Share

102. Jangan Pernah Sembunyiin Kebenaran

"Jelaskan kepada aku sekarang, aku nggak mau Jefri yang jelaskan. Nicho yang jelasin ke aku. Titik," Gracia tetap kekeh.

"Saya ke kantor aja belum, Gracia,"

"Kamu sih nunda-nunda mulu kemarin," Gracia protes.

"Bukannya kemarin ada yang nagih jalan-jalan? Kalau nggak, saya sudah tahu masalah ini secara keseluruhan,"

"Jadi, kamu salahin saya nih?"

"Yah, kalau dibilang iya, artinya realita, tapi jika saya bilang bukan, artinya ekspektasi,"

"Ish. Sekarang Jefri deh yang jelasin ke aku. Ada apa sebenarnya? Mengapa Om Marwan kurang suka pada kalian?"

Jefri melirik Nicho. Meminta izin apakah boleh dibicarakan saat ini, di meja makan.

Nicho mengangguk, bilang aja.

"Eits, bentar. Kan makanan udah pada habis. Sekarang tenggorokan kering, beli minum aja yuk!," komentar Gracia.

"Pesan lagi aja," komentar Nicho.

"Nggak. Jangan disini. Minuman disini biasa aja,"

Nicho kali ini malas berkomentar. Lagi-lagi Gracia memberikan kode.

"Aku tahu tempat minum yang enak. Ada makanan ringan juga disana. Past
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status