Share

189. Berhenti Memanggilku Tuan Muda

Kara pun mencebik, menggerak-gerakkan kepala seolah itu bukan masalah besar. “Oke. Apa? Tanyakan saja.”

“Menurutmu,” Frank menarik napas, “apakah Jeremy akan menerima tawaranku?"

Bukannya bersimpati, Kara malah memiringkan kepala dengan mata sipit. "Tawaran apa? Maaf atau jabatan?" Nada suaranya lucu. Ia tidak mau ketegangan merasuki udara lagi. 

Menyadari itu, sudut bibir Frank naik. "Dua-duanya."

Kara bergumam seolah berpikir keras. "Kalau tawaran maaf, dia pasti menerimanya. Tapi kalau tawaran jabatan, aku tidak tahu. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Kesediaannya, dampaknya, dan reaksi kakek kalian. Tapi ...."

Kara memberi penekanan lebih pada kata terakhir. "Kurasa kau tidak perlu memusingkan hasilnya. Yang dinilai itu adalah ketulusan."

Ia menepuk dada sang kekasih ringan. Kemudian, dengan senyum simpul, ia berbisik, "Selamat malam, Frank."

"Bolehkah aku tidur bersamamu lagi?" sambar pria itu sigap. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ndari Mana
waduuh , bener2 meleleh aku karenamu Frank...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status