Home / Romansa / Aliandra 'Tuan Muda Tersayang' / SENYUM MENAWAN SI GUNUNG ES

Share

SENYUM MENAWAN SI GUNUNG ES

Author: Novi Lestari
last update Last Updated: 2021-08-30 23:59:26

Aliandra tertawa melihat tingkah konyol Yasmin. Sesuatu yang jarang sekali terjadi. Seorang Aliandra Mahesa dapat tertawa seperti itu merupakan hal yang langka bahkan mendekati mustahil. Bukanya ia tidak pernah tertawa sama sekali. Dulu Aliandra merupakan pribadi yang periang sebelum akhirnya sesuatu hal yang buruk terjadi kepadanya dan hal buruk itu merenggut semua kebahagiaan di dalam dirinya.

Sekarang pria itu dikenal dengan sikapnya yang dingin bagai es dan sekeras batu. Tidak ada sesuatu yang dapat membuat bibirnya menyunggingkan senyuman. Akan tetapi, sekarang pria itu justru  tertawa terbahak-bahak karena sikap konyol seorang gadis yang baru ditemuinya. Ia bahkan harus menyeka matanya yang mulai berair karena terlalu banyak tertawa sembari terus menatap punggung Yasmin yang terlihat semakin menjauh. 

"Gadis konyol," gumamnya.

“Maafkan dia, Tuan. Saya akan memarahinya begitu saya tiba di rumah nanti. Dia pasti tidak tahu bahwa Anda adalah atasan saya, itulah sebabnya dia bersikap kurang ajar seperti tadi.” Waluyo berkata dengan perasaan khawatir. Ia khawatir sekali jika Aliandra merasa keberatan dengan sikap putrinya yang terkesan tidak menghormati Aliandra. Selama ini semua orang hormat kepada pria itu. Hanya Yasminlah yang berani menyentuh lengannya dan menuntunnya ke sana-kemari seperti tadi. Tentu saja Waluyo menjadi merasa takut dan tentu saja ia merasa tidak enak juga.

“Tidak usah memarahinya, Waluyo, urusi saja matanya yang terlihat seperti mata panda itu. Lagi pula kenapa harus minta maaf, apa aku terlihat marah? Tidak, ‘kan. Aku hanya penasaran, dari mana dia mendapatkan lebam dan luka di wajahnya itu.” Aliandra tersenyum kepada Waluyo.

“Dia habis berkelahi, Tuan—“

“Berkelahi?” Aliandra kembali tertawa. “Dia seorang gadis, Waluyo, bagaimana bisa seorang gadis berkelahi hingga terluka seperti itu.”

Waluyo menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Ya, jika dipikirkan lagi terkadang dirinya pun bingung, bagaimana bisa seorang gadis suka sekali berkelahi hingga lebam seperti yang selalu putrinya lakukan.

“Yasmin saya memang seperti itu, Tuan. Dia terlalu keras kepala dan pantang menyerah. Bahkan saat gadis lain lebih memilih untuk saling menjambak saat sedang bertengkar, tidak dengan Yasmin saya, dia akan mengayunkan tinjunya ke sana-kemari seperti seorang pria. Yasmin saya tangguh sekali, Tuan.”

Aliandra membayangkan kembali wajah Yasmin. Wajah gadis itu terluka di mana-mana, tetapi tidak sekali pun ia mengeluh kesakitan. Gadis itu malah terlihat terlalu riang, bahkan gadis itu masih sempat mengomel kepadanya. Sepertinya benar apa yang Waluyo katakan, gadis itu adalah gadis yang tangguh.

“Menarik. Aku suka karakternya,” ujar Aliandra sambil melamun.

Waluyo berdeham mendengar ucapan Aliandra. 

“Ah, ayo kita kembali ke rumah. Aku, lelah sekali. Putrimu itu membawaku berjalan terlalu jauh.”

***

Eza Mahesa menatap bangunan megah yang ada di hadapannya. Bangunan yang dulu merupakan tempat tinggalnya itu terlihat masih sama seperti lima tahun yang lalu sebelum ia memutuskan untuk pergi meninggalkan semuanya ke luar negeri. Meninggalkan kuliahnya, Teman-teman nya, ayah dan juga saudaranya. 

Bukan tanpa alasan Eza memutuskan untuk pergi. Saat itu suasana sedang sangat kacau. Kecelakaan yang menimpa saudara tirinya membuat keluarga besar menjadi berpikiran buruk kepadanya, seolah dirinyalah yang bertanggung jawab atas kemalangan yang menimpa Aliandra. Sehingga menyingkir untuk sementara waktu adalah hal yang paling tepat dan paling masuk akal yang harus ia lakukan saat itu.

Sekarang ia telah kembali, di sinilah ia berdiri dengan canggung sambil membawa ransel di punggung. Bingung harus melakukan apa terlebih dahulu. Haruskah ia mengabari Aliandra bahwa ia sekarang sedang berdiri di depan rumah, atau langsung saja menekan bel dan segera masuk ke dalam rumah tanpa meminta izin terlebih dahulu pada Aliandra. Toh, ia juga merupakan putra di keluarga Mahesa, walaupun ia dilahirkan dari rahim seorang istri kedua.

Tit, tiiit!

Suara klakson mobil mengagetkan Eza. Pria tampan bermata coklat dan berhidung mancung itu kemudian menyingkir. Memberikan jalan pada sebuah mobil mewah yang sepertinya hendak masuk ke dalam pekarangan rumah milik Aliandra.

Mobil itu kemudian kembali bergerak perlahan begitu Eza menyingkir. Namun, bukannya terus masuk ke dalam pekarangan rumah bahkan setelah Pagarnya terbuka, mobil itu malah berhenti tepat di hadapan Eza.

Perlahan kaca mobil bagian belakang terbuka. Memperlihatkan sosok tampan yang tidak asing di matanya sedang menatapnya dengan wajah cemberut.

“Andra,” gumam Eza. Tidak ada yang berubah dari seorang Aliandra. Pria itu masih sama seperti dulu. Sempurna, kata itulah yang paling cocok untuk seoarang Aliandra Mahesa.

Aliandra hanya terus menatap Eza tanpa menyapanya sekalipun.

“Antar aku ke dalam, Waluyo. Setelah itu urus dia. Dia tamu penting di rumah ini,” titah Aliandra, lalu membuang muka dan kembali menutup jendela kendaraan yang ia tumpangi.

Waluyo yang menerima perintah itu segera melaksanakan Titah dari Aliandra tanpa banyak bertanya.

Perlahan mobil memasuki halaman rumah dan berhenti tepat di depan teras. Waluyo segera turun dari dalam mobil dan membukakan pintu mobil untuk Aliandra.

“Biar aku saja. Aku bisa sendiri,” ujar Aliandra, menolak bantuan Waluyo yang biasa dilakukannya saat Aliandra bersiap turun dari dalam mobil.

“Hati-hati, Tuan.” Waluyo terlihat khawatir.

“Tidak masalah. Aku pasti bisa. Oh, ya, urusi tamu tadi. Minta dia untuk masuk dan beritahu semua pelayanan di rumah ini agar memperlakukannya dengan baik.”

“Baik, Tuan.” Waluyo segera pergi menghampiri Eza yang masih berdiri mematung di luar pagar.

Sesampainya di hadapan pria muda itu, Waluyo segera memintanya untuk masuk sesuai instruksi dari Aliandra.

Eza terlihat ragu untuk sesaat, tetapi kemudian ia mengikuti Waluyo yang berjalan lebih dulu di depannya.

“Anda pekerja baru di sini?” tanya Eza setelah beberapa saat, berusaha memecah keheningan yang meliputi mereka berdua.

“Iya, Tuan, saya baru dua tahun di sini.” Waluyo menjawab dengan sopan seperti biasanya.

“Oh, aku harap kita bisa berteman. Aku Eza Mahesa.” Eza  tersenyum saat tiba-tiba Waluyo membalik badan agar dapat menatapnya.

“Kalau begitu Anda adalah saudara Tuan Aliandra yang tinggal di luar negeri?” tanya Waluyo, pria tua itu terlihat terkejut sekaligus khawatir.

“Ya, benar,” jawab Eza singkat.

‘Gawat. Jelas ini adalah tanda bahaya. Tuan Aliandra harus menikah secepatnya! Harus!’ batin Waluyo.

Bersambung  .... 

Related chapters

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   LAMARAN DARI SI GUNUNG ES

    Yasmin berbaring telentang di atas ranjang kayu yang beralas matras dengan seprai berwarna merah muda. Gadis itu berbaring dengan tangan direntangkan di kedua sisi tubuhnya dan pandangan lurus menatap langit-langit kamar. Sesekali terdengar helaan napas yang ia embuskan dengan berat. Kejadian siang tadi masih terbayang di dalam kepalanya. Terus berulang bagai filem yang diputar tanpa henti.Sejak tadi Yasmin berusaha untuk mengenyahkan bayangan kejadian itu dari dalam kepalanya, tapi tidak bisa. Setiap kali ia berusaha melupakannya, maka bayangan kejadian itu semakin jelas menari-nari di dalam kepalanya. Seolah mengejek kebodohan yang ia lakukan dengan sempurna.“Aaah, apa yang telah aku lakukan, ya, Tuhan!” keluh Yasmin, sambil mengacak rambut dengan frustrasi. “Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa kamu bodoh sekali, Yasmin?” ia kembali berteriak sambil menenggelamkan wajah ke dalam bantal.“Ya, kenapa kamu bodoh sekali, hah?”

    Last Updated : 2021-09-03
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   AYO KITA MENIKAH!

    Waluyo terkejut akan apa yang baru saja didengarnya. Pria tua itu bahkan harus mencubit dirinya sendiri berkali-kali untuk meyakinkan apakah dirinya bermimpi atau tidak.Namun, setelah berkali-kali mencubit lengannya sendiri hingga terasa sakit akhirnya ia menyadari bahwa dirinya tidak bermimpi. Apa yang baru saja ia dengar dari Aliandra benar adanya. Tentu saja dirinya sangat terkejut. Bagaimana bisa Aliandra melamar Yasminnya?Selama dua tahun menjadi pelayanan pria muda itu, ia tahu bahwa Aliandra tidak tertarik dengan sebuah ikatan pernikahan. Pria tampan itu memutuskan untuk melajang seumur hidupnya.‘Apa ini karena wasiat itu? Wasiat yang mengharuskan Aliandra menikah. Jika memang iya, lalu kenapa harus Yasminnya. Bukankah masih banyak gadis cantik di luaran sana?’ batin Waluyo.“Apa kamu tidak ingin memberikan Yasminmu, kepadaku karena keadaanku, Waluyo?” tanya Aliandra.Pertanyaan Aliandra itu membuat Waluyo tersadar

    Last Updated : 2021-09-05
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   MENIKAHLAH DENGANKU, YASMIN!

    Yasmin segera bangkit berdiri begitu melihat siapa yang datang. Sementara Virni, ia hanya menatap Aliandra dengan mulut yang terbuka lebar dan kedua mata yang melotot seakan ingin keluar dari rogganya.Waluyo berdeham sambil menatap Virni penuh arti. Tetapi percuma saja, yang ditatap malah tidak memperhatikan Waluyo sama sekali. Gadis berkacamata itu masih sibuk menatap Aliandra hingga Yasmin mencubit pipi Virni dengan gemas, membuat gadis itu kembali mendapatkan kesadarannya.Aliandra tertawa melihat tingkah kedua gadis di hadapannya. “Tidak pernah lihat tongkat?” tanya Aliandra kepada Virni. Saat itu Aliandra memang sedang berdiri dengan menopangkan tubuh pada tongkat kesayangannya.“Ah, bukan, bukan. Saya hanya tidak pernah melihat malaikat sebelumnya,” ujarnya dengan santai, yang lagi-lagi membuat Yasmin mengeluh dalam hati.“Malaikat?” Aliandra berucap sambil tersenyum manis.“Iya, benar. M

    Last Updated : 2021-09-10
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   KEKECEWAAN ALIANDRA

    Waluyo dan Virni berusaha untuk menyadarkan Yasmin. Mereka semua kebingungan karena gadis itu tiba-tiba saja jatuh pingsan saat Aliandra mengutarakan niat untuk melamarnya.Waluyo berpikir, Yasmin pastilah terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba saja mendapat lamaran mendadak dari seseorang yang belum dikenal sama sekali. Bertemu saja baru satu kali dan pertemuan singkat itu tidak dapat dikatakan sebagai pertemuan yang baik pula.Namun, tidak demikian yang Aliandra pikirkan. Pria tampan itu menatap kedua kakinya dengan sedih. Saat yang lain sedang berusaha untuk membuat Yasmin sadar, ia justru memikirkan hal lain. ‘Pasti karena kakiku,’ batinya. Tiba-tiba saja perasaan tak nyaman menjalar ke dalam hatinya. Ia merasa telah melakukan kesalahan dengan melamar anak Waluyo. Gadis itu adalah gadis yang cantik dan periang. Ia bisa dapatkan pria mana pun yang ia mau dengan Kecantikannya. Jika bisa mendapatkan pria yang lebih baik, untuk apa juga harus me

    Last Updated : 2021-09-14
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   MARI MAKAN COKELAT BERSAMAKU

    Wajah Burhan Lubis terlihat merah padam. Tentu saja karena ia merasa marah sekali. Ya, saat ini pria tua itu sedang benar-benar marah. Bagaimana tidak jika ia melihat kondisi cucu tersayangnya sangatlah memprihatinkan. Terlihat bekas cakaran yang mulai mengering di pipi dan dagu Irene, belum lagi ia melihat cucunya itu berjalan dengan terpincang-pincang menghampirinya.“Siapa yang melakukannya, Irene?” tanya Burhan Lubis. Nada suaranya sangat menakutkan. Seperti telah siap untuk memakan seseorang.Irene memasang wajah memelas dan sesekali meringis kesakitan. “Salah satu teman di kampusku, Kek. Dia kasar sekali. Lihatlah, Kek, dia bahkan tidak segan melukai wajahku.”“Teman kampus! Bagaimana bisa universitas terkemuka seperti itu menerima mahasiswi yang berkelakuan seperti preman? Bisa-bisanya dia melukaimu seperti ini, Irene.”Irene memeluk Burhan, lalu mulai terisak. Tentu saja isakan palsu yang terlihat meyakinkan. Ir

    Last Updated : 2021-09-21
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   UNDANGAN PERNIKAHAN

    Aliandra menaikkan sebelah alisnya, masih menatap lurus ke arah Yasmin. "Setidaknya turunlah dulu dari pangkuanku. Sampai kapan kamu mau terus aku pangku begini?"Mendengar ucapan Aliandra, Yasmin segera bangkit dan berkali-kali membungkukkan tubuh untuk meminta maaf kepada pria tampan itu."Maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud untuk duduk di atas sana," ujar Yasmin, sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal."Iya juga tidak apa-apa," ucap Aliandra tanpa ekspresi. “Katakan ada keperluan apa sehingga kamu menjelajahi seluruh ruangan yang ada di rumahku?”“Sudah aku bilang ‘kan tadi, kalau aku ingin makan cokelat dengan Anda,” jawab Yasmin.“Oh, ya, dalam rangka apa? Apa dalam rangka karena kamu telah berhasil menolak lamaran dariku kemarin. Sehingga kamu merasa kasihan padaku lalu berusaha menghiburku dengan sebatang cokelat! Maaf saja, Yasmin, aku ini bukan anak kecil. Rasa kesal dan sakitku t

    Last Updated : 2021-10-02
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   MENJELANG PERNIKAHAN

    Yasmin duduk dengan gelisah sambil menggerakkan kakinya di dalam sebuah kamar besar dan sederhana. Tidak ada interior yang istimewa di kamar itu. Hanya terdapat rak buku yang terletak di sudut ruangan dan juga meja kerja yang berukuran besar di tengah ruangan, tepat di hadapan sebuah ranjang berukuran King Size yang sekarang sedang ia duduki. Dadanya berdetak dengan kencang menanti kedatangan si pemilik kamar yang beberapa waktu lalu ia ketahui masih berada di kantor.Yasmin meraih ponsel dari dalam tasnya lalu kembali membaca pesan yang pagi tadi Aliandra kirimkan padanya.‘Mau ke kampus? Mampirlah ke rumah. Ada yang ingin kubicarakan, tapi sekarang aku masih di kantor. Tunggu aku sebentar saja dan jangan lupa berhati-hatilah di jalan, Yas.’Begitulah isi pesan yang membuat dada Yasmin seketika menghangat. Ia memang sudah lama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian dari seorang pria. Maklum saja karena dirinya memang selalu bersikap dingin kepada

    Last Updated : 2021-10-04
  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   HARI PERNIKAHAN

    Yasmin membelalak, menatap dengan takjub pada apa yang ada di depannya. Rasa takjubnya itu bahkan membuatnya lupa pada rasa yang lain, seperti rasa bingung dan penasaran.Seharusnya ia bertanya pada Aliandra atau pada ayahnya tentang semua yang sekarang sedang ia lihat—ruangan dengan dekorasi berwarna putih, beberapa tamu yang berpakaian rapi, meja kecil di tengah ruangan dan ratusan atau bahkan ribuan kelopak mawar putih yang tergeletak anggun di atas karpet merah yang akan ia lewati.“Ayo, Yas. Pak penghulu sudah menunggu.” Waluyo menepuk pundak Yasmin, membuat Yasmin tersadar dari lamunan.Tanpa banyak bertanya, Yasmin mengekor langkah Waluyo menuju meja yang terletak di tengah ruangan. Meja berkaki pendek itu dilapisi dengan taplak berwarna putih juga, di hadapannya duduk seorang pria berjas hitam yang terlihat sangat tampan. Pria itu adalah Aliandra.“Rilekslah. Setelah akad, kita akan langsung menuju hotel,” bisik Alian

    Last Updated : 2021-10-08

Latest chapter

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   KEMBALINYA MANTAN KEKASIH

    Sinar matahari masuk melalui jendela yang tirainya tidak tertutup rapat. Cahayanya yang terasa hangat langsung terjatuh di wajah cantik Yasmin, membuat gadis itu menggeliat dan membuka matanya dengan perlahan.Aliandra yang bersiap hendak pergi ke kantor melempar tatapannya sejenak ke arah gadis berambut panjang itu sebelum akhirnya ia kembali fokus mengikat dasi di kemejanya.“Selamat pagi,” sapa Yasmin, sambil mengucek mata. Setelah kantuk pada kedua matanya benar-benar hilang, segera ia bangkit dan berlari menghampiri Aliandra. “Biar aku bantu,” ujarnya, sambil meletakkan kedua tangan pada dasi yang Aliandra coba kenakan.Aliandra menepis tangan Yasmin. “Terima kasih, tapi aku sudah terbiasa sendiri.”“Kamu sekarang tidak sendiri lagi, ada aku di sini. Biar aku bantu.” Yasmin tidak mau kalah, ia masih berusaha melakukan pendekatan dengan suaminya yang tiba-tiba saja berubah.Aliandra mendengkus kes

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   MENAHAN GODAAN

    Wajah Yasmin menegang begitu membaca pesan yang Virni kirimkan padanya. Ia sungguh merasa kesal pada sikap Iren dan juga Kakeknya yang angkuh itu. Bagaimana mungkin masalah yang sepele seperti itu mereka bawa hingga ke jalur hukum. Bukankah dirinya juga terluka, bukan hanya Iren yang manja itu yang terluka. Lagi pula Irenlah yang menyerangnya terlebih dahulu, ia hanya membela diri. Siapa yang tidak akan menangkis dan membalas serangan dari Iren jika saat itu ia dikeroyok.“Ada apa?” tanya Eza, seketika terlihat khawatir.“Tidak ada apa-apa. Aku masuk dulu, Za.” Yasmin menjawab singkat dan membalikkan tubuh, hendak pergi dari hadapan Eza. Akan tetapi, pria itu menahannya.“Katakan padaku jika ada hal buruk yang terjadi dan jangan sungkan, aku akan membantumu sebisaku,” ucap Eza, masih menyentuh lengan Yasmin.Yasmin tersenyum. “Terima kasih, tapi aku benar-benar tidak apa-apa.”“Oke, selamat isti

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   KECEMBURUAN

    Yasmin memikirkan kembali perkataan Dokter Marcel ketika dokter itu telah pergi. Yasmin menyentuh bibirnya, terlihat sedang serius merencanakan sesuatu untuk pengobatan Aliandra. Ia kemudian bangkit berdiri dan berlari menuju tangga yang mengarah ke lantai atas. Namun, ia harus menghentikan langkah ketika tiba-tiba tubuhnya menabrak tubuh seseorang. Untunglah orang yang ia tabrak menariknya tepat waktu, sehingga dirinya terhindar dari kecelakaan yang tidak perlu.“Aaaah!” rintih Yasmin, dengan kedua tangan memeluk pinggang si penolong.“Anda tidak apa-apa?”Yasmin menjauhkan tubuhnya dan mendongak untuk menatap pria tinggi yang sedang berdiri di hadapannya. “Ya, aku tidak apa-apa,” jawab Yasmin. Ternyata yang ia tabrak adalah Eza Mahesa. Satu-satunya saudara yang dimiliki Aliandra.“Syukurlah kalau begitu, Kaka ipar. Maaf, aku tidak melihat Anda tadi, aku sedang terburu-buru.” Eza tersenyum manis ke arah Yas

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   MISI UTAMA YASMIN

    Dokter Marcel memeriksa kondisi Aliandra dengan saksama, tidak ingin melewatkan hal penting yang dapat berakibat fatal. Setelah memastikan Aliandra dalam kondisi baik dan hanya mengalami lebam pada pelipis sebelah kirinya, Dokter Marcel pamit undur diri.“Dok, temui istri saya. Saya rasa dia juga terluka,” ucap Aliandra.Dokter Marcel mengangguk, lalu segera keluar dari kamar itu. Sepeninggalan Dokter Marcel, Aliandra mengalihkan pandangannya ke arah Waluyo berdiri.“Maafkan aku, Waluyo, soal Yasmin. Aku ... entahlah, aku hanya merasa tidak nyaman dia mengetahui kelemahanku. Bagaimanapun dia itu istriku, dan saat traumaku muncul tepat di hadapannya, aku merasa sangat malu,” ucap Aliandra.“Tidak masalah, Tuan, wajar jika Anda merasa demikian—““Ck, sudah aku bilang, jangan panggil aku dengan sebutan tuan lagi. Aku ini menantumu.”Aliandra memotong ucapan Waluyo.“Aah, maaf, Andra.&rd

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   TRAUMA SEORANG ALIANDRA

    “Argh!” Yasmin meringis saat kepalanya terbentur kaca jendela mobil dengan keras. Sementara Aliandra terlihat ketakutan. Wajah pria itu pucat pasi dan tubuh berkeringat dingin.Yasmin menjadi panik dan segera menggeser tubuhnya untuk mendekati Aliandra. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Yasmin. Namun, Aliandra tidak menjawab sama sekali.Toni segera turun dari mobil dan menuju pintu belakang sedan mewah tersebut. “Tuan, astaga, maafkan aku, Tuan. Ayo kita ke rumah sakit.”Aliandra berontak saat Toni berusaha untuk membantunya keluar dari dalam mobil. Alih-alih menerima bantuan dari Toni, Aliandra justru mengamuk dan menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.Yasmin menjadi bingung melihat semua itu. Perlahan ia menyentuh pundak Aliandra dan menepuknya dengan lembut. “Sayang, ayo kita keluar dari sini. Kita harus ke rumah sakit. Ayo!”“Jangan, jangan ... sentuh kakiku, jangan, jangan!&rd

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   KECELAKAAN

    Yasmin terkejut saat bibir Aliandra tiba-tiba mendarat di atas bibirnya. Akan tetapi, ia tidak berusaha untuk menolak. Wanita normal mana yang bisa menolak kecupan luar biasa seperti itu dari seorang pria tampan seperti Aliandra. Alih-alih menjauhkan bibirnya. Yasmin malah ikut berpartisipasi dengan mengangkat tangannya untuk menyusuri wajah bercambang tipis itu. Hanya sekadar ciuman. Aliandra sama sekali tidak ingin melanjutkan lebih jauh. Bagaimanapun juga, dirinya sadar akan kekurangan yang dimilikinya. Jika dirinya saja terkadang malu dan merasa terhina saat orang-orang mulai membicarakan kakinya, bagaimana dengan anaknya atau istrinya? Itulah sebabnya, Aliandra sama sekali tidak ingin memiliki keturunan. Ia tidak mau jika orang-orang yang disayanginya merasa malu akan kondisinya kelak. Aliandra tersenyum sambil menyentuh pipi Yasmin dengan lembut saat akhirnya bibir mereka saling menjauh. “Terima kasih,” ujarnya. Kedua pipi Yasmin merona. Ia sege

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   CEMBURU

    Yasmin mengembuskan napas dengan kesal setelah Burhan keluar dari ruangan Rektor. Ia kesal sekali karena Irene yang sombong itu ternyata sangat berlebihan. Bisa-bisanya gadis itu membawa-bawa kakeknya dalam urusan mereka. Kekesalannya semakin bertambah saat mengetahui bahwa kakek Irene adalah salah satu pemegang saham yang berusaha untuk menjatuhkan Aliandra. Kakek dan cucu sama menyebalkannya!Segera Yasmin keluar dari ruang Rektor dan berjalan menuju kelas, mencari Virni.“Virni!” teriak Yasmin, begitu ia melihat sahabatnya itu sedang sibuk memainkan ponsel di dalam kelas.“Apa?!” Virni balas berteriak, tanpa memandang wajah Yasmin. Gadis itu masih terlalu sibuk dengan ponselnya.Yasmin menghampiri Virni dan segera menarik ponsel gadis itu. “Aku memanggilmu. Ke mana perhatianmu?” ucap Yasmin.Virni terkekeh sambil menatap wajah kesal Yasmin. “Ada apa?” tanya Virni.“Ajari aku membuat ku

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   KECUPAN DI PIPI

    Yasmin melambai riang begitu melihat Aliandra dari kejauhan. Pria itu terlihat sangat rupawan dengan setelah jas berwarna hitam dan dasi berwarna navy. Belum lagi ditambah dengan kacamata yang ia kenakan, membuatnya terlihat semakin memesona.Yasmin mengecup pipi Aliandra begitu ia tiba di samping pria tampan yang sekarang berstatus sebagai suaminya tersebut. Aliandra terkejut dengan sikap Yasmin, tetapi ia berusaha untuk terlihat biasa saja. Apalagi banyak mata yang sedang mengawasinya saat ini.“Selamat siang, semua,” ucap Yasmin, tersenyum ramah kepada semua orang yang sedang duduk bersama dengan suaminya.Mereka yang disapa, balas tersenyum dan menyapa Yasmin dengan ramah.“Istri Anda sangat cantik, Pak Andra. Anda sangat beruntung mendapatkan istri secantik dia,” ucap salah satu rekan bisnis Aliandra.Aliandra yang sejak tadi sibuk membaca dokumen seketika mendongak dan melempar senyum ramah kepada rekan bisnisnya itu.

  • Aliandra 'Tuan Muda Tersayang'   ISTRI PRIA TERHORMAT

    Eza memasuki ruang makan dan duduk tepat di hadapan Aliandra. Ia menyapa saudara tirinya itu dengan ramah sebelum mengambil sepotong roti yang tersaji di atas meja.“Selamat pagi, Ayah mertua!” Eza juga menyapa Waluyo.Waluyo dan Aliandra sama-sama tersedak mendengar kalimat yang diucapkan oleh Eza Mahesa.“Ada apa? Aku salah bicara?” tanya Eza, lalu menyuapkan sepotong roti dengan utuh ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan kasar.“Aku yang menikah, lalu kenapa Waluyo menjadi ayah mertuamu juga? Bukankah dia hannyalah ayah mertuaku,” ujar Aliandra.Eza tertawa terbahak-bahak mendengar kejengkelan dalam nada bicara Aliandra. “Jangan bilang kalau kamu cemburu? Tenang saja, aku tidak akan menyebut Yasmin sebagai istriku juga,” ucapnya dengan seringai jahil. “Walaupun harus kuakui, tadinya aku hampir tertarik dengan istrimu itu. Untunglah aku dapat mengendalikan diri.”Aliandra mend

DMCA.com Protection Status