Share

Bab 7

Author: Brandon
Doni berjalan ke sana dan berbisik pada Calvin, "Aku yakin kamu menderita tumor ganas!"

"Apa?" Wajah Calvin menjadi pucat. "Nggak mungkin, aku masih muda."

"Kanker pada usia muda bisa terjadi di seluruh dunia." Doni berkata dengan berat hati, "Aku nggak bohong. Kebiasaan hidupmu sangat nggak sehat, jadi kamu termasuk dalam kelompok orang yang rentan terjangkit kanker. Kalau nggak percaya, kamu bisa periksa di rumah sakit."

Saking panik, punggung Calvin dibasahi keringat. Seluruh pikiran Calvin penuh dengan kata "kanker". Itu merupakan penyakit terminal! Tanpa berpikir panjang, Calvin berucap pada Reyhan dan yang lain, "Aku pergi dulu, ada urusan lain." Lalu, Calvin berjalan ke luar tanpa menoleh ke belakang.

Reyhan terbengong. Ketika Calvin sampai di depan pintu, Reyhan berseru, "Tuan Muda Calvin! Tuan Muda Calvin, kenapa kamu tiba-tiba pergi? Tunggu!"

Namun, Calvin seolah-olah tidak mendengar Reyhan. Calvin berjalan ke luar dan segera hilang.

Reyhan akhirnya bisa mengundang Calvin dengan segenap jerih payah. Reyhan ingin pamer di depan Helen dan menunjukkan koneksinya. Tak disangka, Calvin langsung pergi setelah mendengar entah apa yang dikatakan oleh Doni.

Reyhan bertanya dengan marah, "Doni, apa yang kamu katakan pada Tuan Muda Calvin?"

Doni mengangkat bahu. "Aku bilang dia punya penyakit, jadi dia pergi periksa."

"Dari mana kamu lihat Tuan Muda Calvin punya penyakit?" Cherry mengernyit dan menyeletuk, "Kuberi tahu, ya. Kalau Tuan Muda Calvin sudah periksa di rumah sakit dan nggak punya penyakit, kamu tunggu mati saja! Helen nggak akan menolongmu!"

Doni tersenyum. "Aku ini dokter profesional dan bersertifikat! Tolong jangan meragukan keprofesionalanku dengan kebodohanmu!"

"Cih!" Cherry memelototi Doni karena tidak bisa membantah. Lalu, Cherry menarik Helen dan berbisik, "Kampungan ini mengeyel!"

Wajah Helen juga masam. Helen ingin mengambil kesempatan itu untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Cahyo. Alhasil, Calvin langsung pergi karena ditakuti oleh Doni.

Dasar Doni! Pria payah tak berguna!

"Helen, Cherry, jangan hiraukan kampungan itu!" Reyhan bisa melihat bahwa Cherry dan Helen sangat jengkel pada Doni. Jadi, Reyhan sengaja berkata, "Ayo kita pergi main. Olahraga bangsawan seperti anggar lumayan asyik juga."

Helen tersenyum dan berucap, "Aku nggak bisa, harus lihat dan belajar dulu."

Cherry memberi isyarat mata pada Reyhan. "Kak Reyhan, cepat naik ke panggung dan peragakan pada Helen!"

Reyhan pun paham dan mengiakan. Lalu, Reyhan meminta seorang temannya untuk menjadi lawan. Mereka mengenakan seragam khusus dan naik ke gelanggang pertandingan.

Seketika, semua orang memusatkan perhatian ke gelanggang. Sementara itu, Doni diabaikan oleh mereka semua.

Doni tidak keberatan, malah merasa leluasa.

Di gelanggang, Reyhan bergerak bebas dan leluasa, serta menusukkan pedang dengan elegan. Setiap gerakannya memikat hati para gadis yang menonton.

Di tengah perbincangan, Reyhan dengan mudah menjatuhkan pedang di tangan lawannya.

"Keren! Gerakannya sangat indah," puji Cherry.

Reyhan melepas helmet, hendak menyuruh Helen dan Cherry untuk mencoba di atas gelanggang. Tiba-tiba, Reyhan melihat Doni berdiri santai di sana sambil memainkan sarung tangan yang entah di ambil dari mana. Reyhan mendapat ide. Jadi, Reyhan menunjuk sederet pedang di samping dan berseru, "Doni, apa kamu mau naik dan coba?"

Doni menggelengkan kepala. "Aku nggak tertarik dengan permainan banyak gaya seperti itu."

Ucapan itu langsung membuat pria-pria yang lain jengkel.

"Apa katamu? Kampungan sepertimu juga berani meremehkan anggar?"

"Nggak berani ya bilang nggak berani, buat apa menghina olahraga mulia ini? Kepribadiannya, ckckck, benar-benar nggak layak!"

"Penakut!"

Cherry mendengkus dengan dingin. "Doni, terus saja berbual untuk sembunyikan rasa pesimismu. Helen baik hati bawa kamu main ke sini. Tadi kamu sudah membuat Tuan Muda Calvin pergi karena omong kosongmu. Sekarang kamu berbual lagi. Kamu benar-benar nggak hargai Helen."

Reyhan menyahut dan berkata dengan cuek, "Nggak masalah kalau kamu langsung bilang kamu nggak bisa, tapi aku nggak suka dengan omonganmu ini. Bisa-bisanya kamu meremehkan anggar? Kalau begitu, apa kamu berani bertanding denganku?"

Melihat semua orang marah, Helen mengernyit. "Doni, kamu sudah melewati batas. Kalau kamu benaran nggak bisa, minta maaf pada semua orang."

"Istriku sayang, aku berkata apa adanya. Kenapa kamu juga nggak percaya padaku?" Doni memasang ekspresi polos. "Ini hanya permainan banyak gaya!"

Ekspresi Helen makin dingin.

"Baiklah ...." Doni tersenyum tak berdaya. "Mana bisa aku mempermalukan istriku di luar? Kalau begitu, ayo kita bertanding."

Doni berbicara sambil berjalan menuju gelanggang.

Semua orang termangu, lalu tertawa mengejek.

"Dia benaran berani naik?"

"Hahaha, konyol sekali. Kampungan sepertimu juga berani bicara dengan lancang?"

Doni tidak berkata apa-apa.

Doni malas untuk menghiraukan mereka. Doni asal mengambil sebuah pedang dan mendesak, "Ayo cepat!"

Reyhan terbengong. "Kamu nggak pakai pelindung?"

"Nggak usah repot-repot. Pedang baja ini tumpul, hanya mainan, nggak akan bisa melukai orang."

Reyhan marah sehingga menyeringai sinis dan berkata, "Oke, mainan, ya? Jangan salahkan aku kalau aku melukaimu nanti."

Doni mengernyit. "Kamu cerewet sekali!"

Tidak hanya Reyhan yang marah karena sikap Doni, yang lain juga tidak bisa berkata-kata.

Dari cara memegang pedang, Doni jelas tidak tahu apa-apa tentang anggar, tetapi masih berlagak sok. Bukankah cari mati?

Helen agak gugup. Walau tidak menyukai Doni dan ingin menyingkirkan Doni sejauh mungkin, Helen tidak pernah berniat untuk membiarkan Doni jatuh dalam masalah besar.

Cherry langsung menghibur Helen, "Helen, jangan khawatir, nggak akan kenapa-napa. Kak Reyhan sangat terampil dan tahu batas, nggak akan terjadi apa-apa."

Helen pun setuju dan merasa lebih tenang.

Reyhan melangkah ke depan dan menusukkan pedang dengan cepat.

Para pria bersorak girang.

"Keren! Gerakan Tuan Muda Reyhan tangkas dan nggak banyak gaya, nggak kalah dengan atlet profesional."

"Lihat posisi orang itu, lemas begitu, sama sekali nggak bisa melawan."

"Dengan serangan ini, dia pasti akan lumpuh."

"Hahaha, dia terlalu sok. Lihat bagaimana dia mati ...."

Sebelum pria-pria itu selesai berbicara, Reyhan menjerit dan pedangnya jatuh ke lantai dengan bunyi nyaring.

Hah?

Mengapa bisa begitu?

Semua orang terperanjat.

Mereka memandang satu sama lain dan tidak berani memercayai apa yang terjadi.

Helen dengan kaget menurunkan tangannya yang menutupi mulut. Tadi dia berpikir Doni akan terluka. Alhasil, situasi berubah dengan secepat kilat.

Doni membuang pedangnya ke samping dan turun dengan ekspresi kosong.

"Kak Reyhan, bagaimana kamu ini?" bisik Cherry setelah menghampiri Reyhan.

Sebelumnya, Cherry sudah berjanji akan menghabisi Doni untuk Helen. Sebaliknya, Reyhan yang membuat malu.

Reyhan sangat enggan. Akan tetapi, gerakan Doni tadi sangat cepat sampai tidak bisa dia lihat dengan jelas. Selain itu, titik serangan Doni juga akurat. Lebih ngeri lagi, tenaga Doni sangat kuat sampai membuat tulang Reyhan sakit.

Tidak dapat dipastikan apakah Doni terampil dalam anggar atau tidak, tetapi Reyhan tahu betul kekuatan dan kecepatannya kalah jauh dengan Doni. Jika terus bertanding, dia pasti akan kalah lagi.

Reyhan mendapat ide. Reyhan berbisik pada Cherry, "Aku lihat dia nggak pakai pelindung dan masker, jadi aku simpan tenaga karena takut melukainya. Nggak nyangka malah lengah."

Reyhan tidak ingin memberi kesan pada Helen bahwa dia tidak bisa menerima kekalahan. Jadi, Reyhan berlagak murah hati dan berseru, "Sudahlah, kalah ya kalah. Siang ini, ayo kita ke Restoran Pasifik. Aku traktir kalian makan makanan laut!"

"Tuan Muda Reyhan murah hati sekali!"

"Tuan Muda Reyhan adalah pria sejati!"

Di tengah sanjungan orang-orang, Reyhan melirik Helen dengan bangga. Walau kalah dalam anggar, pada kenyataannya, dialah yang menang! Bagaimana mungkin kampungan seperti Doni bisa mentraktir di Restoran Pasifik?"

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Joni Soto
pada kmna yaa??
goodnovel comment avatar
fhisersam
hmm, sepi yg komen
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 8

    Mereka berkemas dan hendak meninggalkan balai anggar. Namun, mereka berpapasan dengan seorang tuan muda dengan gaya rambut belah tengah yang membawa sekelompok anak buah.Tuan muda itu melihat Helen dan langsung tertawa dengan sombong."Hahaha! Aku pikir siapa, ternyata Dewi Es yang terkenal di Kota Timung kita!""Helen! Kamu nggak pernah mau keluar bersamaku! Aku sangat nggak senang!""Kali ini, jangan harap kamu bisa kabur! Masalah kita nggak akan tuntas sebelum kamu melayaniku sampai aku puas!"Helen dan Cherry tampak marah ketika melihat orang itu.Kelvin Fernandez!Kelvin adalah pria keji yang terus mengganggu Helen belakangan ini. Dengan latar belakang keluarganya di dunia gangster, Kelvin bertindak semena-mena di Kota Timung! Akhir-akhir ini, Kelvin bahkan berbicara secara umum bahwa dia akan meniduri Helen."Kelvin!" Cherry berteriak dengan marah, "Ternyata kamu si bajingan ini!""Cih! Kamu gatal, ya?" Kelvin tertawa dan berkata, "Biar saudara-saudaraku bantu garuk nanti!""Ter

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 9

    Kelvin menghela napas lega. Lalu, Kelvin memprotes pada pria yang datang, "Pandu, kenapa kamu nggak datang lebih awal? Kamu sengaja mau lihat aku dipermalukan di tempatmu, ya? Awas aku laporkan kamu!"Bam!Mendengar nama Pandu, Cherry ketakutan hingga menjadi lemas dan bersandar ke Helen. Cherry pucat dan berkeringat dingin."Cherry, kamu kenapa?""Mampus ...." Cherry gemetar. "Pandu Handoko adalah jagoan di dunia gangster. Katanya sudah bunuh banyak orang. Klien perusahaan keluargaku pernah bermasalah dengan Pandu, lalu hilang kontak. Sampai sekarang juga nggak tahu masih hidup atau sudah mati.""Apa?" Helen pun panik. Helen mengeluarkan ponsel dan ingin melapor polisi, tetapi sama sekali tidak ada sinyal.Pandu tertawa terbahak-bahak. "Simpan ponselmu, sinyal sudah diblokir! Beraninya kamu membuat onar di tempatku? Besar sekali nyalimu!""Cukup! Jangan sok-sokan di depan cewek!" Doni menatap Pandu. "Akhirnya mau keluar, nggak bikin aku tunggu terlalu lama."Pandu termangu. "Kamu tung

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 10

    "Dia omong kosong! Kami datang untuk bermain! Dia yang mengganggu kami!" bantah Cherry.Melisa menoleh pada Kelvin. "Jujur padaku! Benar nggak kamu yang mengganggu mereka lebih dulu? Kalau kamu berani membohongiku, hmph, awas kamu!"Kelvin menciut. Kelvin tidak takut pada Melisa, melainkan takut pada Yogi! Sudah bertahun-tahun Keluarga Fernandez bekerja untuk Yogi, mereka tahu betul bahwa Yogi adalah orang kejam yang membunuh orang tanpa ampun. Melisa adalah putri bungsu yang paling disayangi dan dimanjakan oleh Yogi. Dengan satu ucapan dari Melisa, jangankan Kelvin, seluruh Keluarga Fernandez pun akan dibantai."Nona, aku hanya ingin berteman, tapi ... tapi dia sadis sekali. Lihat, saudara-saudara yang lain ... sudah lumpuh," sanggah Kelvin dengan suara rendah."Karena kamu penyebabnya, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi." Melisa melambaikan tangan pada Doni, Cherry, dan Helen. "Keluarga Bonardi bukan diktator. Masalah hari ini adalah kesalahan kami, maaf. Kalian boleh pergi!"Doni

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 11

    Gerakan Doni terkesan sangat cabul di mata Helen sehingga Helen menggertakkan gigi.Bisa-bisanya kampungan ini mengincar Cherry!Bajingan!Seketika, kesan baik yang baru saja Helen punya terhadap Doni menghilang.Namun, jujur saja!Doni tidak mempunyai niat apa pun terhadap Cherry. Doni hanya berkata jujur! Adapun pijat, itu adalah metode pengobatan yang sangat lazim. Pijatan yang disertai energi sejati merupakan metode pengobatan terbaik.Pada saat ini, ponsel Helen berdering karena ada panggilan masuk. Ada urusan mendesak di perusahaan yang harus ditangani.Helen pas tidak ingin menghiraukan Doni. Helen langsung beranjak dari kursi dan berkata, "Aku ada urusan, harus pergi dulu. Sudah kubayar." Lalu, Helen pergi tanpa menoleh ke belakang.Melihat sosok Helen menghilang di pintu, Doni menggelengkan kepala. Temperamen Helen ... harus dibenarkan!Doni melihat jam dan memutuskan untuk melakukan hal besar itu lebih dulu....Di Kompleks Setia Masa I.Itu merupakan kompleks perumahan bernu

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 12

    Jika aristokrat di Kota Timung tahu Doni dipeluk oleh Irene, mereka pasti akan sangat iri.Akan tetapi, pada saat ini, Doni ....Doni memasang kuda-kuda dengan punggung sedikit bungkuk dan memusatkan energi ke pusat energi. Mata Doni berbinar, siaga untuk melawan musuh.Pelukan Irene tidak memberikan suasana asmara pada Doni.Itu justru membangkitkan kembali kenangan masa kecil Doni yang menyakitkan.Misalnya ....Diikat ke pohon dan dijentik alat kelaminnya sebanyak seratus kali.Irene adalah putri tunggal dari guru, belasan tahun lebih tua dari Doni. Sejak kecil, Irene sering merundung Doni.Walau sekarang Irene sudah menjadi wanita paruh baya yang sangat memikat, di hati Doni, Irene selamanya adalah gadis iblis.Sikap siaga Doni membuat Irene mendengkus. "Bocah sialan! Ketemu Kakak malah bersikap seperti ini. Minta dihajar, ya?"Sambil berkata, Irene melakukan gestur tangan menjentik dan mengancam Doni.Doni bergidik dan segera memeluk pinggang Irene. "Kak Irene, kamu sudah paruh ba

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 13

    Mendengar teriakan Doni, Indra langsung memelototinya dengan galak."Anak muda dari mana ini?""Besar sekali nyalimu! Beraninya kamu omong kosong!""Sudah puluhan tahun aku praktik, entah berapa banyak orang yang sudah kuselamatkan. Belum ada yang pernah berani memanggilku dokter gadungan!"Doni menunjuk rebusan obat itu. "Ini resepmu?""Aku! Kenapa?""Obat ini sama sekali nggak cocok! Salah semua!""Konyol!" Alih-alih marah, Indra malah tertawa. "Dari mana kamu? Apa hakmu untuk mengomentari resep obatku? Beginikah generasi muda dari Keluarga Sirait?""Dokter Indra, jangan salah paham." Felicia bergegas menjelaskan, "Dia adiknya temanku. Hhmm ... Irene, sebenarnya, Dokter Indra sudah selesai mendiagnosis Herman. Terima kasih atas niat baikmu. Cepat kamu bawa dia pergi."Irene tersenyum, lalu berkata pada Herman, "Tuan Herman, hari ini, aku khusus bawakan dokter untuk mendiagnosismu."Herman melambaikan tangan. "Dokter Indra saja sudah cukup.""Cih ...." Doni menyeringai sinis. "Dia jel

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 14

    Doni tersenyum santai. "Bukannya kamu mau mengusirku?""Selama kamu bisa selamatkan ayahku, kamu adalah penyelamat Keluarga Sirait!" seru Paul. "Aku akan berlutut di depan semua orang dan mengakui kesalahanku padamu.""Nggak perlu berlutut." Doni mengangguk. "Untung kamu berbakti. Suruh mereka minggir, jangan memenuhi tempat di sana."Paul bergegas menyuruh semua orang untuk mundur.Doni menghampiri Herman untuk mencengkeram kerah baju Herman dan menariknya. Pada saat yang sama, Doni meninju dada Herman dua kali dengan kuat."Apa yang kamu lakukan! Berengsek! Lepaskan ayahku! Satpam, tangkap dia!"Mata Paul merah padam. Paul mengira Doni sedang melampiaskan emosi dengan menyiksa jenazah."Minggir kalau nggak mau mati!"Tatapan Doni yang dingin dan menyiratkan aura pembunuh menyapu semua orang. Mereka tanpa sadar mundur beberapa langkah karena takut.Doni mengambil kain alas sofa. Lalu, Doni membalikkan badan Herman dan menepuk punggungnya beberapa kali dengan kuat.Wuek!Herman tiba-ti

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 15

    Alasan mengapa Helen meninggalkan Doni di restoran sebelumnya bukan hanya karena marah pada Doni, tetapi juga mendapat panggilan telepon mengenai pinjaman dana yang signifikan.Arus modal Keluarga Kusmoyo sedang berada dalam krisis dan nyaris terputus. Akan tetapi, Bank Meta yang sudah bekerja sama dengan mereka selama bertahun-tahun tiba-tiba mengganti direktur bank yang baru. Kristofer Surya selalu menyulitkan mereka tentang pinjaman dana tersebut, seolah-olah ingin menggunakan Keluarga Kusmoyo untuk membangun kewibawaan.Demi pinjaman dana itu, Helen setuju untuk menghadiri perjamuan Kristofer pada sore hari. Helen berharap dapat mencapai kesepakatan di perjamuan tersebut....Pada saat ini, di Ruang Mekar Hotel Kudus.Helen sudah meneguk banyak arak sehingga wajahnya memerah dan matanya linglung. Wajah Helen yang dingin tampak lebih memikat.Melihat tiga gelas arak putih di depan, tangan Helen berhenti di udara. Helen ragu mau mengambilnya atau tidak.Cherry yang berada di samping

Latest chapter

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 358

    ...Ckit!Jip diparkir di sebelah ekskavator, pintu terbuka dan Doni keluar dengan wajah muram.Penduduk desa di sekitar saling memandang dengan terkejut."Ini bukan Kepala Desa!""Siapa dia?""Apa dia kerabat Kepala Desa?"Doni tidak memedulikan orang di sekitar, dia hanya naik ekskavator dan mendekati keduanya.Melihat wajah Denada berlumuran darah, salah satu lengan Helen terkulai dan terlihat ada memar besar di lengan serta tulang selangkanya. Doni pun mengernyitkan dahi dan menatap penduduk desa dengan dingin, penuh dengan niat membunuh.Helen menahan rasa sakit dan menatap Doni, "Kamu sudah datang?""Ya, biar kulihat dulu." Setelah mengatakan itu, Doni mengulurkan tangan dan menekan bagian memar Helen dengan lembut tanpa menunggu reaksinya."Sakit!" Helen tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Dari mana saja kamu!? Kenapa kamu baru datang? Periksa kondisi Denada! Aku baik-baik saja!""Oke!" Doni melihat luka Denada lagi. Mengetahui wanita itu pusing, dia menatapnya lagi dan ber

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 357

    Amarah penduduk desa tersulut lagi, mereka meninju dan menendang para pekerja serta beberapa satpam. Situasi menjadi kacau lagi.Helen yang terkena batu bata benar-benar kesakitan hingga tidak bisa mengangkat lengannya. Akan tetapi, saat ini dia sama sekali tidak berniat untuk pergi ke rumah sakit dan berteriak dengan cemas, "Hentikan! Jangan berkelahi!"Akan tetapi, suaranya langsung tenggelam dalam kebisingan.Orang-orang dari Grup Kusmoyo juga dipukul mundur oleh penduduk desa."Bu Helen! Bagaimana ini?" Denada cemas, wajahnya menjadi lebih pucat dan air mata bercampur darah mengalir.Helen juga agak bingung. Penduduk desa yang gila ini telah kehilangan akal sehatnya. Tadi saat bertemu masih bisa bicara dengan baik, tetapi sekarang malah benar-benar memukul orang. Situasinya benar-benar di luar kendali.Saat ini beberapa penduduk desa yang memegang tongkat bergegas keluar. Mereka menerobos garis pertahanan yang terdiri dari pekerja dan satpam sebelum sampai di hadapan Helen dan Dena

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 356

    Denada berteriak ketakutan dan berbalik untuk melarikan diri, tetapi rasa pusingnya begitu luar biasa dan dia langsung jatuh ke lantai setelah berlari beberapa langkah. Sebuah lubang besar juga muncul di stokingnya dan lututnya juga terluka karena jatuh.Tin, tin, tin!Tepat saat beberapa penduduk desa hendak menangkap Denada, klakson mobil terdengar di luar dan Helen tiba.Dia membuka pintu dan keluar dari mobil. Dia melihat lokasi proyek yang kacau dan menggertakkan gigi karena marah. Helen benar-benar kecewa terhadap Doni."Bu Helen ...." Denada merasa seolah telah mendapatkan kepercayaan diri setelah melihat Helen dan berteriak dengan lemah.Helen bergegas mendekat dan membantu Denada, melihat kepalanya berlumuran darah dan wajahnya pucat. Akan tetapi, Doni tidak terlihat di sana. Dia bertanya lagi kepada beberapa pekerja dan mereka semua bilang kalau Doni tidak pernah muncul.Helen tidak bisa menahan amarahnya.Doni ini!Bagaimana gadis lembut seperti Denada bisa menghadapi hal se

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 355

    Denada perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sekelompok penduduk desa yang marah. Wajahnya penuh darah dan sorot matanya dipenuhi dengan ketakutan.Ada luka berdarah sepanjang tiga sentimeter di dahinya dan dagingnya terkelupas.Sebelumnya, dia sedang memeriksa lokasi konstruksi ketika sekelompok besar penduduk desa tiba-tiba muncul. Mereka berkata jalan di desa tersebut dihancurkan oleh kendaraan dari lokasi konstruksi dan orang-orang juga dipukul oleh satpam proyek. Penduduk desa menyuruh Denada untuk menyerahkan si pelaku dan membayar ganti rugi.Denada memberikan penjelasan dan kepalanya dipukul oleh batu bata yang muncul entah dari mana. Para pekerja di lokasi konstruksi agak marah dan bentrok dengan penduduk desa.Meskipun sebagian besar pekerja dan satpam di lokasi konstruksi kekar, mereka tidak mampu menahan jumlah penduduk desa yang sangat banyak dan terpaksa mundur selangkah demi selangkah.Penduduk desa telah memperingatkan kalau mereka tidak menyerahkan pelaku dan memba

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 354

    Irene menatap Erika. "Sepertinya apa yang Doni katakan masuk akal."Erika berkata dengan kesal, "Kak Irene, kamu juga membantu adikmu menindasku, ya?"Irene tersenyum dan berkata, "Mana mungkin aku berani? Kalian berdua ini adikku. Meskipun bisa dikatakan sebagai keluarga, Doni telah membuat keputusan bulat. Nggak masalah bagaimana mendiskusikan masalah dalam keluarga, jangan sampai menghancurkan keharmonisan."Setelah mendengar ini, Doni pun tidak bisa menahan senyuman. Kata-kata indah ini diucapkan dengan sempurna, tetapi sebenarnya Irene juga menyetujui caranya.Erika tentu saja mengerti dan menghela napas, "Kak Irene, bagaimana kalau aku mengalah sedikit. Bagaimana dengan 6 triliun?"Doni menggelengkan kepalanya, "Nona Erika, aku benar-benar minta maaf. 6 triliun terlalu jauh dari harga yang kuinginkan. Sebenarnya kamu juga tahu kalau aku nggak akan setuju ...."Saat Doni sedang berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari lokasi proyek.Doni menekan tombol j

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 353

    Saat berbicara, Erika memasang wajah menyedihkan seolah telah mengalami penganiayaan.Irene menjadi semakin bingung, "Ada kesalahpahaman di antara kalian berdua?"Erika berkata perlahan, "Kak Irene, ada sebuah bisnis yang kudiskusikan dengan Doni dengan sangat tulus dan menawarkan harga yang sangat sesuai, tapi Doni malah menolaknya tanpa ampun dan bahkan nggak memberiku kesempatan untuk bernegosiasi.""Bisnis?" Irene tertegun sejenak, lalu tiba-tiba sadar.Dia langsung berpikir ada peluang 80% bahwa apa yang Erika sebut bisnis adalah sebidang tanah di tangan Doni.Seketika, Irene diam-diam mengatakan kalau dia salah perhitungan.Erika adalah putri Damian sang orang terkaya di Kota Timung, Grup Damian juga pasti sudah mengetahui tentang pembangunan zona perdagangan di persimpangan Kota Horia dan Grup Damian. Bukannya mustahil untuk mengetahui tanah tersebut sudah menjadi milik Doni.Grup Damian tidak akan rela melepaskan keuntungan besar ini.Hanya saja kecepatan aksi Erika agak di lua

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 352

    Doni menyentuh dagunya, "Kalau begitu, kamu harus menyiapkan kacamata berbingkai emas lagi untukku.""Untuk apa kamu pakai itu?""Itu akan membuatku terlihat seperti orang berpendidikan yang diam-diam menghanyutkan.""Hah?" Irene mengangkat alisnya.Doni buru-buru menutup telinganya dan berkata, "Cuma bercanda, cuma bercanda.""Heh! Biar kuberi tahu kamu, hari ini orang yang akan datang adalah temanku. Kalau kamu nggak menghormatinya, itu sama saja dengan kamu nggak menghormatiku," kata Irene dengan wajah dingin, "Kalau dia punya kesan buruk tentang kamu, awas saja aku akan membereskanmu! Lihat pohon di halaman belakang itu? Pohon itu sangat mirip dengan yang ada di dasar gunung saat itu!"Tubuh Doni tanpa sadar menegang dan tanpa sadar teringat adegan saat diikat ke pohon. Irene di depannya tidak lagi terlihat anggun dan malah seperti seorang penyihir yang akan melahapnya."Kak, tenang saja!" Doni buru-buru berkata, "Aku pasti akan memberimu muka!"Saat ini bel pintu berbunyi."Dudukl

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 351

    Irene menyuruh Doni untuk datang dan dia tidak berani mengabaikannya. Selain itu, Doni tahu Irene tidak akan mencarinya tanpa ada masalah penting. Yang disebut "wanita cantik" yang akan diperkenalkan kepadanya hari ini pastilah orang yang sangat penting.Doni bergegas pergi ke rumah Irene secepat mungkin.Irene sudah menunggu di sana. Karena hari ini akan menerima tamu, dia berpakaian cukup formal. Gaun berwarna cerah membalut tubuhnya, sosoknya terlihat sangat seksi dan perangainya anggun. Akan tetapi, di mata Doni, dia selalu merasa ada hantu kecil yang tersembunyi di balik kecantikan dan keanggunan yang luar biasa itu."Kak, hari ini dandananmu sangat cantik!" Doni bercanda, "Terlihat seperti akan pergi ke kencan buta."Irene memelototinya dan mengulurkan tangan untuk menarik telinganya dengan akurat, "Bajingan kecil, besar sekali nyalimu! Beraninya kamu nggak sopan padaku!?""Maaf, maaf." Doni memiringkan kepalanya dan ditarik ke kamar oleh Irene, "Kak, sebenarnya siapa yang akan k

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 350

    "Bukankah CEO Grup Damian itu Damian sendiri?" Beni berkata dengan heran, "Damian bukan hanya direktur, tapi juga CEO.""Aneh, mungkinkah itu penipu?" kata Doni sambil mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa Internet. Doni menemukan artikel tentang penunjukan CEO baru di berandau Grup Damian dan tiba-tiba mengangguk. "Baru saja diganti, Damian mengundurkan diri. Posisi CEO digantikan oleh Erika yang pulang dari luar negeri.""Pak Doni, apa Grup Damian barusan mencarimu?""Ya! Katanya mereka akan membicarakan bisnis, sore ini aku akan pergi menemuinya." Doni tersenyum dan dengan kasar menebak niat Erika. Doni segera bergumam pada dirinya, benar-benar sasaran empuk....Pada pukul tiga sore, Doni tiba di Kafe Avior sesuai jadwal. Di meja dekat jendela, Doni bertemu Erika.Erika adalah wanita yang sangat cantik. Hari ini Erika mengenakan kemeja putih dengan rok tinggi. Rambut panjangnya diikat rapi di belakang kepalanya, memperlihatkan lehernya yang mulus serta putih. Saat duduk di sana, a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status