Beranda / Romansa / Aku Mau Cerai, Mas! / Bab 19 Bunuh Diri

Share

Bab 19 Bunuh Diri

Penulis: Tricya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-04 12:55:27

Membaca berita yang tertera, wajah Bram berubah pucat, tubuhnya kaku, dan pupil matanya menyusut tajam. Keadaan ruang rapat yang semula tegang kini dipenuhi kebingungan.

“Rapat kita tunda,” ucap Bram pada audiens, suaranya tetap dingin namun kini dipenuhi kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan. Para eksekutif saling bertukar pandang, menyadari bahwa ada sesuatu yang serius terjadi.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Bram berusaha menenangkan pikirannya, namun kekhawatiran tentang Aliyah membuat emosinya berkecamuk.

Ia bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang terjadi?

Pagi ini Bram melihat wanita itu masih tersenyum dengan riang. Kebahagian yang terpancar saat dirinya menarik napas di depan jendela ruang gym pagi ini melayang di pikirannya kembali.

Apa yang terjadi? Mengapa dalam sekejap mata tiba-tiba saja ia mendapatkan berita bahwa Aliyah bunuh diri?

"Lebih cepat!" titah Bram pada pengemudinya, Dika.

Dika mengganggukkan kepala dan segera menambah kece
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 20 Lupa

    Mendengar kata “kritis,” kemarahan Ratna segera berubah menjadi kekhawatiran mendalam. “Apa yang terjadi pada Aliyah?” tanyanya, suaranya melembut namun tetap penuh otoritas.“Kami tidak tahu detailnya, Nyonya. Hanya itu yang kami dengar,” jawab pelayan itu dengan nada hormat.Ratna segera berbalik, mengambil ponselnya dan menelepon Bram. Saat telepon tersambung, ia langsung mengungkapkan kekesalannya, “Bram! Di mana kamu? Nenek tiba di bandara sore ini, dan tidak ada yang menjemputku! Lalu, tidak ada seorang pun di mansion! Apa yang terjadi?”Bram, yang sudah merasa terbebani dengan situasi Aliyah, mencoba menenangkan neneknya. “Nenek, maafkan aku. Ada keadaan darurat di rumah sakit, Aliyah ...,” jelasnya terputus, ia bingung apakah harus mengatakan bahwa Aliyah melakukan percobaan bunuh diri."Aliyah pingsan, Nek." jelas Bram berbohong, berharap bisa meredakan kemarahan neneknya.“Pingsan? Apa yang terjadi?” tanya Ratna, suaranya berubah dari marah menjadi khaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 21 Bram Khawatir

    Pertanyaan Aliyah membuat Bram mengerutkan keningnya dengan bingung. Mengapa Aliyah tak mengingat apa yang telah ia lakukan. Melihat wajah lemah wanita itu, dan tak terlihat ada kebohongan di sana, hal ini membuat Bram menjadi semakin bingung.“Kamu pingsan.” jawab Bram berbohong.Aliyah mengangguk pelan, matanya menatap Bram dengan penuh rasa syukur. “Maaf … Aliyah udah ngeropotin, Mas.”Bram duduk di samping tempat tidur Aliyah. Mereka berdua dikelilingi oleh keheningan malam yang hanya dipecahkan oleh suara perangkat medis dan desiran napas mereka.“Pagi ini, apa yang terjadi?” tanya Bram dengan hati-hati. Pandangannya menatap Aliyah dengan seksama, menunggu reaksi yang akan ditunjukkan wanita itu.Aliyah menggeleng lemah, wajahnya sedikit terangkat. Berpikir beberapa saat, "Aku, pagi ini ….”Tiba-tiba saja erangan keras keluar dari mulut Aliyah. Ia menggigit bibirnya dengan kuat.“Akh … sakit!” ucap Aliyah kesakitan, kedua tangannya memegang kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 22 Ciuman

    Pelayan itu, seorang wanita paruh baya dengan senyum tenang, merespons dengan suara lembut. "Nyonya Aliyah, Anda tidak perlu khawatir. Anda berada di Mansion Atmaj, Singapura. Suami Anda, Tuan Bram, yang membawa Anda ke sini untuk beristirahat." Aliyah mengerutkan kening, masih merasa bingung dan cemas. "Mas Bram? Kenapa dia bawa aku ke sini?" pikirnya bingung, matanya menyipit penuh kecurigaan. Segala sesuatu tampak begitu tiba-tiba dan tidak terduga. Pelayan itu tetap tenang, seolah-olah sudah terbiasa menghadapi reaksi seperti ini. "Tuan Bram akan segera datang untuk menjelaskan semuanya kepada Anda. Untuk sementara, silakan menikmati pemandangan dan beristirahat. Saya akan menyiapkan sarapan untuk Anda," ucapnya sebelum berlalu dengan sopan, meninggalkan Aliyah yang masih tercenung di balkon. Aliyah kembali memandang pemandangan Marina Bay Sands di depannya, mencoba mencerna informasi yang baru saja didapatnya. Perla

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 23 Kenalan Lama

    Aliyah terkekeh, "Cemburu? Jangan bercanda, Mas. Itu hal yang gak mungkin!"Bram semakin dekat, jarak mereka kini hanya sejengkal. "Kenapa gak mungkin?" bisikan Bram terasa dingin di telinga Aliyah, membuat bulu kuduknya berdiri.Aliyah terkesiap, jantungnya berdebar kencang. Ia merasakan hawa dingin dari tubuh Bram, aroma parfumnya yang maskulin membuatnya sedikit pusing. "Kita ... bukannya dalam hubungan yang sedekat itu," desis Aliyah, matanya tak berani menatap Bram."Kita sudah menikah, Aliyah!" Rahang Bram mengeras, melihat dengan tak berdaya pada kepala yang tertunduk di depannya.Aliyah berkedip polos, berusaha menajamkan telinga, apa benar yang mengatakan bahwa mereka telah menikah itu adalah Bram, suaminya yang hilang selama tiga tahun penuh. "Hubungan kita legal, dan saya akan menuruti semua keinginanmu sebagai Nyonya Atmaja. Saya akan menghormati ikatan pernikahan kita," ucap Bram tak bisa ditolak.Tangan Bram terangkat, menarik sejumput rambut Aliyah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 24 Bram Datang

    Aliyah berhenti saat mendengar perkataan Dion, dan kembali melihat kepada pria itu."Dion Mahendra," ucap pria itu singkat.Aliyah sontak membelalak terkejut."Dion ....!"Pria itu tertawa gembira, "Ingat?""Maaf, aku kurang fokus dan gak lihat wajah kamu dengan jelas." ucap Aliyah memelas. Baru kini ia bisa melihat dengan jelas bahwa pria didepannya adalah sahabatnya sewaktu ia SMA dulu. Betapa sedihnya Aliyah dulu saat Dion tiba-tiba mengabarkan akan pindah sekolah. Padahal mereka telah berteman sejak kecil.Aliyah duduk kembali, dan tersenyum dengan cerah. "Aku gak nyangka bisa ketemu kamu di sini."Meski tersenyum cerah, mata wanita itu merah dan berair. Jika itu dulu, saat mereka masih kecil, ia akan langsung memeluk bahu sahabatnya itu. Tapi Aliyah sekarang sadar bahwa itu tidak bisa ia lakukan. Ada banyak sekali mata yang memperhatikannya. "Saat melihat kamu pertama kali di salah satu majalah fashion, aku terkejut banget, Aliyah."

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 25 Cemburu

    Aliyah bingung dengan situasinya saat ini, entah mengapa ia merasa telah melakukan hal yang tidak baik.Apalagi wajah pria itu kini terlihat sangat menakutkan. Dengan susah payah Aliyah memanggil Bram, "Ma-Mas Bram, kenapa bisa ada disini?"Bram berjalan mendekat, dan berhenti di hadapan Aliyah dan Dion. "Ayo pulang!"Aliyah mengangguk segera, dan berbalik berkata kepada Dion, "Dion, aku pulang dulu. Makasih udah nemenin aku hari ini."Dion yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Bram, kini menoleh kepada Aliyah, "Hati-hati, aku juga senang ketemu kamu lagi."Pria itu tahu, bahwa lelaki yang baru saja datang adalah suami nominal Aliyah. Dion telah menyelidiki Bram dua minggu yang lalu, tepat setelah ia mendapatkan kabar bahwa Aliyah sampai di Singapura. Melihat dengan tajam pada Bram, Dion merasakan amarah berkecamuk di dadanya. Bram juga merasakan hal yang sama, dibalik wajah dinginnya yang tanpa ekspresi sekarang ini, saat ini ia tangan kiri di saku cel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 26 Makan Malam

    Aliyah tersadar segera. "Eh, Aliyah sudah kenyang, Mas."Wanita itu berbalik lalu berlari kembali ke kamarnya, meninggalkan Bram sendirian di dapur. Sesampainya di kamar, Aliyah menarik napas dalam-dalam, lalu segera menelepon Dewi.Setelah beberapa detik, panggilan itu tersambung."DEWI!" Aliyah memanggil asistennya dengan panik.Ia merasakan dadanya berdebar-debar. Pikirannya kalut, teringat perkataan Bram di mobil siang ini. Bram, yang selama ini dikenal sebagai sosok dingin dan sulit ditebak, telah mengatakan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan mendengarnya.Dengan tangan yang gemetar, Aliyah kembali mendial nomor Dewi di ponselnya, lalu menunggu dengan cemas sambil menggigit bibir bawahnya. Kuku-kuku halus yang terlihat kemerahan di jemarinya pun tak terhindar dari gigitannya.Saat nada sambung terdengar, Aliyah merasa seolah-olah waktu berjalan lebih lambat.“Halo, Mbak Aliyah?” Suara Dewi terdengar dari ujung sana, tenang seperti biasanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 27 Salah Paham

    Aliyah segera memalingkan muka, mencoba menyembunyikan kegugupan yang tiba-tiba menyerangnya. Namun, sentuhan di bibirnya membuat bulu kuduknya meremang. Jemari Bram, yang keras dan kapalan, menyentuh bibirnya dengan lembut namun penuh obsesi. Aliyah terdiam, tubuhnya tegang oleh kontak fisik yang begitu dekat dan intens. Setiap sentuhan terasa mengaktifkan sel-sel di bibirnya, menyalakan perasaan yang selama ini berusaha ia tekan.Tersadar dari lamunannya, Aliyah terbatuk canggung, berusaha mengendalikan emosi yang tak terduga muncul. Ia menundukkan kepalanya, berharap bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah.“Aw!” pekik Aliyah ketika tangan kirinya tak sengaja mengenai mata pisau yang ada di tangan kanannya.Bram dengan cepat menarik tangannya, wajahnya yang biasanya tenang kini berubah serius, dengan kilatan kekhawatiran yang jarang terlihat di matanya. "Biar saya lihat!" ucapnya dengan suara tegas namun lembut, sambil meraih tangan Aliyah. Jemari Bram yang kuat nam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 39 Pengalaman Pertama

    Sore itu berlalu dengan kemanisan yang memenuhi kamar Aliyah. Bram mengusap rambut Aliyah yang basah karena perbuatannya. Menatap pada wajah Aliyah yang terlihat lelah, Bram merasa menyesal karena tidak bisa mengendalikan diri dengan baik. “Gak papa, Mas. Ini udah kewajiban aku sebagai istri.”Aliyah senang dan kesakitan, pengalaman pertama yang diberikan Bram tak akan pernah bisa ia lupakan. Tersenyum manis di sudut bibirnya, Aliyah merasakan untuk pertama kalinya bahwa ia bisa sangat mencintai pria di hadapannya.Bram menatap Aliyah dalam diam, masih merasa terhimpit oleh rasa bersalah. Ia tahu bahwa Aliyah mungkin belum siap, dan ia seharusnya lebih peka. "Aku terlalu terbawa suasana, Aliyah... Maafkan aku," ucapnya pelan, penuh penyesalan.“Tapi ini sepenuhnya bukan salah aku …” bisik Bram di telinga Aliyah.Aliyah sontak mengerutkan keningnya, “Trus?”Bram mengeratkan pelukannya, dan dengan menggoga membisikan sesuatu ke telinga Aliyah, “Salahkan istriku ini yang terlalu menggo

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 38 Kerinduan

    Bram berdiri di tengah ruangan yang gelap, hanya terdengar suara langkah kakinya yang menggema di lantai marmer. Tanpa banyak berpikir, ia melangkah menuju jendela pertama, menarik gorden tebal yang menghalangi cahaya dari luar. Begitu jendela terbuka, angin sore yang dingin segera masuk, membawa bau khas hujan yang baru saja reda. Satu per satu jendela dibuka, membiarkan udara mengalir lebih banyak. Namun, meski kini ruangan sedikit lebih terang karena sinar matahari yang menyelinap melalui jendela, suasana tidak menjadi lebih ringan. Aliyah duduk di sudut tempat tidur, kedua tangannya menggenggam erat selimut, matanya kosong, namun di balik kekosongan itu ada sorot ketakutan. Bram berbalik, menatap Aliyah yang masih terdiam. Langkahnya perlahan mendekati wanita itu, kemudian ia berjongkok di hadapannya, menyamakan tingginya dengan Aliyah. “Aku tahu ini berat bagimu,” suaranya terdengar lembut, namun penuh keprihatinan. “Tapi aku harus memastikan kamu baik-baik saja.”

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 37 Berita Pengunduran

    Keesokan harinya, berita tentang keluarnya Aliyah dari dunia hiburan telah menyebar dengan cepat, layaknya api yang menyambar rerumputan kering. Sinta mematuhi perintah Bram dan mengeluarkan pernyataan resmi kepada media tentang keputusan tersebut. Namun, tidak ada yang siap dengan respons yang akan datang.Berita itu langsung menduduki puncak trending topic di media sosial. Seluruh Indonesia seakan gempar. Aliyah adalah salah satu ikon paling terkenal, model dengan jutaan penggemar yang telah mengikuti perjalanan kariernya selama bertahun-tahun. Keluarnya dia dari dunia hiburan tanpa alasan yang jelas membuat semua orang bertanya-tanya. Netizen, penggemar, dan bahkan beberapa kolega selebriti lainnya bereaksi dengan berbagai spekulasi.Di Twitter, Instagram, dan TikTok, ribuan komentar membanjiri timeline. Hastag seperti AliyahRetires, SaveAliyah, dan WhyAliyah? mulai muncul di mana-mana. Penggemar setia Aliyah merasa terpukul, bingung, dan marah karena keputusan mendadak i

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 36 Kosong

    Saat malam tiba, keheningan yang menyelimuti rumah besar itu terasa begitu tegang. Bram duduk di ruang kerjanya, menatap jendela yang menghadap ke kebun, pikirannya dipenuhi oleh kecemasan. Di luar, bulan bersinar redup di balik awan, memberikan suasana yang suram dan penuh ketidakpastian. Tiba-tiba, suara langkah cepat terdengar mendekat."Pak Bram!" Seorang pelayan tergesa-gesa memasuki ruangan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Nyonya Aliyah sudah bangun."Bram bergegas berdiri, hatinya berdebar kencang. "Apa dia baik-baik saja? Apakah dia sadar sepenuhnya?" tanyanya dengan nada yang hampir penuh kepanikan. Sudah berhari-hari Aliyah tidak sadarkan diri, dan kini dia akhirnya terbangun. Namun, Bram tak tahu apa yang akan ia temukan saat bertemu dengan wanita itu."Saya tidak tahu pasti, Pak," jawab pelayan itu, mencoba tetap tenang. "Tapi Nyonya kelihatan gelisah dan sepertinya bingung."Tanpa menunggu lebih lama, Bram segera keluar dari ruang kerjanya dan bergegas

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 35 Penghilangan Ingatan

    Dr. Claire tersenyum tipis, “Kami akan melakukan yang terbaik untuk membantunya.” Mereka berjalan melewati lorong-lorong megah menuju kamar Aliyah. Di depan pintu, Bram sudah berdiri, wajahnya keras tapi sarat kecemasan. Tanpa basa-basi, ia menyambut mereka dengan anggukan singkat dan mempersilakan masuk ke dalam kamar, di mana Aliyah sedang terbaring lemah, wajahnya masih memerah karena demam. Dr. John dan Dr. Claire saling bertukar pandang sebelum mendekat ke tempat tidur. Dr. Claire memulai pemeriksaan psikologisnya terlebih dahulu, memperhatikan ekspresi Aliyah yang tampak tenang namun jelas terguncang dari dalam. “Kondisinya kompleks,” gumam Dr. Claire setelah beberapa saat. “Trauma masa kecil yang dia alami telah menciptakan luka mental yang dalam. Saya menduga, alam bawah sadarnya terus-menerus disiksa oleh ingatan buruk itu.” Dr. John mengangguk, menatap monitor medis yang menunjukkan detail vital Aliyah. “Secara neurologis, ada tanda-tanda stres ekstrem yang memengaruhi k

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 34 Keluar dari Lingkaran Hiburan

    Dibalik kekacauan keadaan di Singapura, Indonesia bahkan lebih tidak baik lagi. Tidak adanya kabar dari sang model fenomenal membuat para fans dan netizen menjadi bertanya-tanya. Beberapa tagar penting yang bersangkutan dengan Aliyah bahkan muncul satu persatu. Berbagai spekulasi dan dugaan dari kalangan muncul, dipicu dengan berita terakhir yang viral saat Aliyah diduga melakukan percobaan bunuh diri, tak sedikit yang mengira wanita cantik itu sudah tiada. Beberapa orang ada yang beranggapan model itu sedang melangsungkan pernikahan privat di sebuah pulau. Dewi sang asisten dan Sinta sebagai manajer Aliyah dibuat tak bisa berkutik. "Gimana kak, bahkan udah dua minggu sekarang, tapi ... berita tentang mbak Aliyah masih jadi trending topik." Sinta mengalihkan pandangan dari ipad nya dan dengan kesal memarahi gadis itu, "Dewi kamu bisa diam dulu gak! Saya pusing liat kamu mondar-mandir dari tadi." Dewi tetunduk lesu, melangkah dengan pelan menuju sofa dan duduk disana. Sin

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 33 Menguak Masa Lalu Aliyah

    Penerbangan pribadi yang sudah dijadwalkan pagi ini harus tertunda karena keresahan Bram. Sepanjang hari ia sibuk menelusuri masa lalu Aliyah dengan bawahan yang paling terkemuka dalam bidang IT. “Pak, kami sudah menemukan beberapa CCTV yang mengarah ke jalan Timur Perdamaian tersebut.”Bram langsung saja memeriksa komputer yang ada di depan bawahannya, mata elangnya yang tajam melihat dengan seksama pada cuplikan hitam putih di layar.Pandangannya segera terhenti pada seorang gadis kecil yang berjalan dengan riang sambil memegang tangan ibunya. Es krim di tangan kecil itu tampak begitu lezat jika dinilai dari ekspresi bahagia gadis kecil tersebut. Bram tanpa ragu bisa memastikan bahwa gadis itu adalah Aliyah, saat gadis itu masih berumur sekitar lima atau enam tahun. Seorang wanita muda menggandengnya, terlihat linglung dan tak fokus.Aliyah kecil tampak begitu polos, dengan senyum cerah yang memperlihatkan betapa sederhananya dunia di mat

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 32 Pelukan Erat Bram

    Aliyah berbaring dengan patuh, di sisi kanannya seorang dokter wanita sedang sibuk dengan peralatan medis. Sementara itu, Bram dengan kaku berdiri di sisi kiri Aliyah, tak sedikitpun melepaskan pandangan dari istrinya. Ada sedikit robekan di kulit kepala Aliyah, tergores karena perlawanannya saat disergap di kamar mandi sebelumnya. Seorang perawat telah siap akan menggundulkan rambut di bagian luka itu. “Jangan!” Aliyah berteriak dengan takut. Bertanya dengan bahasa Inggris ke perawat itu, “Apa kamu akan memotong rambutku?” Bram segera menahan tubuh Aliyah yang tersentak terkejut, dan menggenggam tangan wanita itu untuk menenangkannya. “Tidak apa-apa?” Aliyah melotot dengan marah, “Gak apa-apa gimana, Mas?” dengan cemberut ia berkata kesal, “Aku gak mau sampai dibotakin! Titik.” Perawat tersebut dengan hormat menjelaskan, “Nyonya ini hanya sekedar di area luka saja.” “Tidak! Tidak perlu dijahit!” ucap Aliyah keras kepala. Bram menatap dengan

  • Aku Mau Cerai, Mas!   Bab 31 Kemarahan Bram

    Aliyah merasakan napasnya tersengal, dadanya bergetar karena ketakutan dan rasa sakit. Dion, yang awalnya terlihat tenang, kini berubah menjadi sosok yang tak terduga, emosinya berkecamuk antara rasa bersalah dan kemarahan yang tidak terkendali.Dion mengusap rambutnya dengan gelisah, seolah-olah berusaha mengendalikan dirinya sendiri. "Aku tidak bermaksud menyakitimu, Aliyah. Kamu harus mengerti...," suaranya mulai parau, tapi pria itu belum selesai. "Kita harus bersama. Sejak dulu aku mencintaimu, tapi kamu malah bersama dia." Matanya menunjukkan frustrasi yang mendalam, bahkan sedikit kebingungan.Aliyah berusaha menenangkan dirinya. Meski tubuhnya lemah, ia tetap berjuang menjaga kesadarannya agar tidak menyerah pada rasa takutnya. "Dion... aku gak pernah tahu tentang perasaan kamu. Kamu gak pernah …," suaranya pelan, tapi tegas. "Dan Bram ... dia adalah suamiku."Kata-kata itu membuat Dion tersentak. Wajahnya berubah seolah-olah di antara kemarahan dan kesedihan. "Bram tidak pant

DMCA.com Protection Status