Caden memeluk putranya dengan panik!Caden sungguh tidak mengerti kenapa putranya bisa bersikap seemosional ini. Hanya saja, dia tidak berani mengulur waktu lagi. Caden bergegas membungkus tubuh Rayden dengan jaket, lalu membawanya keluar rumah.Lantaran ingin segera bertemu dengan Naomi, Caden sendiri bahkan kelupaan untuk mengenakan jaket. Di malam yang dingin ini, Caden hanya mengenakan sepotong kemeja tipis saja. Namun, dia malah keringatan!Rayden adalah buah hatinya dan juga nyawanya. Ini pertama kalinya Caden menjadi seorang ayah. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjadi seorang ayah, hanya saja dia sudah cukup berusaha.Caden melangkah dengan cepat ke sisi mobil. Dia memasukkan Rayden ke baris belakang, lalu memasangkan sabuk pengaman.Rayden masih terisak-isak. Kedua matanya tampak memerah. Wajahnya telah dipenuhi dengan air mata dan juga ingus.Biasanya, Rayden sama seperti Caden yang sangat memperhatikan soal kebersihan. Hari ini, Rayden malah tidak mengusap ingus di wajahny
Hayden dan Jayden yang sedang menguping juga tidak bisa menahan diri mereka lagi. Mereka bergegas keluar dari kehangatan selimut, lalu mencondongkan kepala mereka.“Bagaimana sama aku? Apa aku bukan kesayangan Mama?” ucap kedua bocah cilik dengan serempak. Mereka berdua menatap Naomi dengan mata berlinang.Naomi terbengong sejenak. “Jadi, kalian berdua juga belum tidur?”Naomi mencubit pipi Hayden, lalu beralih mencubit pipi Jayden. “Tentu saja kalian juga adalah kesayangan Mama. Kalian semua adalah matahari yang menghangatkan hati Mama! Dengan adanya kalian, hati Mama baru bisa terasa hangat.”Hayden paling gampang untuk dibujuk. Setelah mendengar ucapan Naomi, dia langsung menunjukkan senyuman lebar.“Dengar-dengar suasana hati itu bisa menular. Kalau suasana hati Mama bagus, otomatis suasana hati kami jadi ikut bagus. Jadi, Mama mesti bahagia setiap hari.”Usai berbicara, Hayden melirik abangnya sekilas, lalu berkata, “Bukan hanya Kak Braden saja yang bisa membujuk Mama. Aku juga bi
Tiara dan ketiga bocah cilik sedang makan di ruang tamu. Naomi pun buru-buru berjalan ke sisi rak sepatu. Dia mengenakan sepatu sembari menjelaskan, “Rayden lagi di bawah. Aku pergi lihat dia sebentar. Kalian lanjutkan makan kalian saja. Braden, Hayden, Jayden, selesai makan, cepat gosok gigi, lalu tidur.”Sebelum pergi, Naomi memberi isyarat mata kepada Tiara. Naomi berpesan agar Tiara menjaga ketiga anak-anak, jangan sampai mereka ke lantai bawah.Tiara pun membalas dengan isyarat mata tanda menyuruh Naomi untuk tetap tenang.Saat berada di lantai bawah, Naomi melihat Caden dan Rayden sedang berdiri di tengah hujan. Dia sungguh merasa syok. Tadi Naomi keluar rumah dengan buru-buru, dia kelupaan untuk mengambil payung.Naomi berlari menerjang hujan, lalu memeluk Rayden ke dalam gedung. Lantaran tidak ada handuk, Naomi menyeka wajah dan rambut Rayden dengan pakaiannya.Setelah menyeka wajah Rayden, Naomi baru menyadari ternyata Rayden sedang menangis. Naomi terbengong sejenak. “Rayden,
Caden memayungi Naomi dan Rayden, sedangkan dirinya malah kehujanan.Setelah berjalan ke sisi mobil, Caden mengantar Naomi dan Rayden ke dalam mobil. Kemudian, dia baru bergegas masuk ke dalam bangku pengemudi.Mobil melaju meninggalkan kompleks.Di bagian ujung yang gelap, terlihat sesosok bayangan hitam yang sedang berdiri di bawah payung. Dia menatap ke arah perginya Caden dan Naomi dengan muram ….Di dalam mobil, Naomi mengirim pesan kepada Tiara.[ Ada yang aneh dengan Rayden hari ini. Aku mesti temani dia pulang ke rumah. Mohon bantuannya untuk menjaga ketiga bocah cilik. ]Tiara juga segera membalas.[ Emm, aku mengerti. Kamu jaga Rayden saja, nggak usah khawatirin anak-anak. Ada aku yang akan menjaga mereka. ]Naomi merasa tenang. Dia membalas sebuah emotikon tersenyum, lalu menyimpan ponselnya.Rayden sedang memejamkan matanya bersandar di dalam pelukan Naomi. Dia sudah menangis di sepanjang perjalanan datang tadi. Sepertinya dia akan menangis lagi setelah terbangun nanti.Set
Kening Caden tampak berkerut. “Mengenai masalah mamanya Rayden.”“Mamanya Rayden?”“Emm ….”“Apa yang sudah kalian bicarakan?”“Kami bicarakan … soal bagaimana dia bisa lahir.”“Kemudian?”“Sepertinya dia marah sama aku.”Naomi sungguh panik saat ini. Caden tidak berbicara dari tadi. Sekarang saat dia berbicara, dia malah tidak mengatakan intinya.“Apa kamu bisa jelasin dengan lebih jelas lagi? Apa yang kamu obrolkan? Kenapa dia bisa marah sama kamu?”Kening Caden berkerut. Dia terdiam beberapa detik, lalu berkata, “Aku dan mamanya Rayden nggak saling kenal. Waktu itu, terjadi sesuatu sama aku, aku pun nggak sengaja berhubungan sama dia. Itulah sebabnya bisa ada Rayden di dunia ini.”Naomi terbengong sejenak. “Nggak kenal? Nggak sengaja berhubungan sama dia?”“Waktu itu … aku terkena biusan obat. Aku nggak bisa mengontrol diriku sendiri.”Ekspresi Naomi sangatlah kacau. “Kamu …. Maksudmu, kamu memaksa mamanya Rayden untuk ….”“Emm.”Naomi menahan napasnya. Dia merasa sangat syok!Sebel
“Mama jangan pergi.”Naomi terdiam membisu. Dia tidak tega mengganggu tidur Rayden. Dia terpaksa menenangkan Rayden, lalu bersandar di samping ranjang.Keesokan harinya.Saat Naomi bangun, Rayden sedang menatapnya dengan kedua mata besarnya. Bocah ini merasa gembira dan juga sedikit malu.Bibir Rayden sedikit bergerak, tetapi dia tidak bersuara sama sekali. Dia mengedipkan matanya dan wajahnya semakin merona.Naomi duduk di tempat. “Rayden?”Rayden juga ikut duduk. Dia membalas dengan suara gemasnya, “Emm.”Mereka berdua saling bertatapan dalam beberapa detik. Saat Naomi hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba Rayden mengesampingkan selimutnya, lalu menuruni ranjang. Dia mengambil banyak barang dari dalam kamar, lalu menyerahkannya kepada Naomi.Ada model mainan edisi terbatas, pajangan yang diletakkan di atas meja komputer, lonceng bercorak kuno yang paling disukai Rayden, serta berbagai mainan langka yang dihadiahkan oleh Caden.Naomi merasa heran. “Semuanya buat aku?”Rayden mengangguk
Naomi dapat merasakannya. Dia pun bertanya dengan tersenyum, “Apa Rayden mau ikut buat sarapan?”Rayden mengangguk. Sebenarnya Rayden hanya ingin bersama dengan Naomi saja. Asalkan bisa bersama Naomi, dia rela untuk melakukan apa pun.Naomi berpikir sejenak. “Kalau begitu, Rayden bantu aku untuk kocok telur, ya? Kita bikin telur dadar.”“Emm!” Naomi menggulungkan lengan pakaian Rayden, lalu bantu mencuci tangannya. Kemudian, dia menggeser sebuah bangku kecil, lalu memanjat ke atas. Naomi pergi mengambil beberapa butir telur dari dalam kulkas, lalu mengajari Rayden cara untuk mengocok telur.Rayden belajar dengan penuh hati. Naomi pun memujinya, “Hebat sekali!”Wajah Rayden seketika merona. Dia semakin giat lagi. Naomi pergi mengambil daun bawang dan juga wortel. Ketika Caden mendengar ada suara dari dalam dapur, dia pun berjalan ke sisi dapur. Saat ini, Naomi dan Rayden sedang sibuk untuk mempersiapkan sarapan. Mereka membagi pekerjaan dengan sangat bagus. Naomi terus tersenyum, lal
Semakin Rayden kasihan terhadap ibunya, dia pun semakin membenci ayahnya!“Kamu tenang saja. Kalau aku diberi 1 kesempatan untuk bertemu dengan dia lagi, aku pasti akan menebus semua kesalahanku dan memperlakukannya dengan baik. Aku akan menjadikannya sebagai wanita paling bahagia dia muka bumi ini!” Caden menjamin di depan putranya dengan serius dan tulus.Rayden menatap Caden dengan mengerutkan keningnya. Dia ingin sekali mengatakan bahwa Naomi adalah ibunya! Namun, dia masih khawatir Naomi tidak bisa menerimanya. Setelah berpikir beberapa saat, Rayden pun berkata, “Kelak kamu mesti perlakukan Naomi dengan baik!”Caden terbengong sejenak. Bukankah mereka sedang membahas soal ibunya Rayden? Kenapa malah tiba-tiba membahas soal Naomi?“Apa kamu sangat menyukai Naomi?”“Emm.”“Seberapa sukanya?”Rayden membalas dengan serius, “Sangat suka, sangat amat suka. Aku ingin bersamanya untuk selamanya.”Caden sungguh merasa kaget. “Apa kamu nggak peduli dengan mamamu lagi? Sebelumnya kamu masih
Samuel lanjut bercerita, "Guru itu akan menyeka tanganku yang kotor dan memelukku sambil membacakan cerita untukku. Dia juga menyemangatiku untuk bicara, dia juga suka mencubit pipiku dan memujiku. Waktu merasa gembira, dia akan mencium keningku.""Guru itu juga akan menegakkan keadilan untukku waktu aku ditindas anak-anak lain. Setelah itu, dia akan mencari cara untuk menghiburku. Dia melarang orang lain memanggilku si Bisu dan memberiku nama baru, Lucky," kata Samuel.Samuel meneruskan, "Guru itu sangat perhatian, dia tahu aku punya masalah. Dia memberitahuku Tuhan itu adil. Kalau sekarang kamu hidup menderita, ke depannya kamu akan diberi kebahagiaan. Guru itu bilang, jangan terus terjebak dalam masa lalu yang kelam, kita harus melihat ke depan.""Guru itu juga bilang aku ini anak yang beruntung, jadi dia menamaiku Lucky. Dia berharap ke depannya hidupku akan dipenuhi keberuntungan dan lancar. Kemudian, dia sangat sedih setelah tahu Bobby dan istrinya memukulku. Dia memelukku sambil
Sebelum Naomi sempat bicara, Samuel memandangnya dan berkata, "Seperti diselamatkan dari tumpukan mayat, lalu dimasukkan ke neraka lagi. Rasanya sangat menyiksa!"Naomi terdiam. Samuel meneruskan, "Kamu nggak tahu, dulu hidupku juga sangat bahagia. Sama seperti Braden, Hayden, dan Jayden yang kamu besarkan, aku dikelilingi cinta.""Kalau nggak ada anggota Keluarga Pangestu, sekarang hidupku pasti tetap bahagia. Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku. Mereka menyakitiku dan merebut orang yang kucintai berulang kali. Keluarga Pangestu melemparku ke neraka dan melenyapkan semua harapanku sehingga hidupku sangat menderita," lanjut Samuel.Samuel menambahkan, "Jelas-jelas mereka sudah melakukan banyak hal yang keji, tapi kenapa mereka masih bisa hidup bahagia? Mereka mencelakai orang yang kucintai dan menghancurkan hidupku. Apa aku salah kalau ingin balas dendam?"Naomi mengernyit dan bertanya balik, "Apa yang Caden lakukan padamu?"Samuel memandang lautan yang luas. Dia terlihat menderita
Samuel tersenyum. “Apa kamu terkejut aku akan begitu sadis?” Dia menunduk sembari membalikkan labu yang dipanggangnya. Kemudian, Samuel pun tersenyum. “Siapa juga yang mau jadi iblis? Semua juga karena terpaksa.”Kening Naomi berkerut. “Nggak peduli ada dendam apa di antara kamu dengan Caden dan Keluarga Pangestu, kamu nggak seharusnya melibatkan anak. Anak itu nggak bersalah!”Samuel kembali menghela napas panjang, kemudian menjawab, “Dulu kedua mataku ditutupi oleh rasa benci. Kebetulan waktu itu, aku menemukan kamu sedang mengandung anak Caden. Jadi, aku pun menyusun rencana ini. Kemudian, aku juga sekalian memanfaatkan Rayden. Kalau sekarang, bisa jadi aku nggak akan memanfaatkan anak-anak lagi.”Usai berbicara, Samuel melihat Naomi sembari tersenyum. “Mungkin kamu nggak percaya. Hanya saja, sekarang aku benar-benar sangat menyukai anak.”Kening Naomi berkerut. “Kamu menyembunyikan putriku, nggak menyerahkannya kepada kami. Bukannya kamu sudah memanfaatkan anak?”Samuel menggeleng.
Samuel berkata dengan sangat tenang, “Tenang saja, dia sangat aman. Sekarang aku akan bawa kamu untuk ketemu dia.”Usai berbicara, Samuel menunduk, lalu menuangkan teh.Ada sebuah kompor kecil diletakkan di tengah perahu. Di atasnya ada sebuah teko yang sedang memasak teh. Ada juga sedikit makanan di atasnya.Samuel menuangkan secangkir teh hangat kepada Naomi, lalu memberikannya obat.“Kalau kamu mabuk laut, kamu bisa makan 1 butir. Perjalanan kita masih ada beberapa jam lagi.”Naomi tidak mengonsumsi obat. Saat dia menunduk untuk melihat obat itu, dia menyadari pakaian di tubuhnya sudah diganti!Kedua mata Naomi terbelalak lebar. Baru saja dia hendak bertanya, Samuel berkata, “Jangan berpikir kebanyakan. Aku nggak menyentuhmu. Tadi sebelum naik perahu, aku minta bantuan seorang wanita tua untuk ganti pakaianmu.”Naomi mengerutkan keningnya. “Untuk apa kamu ganti pakaianku?”Nada bicara Samuel sangat tenang. “Biar bisa terhindar dari kejaran Caden. Teknik pengobatanmu sangat bagus. Ak
Samuel tertawa. “Aku sudah bilang tadi, Baby nggak ada hubungannya sama kamu. Aku bawa Naomi pergi juga demi Baby, nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu jangan berpikir kebanyakan. Aku juga nggak berencana menggunakan Naomi dan Baby untuk mengancammu.”“Mengenai dendam di antara kita, kamu juga nggak usah buru-buru. Setelah aku membawa Naomi ke sisi Baby, aku masih akan kembali untuk mencarimu. Pada saat itu, tanpa perlu ditanya, aku juga akan beri tahu semuanya kepadamu. Caden, tunggu aku.”Usai berbicara, Samuel langsung memutuskan panggilan dan mematikan ponsel. Jendela mobil diturunkan. Ponsel dibuang ke luar mobil. Ponsel Naomi digilas ban mobil hingga remuk.Samuel kembali menaikkan jendela mobil, lalu lanjut mengendarai mobil. Sepertinya dia kepikiran sesuatu, keningnya pun berkerut. Sepertinya ada api yang membara di dalam tatapan Samuel. Api itu seolah-olah bisa melenyapkan segalanya! Hanya saja, Samuel berusaha memadamkan api di dalam hatinya.“Huft ….” Samuel menghela napas
Satu detik kemudian, ponsel Caden berdering. “Kak Caden, sudah terjadi masalah! Kak Naomi ditahan oleh Samuel!”Hati Caden langsung tegang. “Apa katamu?”“Tadi saat Kak Naomi turun dari lantai atas, Samuel langsung menahan Kak Naomi. Ada senjata di tangannya. Kami khawatir dengan keselamatan Kak Naomi. Jadi, kami nggak berani bertindak gegabah. Dia mengendarai mobil membawa Kak Naomi pergi. Kami lagi mengejarnya!”Jantung Caden berdetak kencang. Ekspresinya berubah. “Kirim titik posisi kalian kepada Steven!”Setelah panggilan diakhiri, Caden segera menghubungi Naomi.Ponsel Naomi masih bisa dihubungi. Hanya saja, tidak ada yang menjawab.Caden sungguh merasa panik. Dia menyuruh Steven untuk segera mengendarai mobil ke sana sembari lanjut menghubungi Naomi.Saat ini, Caden menerima panggilan dari Andrew. Dia segera mengangkatnya. “Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya kamu bilang Samuel di rumah? Kenapa dia bisa ada di sisi Naomi?”Andrew membalas, “Kami sudah dipermainkan Samuel. Tadi
Steven bertanya, “Ke mana perginya orang tua Lucky setelah Lucky pergi?”“Nggak tahu. Seharusnya mereka pergi menikmati hidup dengan uang hasil menjual anak mereka. Heh!”“Apa kalian tahu kabar mereka?”“Nggak tahu. Siapa juga yang peduli dengan hidup matinya mereka? Kita sudah lama nggak pernah saling berhubungan. Lucky juga nggak pernah berhubungan dengan mereka.”Steven bertanya lagi, “Kapan Lucky datang mencari kalian?”Damian membalas, “Beberapa tahun lalu. Waktu itu, kami sedang bercocok tanam. Tiba-tiba dia berdiri di hadapan kami. Kami saja nggak mengenalinya. Setelah dia memperkenalkan diri mengatakan dirinya itu Lucky, kami sungguh merasa kaget! Istriku langsung memeluknya sambil menangis.”Istrinya Damian tersenyum canggung. “Waktu itu aku terlalu emosional. Aku nggak menyangka akan bertemu Lucky lagi.”Steven bertanya, “Untuk apa dia mencari kalian?”“Kata Lucky, waktu itu kami sudah membantunya. Dia masih mengingat utang budi itu. Jadi, dia datang untuk balas budi. Dia ber
“Siapa sangka mereka akan setuju! Tadinya kami menduga, seharusnya kekasihnya Bu Wanda sudah memberi mereka uang yang sangat banyak. Itulah alasannya mereka bersedia menjual Lucky!”“Kami semua sangat meremehkan perbuatan orang tua Lucky. Hanya saja, disisi lain, kami juga bergembira atas kebebasan Lucky. Bu Wanda itu orang baik. Setelah Lucky hidup bersamanya, dia pasti nggak akan dipukul lagi. Dia akan melewati hidupnya dengan gembira.”“Tapi malah terjadi sesuatu saat Bu Wanda hendak membawa Lucky pergi! Entah bagaimana ceritanya, Lucky kelihatan sangat emosional waktu itu. Dia bagai orang gila saja, bahkan menggigit tangan kekasih Bu Wanda hingga terluka. Biasanya ketika dipukul orang tuanya, Lucky nggak emosi, juga nggak menangis. Waktu itu, dia malah tiba-tiba kehilangan kendali.”Steven dengan terpaksa menyela, “Apa yang terjadi hari itu? Kenapa Lucky bisa kehilangan kendalinya?”Damian juga merasa bingung. “Nggak terjadi sesuatu yang istimewa. Seingatku, waktu itu Bu Wanda dan
Damian mengatakan orang tua Lucky ditertawakan banyak orang lantaran tidak bisa memiliki anak. Waktu itu, orang tua Lucky sudah menikah selama 3 tahun, tetapi masih belum dianugerahkan momongan.Para penduduk desa yang tidak akur dengan mereka terus mentertawakan mereka. Ada yang diam-diam bergosip mereka berdua pasti melakukan kesalahan besar di kehidupan lampau, itulah sebabnya garis keturunan mereka terputus di kehidupan sekarang.Temperamen ayahnya Lucky tidaklah bagus. Dia merasa semua itu salah istrinya. Jadi, dia pun sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.Kemudian, mereka berdua pergi. Para penduduk desa mengatakan bahwa mereka pergi ke kota untuk berobat. Beberapa tahun kemudian, mereka pun kembali lagi. Kali ini, mereka pulang dengan Lucky di sisi mereka.Selama beberapa saat itu, pasangan suami istri itu merasa sangat arogan. Mereka terus memamerkan Lucky ke orang-orang! Mereka bukan hanya melahirkan anak laki-laki, anak mereka juga memiliki wajah tampan. Semakin mi