Share

Bab 26 Makan Malam

Aliyah tersadar segera. "Eh, Aliyah sudah kenyang, Mas."

Wanita itu berbalik lalu berlari kembali ke kamarnya, meninggalkan Bram sendirian di dapur. Sesampainya di kamar, Aliyah menarik napas dalam-dalam, lalu segera menelepon Dewi.

Setelah beberapa detik, panggilan itu tersambung.

"DEWI!" Aliyah memanggil asistennya dengan panik.

Ia merasakan dadanya berdebar-debar. Pikirannya kalut, teringat perkataan Bram di mobil siang ini. Bram, yang selama ini dikenal sebagai sosok dingin dan sulit ditebak, telah mengatakan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan mendengarnya.

Dengan tangan yang gemetar, Aliyah kembali mendial nomor Dewi di ponselnya, lalu menunggu dengan cemas sambil menggigit bibir bawahnya. Kuku-kuku halus yang terlihat kemerahan di jemarinya pun tak terhindar dari gigitannya.

Saat nada sambung terdengar, Aliyah merasa seolah-olah waktu berjalan lebih lambat.

“Halo, Mbak Aliyah?” Suara Dewi terdengar dari ujung sana, tenang seperti biasanya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status