Share

91. Satu Elevator Bareng Bos

Suasana senyap di ruang dapur. Papa Ananta masih berdiri di pintu dapur. Ananta nggak berani mengirim pesan ke Stanley lagi.

Dirinya pun tak bicara. Hanya terdengar sendok dan piring yang saling beradu.

"Loh, Papa kebangun ya?" Mama malah ikutan Papa ke dapur.

"Iya nih. Anakmu ini. Cemberut terus mukanya,"

"Habis pulang capek kali, Pa! Sekarang aja udah jam berapa? Udah jam 9 malam dan dia baru makan loh,"

"Makan sih makan, tapi sambil main HP,"

"Yah, nggak apa-apa toh, Pak. Namanya juga anak muda. Udah kembali tidur sana. Katanya mau ke toilet malah ke dapur,"

Papa memilih untuk mengalah. Papa pergi ke toilet.

"Ana, habis ini jangan lupa masukkan lauk ke lemari. Lalu piring bekas makan, dicuci dan lap meja ya. Mama sudah capek banget. Jadi, mau lanjut tidur lagi,"

"Iya, ma. Siap. Ini juga sudah mau selesai. Nanti Ana bersihin semuanya biar nggak ada semut atau cicak yang ambil kesempatan,"

"Bisa aja kamu." Ibu Ananta berbalik lalu berjalan lurus ke kamarnya.

"Hmmm...Papa datang-datan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status