“Saya kira Anda akan terus sakit dan akhirnya mati,” sarkas Mulan saat melihat Kriss yang sudah berdiri tegap di depannya. Lelaki itu bahkan tampak bugar seperti sedia kala.
Mulan berdecak kagum. Orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan memang sangat mudah mengendalikan semua hal. Padahal terakhir kali, anak buah Alex sudah memberikan racun yang cukup berbahaya. Namun bajingan itu tetap bisa lolos dari maut.
Kriss tidak tersinggung sama sekali dengan sapaan sarkas putrinya. Dia masih mempertahankan senyum lebarnya. Suasana hatinya sangat bahagia saat ini. Bukan hanya karena dia sudah sembuh, tapi hari ini dia akan pulang dan berkumpul dengan keluarganya. Kakinya maju beberapa langkah dengan kedua tangan yang direntangkan lebar. Dia berniat memeluk Mulan, tapi respon sang anak membuatnya tersenyum kecut.
Mulan mala
Alex memandang Mulan yang sejak tadi banyak diam. Sejak masuk ke dalam mobil, wanita itu tidak membuka suara sama sekali. Alex jadi ketar-ketir sendiri dengan keadaan wanita itu. Dia hanya tidak ingin Mulan terlalu bersedih dan berefek pada kandungannya.“Kamu nggak apa-apa?” tanya Alex hati-hati. Dia melirik sekilas sebelum kembali fokus pada kemudinya.Mulan menoleh dengan senyum sangat tipis. “Aku baik. Kenapa bertanya begitu?”“Tidak apa. Hanya saja wajahmu terlihat murung. Aku kira kamu menyesal karena menolak ajakan Kriss,” jawab Alex mengutarakan pemikirannya.Mulan terkekeh kecil. “Mana mungkin aku menyesal. Sudah aku bilang, aku tidak sudi tinggal dengan mereka.”“T
Juan membuka pintu kamar dengan pelan, berusaha agar tidak menimbulkan bunyi sedikit pun agar si empunya kamar tidak terbangun. Dengan pelan pula kakinya melangkah menghampiri ranjang dan duduk di sisi kosong. Tatapannya lekat pada wajah wanita yang tampak lelap dalam tidurnya. Sangat damai, seakan tidak ada beban yang ditanggung.Juan merapikan helai rambut yang menutupi wajah cantik itu. Mengamati setiap inci kecantikan yang terpampang di depannya.Bila ditelisik lebih dalam, meski Maya dan Mulan kembar, keduanya memiliki aura yang berbeda. Mulan lebih beraura kuat, sedangkan Maya lebih menenangkan. Juan merasa gila karena berpikir pernah bertemu Mulan sebelumnya. Aura wanita itu terasa tidak asing. Ada rasa nyaman yang tiba-tiba melingkupi hatinya.Namun Juan lekas menepis pikiran gilanya. Itu jelas hal mustahil. Dia tidak per
Keesokan paginya, seperti yang Juan katakan. Hari ini lelaki itu akan meminta restu keluarga untuk hubungan mereka. Maya bisa sedikit lega karena kedua kakaknya yang lain sudah tahu kondisi sebenarnya dan sudah jauh hari merestui hubungan mereka. Namun kali ini Maya akan berhadapan dengan sang ayah. Jujur saja dia tidak sanggup harus melihat sorot kecewa sang ayah nantinya. Dia sudah gagal menjadi seorang anak yang membanggakan.“Bersikaplah biasa,” bisik Juan yang melangkah berdampingan dengannya. Lelaki itu bahkan membantu Maya turun dari tangga dengan hati-hati. Seakan takut hal buruk terjadi pada kandungannya.Tiba di meja makan, Maya menatap penuh kerinduan pada lelaki paruh baya di depannya. Dia segera berlari, menghiraukan teguran ketiga kakaknya. Maya hanya ingin memeluk sang ayah dan meluapkan perasaannya..&
Saat Kriss masuk ke ruang kerjanya, di sana sudah ada Bruce yang tengah menunggunya. Lelaki itu berdiri tegak membelakangi pintu, tapi meski demikian telinganya yang tajam dapat menangkap suara sekecil apa pun. Menyadari seseorang yang ditunggunya sudah datang, Bruce membalikkan badan hingga tatapannya yang tajam bertemu dengan tatapan datar milik Kriss.“Bagaimana?” tanya Bruce tanpa basa-basi. Dia jelas sudah mendengar semua pembicaraan di ruang tengah. Bruce memiliki akses mengamati semua CCTV ruangan dari ponsel canggihnya.Kriss menarik napas panjang. Dia menghampiri Bruce dan berdiri di samping lelaki itu. “Kamu pasti sudah tahu jawabannya.”Bruce mengangguk singkat. “Sekarang di mana Maya?”“Sementara waktu saya hukum dia berdiam diri di kamarnya. Dia harus merenungkan kesalahan yang sudah dibuatnya.”Bruce mendengkus, tampak tak suka mendengar kekasih hatinya mendapatkan hukuman. “Lalu d
Siang ini Mulan tidak memiliki pekerjaan apa pun. Memangnya apa yang bisa dikerjakannya di sini? Dirinya sudah bak seorang ratu yang terus dilayani. Bila menginginkan sesuatu, tinggal meminta pada pelayan. Bahkan untuk mengerjakan pekerjaan hal kecil pun dilarang keras oleh Alex. Lelaki itu terlalu takut terjadi hal buruk pada kandungannya.Mulan menggelengkan kepala pelan. Merasa lucu dengan perhatian berlebihan yang Alex berikan. Meski dalam hati, dia tak berhenti bersyukur. Kepedulian Alex membuat hatinya menghangat. Mulan merasa keberadaan lelaki itu sangat penting di masa sulitnya ini.“Mulan, kamu sudah bersiap?”Alex datang dan langsung duduk di sampingnya. Lelaki itu melonggarkan dasinya yang terasa mencekik, kemudian menggulung lengannya sampai siku.“
“Kandungannya sehat. Sejauh ini janin berkembang dengan baik, tapi tetap saja Nyonya Mulan harus menjaga asupan makanan dan banyak beristirahat. Jangan terlalu banyak melakukan kegiatan berat agar tidak mudah lelah,” jelas sang dokter kandungan dengan suara ramahnya.Mulan mengangguk paham. Dia berkali-kali melirik Alex yang berada di sampingnya. Lelaki itu tidak sedikit pun meninggalkannya. Ikut melihat ke arah yang sama di mana satu titik tertera jelas di layar monitor.“Ini?” Alex menggantungkan kalimatnya. Dia tidak tahu harus berbicara apa. Yang jelas, dia merasakan perasaan hangat kala dokter menjelaskan itu adalah janin yang berkembang. Tatapan Alex kemudian berpaling pada Mulan, tatapannya tampak rumit.“Dia sehat,” beritahunya dengan suara serak.Mulan mengangguk, dengan rasa haru yang juga merayapi hatinya. “Dia akan selalu sehat dan tumbuh dengan baik,” balas Mulan dengan perasaan yang sulit
Setelah perbincangannya dengan Kriss, Juan memilih menghampiri Maya di kamarnya. Dia sudah mendapatkan izin dari sang ayah. Juan hanya ingin memastikan keadan wanita itu baik-baik saja. Tiba di depan kamar sang wanita, Juan langsung membuka pintu dengan hati-hati. Langkah kakinya masuk dengan pelan, hingga tatapannya menangkap Maya yang sedang duduk di depan meja riasnya.Sepertinya Maya sedang melamun karena wanita itu tidak menyadari kedatangannya. Maya baru sadar saat merasakan sebuah pelukan dari belakang. Dari pantulan cermin dia bisa melihat ternyata Juanlah pelakunya.Maya tersenyum lebar. Dia mengusap lengan lelaki itu dengan mesra. Rasanya dia senang bisa melihat Juan saat ini.“Bagaimana kabarmu?” tanya Juan, dengan kepala yang berada di ceruk leher sang kekasih. Menghirup dalam aroma sang wanita yang terasa menenangkan. Sesekali memberikan kecupan singkat di sana.Maya sebenarnya merasa geli, tapi dia membiarkan saja tingkah lelaki
Sejak tadi Alex mencari keberadaan Mulan hampir di setiap tempat, tapi wanita hamil itu belum juga kelihatan batang hidungnya. Alex hampir berteriak frutasi menyuruh para pelayan untuk ikut mencari, sebelum netranya menangkap sosok wanita yang duduk di gazebo dengan posisi membelakanginya.Tanpa sadar Alex menarik napas panjang, merasa kelegaan membajiri hatinya. Dia segara menghampiri wanita itu, berusaha tidak menimbulkan suara dan langsung duduk di sampingnya.Mulan yang merasakan kehadiran seseorang menoleh dengan ekspresi kagetnya. Bibirnya sampai terbuka sedikit dengan mata membola. “Alex?” pekiknya dengan nada tertahan. Alex malah memberikan senyum manis, tampak tak bersalah sudah membuat wanita itu hampir jantungan. “Sedang apa? Aku mencarimu sejak tadi.”“Untuk apa mencariku? Ada masalah?” Mulan malah bertanya balik dengan ekspresi bingungnya.Alex menggeleng pelan, “Hanya ingin saja.”