Share

107. Apa Jujur itu Lebih Baik?

Kedai Koopi telah tutup lima menit yang lalu. Karyawan mulai membereskan kedai. Ada yang di dapur, ada yang di luar.

Sejak kepergian Ananta 2 jam yang lalu, Stanley hanya melakukan 3 kegiatan. Minum kopi, mengetik pesan, dan melirik gawainya. Bahkan ia duduk di dekat meja barista tanpa bergeming.

Tak ada satu pun karyawan, sekalipun Bryan yang berani mengusiknya.

"Bryan, kami pulang dulu ya! Titip salam dengan Nicho," Salah seorang karyawan mewakili untuk berpamitan.

"Iya. Siap. Hati-hati ya pulangnya,"

Cring.

Bryan melepaskan apron yang dipakainya. Menggantungnya di gantungan yang berada di ruang ganti. Lantas mengambil jaket dan tasnya yang ditaruh di dalam loker.

Ia keluar dari ruang ganti. Stanley masih duduk disana. "Anak ini mau kayak begitu sampai kapan?" Ia melirik jam yang melingkar di lengannya. Pukul 21:40.

"Bro, kau belum mau pulang kah? Udah malam banget ini,"

"Duluan aja. Tapi udah rapihin semuanya belum?"

"Udah dari 10 menit yang lalu kali. Ini kau lihat, semua udah kin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status