Van yang telah mengambil posisi push up langsung memulainya tanpa basa-basi.
Melihat aksi Van, para prajurit yang sedang berlatih langsung kehilangan fokus dan mengalihkan pandangan mereka pada Van. "Apakah keluarga bangsawan semuanya monster? Bahkan anak berusia 4 tahun sudah mulai berlatih fisik." "Hei anakku yang berusia 4 tahun hanya bisa bermain dan menangis, tapi anak bangsawan sebenarnya sudah mulai berlatih." Bisikan dari para prajurit tidak menggoyahkan pikiran Van dan membuatnya terus berlatih. "APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Teriakan seorang lelaki bergema di halaman depan mansion keluarga Black. Mendengar suara teriakan tersebut, wajah para prajurit segera berubah dan mereka langsung melanjutkan latihan mereka. "Gawat! Sir Gawain marah!" Di antara kerumunan, berdiri seorang prajurit pria paruh baya. Prajurit tersebut memancarkan keperkasaan yang luar biasa dengan sebuah luka tebasan di mata kirinya. "Tch dasar. Melihat anak kecil berlatih saja sudah membuyarkan fokus mereka. Sepertinya aku perlu menjadi sedikit lebih keras pada mereka." ucap Gawain. Melihat Van yang sedang berlatih membuat Gawain sedikit merasa tertekan. Gawain kemudian melihat para prajurit yang sedang berlatih dengan malas-malasan dan rasa tertekan di hatinya semakin dalam. "KALIAN! LIHATLAH! ANAK KECIL SAJA BERLATIH DENGAN BAIK. APA KALIAN TAK MALU KALAH DARI ANAK KECIL? MAKAN SIANG HARI INI DITUNDA KE SORE!" teriak Gawain. Mendengar teriakan Gawain, wajah para prajurit menjadi jelek. Meskipun begitu, mereka tidak berani memprotes dan terus melanjutkan latihan mereka masing-masing. Di sisi lain, Van terus-menerus melakukan push-up dan berhenti beberapa saat untuk berisitirahat. Lagi pula, fisiknya saat ini hanya sedikit lebih baik dari anak kecil. Setelah 1 jam, Van akhirnya selesai melakukan push up. Van duduk di atas tanah dan menyeka keringat yang mengalir di wajahnya. 'Tanganku rasanya seperti terbakar.' pikir Van sambil mengamati tangannya yang gemetar tanpa henti. Setelah berisitirahat beberapa menit, Van kembali melanjutkan latihannya dan mengambil posisi sit up. Di kejauhan, para prajurit termasuk Gawain sudah berdiri mematung ketika melihat Van. 1.000 push up sudah terdengar cukup mengerikan bagi mereka, apalagi bagi seorang anak kecil yang bahkan usianya masih satu digit. "Monster macam apa yang dilahirkan keluarga Black." gumam Gawain. Setelah beberapa jam, Van akhirnya berhasil menyelesaikan beberapa olahraga ringan dari System. [Ding! Misi Harian Terdeteksi] [Push up (1.000/1.000)] [Sit up (1.000/1.000)] [Pull up (1.000/1.000)] [Squat (1.000/1.000)] [Plank (100/100)] [Lari (0/100)] [Waktu : 6 jam] [Hadiah : 1 poin atribut] [Penalti : The Fallen World] Adapun para prajurit, hanya tersisa sedikit di antara mereka yang tinggal di halaman karena sebagian dari mereka telah bubar karena kelelahan dan sebagian lainnya pergi menjalankan tugas. "Apa stamina anak ini tak terbatas? Bagaimana dia mampu melakukan itu di usianya saat ini." "Keluarga ini memang keluarga monster. Wajar saja mereka menduduki peringkat pertama di antara 7 keluarga besar lainnya." Setelah berisitirahat beberapa saat, Van akhirnya bangkit berdiri dan mulai berlari. Melihat Van yang bangkit berdiri, para prajurit mengira bahwa Van telah selesai. Namun, wajah semua orang berubah ketika melihat tubuh kecil setinggi 1 meter itu mulai berlari. "......" Van berlari mengelilingi mansion di bawah pengawasan semua orang. Meskipun hampir semua orang di mansion tidak menyukai Van, tetapi mereka harus tetap mengawasinya. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka jika Tuan Muda tiba-tiba menghilang di mansion. ---------------- "Van berolahraga sejak pagi? 1.000 push up? 1.000 sit up dan olahraga-olahraga berat lainnya?" tanya Ayah Van dengan tak percaya. "Ya, Pak." jawab Sebastian dengan sedikit keterkejutan di wajahnya. "HAHAHAHA sepertinya ada seorang monster lagi di keluarga Black." tawa Ayah Van. "Apakah Anda ingin menghentikannya? Olahraga dengan intensitas berat seperti itu dapat melukai tubuhnya." saran Sebastian. "Tak perlu. Jangan merusak ekspetasinya yang tinggi untuk saat ini." balas Ayah Van. "Baik, Pak." ucap Sebastian. "Kakak laki-lakiku pasti akan menyukai Van." ucap Ayah Van. "Maksud Anda Tuan Wilbert?" tanya Sebastian. "Ya. Orang itu adalah maniak bertarung. Pasti dia akan akrab dengan Van. Ngomong-ngomong di mana dia sekarang?" tanya Ayah Van. "Tuan Wilbert masih mengasingkan diri di [Hutan Kematian]." ucap Sebastian. "Begitu." ucap Ayah Van. ---------------- [Ding! Misi Harian Selesai] [Push up (1.000/1.000)] [Sit up (1.000/1.000)] [Pull up (1.000/1.000)] [Squat (1.000/1.000)] [Plank (100/100)] [Lari (100/100)] [Waktu : 6 jam] [Hadiah : 1 poin atribut] [Penalti : The Fallen World] Van yang selesai berlari langsung berbaring di halaman tanpa mempedulikan kotor atau tidaknya halaman tersebut. Sambil terengah-engah, Van bisa mendengar suara System di benaknya. Setelah beberapa saat, Van merasa perubahan pada fisiknya. Rasa lelah, rasa pegal, dan rasa nyeri yang menumpuk akibat olahraga dengan intensitas berat menghilang seketika. 'Ternyata bisa seperti ini.' pikir Van. Van kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju mansion. Meskipun kelelahan fisik telah menghilang, tetapi kelelahan mental belum menghilang. Van kemudian memasuki kamarnya dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Tanpa ragu, Van langsung menyemburkan dirinya ke dalam kolam air hangat. "Status." gumam Van. [STATUS] [Nama : Van Black] [Level : 1] [Ras : Human] [ATTRIBUTE : Shadow, Void] [STRENGTH : 5] [AGILITY : 10] [DEFENSE : 3] [MENTAL : 100] [MANA : 10/10] [STAT POINT : 1] [Skill : - Villain Aura (Passive) - 101 Shadows (Active) - World Treasure (Active) - Void Eye (Active)] [Villain Aura : Master adalah seorang villain. Master akan selalu terkesan jahat. Dapat memicu emosi karakter lain terhadap Master. Pertumbuhan Master juga akan selalu berkembang pesat] [101 Shadows : Kemampuan untuk memanggil 101 Shadows melalui bayangan pengguna] [World Treasure : Kemampuan untuk memperoleh segala harta] [Void Eye : Mata yang berasal dari garis keturunan keluarga Aurelius. Menyebabkan seseorang tidak dapat menggunakan mana saat ditatap oleh pengguna. Kekuatan dapat dikembangkan tergantung pengguna] "Untuk sekarang, akan kusimpan stat point untuk berjaga-jaga." gumam Van. Setelah beberapa waktu berendam diri dalam air panas, Van akhirnya berjalan keluar dari kolam dan mengeringkan badannya. Setelah selesai mandi, Van langsung tertidur. Lagi pula, kelelahan mental hanya bisa dipulihkan dengan tidur.Di halaman depan mansion keluarga Black.Nampak seorang anak kecil setinggi 1 meter dengan berambut hitam dan mata merah sedang berlari mengelilingi mansion keluarga Black."99,9 km... 100 km. Selesai." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]----------------P.O.V. Van."Fyuhh." gumamku.Terasa sedikit rasa lelah dan nyeri di sekujur tubuhku.Matahari melayang di atas langit dan rasa panas membasuh seluruh tubuhku hingga membuat tetesan-tetesan keringat mengalir di wajahku.Aku kemudian melepas pakaianku dan menggunakannya untuk mengelap keringat yang mengalir di wajahnya."Tak terasa setahun sudah berlalu." gumamku.Selama ini, aku hanya terus berlatih di dalam mansion dan tidak pernah keluar ke masyarakat.Namun, berkat konsistensi tersebut, diriku berhasil berkembang menjadi jauh lebih
'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van. [True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius. [True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini. Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang. Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih. Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya. Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya. Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van. Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam. Oleh karena itu, Oliver selalu ket
Sehari telah berlalu semenjak kepergian [Huginn & Muninn].Di sisi lain, Van sedang melakukan rutinitas harian setiap pagi."999. 1000." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]"Fyuh akhirnya selesai." gumam Van sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya."Krakk krakk!"Suara kicauan gagak bergema di sepanjang halaman depan mansion.Van yang sedang menyeka keringatnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara kicauan gagak tersebut.Tanpa ragu Van berlari memasuki mansion di bawah tatapan bingung para prajurit."Ada apa dengan Tuan Muda Black?""Entahlah. Mungkin Tuan Muda takut dengan gagak."Setelah berlari menelusuri mansion yang sangat besar, Van akhirnya tiba di kamarnya.Di sana, Van melihat sepasang gagak berwarna hitam dan putih sedang hinggap di jendelanya."Bagaimana?" tanya
Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik."Namamu?" tanya Van."Tidak ada." ucap anak kecil tersebut."Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi."Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya.----------------P.O.V. Van.Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir.Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas.Aneh, tetapi logis.Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir.Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui.Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berb
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."
"Terserah. Cepat duduk di kasur." ucap Van dengan dingin. Setelah kedua anak kecil duduk di atas kasur, Van membuka buku tersebut dan mulai membacanya dari dalam hati. 'Hiduplah seorang pahlawan muda berusia 10 tahun dengan jumlah [Mana] sangat banyak, yaitu 1.000.000.000 dan menguasai semua elemen di muka bumi....' baca Van dari dalam hati. Semakin Van membaca buku tersebut, semakin absurd pikiran Van. 'F*ck! Siapa yang menciptakan buku ini?! Sejak kapan seorang anak 2 tahun memiliki [Mana] sebanyak itu?! Apa dia titisan [Dewa]?! Apa-apaan anak berusia 2 tahun mengalahkan seekor naga berukuran 100 meter hanya dengan menangis?! Si*l! Sejak kapan anak berumur dua tahun menikah dengan seorang ksatria wanita berusia 25 tahun! Buku seperti ini adalah sebuah buku dongeng?! Buku terkutuk ini terlihat seperti buku 18+!!!' pikir Van hingga tak bisa berkata-kata dan langsung menutup buku tersebut. Aku takut IQ-ku akan menurun jika terus membaca buku tersebut. Van kemudian menyin
Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah