Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'

Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'

last updateLast Updated : 2022-03-18
By:  Novi LestariOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings. 12 reviews
23Chapters
2.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Aliandra, satu-satunya pewaris di sebuah perusahaan besar yang ternama--Mahesa Group. Sejak ayahnya meninggal secara tragis, dirinyalah yang seharusnya menggantikan posisi sangat ayah. Namun, keadaan fisiknya yang tidak sempurna membuat banyak orang yang menantang keputusan tersebut. Di tengah kericuhan yang terjadi, pengacara membacakan wasiat yang mengatakan bahwa Aliandra bisa menguasai perusahaan dengan aman jika ia menikah. Tentu saja Aliandra terkejut dan tidak menyetujui peraturan di surat wasiat tersebut. Namun, pada akhirnya mau tidak mau ia harus tetap mematuhi peraturan tersebut. Aliandra pun mulai mencari gadis yang tidak mempermasalahkan kondisi fisiknya yang tidak sempurna untuk menjalankan pernikahan pura-pura. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Yasmin, anak dari asistennya yang memiliki sikap ramah tetapi, keras kepala. Awalnya mereka memang melakukan pernikahan di atas kertas. Namun, benih-benih cinta mulai tumbuh dan Alia ndra pun mengharapkan sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan pura-pura. Ya, Aliandra mengharapkan malam yang panas terjadi di antara mereka.

View More

Chapter 1

AHLI WARIS

  1. Ahli Waris

“Hanya dia yang tersisa! Ya, benar, hanya pemuda cacat itu, bukan?”

“Benar, si cacat itu adalah pewaris satu-satunya.“

“Tidak benar, bukankah dia memiliki saudara tiri?”

“Ya, ya, ayahnya ‘kan memiliki dua orang istri!”

“Pasti saudaranya yang menjadi pewaris, tidak mungkin si cacat itu!”

Desas-desus terdengar semakin jelas di telinga seorang pria yang tengah duduk di atas sebuah kursi roda. Seolah dirinya tidak ada. Semua orang membicarakannya dengan suara keras seakan dirinya itu hanyalah sebuah patung. Padahal dirinyalah yang sekarang ini sedang menjadi pusat desas-desus murahan itu.

Aliandra Mahesa. Siapa yang tidak kenal dengannya, satu-satunya pewaris dari Mahesa Group. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan.

Kematian ayahnya yang mendadak membuat namanya semakin sering digaungkan oleh para pemegang saham.

Bukan sebuah kalimat penyemangat atau sekadar ucapan turut berbelasungkawa, tetapi sebuah cemooh yang sangat menyakiti hati. Bahkan sekarang, saat sedang di pemakaman pun para relasi ayahnya itu masih membicarakan dirinya.

‘Dasar tidak sopan!’ batinya. 

Waluyo memutar kursi roda Aliandra, saat satu per satu pelayat mulai meninggalkan gundukan kecoklatan itu.

Aliandra mengangkat sebelah tangannya, meminta Waluyo untuk berhenti.

“Tinggalkan saja aku. Aku ingin di sini sendirian untuk beberapa saat!”

“Tapi, Tuan—“

“Turuti perkataanku, Waluyo!”

Waluyo mengangguk, lalu segera berbalik meninggalkan Aliandra. Pria tua yang selalu setia merawat Aliandra itu duduk di bawah sebuah pohon besar yang tidak jauh dari Aliandra. Sehingga ia dapat segera menghampiri Aliandra jika terjadi sesuatu.

Aliandra kembali memutar kursi rodanya menghadap gundukan coklat yang masih basah. Tangannya menyentuh gundukan itu dan setetes bulir bening mulai melesak keluar dari sudut matanya.

Ada rasa sesak yang mengimpit dada saat ia kembali mengingat perdebatan yang terjadi sebelum sang ayah meninggal dunia.

Kurnia Mahesa, yang sekarang memiliki gelar mendiang memanggilnya untuk datang ke ruang kerja malam itu. Sudah jelas sang ayah pasti ingin membahas perdebatan yang masih menggantung sore tadi.

Melalui panggilan telepon, sang ayah terus menghubunginya. Padahal saat itu mereka sama-sama sedang berada di rumah dan seharusnya ayahnya tahu bahwa dirinya tidak mungkin turun ke lantai bawah seorang diri. Akan tetapi Kurnia terus menghubunginya.

Aliandra sama sekali tidak  menaruh curiga jika ternyata nyawa sang ayah saat itu sedang terancam. Aliandra bahkan tidak memperhatikan typo yang berserakan pada isi pesan yang dikirimkan Kurnia kepadanya.

“Andra, ruang kerja. Sekarang!”

Seharusnya seperti itulah isi pesan yang benar, tetapi Kurnia Mahesa malah mengirimkan pesan yang sulit sekali diartikan, jika saja Aliandra tidak terbiasa dengan isi pesan seperti itu ia pasti tidak akan mengerti juga.

“Aabndsra, truang jkwrja. Aeksrang!”

Kacau sekali. Sepertinya diketik dengan terburu-buru.

Benar saja. Tidak lama setelah panggilan terakhir dari Kurnia yang juga diabaikan oleh Aliandra, terdengar suara tembakan dari lantai bawah—di mana ruang kerja Kurnia Mahesa berada.

Aliandra segera bangkit dari ranjang. Tangannya meronta di udara, berusaha meraih tongkat yang berada terlalu jauh dari ranjangnya. Bahkan kursi rodanya pun berada jauh sekali dari jangkauannya.

“Argh! Shit! Kaki sialan!” ujarnya geram. “Waluyo!, Waluyo!”

Waluyo tidak datang saat itu. Kemudian ia menyadari bahwa tidak ada satu pun orang di rumah saat itu, hanya ada dirinya dan sang ayah. Semua pelayan pergi ke suatu tempat atas perintah seseorang.

“Seseorang!” gumamnya.

Aliandra menyentuh nisan yang bertuliskan nama pria yang paling disayanginya. Wajahnya mendekat ke nisan itu dan bibirnya mulai membisikan sebuah kalimat. “Aku tahu siapa dia, Ayah, tunggulah. Aku akan menguburnya di samping makammu. Aku janji!”

***

Hari berganti tetapi tidak dengan keadaan. Tepat satu bulan setelah kepergian Kurnia Mahesa, Aliandra Mahesa pun memegang kendali atas perusahaan yang selama ini dikelola oleh mendiang ayahnya.

“Hanya untuk sementara, sebelum saudara Anda tiba di Indonesia.” Salah seorang pemegang saham yang cukup berpengaruh mendelik dengan menyebalkan ke arah Aliandra.

Pria congkak yang memiliki senyum dan tatapan menyebalkan itu merupakan sahabat Kurnia Mahesa. Ya, setidaknya begitulah yang orang-orang ketahui, tetapi Aliandra tahu bagaimana busuknya pikiran pria dengan rambut yang sudah memutih itu.

“Aku pewaris satu-satunya, Pak Burhan, jadi sampai kapan pun tidak ada yang bisa menggeser posisiku bahkan saudaraku sendiri.” Aliandra menatap sinis seorang Burhan Lubis yang masih mendelik kepadanya.

Burhan tertawa hingga matanya berair. “Tidak ada yang bisa menggeser posisi Anda! Yang benar saja, Pak Andra! Aku rasa cucuku di rumah saja dapat menggeser posisi Anda dengan mudah!” ujarnya, lalu mendorong kursi roda yang di duduki Aliandra dengan kakinya, membuat kursi roda itu bergeser dari tempatnya semula. “See, aku menggeser Anda dengan mudah. Sadarlah, Anda itu cacat!”

Aliandra tersenyum miring. Senyum khas yang ia miliki itu membuat wajahnya terlihat semakin dingin dan menakutkan. Pria itu kemudian mendongak dan menatap tajam langsung ke dalam mata Burhan Lubis yang berdiri tidak jauh di hadapannya.

“Aku cacat. Ya, aku mengakuinya. Aku memang cacat, tapi perlu Anda ketahui, Pak Burhan, bahwa aku pria cacat yang cerdas. Aku tidak bodoh! Jikalau nanti pun akhirnya aku akan tersingkir dengan mudah, maka ingatlah bahwa aku pasti akan kembali dengan mudah.”

Burhan Lubis menatap Aliandra dengan benci. “Kita lihat saja nanti—“

“Ya, kita lihat saja nanti. Untuk sekarang cepat keluar dari ruangan ini! Keluar sekarang juga, Pak Burhan, sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran!” Aliandra berteriak.

Melihat raut kemarahan di wajah Aliandra, membuat Burhan seketika berlari untuk keluar dari ruangan itu. Pria tua itu tahu betul siapa dan bagaimana perangai Aliandra. Seandainya pria muda itu tidak cacat, sungguh Burhan sama sekali tidak berani membuat Aliandra kesal.

***

“Tidak baik jika Anda terus berteriak, kepada mereka, Tuan. Sama sekali tidak ada gunanya.” Waluyo segera memasuki ruangan ketika melihat Burhan Lubis berlari dengan wajah cemas melintasi koridor kantor.

Hanya dengan melihat wajah pria tua itu, ia tahu bahwa Tuannya pasti baru saja mengamuk.

“Waluyo. Kamu selalu tiba di saat yang tepat. Tolong ambilkan aku air dingin. Aku sangat haus,”  perintah Aliandra.

Waluyo mengangguk dan segera menghampiri lemari pendingin yang terletak di sudut ruangan. Setelahnya, ia kembali menghampiri Aliandra dengan sebuah botol air mineral dingin di tangannya.

“Thanks!” ujar Aliandra, lalu segera meneguk air dingin yang Waluyo berikan.

“Pengacara tiba setengah jam yang lalu, Tuan. Saat Anda masih sibuk dengan si Tua dari keluarga Lubis.” Waluyo berkata dengan tenang.

Aliandra melirik pria tua yang selama ini selalu sabar menghadapinya itu. Sudah banyak asisten yang ia miliki dan ia pecat juga pastinya karena ketidakcocokkan antara dirinya dan juga si Asisten. Namun, tidak demikian dengan Waluyo. Pria tua itu terlalu tenang dan selalu dapat memahami suasana hatinya dengan baik. Sehingga ia sama sekali tidak punya keluhan atau alasan untuk memecat pria tua itu seperti asisten-asisten sebelumnya.

“Setelah membesarkan seorang putri sendirian, sungguh Anda bukanlah masalah besar buat saya, Tuan. Jika Anda tahu bagaimana sifat keras kepala putri saya, maka Anda pun pasti akan merasa bahwa Anda sama sekali tidak keras kepala! Anda itu belum ada setengahnya dari putri saya.”

Hal itulah yang selalu Waluyo katakan kepada Aliandra. Aliandra sendiri belum pernah bertemu dengan putri dari Waluyo. Jika memang Waluyo memiliki putri sekejam itu, sungguh ia sama sekali tidak ingin bertemu dengan gadis itu.

“Ehem, Anda tidak ingin mendengar kelanjutannya, Tuan?” Waluyo mengagetkan lamunan  Aliandra.

“Lanjutkanlah, aku menyimak,” jawab Aliandra, kembali meneguk air mineral.

“Para pemegang saham memang tidak akan menyetujui kepemimpinan Anda, dikarenakan keadaan Anda. Akan tetapi, di dalam surat wasiat jelas sekali tertulis bahwa Anda  bisa mengendalikan segalanya hanya dengan satu syarat yang mudah.”

Aliandra mengerutkan keningnya dengan bingung. Melihat Aliandra tidak berniat untuk menanyakan persyaratan yang dimaksud, maka Waluyo kembali melanjutkan penjelasannya.

“Anda hanya perlu menikah, Tuan!”

Mendengar kata menikah, membuat Aliandra terkejut dan menyemburkan air yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.

“Menikah?!” teriaknya.

Waluyo mengangguk pelan. "Ya, menikah!"

“Argh! Shit!”

Bersambung  .... 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Putri Putri
aku belum buka kunci lagi thor. tunggu bonus gratis ...
2021-11-12 21:48:47
1
user avatar
Putri Putri
suka ceritanya thor . ada lucunya ada sedih ya. terus aku suka karna sejauh ini ceritanya gak jorok. ......
2021-11-12 21:47:43
1
user avatar
Novia lestari
Terima kasih yang sudah berkenan mampir ...️
2021-11-10 01:07:38
1
user avatar
Nia Sania
itu si iren kayak anak kecil. dikit-dikit ngadu. padahal dia yang kejam
2021-11-10 01:04:01
1
user avatar
Nia Sania
jadi penasaran sama pembunuh yang membunuh ayah aliandra.
2021-11-07 08:00:06
1
user avatar
Nia Sania
kereeeen. aku suka ceritanya. next ya thor
2021-11-07 07:57:56
1
user avatar
Shanaz213
next kilat
2021-10-08 19:35:55
1
user avatar
Shanaz213
akhirnya muncul.........
2021-10-08 19:24:35
1
user avatar
Shanaz213
lanjut kak. suka cerita nya
2021-10-05 02:01:31
1
user avatar
Novia Lestari
ditunggu kelanjutan nya thor
2021-10-05 01:44:56
1
user avatar
Novia Lestari
ceritanya bagus. Jadi penasaran apakah Aliandra akan beneran suka sama Yasmin yang keras kepala itu ...
2021-10-05 01:43:59
1
user avatar
Novica Ayu
Penulisannya rapi. Ide ceritanya sangat menarik. langsung masuk rak, RECOMENDED.
2021-09-07 01:17:40
2
23 Chapters
AHLI WARIS
Ahli Waris “Hanya dia yang tersisa! Ya, benar, hanya pemuda cacat itu, bukan?”“Benar, si cacat itu adalah pewaris satu-satunya.““Tidak benar, bukankah dia memiliki saudara tiri?”“Ya, ya, ayahnya ‘kan memiliki dua orang istri!”“Pasti saudaranya yang menjadi pewaris, tidak mungkin si cacat itu!”Desas-desus terdengar semakin jelas di telinga seorang pria yang tengah duduk di atas sebuah kursi roda. Seolah dirinya tidak ada. Semua orang membicarakannya dengan suara keras seakan dirinya itu hanyalah sebuah patung. Padahal dirinyalah yang sekarang ini sedang menjadi pusat desas-desus murahan itu.Aliandra Mahesa. Siapa yang tidak kenal dengannya, satu-satunya pewaris dari Mahesa Group. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan.Kematian ayahnya yang mendadak membuat namanya semakin sering digaungkan oleh p
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
MEREKA BERCIUMAN
 Yasmin Cantika mendelik kesal pada segerombolan gadis yang sedang memarodikan sebuah adegan menyebalkan. Adegan di mana seorang pelayan yang menunduk patuh di samping Tuannya.Sudah hampir setengah jam gadis-gadis berpenampilan modis itu tertawa atau lebih tepatnya menertawakan lelucon yang sedang mereka buat sendiri.“Ayolah, Zaskia! Lebih menunduk lagi  ... bukan begitu cara yang benar menunduk kepada Tuan Muda!” teriak Iren dengan senyum mengejek yang ditujukan untuk Yasmin.“Aku tidak bisa melakukannya, Ren, ini sulit. Apalagi jika tuannya adalah tuan yang cacat! Harus serendah apa aku menunduk?” Zaskia bangkit dari posisi berlutut lalu membersihkan lututnya dari pasir yang menempel.“Pentas seninya akan diadakan seminggu lagi. Kita harus mencari pemeran pengganti, Ren. Tidak mungkin Zaskia yang memerankan tokoh itu,” cicit Rita, salah satu anggota geng yang dipimpin oleh Iren.“Benar
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
UNPERFECT KISS
Mata Aliandra dan Yasmin saling bertemu, menatap satu sama lain dengan terkejut. Aliandra yang biasanya merasa risi jika berdekatan dengan orang asing, kali ini bersikap biasa saja. Ia bahkan tidak berusaha untuk menjauhkan wajahnya dari wajah Yasmin agar bibirnya dan bibir gadis yang baru ditemuinya itu tidak lagi saling menempel.Mungkin karena pesona seorang Yasmin, atau mungkin juga karena ia terlalu terkejut melihat penampilan gadis yang sekarang ini berada di bawah tubuhnya. Bagaimana bisa seorang gadis yang memiliki suara lembut bak alunan melodi pengantar tidur itu berpenampilan sangat jauh berbeda dengan suaranya.Aliandra memperhatikan wajah Yasmin dengan saksama. Gadis bermata bulat itu sepertinya habis terjatuh karena wajah cantiknya lebam di beberapa bagian. Terutama pada bagian mata. Terdapat lingkar biru keunguan di sekitar mata gadis itu, membuatnya terlihat seperti boneka panda. Belum lagi keningnya terlihat mengeluarkan sedikit darah. Sem
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more
SENYUM MENAWAN SI GUNUNG ES
Aliandra tertawa melihat tingkah konyol Yasmin. Sesuatu yang jarang sekali terjadi. Seorang Aliandra Mahesa dapat tertawa seperti itu merupakan hal yang langka bahkan mendekati mustahil. Bukanya ia tidak pernah tertawa sama sekali. Dulu Aliandra merupakan pribadi yang periang sebelum akhirnya sesuatu hal yang buruk terjadi kepadanya dan hal buruk itu merenggut semua kebahagiaan di dalam dirinya.Sekarang pria itu dikenal dengan sikapnya yang dingin bagai es dan sekeras batu. Tidak ada sesuatu yang dapat membuat bibirnya menyunggingkan senyuman. Akan tetapi, sekarang pria itu justru  tertawa terbahak-bahak karena sikap konyol seorang gadis yang baru ditemuinya. Ia bahkan harus menyeka matanya yang mulai berair karena terlalu banyak tertawa sembari terus menatap punggung Yasmin yang terlihat semakin menjauh. "Gadis konyol," gumamnya.“Maafkan dia, Tuan. Saya akan memarahinya begitu saya tiba di rumah nanti. Dia pasti tidak tahu bahwa Anda adalah a
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more
LAMARAN DARI SI GUNUNG ES
Yasmin berbaring telentang di atas ranjang kayu yang beralas matras dengan seprai berwarna merah muda. Gadis itu berbaring dengan tangan direntangkan di kedua sisi tubuhnya dan pandangan lurus menatap langit-langit kamar. Sesekali terdengar helaan napas yang ia embuskan dengan berat. Kejadian siang tadi masih terbayang di dalam kepalanya. Terus berulang bagai filem yang diputar tanpa henti.Sejak tadi Yasmin berusaha untuk mengenyahkan bayangan kejadian itu dari dalam kepalanya, tapi tidak bisa. Setiap kali ia berusaha melupakannya, maka bayangan kejadian itu semakin jelas menari-nari di dalam kepalanya. Seolah mengejek kebodohan yang ia lakukan dengan sempurna.“Aaah, apa yang telah aku lakukan, ya, Tuhan!” keluh Yasmin, sambil mengacak rambut dengan frustrasi. “Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa kamu bodoh sekali, Yasmin?” ia kembali berteriak sambil menenggelamkan wajah ke dalam bantal.“Ya, kenapa kamu bodoh sekali, hah?”
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more
AYO KITA MENIKAH!
Waluyo terkejut akan apa yang baru saja didengarnya. Pria tua itu bahkan harus mencubit dirinya sendiri berkali-kali untuk meyakinkan apakah dirinya bermimpi atau tidak.Namun, setelah berkali-kali mencubit lengannya sendiri hingga terasa sakit akhirnya ia menyadari bahwa dirinya tidak bermimpi. Apa yang baru saja ia dengar dari Aliandra benar adanya. Tentu saja dirinya sangat terkejut. Bagaimana bisa Aliandra melamar Yasminnya?Selama dua tahun menjadi pelayanan pria muda itu, ia tahu bahwa Aliandra tidak tertarik dengan sebuah ikatan pernikahan. Pria tampan itu memutuskan untuk melajang seumur hidupnya.‘Apa ini karena wasiat itu? Wasiat yang mengharuskan Aliandra menikah. Jika memang iya, lalu kenapa harus Yasminnya. Bukankah masih banyak gadis cantik di luaran sana?’ batin Waluyo.“Apa kamu tidak ingin memberikan Yasminmu, kepadaku karena keadaanku, Waluyo?” tanya Aliandra.Pertanyaan Aliandra itu membuat Waluyo tersadar
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
MENIKAHLAH DENGANKU, YASMIN!
Yasmin segera bangkit berdiri begitu melihat siapa yang datang. Sementara Virni, ia hanya menatap Aliandra dengan mulut yang terbuka lebar dan kedua mata yang melotot seakan ingin keluar dari rogganya.  Waluyo berdeham sambil menatap Virni penuh arti. Tetapi percuma saja, yang ditatap malah tidak memperhatikan Waluyo sama sekali. Gadis berkacamata itu masih sibuk menatap Aliandra hingga Yasmin mencubit pipi Virni dengan gemas, membuat gadis itu kembali mendapatkan kesadarannya.Aliandra tertawa melihat tingkah kedua gadis di hadapannya. “Tidak pernah lihat tongkat?” tanya Aliandra kepada Virni. Saat itu Aliandra memang sedang berdiri dengan menopangkan tubuh pada tongkat kesayangannya.“Ah, bukan, bukan. Saya hanya tidak pernah melihat malaikat sebelumnya,” ujarnya dengan santai, yang lagi-lagi membuat Yasmin mengeluh dalam hati.“Malaikat?” Aliandra berucap sambil tersenyum manis.“Iya, benar. M
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
KEKECEWAAN ALIANDRA
Waluyo dan Virni berusaha untuk menyadarkan Yasmin. Mereka semua kebingungan karena gadis itu tiba-tiba saja jatuh pingsan saat Aliandra mengutarakan niat untuk melamarnya.Waluyo berpikir, Yasmin pastilah terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba saja mendapat lamaran mendadak dari seseorang yang belum dikenal sama sekali. Bertemu saja baru satu kali dan pertemuan singkat itu tidak dapat dikatakan sebagai pertemuan yang baik pula.Namun, tidak demikian yang Aliandra pikirkan. Pria tampan itu menatap kedua kakinya dengan sedih. Saat yang lain sedang berusaha untuk membuat Yasmin sadar, ia justru memikirkan hal lain. ‘Pasti karena kakiku,’ batinya. Tiba-tiba saja perasaan tak nyaman menjalar ke dalam hatinya. Ia merasa telah melakukan kesalahan dengan melamar anak Waluyo. Gadis itu adalah gadis yang cantik dan periang. Ia bisa dapatkan pria mana pun yang ia mau dengan Kecantikannya. Jika bisa mendapatkan pria yang lebih baik, untuk apa juga harus me
last updateLast Updated : 2021-09-14
Read more
MARI MAKAN COKELAT BERSAMAKU
Wajah Burhan Lubis terlihat merah padam. Tentu saja karena ia merasa marah sekali. Ya, saat ini pria tua itu sedang benar-benar marah. Bagaimana tidak jika ia melihat kondisi cucu tersayangnya sangatlah memprihatinkan. Terlihat bekas cakaran yang mulai mengering di pipi dan dagu Irene, belum lagi ia melihat cucunya itu berjalan dengan terpincang-pincang menghampirinya.“Siapa yang melakukannya, Irene?” tanya Burhan Lubis. Nada suaranya sangat menakutkan. Seperti telah siap untuk memakan seseorang.Irene memasang wajah memelas dan sesekali meringis kesakitan. “Salah satu teman di kampusku, Kek. Dia kasar sekali. Lihatlah, Kek, dia bahkan tidak segan melukai wajahku.”“Teman kampus! Bagaimana bisa universitas terkemuka seperti itu menerima mahasiswi yang berkelakuan seperti preman? Bisa-bisanya dia melukaimu seperti ini, Irene.”Irene memeluk Burhan, lalu mulai terisak. Tentu saja isakan palsu yang terlihat meyakinkan. Ir
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more
UNDANGAN PERNIKAHAN
Aliandra menaikkan sebelah alisnya, masih menatap lurus ke arah Yasmin. "Setidaknya turunlah dulu dari pangkuanku. Sampai kapan kamu mau terus aku pangku begini?"Mendengar ucapan Aliandra, Yasmin segera bangkit dan berkali-kali membungkukkan tubuh untuk meminta maaf kepada pria tampan itu."Maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud untuk duduk di atas sana," ujar Yasmin, sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal."Iya juga tidak apa-apa," ucap Aliandra tanpa ekspresi. “Katakan ada keperluan apa sehingga kamu menjelajahi seluruh ruangan yang ada di rumahku?”“Sudah aku bilang ‘kan tadi, kalau aku ingin makan cokelat dengan Anda,” jawab Yasmin.“Oh, ya, dalam rangka apa? Apa dalam rangka karena kamu telah berhasil menolak lamaran dariku kemarin. Sehingga kamu merasa kasihan padaku lalu berusaha menghiburku dengan sebatang cokelat! Maaf saja, Yasmin, aku ini bukan anak kecil. Rasa kesal dan sakitku t
last updateLast Updated : 2021-10-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status