke tanah.

Karena jarak antar keduanya sangat dekat, Van akhirnya bisa melihat jelas wajah sosok tersebut.

Anak laki-laki yang berusia sekitar 4-5 tahun dengan pupil mata pelangi dan rambut putih.

Wajah tampan dan kulit putihnya sangat kusam karena debu di sekujur tubuhnya.

Sosok tersebut hanya duduk di tanah sambil menatap Van dengan matanya yang indah nan tajam.

"Matamu... Aku menyukainya. Mata yang penuh semangat dan tidak akan pernah menyerah." ucap Van.

Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."

Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.

Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.

Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik.

Bab terkait

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 9 : The Lost Kid II

    Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik."Namamu?" tanya Van."Tidak ada." ucap anak kecil tersebut."Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi."Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya.----------------P.O.V. Van.Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir.Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas.Aneh, tetapi logis.Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir.Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui.Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 10 : The Lost Kid III

    Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 11 : Dinner

    Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 12 : Arthur I

    "Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 13 : Arthur II

    Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 14 : Arthur III

    Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : Training

    Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : 5 Tahun

    Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02

Bab terbaru

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 17 : Royal Banquet I

    "Jadi saat ini kerajaan masih dalam tahap pasca-perang, sehingga kerajaan akan mengadakan pesta besok malam." ucap Ayah.'Ini dia!' pikir Van dengan terkejut sekaligus heran.[Perjamuan Kerajaan].Perjamuan yang diadakan oleh keluarga kerajaan dengan tujuan tertentu.Tujuan tersebut tidak pernah diketahui oleh siapapun dan hanya bisa diketahui saat perjamuan dilaksanakan.Di novel karyanya, setiap perjamuan pasti akan menghasilkan dampak yang mencengangkan, mengejutkan, dan menakjubkan.Bisa saja keluarga kerajaan tiba-tiba mendeklarasikan perang, mengumumkan keluarga bangsawan baru, dan topik-topik lainnya yang tak kalah menakjubkan.Namun bukan hanya hasil perjamuan saja yang bisa menjadi sangat menarik, tetapi selama perjamuan juga bisa terjadi hal-hal yang menarik.Ada para bangsawan saling berdiskusi dan membentuk aliansi.Ada para bangsawan yang awalnya baik tiba-tiba menjadi berselisih.Pada intinya, [Perjamuan Kerajaan] adalah sesuatu yang menarik."Persiapkan dirimu untuk [Pe

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 16 : Deep Talk

    Dua portal emas yang muncul di dekat Van bersinar terang dan memancarkan kemegahan tersendiri. Dua buah rantai menjulur keluar dari portal dan mengikat kedua lengan Oliver. *KLANG Oliver yang tangannya terikat langsung berhenti bergerak dan tergantung di udara. Dirinya tak berkutik dan tak bisa bergerak karena terikat kencang oleh rantai emas milik Van. "Tch." gumam Oliver dengan kesal karena tidak bisa menggerakkan lengannya. Meskipun dia sudah mengerahkan semua kekuatannya, rantai emas yang mengikatnya tetap tidak melemah. "[Enkidu]." gumam Van. Rantai emas yang mengikat Oliver akhirnya melonggar. Oliver yang menggantung di udara akhirnya terjatuh ke bawah. Untungnya, Van dengan sigap meraih kerah Oliver. Namun, Van langsung melempar Oliver ke samping seperti membuang sekantung sampah. "Olivia, jaga saudaramu." ucap Van dan terus berjalan ke depan tanpa memandang ke belakang. "Baik, Kak." Suara perempuan yang sangat indah melebihi suara penyanyi mana pun ber

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : 5 Tahun

    Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : Training

    Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 14 : Arthur III

    Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 13 : Arthur II

    Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 12 : Arthur I

    "Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 11 : Dinner

    Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 10 : The Lost Kid III

    Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p

DMCA.com Protection Status