Sehari telah berlalu sejak kelahiran Oliver dan Olivia.
Perhatian semua orang sepenuhnya tertuju pada sepasang bayi kembar tersebut. Tanpa mereka sadari, Van telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. ---------------- Di dalam kamar Van. Saat ini, Van sedang duduk di atas kasurnya yang sangat teramat besar untuk ukuran seorang anak kecil. Namun, Van tidak memperdulikan hal tersebut karena pandangannya terfokus pada layar hologram di depannya. [STATUS] [Nama : Van Black] [Level : 1] [Ras : Human] [ATTRIBUTE : Shadow, Void] [STRENGTH : 5] [AGILITY : 10] [DEFENSE : 3] [MENTAL : 100] [MANA : 100/100] [Skill : - Villain Aura (Passive) - 101 Shadows (Active) - World Treasure (Active) - Void Eye (Active)] [Villain Aura : Master adalah seorang villain. Master akan selalu terkesan jahat. Dapat memicu emosi karakter lain terhadap Master. Pertumbuhan Master juga akan selalu berkembang pesat] [101 Shadows : Kemampuan untuk memanggil 101 Shadows melalui bayangan pengguna] [World Treasure : Kemampuan untuk memperoleh segala harta] [Void Eye : Mata yang berasal dari garis keturunan keluarga Aurelius. Menyebabkan seseorang tidak dapat menggunakan mana saat ditatap oleh pengguna. Kekuatan dapat dikembangkan tergantung pengguna] "Atributku sudah cukup kuat untuk mengalahkan anak yang seumuran denganku. Selain itu, aku mempunyai salah satu skill yang sangat mengerikan dalam novel ini." gumam Van dengan mata tertuju pada skill [101 Shadows]. [101 Shadows] adalah alasan mengapa keluarga Black bisa menjadi salah satu dari 7 keluarga terkuat di Kerajaan Avalon. Nyatanya, [101 Shadows] adalah skill milik leluhur keluarga Black dan sampai saat ini tidak pernah ditemui pada keturunannya. "Van adalah satu-satunya orang yang menguasai [101 Shadows selain leluhur keluarga Black." gumam Van. Sebagai author, tentu saja Van yang paling mengenal betapa mengerikannya potensi dari skill [101 Shadows]. Van kemudian menjentikkan jarinya dan bergumam, "[Slime]." Bayangan milik Van bergejolak dan seekor slime tiba-tiba keluar dari balik bayangan Van. Van memandang slime di depannya yang seukuran kepala manusia dewasa dan dirinya merasakan sebuah keakraban dengan mahluk tersebut. "Saat ini, aku hanya bisa memanggil seekor slime. Di masa depan, pasti akan lebih baik." gumam Van. [Slime] adalah mahluk paling lemah di antara [101 Shadows]. Namun, mahluk kecil yang lemah ini akan berguna di saat-saat tertentu. *TUK Saat Van sedang tenggelam dalam pikirannya, suara ketukan pintu menyadarkannya. "Siapa?" tanya Van. "Ini Sebastian, Tuan Muda. Sekarang adalah jadwal pelajaran kebangsawanan Anda." ucap Sebastian dari balik pintu. "Baiklah. Aku akan datang ke perpustakaan dalam 5 menit." balas Van. ---------------- Setelan berjalan cukup lama, Van akhirnya tiba di perpustakaan di mansion keluarga Black. Sebuah perpustakaan yang sangat besar dengan sangat banyak buku. Di tengah ruangan, Sebastian berdiri dengan setumpuk buku di sampingnya. "Selamat pagi, Tuan Muda." salam Sebastian. "Pagi juga, Sebas." balas Van. "Apakah Anda sudah siap?" tanya Sebastian. "Cepatlah. Jangan terlalu banyak omong kosong." balas Van. "Baiklah. Pelajaran hari ini khusus tentang sejarah. Dahulu kala....." Mendengar penjelasan Sebastian, Van dengan cepat merasa bosan. Pengetahuan seperti ini sudah tertanam jelas dalam otaknya. Jawabannya sederhana. Karena dialah yang membuat sejarah tersebut. 1000 tahun yang lalu, hiduplah seorang Raja Iblis yang sangat kuat, tetapi sifatnya sangatlah arogan dan sombong. Karena ambisinya, Raja Iblis tersebut berniat untuk mendominasi seluruh dunia. Betapa sialnya Raja Iblis tersebut karena terdapat sebuah party berisikan 8 orang yang diberkati oleh para [Dewa] dan ditugaskan untuk mengalahkan Raja Iblis. Party berisikan 8 orang tersebut kemudian bekerja sama dengan mahluk dari berbagai ras untuk melawan Raja Iblis tersebut. Namun, gelar Raja Iblis bukanlah sebuah gelar omong kosong belaka. Party pahlawan kesulitan melawan sang Raja Iblis hingga pada akhirnya hanya bisa menyegelnya. Meskipun demikian, Raja Iblis dianggap telah dikalahkan dan hal tersebut merupakan kemenangan bagi dunia. Pemimpin party tersebut kemudian mendirikan Kerajaan Avalon dan 7 lainnya menjadi Duke dari Kerajaan Avalon. Itulah cikal bakal dari 7 keluarga terbesar di Kerajaan Avalon. Keluarga [Black], [White], [Gold], [Silver], [Blue], [Green], dan [Red] di Kerajaan Avalon. Adapun rekan-rekan party tersebut, mereka semua terpecah belah. Ada yang mendirikan kerajaan sendiri. Ada yang pergi mengembara. Ada yang meninggalkan kehidupan pertarungan dan menjalani hidup dengan damai. ---------------- Setelah sesi pembelajaran bangsawan selesai, Van langsung pergi meninggalkan perpustakaan. Saat berjalan di sepanjang lorong, Van tak sengaja melewati kamar kedua adiknya. Karena rasa penasaran, Van akhirnya berhenti berjalan. Van berdiri diam di depan pintu kamar dan memandang gagang pintu dengan mata merahnya. "Van, apa yang sedang kau lakukan?" Mendengar suara familiar di telinga, Van tersentak sedikit dan langsung berbalik ke samping. Van melihat seorang wanita cantik dengan rambut emas blonde dan mata merah berjalan ke arahnya. Tatapan lembut itu membuat Van yang selalu tegang menjadi sedikit rileks. "Tak ada, Ibu." jawab Van sambil memandang wajah Ibunya dengan wajahnya yang datar. Victoria Aurelius. 25 tahun. Rambutnya yang bewarna emas blonde membuat orang-orang sering mengiranya berasal dari keluarga [Gold]. Nyatanya, Ibunya bukanlah berasal dari Kerajaan Avalon, tetapi berasal dari sebuah keluarga yang tak kalah kuat dari keluarga [Black]. Sayangnya, keluarga tersebut merupakan keluarga pengembara yang sangat suka berkeliling dunia. Keluarga Aurelius merupakan keluarga dengan garis keturunan yang sangat unik. Setiap orang yang memiliki garis keturunan Aurelius akan membangkitkan kekuatan mata yang unik. Van yang mewarisi garis keturunan Aurelius dari Ibunya tentunya memiliki kekuatan unik dari keluarga Aurelius, yaitu [Void Eye]. Adapun Ibunya memiliki kekuatan [Appraisal Eye] yang membuatnya dapat melihat status seseorang tanpa masalah. Itulah alasan Ayahnya sangat senang ketika melihatnya. Karena Van mewarisi skill [101 Shadows] yang merupakan skill milik leluhur keluarga Black. Meskipun [Appraisal Eye] terlihat biasa-biasa saja dalam pertandingan, tetapi jangan meremehkan Ibunya. Victoria Aurelius. Istri dari seorang William Black. Putri kepala keluarga Aurelius. Penyihir terkuat di Kerajaan Avalon. "Begitu? Apakah Van-ku yang imut ingin bertemu adik-adiknya?" tanya Ibu Van sambil tersenyum tipis. "Jangan berbicara omong kosong, Bu." balas Van dengan wajah datar. "Dasar anak nakal. Kau dewasa terlalu cepat." ucap Ibu Van. Ibu Van kemudian membuka pintu kamar dan berbalik ke arah Van. "Ayo masuk." ucap Ibu Van. 'Untung saja aku mendesain kekurangan Van sebagai orang yang tidak bisa mengungkapkan ekspresi. Jika tidak, aku mungkin kesulitan mempertahankan ekspresiku saat ini.' pikir Van sambil mengikuti Ibunya.Van dan Ibunya akhirnya memasuki kamar.Saat masuk, pandangan Van langsung tertuju pada sepasang bayi kembar yang sedang tertidur di atas kasur."Nampaknya mereka sedang tertidur." ucap Ibu Van.Van berdiri diam menatap kedua bayi tersebut dan dirinya mulai memikirkan tentang masa depan.Oliver Black, calon pendekar pedang terkuat di masa depan.Takdirnya sebagai pendekar pedang akan dimulai saat dirinya mewarisi [Sword of Hero] yang terletak di ruang bawah tanah mansion keluarga Black.Olivia Black, calon penyihir terkuat di masa depan.Bakat sihirnya diwariskan dari Ibunya dan bahkan melampaui sang Ibu."Van, bagaimana menurutmu tentang kedua adikmu?" tanya Ibu Van sambil tersenyum."Mereka pasti akan menjadi sangat kuat." jawab Van dengan datar."Sepertinya kau juga memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap adik-adikmu." balas Ibu Van."Seluruh keluarga berekspektasi tinggi pada kalian bertiga...." sambung Ibu Van, tetapi berhenti di kata-kata terakhirnya."Ada apa, Bu?" tanya Van."
Van yang telah mengambil posisi push up langsung memulainya tanpa basa-basi.Melihat aksi Van, para prajurit yang sedang berlatih langsung kehilangan fokus dan mengalihkan pandangan mereka pada Van."Apakah keluarga bangsawan semuanya monster? Bahkan anak berusia 4 tahun sudah mulai berlatih fisik.""Hei anakku yang berusia 4 tahun hanya bisa bermain dan menangis, tapi anak bangsawan sebenarnya sudah mulai berlatih."Bisikan dari para prajurit tidak menggoyahkan pikiran Van dan membuatnya terus berlatih."APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"Teriakan seorang lelaki bergema di halaman depan mansion keluarga Black.Mendengar suara teriakan tersebut, wajah para prajurit segera berubah dan mereka langsung melanjutkan latihan mereka."Gawat! Sir Gawain marah!"Di antara kerumunan, berdiri seorang prajurit pria paruh baya.Prajurit tersebut memancarkan keperkasaan yang luar biasa dengan sebuah luka tebasan di mata kirinya."Tch dasar. Melihat anak kecil berlatih saja sudah membuyarkan fokus mereka. S
Di halaman depan mansion keluarga Black.Nampak seorang anak kecil setinggi 1 meter dengan berambut hitam dan mata merah sedang berlari mengelilingi mansion keluarga Black."99,9 km... 100 km. Selesai." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]----------------P.O.V. Van."Fyuhh." gumamku.Terasa sedikit rasa lelah dan nyeri di sekujur tubuhku.Matahari melayang di atas langit dan rasa panas membasuh seluruh tubuhku hingga membuat tetesan-tetesan keringat mengalir di wajahku.Aku kemudian melepas pakaianku dan menggunakannya untuk mengelap keringat yang mengalir di wajahnya."Tak terasa setahun sudah berlalu." gumamku.Selama ini, aku hanya terus berlatih di dalam mansion dan tidak pernah keluar ke masyarakat.Namun, berkat konsistensi tersebut, diriku berhasil berkembang menjadi jauh lebih
'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van. [True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius. [True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini. Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang. Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih. Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya. Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya. Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van. Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam. Oleh karena itu, Oliver selalu ket
Sehari telah berlalu semenjak kepergian [Huginn & Muninn].Di sisi lain, Van sedang melakukan rutinitas harian setiap pagi."999. 1000." gumam Van.[Ding! Misi Harian Selesai][Push up (1.000/1.000)][Sit up (1.000/1.000)][Pull up (1.000/1.000)][Squat (1.000/1.000)][Plank (100/100)][Lari (100/100)][Waktu : 6 jam][Hadiah : 1 poin atribut][Penalti : The Fallen World]"Fyuh akhirnya selesai." gumam Van sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya."Krakk krakk!"Suara kicauan gagak bergema di sepanjang halaman depan mansion.Van yang sedang menyeka keringatnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara kicauan gagak tersebut.Tanpa ragu Van berlari memasuki mansion di bawah tatapan bingung para prajurit."Ada apa dengan Tuan Muda Black?""Entahlah. Mungkin Tuan Muda takut dengan gagak."Setelah berlari menelusuri mansion yang sangat besar, Van akhirnya tiba di kamarnya.Di sana, Van melihat sepasang gagak berwarna hitam dan putih sedang hinggap di jendelanya."Bagaimana?" tanya
Van kemudian melempar bungkusan di tangannya dan berkata, "Makan itu."Anak kecil itu ragu-ragu sejenak ketika melihat bungkusan yang dilempar oleh Van.Namun, bau harum yang terpancar dari dalam membuat anak kecil tersebut tidak tahan dan langsung membukanya.Tanpa ragu anak kecil tersebut memakan sepotong ayam goreng hingga tak bersisa dalam beberapa detik."Namamu?" tanya Van."Tidak ada." ucap anak kecil tersebut."Umur? Tanggal lahir?" tanya Van sekali lagi."Tidak tau." jawab anak kecil tersebut sambil menggerogoti paha ayam di tangannya.----------------P.O.V. Van.Seorang anak tanpa nama, umur, ataupun tanggal lahir.Terdengar seperti seseorang yang mengalami krisis identitas.Aneh, tetapi logis.Karena anak di depannya telah dibuang sejak lahir.Anak ini adalah anak hasil hubungan dari seorang pelac*r dengan pelanggannya yang tidak diketahui.Sehari setelah dia dilahirkan, bayi malang itu langsung dibuang di kawasan kumuh agar mati dan menjadi makanan tikus, anjing, dan berb
Detik dan menit berlalu, gang yang awalnya ribut dipenuhi umpatan tiba-tiba menjadi diam dan sunyi.*WHOOSH*WHOOSH"Si*l! Mereka banyak sekali seperti lalat." umpat pemimpin preman sambil menyemburkan bola api ke segala arah.Tanpa dia sadari, [Frankenstein] berlari ke arahnya dengan tangan terkepal seperti banteng mengamuk yang siap menabrak mangsanya.Melihat kemunculan [Frankenstein] dari balik kerumunan [Slime], mata pemimpin preman tersebut menyusut ketakutan.Pemimpin tersebut hanya bisa menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk mengurangi dampak benturan.Namun, pukulan [Frankenstein] bukanlah pukulan sederhana.Bagaikan ditabrak oleh truk bermuatan besar, pemimpin preman tersebut terhempas ke luar gang dalam kondisi yang mengerikan.Kedua lengannya remuk tak berbentuk dan darah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya."KYAAA!""Apa yang terjadi?!"Kemunculan pemimpin preman dalam kondisi mengerikan menimbulkan kepanikan pada masyarakat di pasar"Uhuk uhuk." batuk p
Malam pun tiba dan sekarang waktunya makan malam keluarga Black.Van berjalan menelusuri lorong di dalam mansion menuju ruang makan.Selama perjalanan, Van bertemu dengan beberapa pelayan dan prajurit yang sedang berjaga.Namun, ekspresi mereka semua sama saat bertemu Van.Ekspresi ketakutan seperti melihat seorang Iblis.'Jika aku menjadi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama.' pikir Van sambil melihat beberapa pelayan berjalan dengan cepat setelah melewatinya.Van akhirnya tiba di depan pintu ruang makan setinggi 5 meter yang terbuat dari logam khusus dan dihiasi dengan arsitektur khas abad pertengahan yang didekorasi emas dan permata.Van samar-samar bisa merasakan berbagai macam rune pada pintu gerbang.Saat Van berjalan mendekati pintu gerbang ruang makan, Van melihat dua orang ksatria yang sedang menjaga.Pihak lain juga melihat Van dan tubuh mereka menjadi tegang seketika.Melihat kedua ksatria yang berdiri diam menatapnya dengan ketakutan, Van menjadi sedikit kesal."