Audacity

Audacity

last updateLast Updated : 2021-12-22
By:  WarmIceBoyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
56 ratings. 56 reviews
159Chapters
13.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Estefany Reine kecewa dengan lelaki yang dia sukai karena memilih bertunangan dengan gadis lain. Di saat yang sama, Fany menghadapi perjodohan yang tidak dia inginkan. Adrian Bened, adik dari lelaki yang pernah Fany sukai, maju menggantikan peran Kakaknya dan berusaha mengisi kekosongan dalam hati Fany. Ketika cinta mulai bersemi, Alex, calon menantu pilihan Ibunya Fany berusaha memisahkan mereka. Seakan belum cukup rintangan, masa lalu Adrian mulai terbuka dan misteri masa lalu datang menjadi jurang pemisah di antara Fany dan Bened. Apa pilihan mereka akan rintangan cinta?

View More

Chapter 1

-Prolog-

Mobilku berenang di jalan penuh lautan cahaya kawasan pantai Manhattan, California. Aku tidak sendiri, dia bersamaku di kursi sebelah. Tiada musik selain suaranya.

"Kau tahu, Kakakmu benar-benar menyebalkan. Bagaimana mungkin dia melakukan hal ini kepadaku di malam spesial kami. Dia lebih memilih jalang itu ketimbang diriku. Kau dengar Adrian?"

"Dia bukan jalang, dia Estefany Reine dan yeah, Alfred memang idiot." Kau yang jalang, wanita sialan. Percuma, dia tak mendengar dan terus berkicau seperti burung beo baru bisa bicara.

Sesekali aku mengamati wajahnya yang seperti barbie. Bibir sensual, mata kecil beralis lentik indah, hidung mancung, wajah tirus nan menawan. Alfred sialan, kau sungguh beruntung mengenal gadis ini dan begitu tolol untuk tidak membawanya keranjang, malah menyuruhku mengantarnya pulang ke apartemen.

Sambil mengemudi mobil aku mengangguk merespon semua keluh kesalnya sembari sesekali memberi respon. "Ya, kau benar. Alfred memang tolol." Respon sama untuk kelima kalinya.

Tapi sesekali ucapan si blonde menyayat hati, seperti sekarang. "Gara-gara dia aku terpaksa naik mobil tua karatan!" Dia menendang dashboard hingga pintu terbuka, menumpahkan air dalam botol membasahi gaun malam satin hitamnya.

Aku melambatkan mobil menepi ke bahu jalan. Menoleh ke arahnya. "Kau tak apa-apa?" Awas saja kalau sampai dashboard-ku rusak. Aku buang dia ke laut.

"Urggh! Apa perlu kujawab?" Dia mengangkat tangan dengan jijik meratapi bagian bawah gaun dan paha mulusnya. "Lihat gaun mahalku, rusak karena air!"

"Malam yang menyebalkan." Aku beri sedikit senyum untuknya, kembali memacu mobil. Itu bir murah yang kusimpan untuk cadangan kala haus. "Mau ke bar, minum-minum sedikit sebelum pulang ke apartemen?"

Dadanya membesar lalu kempes mendadak. Jari-jarinya memijat pelipis. Aku yakin malam ini benar-benar malam istimewa untuknya dan Kakakku, tapi hancur karena kehadiran Fany. Kasihan gadis ini dan mubazir jika Sang sosialita menganggur malam ini. 

Aku mengambil sapu tangan hitam yang kontras dengan kulit putih pahanya, mengusap lembut noda air di sana. Tiada perlawanan darinya, membuatku semakin berani mengelus semakin naik ke atas hingga gaun sedikit terangkat. Dia sadar, mengusir tanganku.

Aku beri saran baginya. "Bagaimana dengan pub di depan apartemenku? Kita bisa minum-minum sampai pagi."

"Baiklah, badboy, kau menang. Malam ini, buat aku melayang ke angkasa, ok."

"Akan kubuat kau melayang ke surga."

Wanita selalu memberi kode yang bertentangan. Tadi dia menolak, sekarang dengan tawa nakalnya pertanda jika dia menginginkannya juga. Mungkin marah membuat otaknya terganggu, atau hatinya kalut, terserah, bukan urusanku.

Terus terang bukan hanya dia yang terendam dalam api amarah dengki, aku pun ingin menggilas Alfred memakai traktor. Aku pikir malam ini akan menjadi akhir hubungannya dengan Fany, nyatanya malah menjadi babak baru.

Ketika dua insan dilanda kecewa, sedikit bir dan ketabahan telinga pria mendengar curhat kesal, akan berakhir dengan surga dunia. Itu yang biasanya terjadi dan sedang aku usahakan untuk terjadi. 

Mobilku berhenti di depan apartemen, kami menyeberang masuk pub, menghabiskan tiga brandi lalu masuk ke apartemen. 

"Adrian, apa ini akan baik-baik saja? Maksudku, kamu adik kandung Alfred, ini bisa menjadi--"

"Skandal memacu adrenalin sayang, kujamin rasanya akan berkali-kali lebih nikmat."

"Tapi ... tidak, lebih baik kita batalkan saja Ad, ayo, antar aku pulang sekarang juga. Mumpung ini belum terlambat."

Aku genggam jari-jari lentik berkuku merah delima, membimbing guna meraba perutku, lalu kupandu naik ke dada, ke pipi. "Jika kau mundur, tiada kesempatan kedua untuk mencoba hubungan ini. Kamu sangat cantik hingga membuat bidadari malu, kamu terlalu berharga untuk disakiti. Aku tidak tega melihatmu menangis, ijinkan aku menghiburmu malam ini, bidadari tanpa sayap."

Jarinya bergetar. Senyum tulus menyeruak ketika pipinya perlahan memerah seperti plum. "Tapi--"

Aku tertunduk menyembunyikan netra, melepas tangannya, lalu menggapai jari tangan lain, memberi elus penuh harap. "Baiklah, ayo kuantar--"

Dia menjawab, "Nah, kau benar. Jika dia bisa bersama jalang itu, kenapa aku tidak bisa bersamamu?"

"Namanya Fany, bukan jalang." Aku buka pintu apartemen menggandengnya masuk ke sarang cintaku. "Semua akan baik-baik saja. Kita akan ke surga dunia, sayang."

"Bagaimana jika Kakakmu tahu?"

"Ini akan menjadi rahasia kecil kita, sayang." Sambil menutup pintu kuyakinkan dia. "Alfred sedang bersama Fany. Apa kau tidak ingin bersamaku?"

"Bukan, bukan begitu. Tapi kamu tahu kan, aku dan Kakakmu sudah--"

Persetan dengan semua itu. Aku desak badannya dengan milikku, mengunci bibir kenyal seksi dengan punyaku, hingga kami mendarat ke kasur lebar dengan penuh birahi. Ya, persetan dengan wanita ini atau Alfred. Malam ini dia milikku. Setidaknya kita impas, Alfred Bened.

****

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
96%(54)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
2%(1)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
2%(1)
9.7 / 10.0
56 ratings · 56 reviews
Write a review
user avatar
HENY PU
Keren, mengalir banget.
2021-12-03 08:33:30
1
user avatar
Tusya
deg-degan bacanya . lanjut lagi thor. ditunggu, ya
2021-11-06 10:16:53
1
user avatar
Viens Aisling
astaga bagusnya. aku suka gaya bahasany ...
2021-10-30 07:36:39
1
user avatar
Tanty Longa
Keren abis alurnya, semangat thor
2021-10-15 20:52:33
1
user avatar
Baby
bagus banget cerita nya. sedih deh baru baca
2021-10-14 09:53:06
1
user avatar
Sayhanki Official
keren cerita nya kk......
2021-10-11 14:04:07
1
user avatar
Al Az Zidan
Kereeen, suka sama karakteristik dia nya, semangat thor
2021-10-06 10:06:01
1
user avatar
Eternalbee
keren nih, semangat teruss kak......
2021-10-03 07:48:14
1
user avatar
Chyruszair
cerita yang keren dan menarik. penyampaian cerita juga bagus. lanjutkan
2021-09-29 09:12:37
1
user avatar
Marsellina99
keren ka ceritanya, semangat hehe^^
2021-09-27 19:17:11
1
user avatar
Vindi Chovidatus
Harus dibaca ini, dari awal aja udah keren
2021-08-30 07:07:18
3
user avatar
Vindi Chovidatus
Keren, lanjut lanjut
2021-08-30 07:06:36
2
user avatar
hello qay
adrian gw kapan up?!
2021-08-29 22:08:12
2
user avatar
Khoirul N.
kapan update?
2021-08-29 14:13:13
2
user avatar
Khoirul N.
kapan update?
2021-08-29 14:13:09
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
159 Chapters
-Prolog-
Mobilku berenang di jalan penuh lautan cahaya kawasan pantai Manhattan, California. Aku tidak sendiri, dia bersamaku di kursi sebelah. Tiada musik selain suaranya. "Kau tahu, Kakakmu benar-benar menyebalkan. Bagaimana mungkin dia melakukan hal ini kepadaku di malam spesial kami. Dia lebih memilih jalang itu ketimbang diriku. Kau dengar Adrian?" "Dia bukan jalang, dia Estefany Reine dan yeah, Alfred memang idiot." Kau yang jalang, wanita sialan. Percuma, dia tak mendengar dan terus berkicau seperti burung beo baru bisa bicara. Sesekali aku mengamati wajahnya yang seperti barbie. Bibir sensual, mata kecil beralis lentik indah, hidung mancung, wajah tirus nan menawan. Alfred sialan, kau sungguh beruntung mengenal gadis ini dan begitu tolol untuk tidak membawanya keranjang, malah menyuruhku mengantarnya pulang ke apartemen.
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
1. Pemuda Berengsek
[POV Adrian] ----- Aku membuka mata, mendapati diriku berada di jok belakang mobil. Tubuhku mengecil.  Aku mengintip melalui kaca jendela yang tertutup rapat. Di luar salju tebal menyelimuti jalan beku es. Papan penunjuk jalan berdiri gagah di tepi trotoar, papan itu bertulis, 'Glendale'. Tidak, tidak! Aku mohon jangan kejadian ini lagi. Bajingan kau Tuhan, kenapa menyiksaku dengan cara seperti ini? Aku menggila berusaha membuka pintu mobil, menggedor pintu berulang kali. "Ayah, lari ayah! Aku mohon lari!"  Kaki kecilku menendang jendela tapi tiada perubahan seakan semua ini abadi. Di luar sana Ayah dan Tuan Downson sedang bercakap-cakap, suara mereka mendengung. Tidak, aku mohon Tuhan jangan!
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
2. Badboy
[POV Adrian] -----   Buru-buru kuputar gagang pintu untuk menyambutnya, sosok yang kujaga sebagai harta karun nomor dua. Jaket tebal, berhias bulu wol putih di kerah. Jaket warna olive itu membalut tubuh berlekuk biola nan menggugah nafsu liar dalam jiwaku. Dia berdiri di depan pintu apartemen seperti pragawati melipat kedua tangan ke depan dada, penampilan menantang nan indah, terlebih celana jeans panjangnya begitu ketat mengikuti lekuk kaki jenjang. Seperti biasa senyum manisku untuknya, tapi kenapa dia diam? "Ada yang salah dengan penampilanku?" Bibir tipis manis mencibir seperti moncong kuda ketika sepasang netra berbentuk almond tertuju pada pangkal atas kaki. "Serius?" Aduh lupa, dari tadi hanya memakai celana dalam. Sial. Tetap te
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
3. Penengah
[POV Fany] -----   Hening kuburan ruang apartemen, padahal ada empat manusia di sini. Semua karena kenakalan Adrian. Oh Tuhan, nyaris saja telur gorengku gosong.  Adrian dan Alfred, walau mereka bersaudara sikap mereka utara dan selatan. Adrian urakan impulsif sementara Alfred lebih dewasa.  Bagiku Alfred adalah satu dari beberapa sumber kebahagiaan. Sementara Adrian, kunci yang membuatku mampu mendekati Alfred. Itu dulu, sekarang … entahlah, aku bingung. Anyway, kejadian ini pasti berat bagi Alfred. Aku dengar Melisa anak gadis tunggal seorang pemegang saham terbesar di kantor tempatnya bekerja. Mungkin jika pertunangan ini gagal karir Al sebagai CEO bisa hancur. Sebenarnya tidak masalah. Dia bisa bekerja di kantor Ayahku. Perusahaan Reine lebih besar dari tempatnya bekerja
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
4. Pawang Setan
[POV Fany] ----- Aku lupa sejak kapan menjadi Ibu bagi bayi kawak, bayi raksasa yang nenderita penyakit 'playboy kronis'. Parahnya, dia bersenandung diiringi suara gemercik shower. Apa dia tidak merasa bersalah karena menodai tunangan Alfred? Ya Tuhan, beri aku kesabaran menghadapi sosok setan tampan penggoda hati itu. Kandang babi ini bau apek, terlebih kasur. Sprei basah, lengket, dan kumal. Entah apa yang dia lakukan dengan gadis murahan itu. Jika bukan aku yang merapikan, siapa lagi? Tuhan, entah sampai kapan aku bisa bertahan. Jaket kulit hitam yang menjadi trademarknya membalut tubuh kekar yang berlapis kaos putih, sementara celana jeans hitam dan sepatu ket hitam membuat penampilan Raja tato tambah macho.
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
5. Kesatria
[POV Adrian] ----- Dari UCLA ke Glendale butuh waktu sekitar lima jam, itu jika mobil ini tidak merengek. Alfred sialan, dia berumur dua puluh tujuh dan bibirnya masih ember. Masalah wanita saja mengadu ke ibu. Gara-gara dia, terpaksa aku mengemudi ke lubang neraka. Aku bisa datang sendiri menemui Ibu, tapi beliau pasti marah, lalu sedih, ditambah Alfred mengompori. Jika ada Fany, setidaknya tukang mengadu itu bisa mengontrol diri untuk tidak menyudutkanku. "Fany, apa menurutmu Ibu akan mencoret namaku dari daftar keluarga?" Dengan santainya dia mengangguk. "Masalah kali ini berbeda dengan yang biasa. Kamu bukan meniduri anak gadis tetangga, tapi tunangan Alfred. Kamu bisa m
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
6. Jantan
[POV Adrian] ----- Aku beri tinju yang mampu merobohkan pohon pinus di pada botak biadab, hingga dia jatuh. Aku injak tangan kotor yang berani memegang Fany. Suara teriakannya seperti meongan kucing. Teman-temannya tam tinggal diam, seperti semut mengeroyok gula. Mereka memukul, mendorong, gagal.  "Cukup Ad, hentikan! Adrian Bened, aku bilang hentikan!" pinta Fany. Sahabat Tuhan selaku begini, padahal aku berusaha memberi pelajaran pada binatang yang mengganggunya. "Apa kau dengar? Aku bilang cu-kup!" “Mereka harus meminta maaf kepadamu. Tidak ada yang boleh menghinamu,” jawabku, sepatuku menggiling tangan si botak. "Tidak perlu, yang terpenting kamu tidak kenapa-napa,"
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more
7. Keluarga
[POV Fany] -----   Aroma kayu cedar. Decit lantai di ruang tamu. Dinding kayu kusam. Semua mengusir kabut putih yang menutupi memori hangat masa lalu.  Kenangan ketika pertama kali datang ke sini di musim gugur. Aku bersembunyi di belakang kaki ayah. Adrian yang pertama kutemui. Dia yang menggandengku masuk ketika ayah mengobrol dengan paman Mike. 'Biar orang tua sibuk dengan urusan mereka, kita main saja yuk'. Lalu memperkenalkan Alfred dan Bibi Nicole, juga Kim kecil. Ya, di sini menjadi awal segalanya. "Kak Fany, ayo, Ibu menunggu kalian di meja makan." Kim tumbuh menjadi gadis periang yang manis, fashionable, dan sedikit memaksa. Dia menyeretku masuk lebih dalam, menjelajahi lebih banyak memori. Seperti ciuman pertamaku yang lepas--ya Tuhan, aku
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more
8. Majelis
[POV Fany] -----   Aku harap punya kekuatan melompati waktu, untuk  kembali ke beberapa menit yang lalu. Saat semua hening.  Tiada kalimat mengalah di kamus para Bened, mungkin malaikat pun sulit memisahkan mereka sekarang. Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Tolong beri keajaiban supaya mereka tenang. Tiba-tiba cahaya menyusup melalui jendela dapur. Suara mobil tetangga sebelah terdengar cukup jelas. "Hei lihat, tetangga sebelah baru pulang." Kim jawaban Tuhan akan doaku. Dia membuat semua tenang. Mungkin para Bened malu kalau tetangga mendengar ribut-ribut mereka. Keheningan terjaga, bahkan setelah tetangga sebelah r
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more
9. Tujuan Hidup
[POV Adrian] -----   Ke mana kamu pergi ketika dunia mengecewakanmu? Kalau aku, suka menyendiri di tempat sepi seorang diri. Kakiku mendarat ke atas setir mobil, menetap sementara di sana. Bintang di langit gelap seperti gula tumpah di meja, tak beraturan. Sama seperti masalahku, terlalu berantakan. Aku tidak suka banyak bicara, tapi tadi terpaksa karena mereka berkomplot menyudutkanku … sudahlah. Ok, aku salah, aku meniduri Melisa, tapi apa Ibu pernah memikirkanku? Setelah kematian Ayah, sikap Ibu berubah total. Dia seperti menganaktirikanku. Yang ada di hatinya hanya Alfred.  Aku tidak membenci mereka, hanya tidak suka sikap mereka yang seperti tadi. 
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status