Share

90. Emang Kita Sedekat Itu?

Malam ini nampak cerah. Bintang di langit juga enggan menyembunyikan dirinya. Mungkin awan sedang malas untuk membantu mereka bersembunyi.

Kedai Koopi ramai seperti biasa. Hilir mudik konsumen terpantau ramai lancar. Cielah...kenapa malah seperti laporan lalu lintas.

"Benar juga ya. Aku sepertinya harus merasa beruntung berteman denganmu karena aku punya teman yang kaya,"

"Kok malah sepertinya?"

"Iya, sepertinya beruntung tapi karena ada kandungan sifat cerewet dan bawelnya. Apalagi suka curhat sana-sini. Itu yang menjadi kekurangannya,"

"Semua orang berhak punya kekurangan kali,"

"Iya. Ampun bos."

"Lalu, kenapa kamu selalu saja sendiri disini. Aku nggak pernah lihat pacarmu ada disini?"

"Memangnya kalau pacar aku kesini, harus absen sama kamu gitu?"

Stanley meneruskan memeriksa laporan keuangan kedainya. Tidak ada yang buruk. Hanya pendapatan yang berkurang dari bulan sebelumnya.

Ia mendesah sekali, agak kuat.

"Kenapa? Terbukti omongan aku benar? Dia nggak pernah kesini?"

"Pernah kok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status