Di halaman depan mansion keluarga Black.
Nampak seorang anak kecil setinggi 1 meter dengan berambut hitam dan mata merah sedang berlari mengelilingi mansion keluarga Black. "99,9 km... 100 km. Selesai." gumam Van. [Ding! Misi Harian Selesai] [Push up (1.000/1.000)] [Sit up (1.000/1.000)] [Pull up (1.000/1.000)] [Squat (1.000/1.000)] [Plank (100/100)] [Lari (100/100)] [Waktu : 6 jam] [Hadiah : 1 poin atribut] [Penalti : The Fallen World] ---------------- P.O.V. Van. "Fyuhh." gumamku. Terasa sedikit rasa lelah dan nyeri di sekujur tubuhku. Matahari melayang di atas langit dan rasa panas membasuh seluruh tubuhku hingga membuat tetesan-tetesan keringat mengalir di wajahku. Aku kemudian melepas pakaianku dan menggunakannya untuk mengelap keringat yang mengalir di wajahnya. "Tak terasa setahun sudah berlalu." gumamku. Selama ini, aku hanya terus berlatih di dalam mansion dan tidak pernah keluar ke masyarakat. Namun, berkat konsistensi tersebut, diriku berhasil berkembang menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Nampak proporsi tubuhku sudah sangat berbeda dibandingkan dengan tubuhku setahun yang lalu. 8 pack, trisep, bisep, otot bahu, otot dada, otot punggung, dan otot-otot lainnya menonjol sempurna. Tidak berlebihan dan tidak kekurangan, tetapi mengandung kekuatan yang sangat kuat. "Sepertinya sudah saatnya untuk menemui orang itu." gumamku. Orang tersebut adalah orang yang sangat cocok untuk ikut andil dalam rencanaku di masa depan. "Status." [STATUS] [Nama : Van Black] [Level : 5] [Ras : Human] [ATTRIBUTE : Shadow, Void] [STRENGTH : 130] [AGILITY : 130] [DEFENSE : 123] [MENTAL : 250] [MANA : 1.000/1.000] [STAT POINT : 0] [Skill : - Villain Aura (Passive) - 101 Shadows (Active) - World Treasure (Active) - Void Eye (Active) - Super Human (Active)] [Villain Aura : Master adalah seorang villain. Master akan selalu terkesan jahat. Dapat memicu emosi karakter lain terhadap Master. Pertumbuhan Master juga akan selalu berkembang pesat] [101 Shadows : Kemampuan untuk memanggil 101 Shadows melalui bayangan pengguna] [World Treasure : Kemampuan untuk memperoleh segala harta] [Void Eye : Mata yang berasal dari garis keturunan keluarga Aurelius. Menyebabkan seseorang tidak dapat menggunakan mana saat ditatap oleh pengguna. Kekuatan dapat dikembangkan tergantung pengguna] [Super Human : Memanfaatkan mana untuk meningkatkan kinerja tubuh. Konsumsi 10 mana/detik] Nampaknya levelku sudah menjadi 5, cukup jauh untuk anak seusiaku. Umumnya, anak berusia 4-5 tahun hanya berada di level 1 atau 2. Jika berada di level 3, mungkin sudah bisa dianggap jenius. Perhitungan level seperti ini hanya skala perhitunganku dari sudut pandangku untuk menghitung kekuatan orang lain. Orang normal tentunya tidak akan tahu-menahu mengenai konsep level ini. Namun, ada satu hal yang masih menghantui pikiranku.... "Statistik milikku sudah meningkat puluhan kali lipat dibandingkan sebelumnya. Namun, masih belum bisa menggunakan [World Treasure]. Selain itu, [Super Human] belum bisa digunakan terlalu lama." gumamku dengan penuh kebingungan. Karena masih tak kunjung mendapat jawaban mengenai masalah ini, aku akhirnya menghilangkan pemikiran tersebut. Kemudian, aku meraih pakaian yang tergeletak di atas rumput dan berjalan memasuki mansion. ---------------- P.O.V. Reader. Tanpa Van sadari, ada dua sosok kecil yang melihat Van dari balik jendela. "Kak Van gugu gaga." ucap anak laki-laki kecil sambil menunjuk Van yang berjalan memasuki mansion. Anak laki-laki tersebut hanya setinggi 70 cm dengan rambut pirang dan mata biru. Wajahnya yang imut dan lucu pasti akan membuatnya menjadi seorang pria tampan di masa depan. "Guga." ucap anak perempuan kecil seolah membalas ucapan sang anak laki-laki. Anak perempuan tersebut jauh lebih pendek dari sang anak laki-laki, yaitu sekitar 60 cm. Rambut pirang dan mata birunya sama seperti saudara laki-lakinya. Wajahnya yang imut dan cantik pasti membuatnya terlihat cantik di masa depan. "Astaga, Oliver, Olivia, kalian ternyata di sini. Ibu sibuk mencari kalian." ucap Ibu kepada kedua anak kecil tersebut. "Mama, Kak Van guga!" ucap Oliver sambil menunjuk ke luar jendela. "Ada apa, Oliver? Apa kau ingin bertemu Kak Van?" tanya Ibu kepada Oliver. "Ummu!" balas Oliver sambil menganggukkan kepalanya yang kecil. "Baiklah. Ayo kita temui kak Van." ucap Ibu sambil menggandeng tangan kedua anak kecil tersebut dan berjalan keluar dari kamar. Di sepanjang koridor, Ibu menggandeng tangan kedua anak kecil tersebut sambil menceritakan beberapa kisah menarik. "Tahukah kalian? Suatu saat nanti, akan ada seorang pahlawan yang menarik pedang dari dalam batu. Dengan menggunakan pedang tersebut, pahlawan tersebut akan membunuh Raja Iblis!" cerita Van. "Gugu gaga?" tanya Oliver sambil menunjuk dirinya. "Ada apa? Oliver ingin menjadi seorang pahlawan?" tanya Ibu sambil tersenyum tipis. "Ya! Pah-lawan keren!" ucap Oliver dengan terbata-bata. "Ya, Oliver pasti bisa menjadi pahlawan." ucap Ibu dan berbalik kepada Olivia, "Bagaimana dengan Olivia?" Mendengar pertanyaan Ibunya, Olivia memutar jari telunjuknya di udara dan berkata, "Skadoosh!" "Begitu. Olivia ingin menjadi seorang penyihir?" tanya Ibu. "Pe-nyihir?" tanya Olivia dengan bingung. "Ya, penyihir! Orang yang bisa menggunakan sihir seperti ini." jawab Ibu sambil menjentikkan jarinya. Kemudian, sebuah bola api melayang di atas tangan Ibu. Melihat bola api tersebut, mata Olivia berbinar kagum. "Ibu, apa yang kalian lakukan?" Mendengar suara tersebut, ketiganya berbalik ke belakang dan melihat Van sedang berjalan ke arah mereka. Melihat kedatangan Van, Olivia langsung bersembunyi di balik Ibunya, sedangkan Oliver langsung melepaskan diri dari genggaman Ibunya dan berlari menuju Van. "Ka-kak!" teriak Oliver sambil merentangkan tangannya. Van yang melihat Oliver berlari ke arahnya langsung mengambil selangkah ke samping. Akibatnya, Oliver gagal memeluk Van dan terjatuh ke tanah. "Jangan menyentuhku, anak nakal." ucap Van dengan datar. Oliver yang terjatuh hanya mengangkat kepalanya sambil mengelus-elus dahinya yang kesakitan Meskipun begitu, Oliver tetap bangkit berdiri dan terus berusaha untuk memeluk Van. Namun, Van terus menghindari Oliver dan berkata, "Mandi sana sebelum memelukku, dasar bau." Hingga setelah beberapa saat, Van akhirnya menyerah untuk menghindar dan membiarkan Oliver memeluk kakinya. 'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van. [True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius. [True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini. Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang. Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih. Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya. Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya.'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van. [True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius. [True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini. Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang. Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih. Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya. Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya. Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van. Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam. Oleh karena itu, Oliver selalu ket
Sehari telah berlalu semenjak kepergian [Huginn & Muninn].Di sisi lain, Van sedang melakukan rutinitas harian setiap pagi."999. 1000." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]"Fyuh akhirnya selesai." gumam Van sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya."Krakk krakk!"Suara kicauan gagak bergema di sepanjang halaman depan mansion.Van yang sedang menyeka keringatnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara kicauan gagak tersebut.Tanpa ragu Van berlari memasuki mansion di bawah tatapan bingung para prajurit."Ada apa dengan Tuan Muda Black?""Entahlah. Mungkin Tuan Muda takut dengan gagak."Setelah berlari menelusuri mansion yang sangat besar, Van akhirnya tiba di kamarnya.Di sana, Van melihat sepasang gagak berwarna hitam dan putih sedang hinggap di jendelanya."Bagaimana?" tanya
Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik."Namamu?" tanya Van."Tidak ada." ucap anak kecil tersebut."Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi."Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya.----------------P.O.V. Van.Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir.Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas.Aneh, tetapi logis.Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir.Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui.Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berb
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."
"Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin
Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah
Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m
"Jadi saat ini kerajaan masih dalam tahap pasca-perang, sehingga kerajaan akan mengadakan pesta besok malam." ucap Ayah.'Ini dia!' pikir Van dengan terkejut sekaligus heran.[Perjamuan Kerajaan].Perjamuan yang diadakan oleh keluarga kerajaan dengan tujuan tertentu.Tujuan tersebut tidak pernah diketahui oleh siapapun dan hanya bisa diketahui saat perjamuan dilaksanakan.Di novel karyanya, setiap perjamuan pasti akan menghasilkan dampak yang mencengangkan, mengejutkan, dan menakjubkan.Bisa saja keluarga kerajaan tiba-tiba mendeklarasikan perang, mengumumkan keluarga bangsawan baru, dan topik-topik lainnya yang tak kalah menakjubkan.Namun bukan hanya hasil perjamuan saja yang bisa menjadi sangat menarik, tetapi selama perjamuan juga bisa terjadi hal-hal yang menarik.Ada para bangsawan saling berdiskusi dan membentuk aliansi.Ada para bangsawan yang awalnya baik tiba-tiba menjadi berselisih.Pada intinya, [Perjamuan Kerajaan] adalah sesuatu yang menarik."Persiapkan dirimu untuk [Pe
Dua portal emas yang muncul di dekat Van bersinar terang dan memancarkan kemegahan tersendiri. Dua buah rantai menjulur keluar dari portal dan mengikat kedua lengan Oliver. *KLANG Oliver yang tangannya terikat langsung berhenti bergerak dan tergantung di udara. Dirinya tak berkutik dan tak bisa bergerak karena terikat kencang oleh rantai emas milik Van. "Tch." gumam Oliver dengan kesal karena tidak bisa menggerakkan lengannya. Meskipun dia sudah mengerahkan semua kekuatannya, rantai emas yang mengikatnya tetap tidak melemah. "[Enkidu]." gumam Van. Rantai emas yang mengikat Oliver akhirnya melonggar. Oliver yang menggantung di udara akhirnya terjatuh ke bawah. Untungnya, Van dengan sigap meraih kerah Oliver. Namun, Van langsung melempar Oliver ke samping seperti membuang sekantung sampah. "Olivia, jaga saudaramu." ucap Van dan terus berjalan ke depan tanpa memandang ke belakang. "Baik, Kak." Suara perempuan yang sangat indah melebihi suara penyanyi mana pun ber
Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel
Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi
Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m
Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah
"Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p