Share

Bab 10

Author: Brandon
last update Last Updated: 2024-07-30 13:38:27
"Dia omong kosong! Kami datang untuk bermain! Dia yang mengganggu kami!" bantah Cherry.

Melisa menoleh pada Kelvin. "Jujur padaku! Benar nggak kamu yang mengganggu mereka lebih dulu? Kalau kamu berani membohongiku, hmph, awas kamu!"

Kelvin menciut. Kelvin tidak takut pada Melisa, melainkan takut pada Yogi! Sudah bertahun-tahun Keluarga Fernandez bekerja untuk Yogi, mereka tahu betul bahwa Yogi adalah orang kejam yang membunuh orang tanpa ampun. Melisa adalah putri bungsu yang paling disayangi dan dimanjakan oleh Yogi. Dengan satu ucapan dari Melisa, jangankan Kelvin, seluruh Keluarga Fernandez pun akan dibantai.

"Nona, aku hanya ingin berteman, tapi ... tapi dia sadis sekali. Lihat, saudara-saudara yang lain ... sudah lumpuh," sanggah Kelvin dengan suara rendah.

"Karena kamu penyebabnya, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi." Melisa melambaikan tangan pada Doni, Cherry, dan Helen. "Keluarga Bonardi bukan diktator. Masalah hari ini adalah kesalahan kami, maaf. Kalian boleh pergi!"

Doni tersenyum pada Melisa, lalu membawa Helen berjalan keluar. Cherry bergegas menyusul. Para tuan muda yang sudah merasa lebih baik membantu satu sama lain dan pergi dengan tertatih-tatih.

"Nona ... mereka dibiarkan pergi begitu saja?" Pria hitam itu heran. Sejak kapan Melisa si siluman begitu baik hati?

"Ya, kurasa pria cantik itu enak dipandang."

"Enak ... dipandang?" Pria hitam termangu dan kebingungan.

"Kamu nggak merasa dia mirip artis?" Melisa memutar mata. "Kita beda generasi, nggak nyambung!"

Pria hitam itu sudah terbiasa dengan kesembronoan Melisa sehingga memilih untuk diam.

Melisa menghampiri Kelvin. "Dua cewek tadi, punya hubungan apa dengan Do ... ehm, dengan pria itu?"

Kelvin berpikir sejenak dan menjawab, "Sepertinya pria itu bilang, cewek itu istrinya, cewek yang pakai celana abu."

"Istri?" Melisa mengernyit. "Tahu nggak apa namanya?"

"Helen ... Helen Kusmoyo."

"Helen Kusmoyo? Dewi Es itu?"

"Ya."

Melisa cemberut.

'Cih! Kelihatan seperti penggoda!'

'Buruk sekali selera Doni. Wanita itu tidak sebaik aku!'

'Harus cari cara untuk memisahkan mereka! Doni tak boleh meraba wanita lain lagi sesudah merabaku!'

...

Rombongan Doni meninggalkan balai anggar. Para tuan muda bersyukur karena lolos dari bahaya. Mereka babak belur. Tidak hanya lebam di wajah, ada dua yang patah tulang.

Sementara itu, luka Reyhan paling ringan di antara mereka. Reyhan pingsan karena satu tinjuan dan terbaring di lantai sepanjang waktu. Selain diinjak, hanya ada sedikit lebam di wajahnya. Begitu siuman, Melisa sudah datang. Lalu, Reyhan yang linglung dibawa keluar.

Setelah mendengar apa yang telah terjadi, Reyhan benar-benar jengkel. Baru saja mau berlagak sok, dia sudah dijatuhkan dengan satu tinjuan. Justru Doni yang menjadi pahlawan.

Sialan!

Reyhan mendapat ide sehingga sengaja berseru dengan lantang, "Doni, kamu benar-benar nggak setia kawan! Kamu jago bertarung, tapi diam saja melihat kami semua dipukul?"

Mendengar itu, semua orang menatap Doni dengan marah. Pria yang tergesa-gesa ingin pergi ke rumah sakit untuk membenarkan tulang juga berhenti dan menunggu penjelasan dari Doni.

Mereka sebenarnya bisa menghindari nasib dipukul.

"Ya!" Cherry berteriak dengan jengkel, "Doni, kamu harus beri penjelasan!"

Doni tertawa geli. "Helen adalah istriku. Apa hubungannya kalian denganku? Kenapa aku harus turun tangan?"

"Kamu egois sekali!"

"Ya! Bisa-bisanya dia egois begitu!"

Doni menyeringai sinis. "Orang elite dari 'kalangan atas' memang pintar menjebak orang. Aku harus bantu kalian karena pandai bertarung? Kalau begitu, kalian semua kaya, kenapa kalian nggak sumbangkan semua uang untuk membantu anak yang kurang mampu?"

"Kamu!"

"Sialan!"

"Omong kosong!"

Semua orang memelototi Doni.

Doni mengepalkan tangan dan tersenyum dingin. "Kenapa? Suka dipukul? Masih mau dipukul?"

Melihat Doni hendak mengamuk, para tuan muda tidak berani berbicara lagi.

Pria jantan harus bisa membaca situasi!

Jangan menghiraukan kampungan itu!

Cherry berkacak pinggang. "Aku benar-benar merasa sedih untuk Helen! Malah punya suami kampungan tak terdidik sepertimu! Cih! Ayo kita pergi!"

Setelah itu, Cherry yang marah pergi bersama rombongan Reyhan.

Cherry berencana ingin membuat Doni menyadari kesenjangan mereka, serta menciptakan kesempatan untuk Reyhan dan Helen. Alhasil, mereka malah kehilangan muka!

...

"Huh ...." Helen mengembuskan napas. "Doni, kamu nggak boleh begitu."

"Kenapa? Kamu juga merasa aku egois? Kamu juga merasa aku harusnya turun tangan dari awal?"

"Bukan. Omonganmu tadi terlalu nggak sopan terhadap Cherry dan yang lain."

Doni tersenyum, gadis ini lumayan, bukan orang bodoh. "Kesopanan diberikan oleh orang lain. Mereka sendiri yang kehilangan muka dan mempermalukan diri sendiri. Aku bisa apa?"

Helen berkata dengan jengkel, "Cherry temanku! Kamu juga bikin aku canggung kalau begini! Kamu nggak memikirkan martabatku?"

Doni segera menjawab, "Ini memang salahku. Martabat istriku harus dijaga. Nggak akan kuulangi lagi!"

"Jangan panggil aku istrimu!"

"Baik, istriku sayang!"

"Dasar bodoh!"

Helen tidak lagi menghiraukan Doni yang bercanda tawa, kembali memasang ekspresi dingin. Helen langsung berjalan menuju parkiran.

Doni tiba-tiba merasa gadis itu agak imut. Doni tertawa dan menyusul Helen. "Sudah siang, ayo pergi makan dulu. Bertarung itu sangat melelahkan, aku lapar sekali."

Helen tidak memberi jawaban. Akan tetapi, Helen mengemudikan mobil ke restoran terdekat.

Begitu masuk, Doni memandang sekeliling dengan takjub. "Ternyata begini restoran ala barat. Lumayan mahal, 'kan?"

Helen mengernyit, dasar kampungan!

"Ini tempat eksklusif, jaga sikapmu. Jangan tengok-tengok!"

"Jangan lihat meja orang lain! Itu nggak sopan!"

"Huh! Banyak aturan!" Doni mengernyit seraya berkata, "Jangan makan di sini saja. Kurasa kedai mi yang kita lewat tadi cukup bagus. Ayo kita makan mi, dagingnya minta porsi besar!"

Helen bersikap cuek dan tidak menghiraukan Doni. Nona Keluarga Kusmoyo makan mi di kedai pinggir jalan? Itu sangat memalukan!

Saat membuat pesanan, Helen memesan makanan tanpa menanyai Doni. Akan tetapi, Helen memesan daging steak porsi besar untuk Doni.

Ketika makanan disajikan ke meja, Helen ingin mengajari Doni cara menggunakan alat makan. Alhasil, Doni mulai memotong daging steak dengan garpu di tangan kiri dan pisau di tangan kanan.

"Kamu pernah makan makanan ala barat?" tanya Helen.

"Nggak pernah, tapi semua orang pegang begini."

Helen menghela napas lega. Tadi Helen benar-benar khawatir Doni akan menusuk satu daging steak utuh dengan garpu dan memasukkannya ke mulut. Itu sungguh barbar.

Tidak ada yang bisa dibicarakan dengan Doni. Jadi, Helen fokus makan.

Di tengah makan, Helen mendongak dan terbengong.

Doni memotong daging steak menjadi potongan kecil, lalu mengapitnya dengan dua iris roti. Doni makan dengan lahap.

Kepala Helen berdengung.

Ini daging steak!

Bukan burger!

Kampungan ini sangat memalukan!

Akan tetapi, Doni seolah-olah tidak memperhatikan tatapan aneh dari sekeliling. Usai makan roti, Doni tersenyum pada Helen. "Roti tambah daging sapi, bukannya itu burger?"

Helen menarik napas dalam-dalam.

Seharusnya jangan bawa Doni ke restoran ini!

Seharusnya belikan dua burger untuk Doni saja!

Melihat Doni terkekeh-kekeh, Helen benar-benar ingin melempar sepatu hak tinggi ke wajahnya.

Sesaat kemudian, Helen sudah lebih tenang. Helen bertanya dengan ekspresi masam, "Kamu sudah menakuti Calvin hari ini, awas dia balas dendam nanti!"

Doni melambaikan tangan. "Aku benaran menguasai ilmu kedokteran, Calvin memang punya penyakit. Teman baikmu juga, suruh dia periksa di rumah sakit!"

Helen mengernyit. "Cherry? Periksa apa?"

Doni menunjuk dadanya. "Payudara! Masalahnya bukan hiperplasia lagi, tapi sudah jadi kista. Kalau nggak bisa disembuhkan di rumah sakit, suruh dia cari aku."

"Bagaimana kamu akan menyembuhkannya?"

Doni memeragakan gerakan pijat dengan kedua tangan di udara. "Pijat."

"Hah?" Wajah Helen langsung menjadi masam.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Pramulartono 1962
bagaimana dengan anda
goodnovel comment avatar
Pramulartono 1962
bagaimana dengan anda
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 11

    Gerakan Doni terkesan sangat cabul di mata Helen sehingga Helen menggertakkan gigi.Bisa-bisanya kampungan ini mengincar Cherry!Bajingan!Seketika, kesan baik yang baru saja Helen punya terhadap Doni menghilang.Namun, jujur saja!Doni tidak mempunyai niat apa pun terhadap Cherry. Doni hanya berkata jujur! Adapun pijat, itu adalah metode pengobatan yang sangat lazim. Pijatan yang disertai energi sejati merupakan metode pengobatan terbaik.Pada saat ini, ponsel Helen berdering karena ada panggilan masuk. Ada urusan mendesak di perusahaan yang harus ditangani.Helen pas tidak ingin menghiraukan Doni. Helen langsung beranjak dari kursi dan berkata, "Aku ada urusan, harus pergi dulu. Sudah kubayar." Lalu, Helen pergi tanpa menoleh ke belakang.Melihat sosok Helen menghilang di pintu, Doni menggelengkan kepala. Temperamen Helen ... harus dibenarkan!Doni melihat jam dan memutuskan untuk melakukan hal besar itu lebih dulu....Di Kompleks Setia Masa I.Itu merupakan kompleks perumahan bernu

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 12

    Jika aristokrat di Kota Timung tahu Doni dipeluk oleh Irene, mereka pasti akan sangat iri.Akan tetapi, pada saat ini, Doni ....Doni memasang kuda-kuda dengan punggung sedikit bungkuk dan memusatkan energi ke pusat energi. Mata Doni berbinar, siaga untuk melawan musuh.Pelukan Irene tidak memberikan suasana asmara pada Doni.Itu justru membangkitkan kembali kenangan masa kecil Doni yang menyakitkan.Misalnya ....Diikat ke pohon dan dijentik alat kelaminnya sebanyak seratus kali.Irene adalah putri tunggal dari guru, belasan tahun lebih tua dari Doni. Sejak kecil, Irene sering merundung Doni.Walau sekarang Irene sudah menjadi wanita paruh baya yang sangat memikat, di hati Doni, Irene selamanya adalah gadis iblis.Sikap siaga Doni membuat Irene mendengkus. "Bocah sialan! Ketemu Kakak malah bersikap seperti ini. Minta dihajar, ya?"Sambil berkata, Irene melakukan gestur tangan menjentik dan mengancam Doni.Doni bergidik dan segera memeluk pinggang Irene. "Kak Irene, kamu sudah paruh ba

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 13

    Mendengar teriakan Doni, Indra langsung memelototinya dengan galak."Anak muda dari mana ini?""Besar sekali nyalimu! Beraninya kamu omong kosong!""Sudah puluhan tahun aku praktik, entah berapa banyak orang yang sudah kuselamatkan. Belum ada yang pernah berani memanggilku dokter gadungan!"Doni menunjuk rebusan obat itu. "Ini resepmu?""Aku! Kenapa?""Obat ini sama sekali nggak cocok! Salah semua!""Konyol!" Alih-alih marah, Indra malah tertawa. "Dari mana kamu? Apa hakmu untuk mengomentari resep obatku? Beginikah generasi muda dari Keluarga Sirait?""Dokter Indra, jangan salah paham." Felicia bergegas menjelaskan, "Dia adiknya temanku. Hhmm ... Irene, sebenarnya, Dokter Indra sudah selesai mendiagnosis Herman. Terima kasih atas niat baikmu. Cepat kamu bawa dia pergi."Irene tersenyum, lalu berkata pada Herman, "Tuan Herman, hari ini, aku khusus bawakan dokter untuk mendiagnosismu."Herman melambaikan tangan. "Dokter Indra saja sudah cukup.""Cih ...." Doni menyeringai sinis. "Dia jel

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 14

    Doni tersenyum santai. "Bukannya kamu mau mengusirku?""Selama kamu bisa selamatkan ayahku, kamu adalah penyelamat Keluarga Sirait!" seru Paul. "Aku akan berlutut di depan semua orang dan mengakui kesalahanku padamu.""Nggak perlu berlutut." Doni mengangguk. "Untung kamu berbakti. Suruh mereka minggir, jangan memenuhi tempat di sana."Paul bergegas menyuruh semua orang untuk mundur.Doni menghampiri Herman untuk mencengkeram kerah baju Herman dan menariknya. Pada saat yang sama, Doni meninju dada Herman dua kali dengan kuat."Apa yang kamu lakukan! Berengsek! Lepaskan ayahku! Satpam, tangkap dia!"Mata Paul merah padam. Paul mengira Doni sedang melampiaskan emosi dengan menyiksa jenazah."Minggir kalau nggak mau mati!"Tatapan Doni yang dingin dan menyiratkan aura pembunuh menyapu semua orang. Mereka tanpa sadar mundur beberapa langkah karena takut.Doni mengambil kain alas sofa. Lalu, Doni membalikkan badan Herman dan menepuk punggungnya beberapa kali dengan kuat.Wuek!Herman tiba-ti

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 15

    Alasan mengapa Helen meninggalkan Doni di restoran sebelumnya bukan hanya karena marah pada Doni, tetapi juga mendapat panggilan telepon mengenai pinjaman dana yang signifikan.Arus modal Keluarga Kusmoyo sedang berada dalam krisis dan nyaris terputus. Akan tetapi, Bank Meta yang sudah bekerja sama dengan mereka selama bertahun-tahun tiba-tiba mengganti direktur bank yang baru. Kristofer Surya selalu menyulitkan mereka tentang pinjaman dana tersebut, seolah-olah ingin menggunakan Keluarga Kusmoyo untuk membangun kewibawaan.Demi pinjaman dana itu, Helen setuju untuk menghadiri perjamuan Kristofer pada sore hari. Helen berharap dapat mencapai kesepakatan di perjamuan tersebut....Pada saat ini, di Ruang Mekar Hotel Kudus.Helen sudah meneguk banyak arak sehingga wajahnya memerah dan matanya linglung. Wajah Helen yang dingin tampak lebih memikat.Melihat tiga gelas arak putih di depan, tangan Helen berhenti di udara. Helen ragu mau mengambilnya atau tidak.Cherry yang berada di samping

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 16

    "Cih! Nona Helen, kesempatan sudah diberikan padamu!" Kristofer memasang ekspresi seperti kucing memainkan tikus. "Bisakah kamu ambil kesempatan ini?""Aku ...."Helen mengambil botol arak. "Aku minum! Harap Pak Kristofer bisa tepati janjimu!""Helen! Jangan minum!" Cherry menarik lengan Helen."Wanita sialan!" Kristofer membentak dengan marah, "Cerewet sekali! Kalau kamu cerewet lagi, jangan harap Keluarga Wijaya bisa meminjam uang sepeser pun dari bank!"Semarah apa pun Cherry, Cherry tidak berani berbicara lagi.Kristofer tidak hanya mendapat dukungan dari keluarga besar, tetapi juga memiliki koneksi dengan pusat kekuasaan Kota Timung. Keluarga Wijaya tidak bisa menyinggung Kristofer."Cherry, cukup! Pak Kristofer, aku minum!"Helen nekat mengambil botol arak dan meneguknya.Melihat Helen minum arak, Kristofer dan yang lain bertepuk tangan."Bagus! Bagus! Nona Helen kuat minum! Sungguh jagoan wanita!"Setelah meneguk setengah botol arak, Helen merasa tenggorokan sampai lambungnya te

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 17

    Cherry menunjuk Kristofer. "Dia Direktur Bank Meta, yang kamu tendang ke luar itu!""Hmm ...." Doni berjalan ke depan Kristofer. Lalu, Doni menjambak rambut Kristofer dan menariknya berdiri. "Ada masalahnya dengan pinjaman dana? Cepat berikan pinjaman dana untuk istriku.""Hah?" Kristofer baru sadar kembali. "Siapa kamu?""Nggak usah tanya siapa aku. Kamu mau kasih pinjaman dana atau nggak?""Kasih apa? Kuberi tahu, ya. Kalau kalian membuatku marah, seluruh Keluarga Kusmoyo akan tamat. Cepat kamu berlutut sekarang! Suruh Helen si wanita sialan itu melayaniku sebulan. Kalau nggak ....""Kenapa kalau nggak?" Doni dengan kuat membenturkan kepala Kristofer ke meja.Bam!Krang!Meja itu tumbang sehingga piring dan gelas jatuh ke lantai. Kepala Kristofer bengkak."Kamu ...." Kristofer ingin memaki lagi. Akan tetapi, Doni menjambak rambut Kristofer dan membenturkan kepalanya dengan kuat ke dinding.Ada bercak darah yang lebar di dinding.Kali ini, kepala Kristofer berdengung. Kristofer akhirn

    Last Updated : 2024-07-30
  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 18

    Di Klub Anugerah, markas Beni Santoso.Saat ini adalah waktu di mana bisnis klub hiburan paling ramai. Pria dan wanita yang berpakaian mewah keluar masuk di pintu klub malam yang diterangi lampu neon. Bahkan banyak gadis atau wanita berpakaian minim yang berkeliaran di depan pintu klub. Jika ada pria yang sendirian, mereka akan mendekat untuk memulai percakapan.Begitu melihat Doni, seorang gadis yang memakai rok mini segera maju. Akan tetapi, gadis itu dihentikan oleh seorang wanita dengan gaun ketat di samping."Mawar, jangan ke sana. Kamu sepertinya butuh kaca mata! Dia kelihatan kampungan, nggak seperti orang kaya.""Nggak hanya kampungan, dia juga tengok kiri kanan. Dia jelas bukan orang kaya."Gadis itu memicingkan mata dan mengamati Doni selama sesaat. Lalu, gadis itu tampak jijik. "Ternyata kampungan! Sial!"Doni mengamati klub hiburan itu dengan penuh minat. Saat berjalan ke depan pintu, Doni langsung dicegat oleh dua pria kekar."Berhenti!""Ini bukan tempat yang bisa kamu da

    Last Updated : 2024-07-30

Latest chapter

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 346

    Bernard tampak bingung lalu segera bertanya, "Helen, apa yang terjadi?""Ada seseorang dari perusahaan menelepon nomor darurat, ambulans pun datang." Helen berkata, "Aku akan tanya dulu siapa yang berada dalam bahaya."Helena mulai menelepon beberapa kantor dan meminta resepsionis untuk menanyakan situasinya.Namun hingga dokter naik ke atas, Helen masih belum mengetahui siapa yang menelepon panggilan darurat.Kedua dokter merasa sedikit kesal."Apa maksud kalian? Ada hukuman kalau menelepon bantuan darurat secara iseng!""Kalian menunda waktu kami seperti ini, apa kalian nggak tahu kemungkinan akan ada pasien yang tertunda penyelamatannya?""Kalau ada yang melayang nyawanya, apa kalian berani bertanggung jawab?"...Dokter itu masih muda, sepertinya baru saja mulai bekerja, suaranya masih terdengar kekanak-kanakan. Namun, Helen masih tidak berani membalas, memang benar-benar salah! Kenapa ada karyawan yang tidak bertanggung jawab di perusahaan. "Maaf, ini salah kami. Kami akan mencari

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 345

    Wajah Thomas menjadi pucat pasi setelah mendengar suara yang tidak senonoh.Kali ini perutnya tidak memberinya waktu untuk bersiap. Tiba-tiba saja ususnya dipenuhi gas. Saat berbicara, dia sempat mengendalikannya dan udara terus menyembur keluar dengan begitu cepat serta dahsyat sehingga dia tidak bisa menahan pantatnya.Tidak seperti sebelumnya, kali ini perutnya terus mengeluarkan gas dan suaranya tidak bisa berhenti.Terlebih lagi, hal paling mengerikan bagi Thomas mulai terjadi.Selain gas, beberapa benda padat kecil mulai tidak bisa dikendalikan.Dia langsung mencium sesuatu yang tidak sedap.Baunya memenuhi ruangan.Raut wajah semua orang dari Grup Kusmoyo yang menatapnya mulai terlihat aneh dan beberapa mulai menutup hidung mereka dengan tangan.Bernard berkata dengan hati-hati, "Pak Thomas, perutmu nggak nyaman?"Thomas mati-matian mencoba mengendalikan pantat untuk mencegah gas keluar terlalu cepat hingga mengeluarkan terlalu banyak benda padat dan membuat segalanya semakin ti

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 344

    "Doni, lakukan apa pun yang harus kamu lakukan dan jangan mengacau di sini!" Selly berkata dengan gigi terkatup.Dia membenci Doni dan Denada karena mencuri proyeknya. Kalau bukan karena dua orang ini, sekarang dia akan bertanggung jawab penuh atas proyek satu triliun itu dan mungkin utang judi yang sangat besar itu sudah lunas. Apa gunanya membantu Thomas sebagai orang dalam setiap hari? Sekarang dia hanya berharap proyek ini bisa jatuh ke tangannya. Meski hanya jabatan wakil juga tidak masalah. Dengan begini, dia bisa mendapatkan uang dan segera melunasi utang judinya.Doni menatap orang lain di rapat dewan direksi dan tersenyum, "Sepertinya kalian nggak terlalu menyambutku. Oke, aku pergi dulu. Aku memang sangat sibuk di sana."Setelah mengatakan itu, Doni berbalik dan meninggalkan ruang rapat.Helen hendak memanggilnya, tetapi Doni berjalan terlalu cepat dan sudah meninggalkan ruang rapat. Dia pun mengepalkan tangannya karena frustrasi. Mengapa orang ini begitu tidak bisa diandalka

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 343

    Sore harinya, rapat dewan direksi Grup Kusmoyo diadakan tepat waktu. Helen duduk di kursi CEO dan melihat ke ruang rapat, tetapi tidak bisa menemukan Doni.Dia pun mengerutkan kening, mengangkat telepon di ruang rapat dan menghubungi nomor ruang komunikasi."Halo, aku Helen."Suara Jarson yang panik terdengar dari telepon."Bu ... Bu Helen, ada perintah apa?""Siapa yang berjaga? Kamu sendirian?""Iya, aku yang sedang berjaga. Bu Helen ada masalah apa?"Helen merasa agak tenang, "Nggak apa-apa. Sekarang cuacanya panas, jadi jangan sampai kepanasan.""Oke, oke, terima kasih atas perhatian Bu Helen."Setelah mengakhiri panggilan, Helen agak bingung. Doni pergi ke mana?Saat sedang memikirkannya, Thomas tiba. Helen dan Bernard keluar untuk menyambutnya sebelum mengundangnya ke ruang rapat.Thomas baru saja dipermainkan oleh Doni pagi ini dan sangat marah hingga hatinya sakit.Kalau dipikirkan kembali, Doni mempermainkannya dua kali dengan cara yang hampir sama. Akan tetapi, dia benar-bena

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 342

    Helen tiba-tiba merasa ingin menggoda Doni dan dia menganggukkan kepala, "Proyek ini kelihatannya bagus.""Apa?" Doni terlihat terkejut, "Aku salah dengar atau kamu salah bicara? Katakan lagi.""Proyek ini kelihatannya bagus. Kalau Grup Kusmoyo bisa melakukannya, grup kita akan langsung menjadi grup besar yang penting di Kota Timung.""Sial!" Doni tidak bisa menahan diri untuk mengumpat, "Nggak! Nggak boleh! Jangankan Grup Waleri, proyek ini saja benar-benar nggak bisa diandalkan! Grup Kusmoyo jangan menerimanya!""Kenapa nggak boleh menerimanya? Cuma karena kamu punya kesan buruk terhadap Grup Waleri?"Doni langsung membuka dokumen tersebut, menunjuk angka di atas dan bertanya, "Berapa biaya yang dibutuhkan kalau keuntungannya sebesar ini? Ayo hitung dengan keuntungan 100%!""10 triliun.""Oke, dengan biaya 10 triliun, bagaimana Grup Kusmoyo akan membiayainya?" Doni bertanya, "Mau menggadaikan rumah seperti yang Keluarga Wongso lakukan?""Nggak masalah, risiko memang harus diambil bar

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 341

    Doni masuk ke dalam kantor Helen dan melihatnya menatap dokumen dengan tatapan khawatir."Istriku, ada apa?"Helen mengernyitkan dahi, "Di perusahaan, kamu ....""Baiklah ... Bu Helen, oke?" Doni mengangkat bahu, "Melihatmu membuatku ingin memanggilmu istriku.""Jangan membicarakan hal membosankan seperti ini lagi." Helen mendorong dokumen di atas meja ke hadapan Doni, "Lihat ini."Doni mengambil dokumen dan melihatnya, "Proyek Grup Waleri? Ternyata Thomas bisa menggunakan dua cara sekaligus.""Menggunakan dua cara sekaligus?" Helen agak bingung."Dua hari yang lalu Thomas mencariku untuk membeli tanah, tapi aku nggak setuju." Doni berkata dengan santai, "Masih ada sebidang tanah tersisa. Kalian jangan menjualnya. Sebidang tanah itu nggak boleh dijual.""Sepertinya kamu terlambat." Helen tersenyum getir, "Ayahku sudah menjual tanah itu.""Sudah dijual?" Doni tertegun, "Dijual kepada Thomas? Harga yang dia tawarkan terlalu rendah!""Dijual ke Grup Damian milik Keluarga Yulas." Helen ber

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 340

    "Hah?""Hah apa? Ambil foto! Jarang sekali bisa melihat uang sebanyak itu."Setelah mengatakan itu, Doni mengambil ponselnya dan mencari sudut yang cocok sebelum mengambil banyak foto."Ini asli atau cuma alat peraga?" Denada bertanya."Tentu saja asli!" Thomas berjalan sambil tersenyum, "Pak Doni, ada alat pendeteksi uang di dalam mobil. Kalau kamu khawatir, aku bisa langsung memeriksa uang tersebut untukmu.""Nggak, nggak, aku percaya padamu. Semua ini asli." Doni tersenyum, "Aku belum pernah melihat uang sebanyak itu. Terima kasih banyak telah memberiku pencerahan."Thomas tertawa dan berkata, "Pak Doni, Untuk apa berterima kasih kepadaku? Semua uang ini milikmu."Doni tertegun dan berkata dengan terkejut, "Ya ampun, kamu gila. Untuk apa memberiku begitu banyak uang secara cuma-cuma?""Hah?" Thomas juga tertegun. Setelah beberapa saat, dia tertawa lagi, "Pak Doni, kamu benar-benar pandai bercanda. Setelah kontrak ditandatangani, tentu saja uang itu akan menjadi milikmu. Akulah yang

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 339

    Tiga hari berlalu dalam waktu singkat dan Doni terus berada di lokasi proyek setiap hari. Meskipun dia memutuskan untuk menjadi bos di balik layar, selama waktu ini dia sebagai penanggung jawab utama masih harus muncul dan mengurus banyak hal.Pada pagi hari ketiga, Doni baru saja tiba di kantor dan Thomas menelepon saat mendengar Denada berbicara tentang pengangkutan bahan ke lokasi."Pak Doni, uangnya sudah tiba. Kamu bisa kemari dan menghitungnya, lalu kita akan menandatangani kontraknya.""Semua uang tunainya sudah sampai? Nggak ada sepeser pun yang kurang? Di mana kalian?""Tentu saja! Kami berada tepat di luar lokasi proyek.""Oke, aku akan segera pergi ke sana." Doni menyimpan ponselnya dan berkata kepada Denada, "Aku akan keluar.""Hah?" Denada menengadahkan kepalanya, "Ada sesuatu yang harus kulaporkan kepadamu.""Bukankah sudah kubilang kamulah yang akan mengambil keputusan?""Ada inspeksi keamanan dari atasan secara resmi. Kamulah penanggung jawab proyek ini dan harus mengat

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 338

    Thomas menyesap tehnya dan berkata sambil tersenyum, "Singkatnya, proyek ini sangat menjanjikan dan sangat penting bagi Grup Waleri. Itulah sebabnya kami bertekad untuk mendapatkan sebidang tanah ini."Doni tersenyum."Pak Thomas, tadi kamu berbicara dengan begitu lantang dan meyakinkan. Proyek ini kedengarannya bagus juga.""Tapi ... tatapanmu nggak meyakinkan.""Gerakan tanganmu juga nggak wajar.""Saat menyebutkan uang, tatapanmu menjadi antusias lagi.""Kurasa ada kegelisahan di dalam hatimu.""Ini membuatku meragukan kebenaran ucapanmu.""Hah?" Thomas tertegun dan raut wajahnya aneh. Meskipun ini hanya tipuan, dia bersumpah ekspresi dan gerakannya sangat alami, ini telah diuji dengan cermat oleh ahli dari Keluarga Winta yang berfokus dalam bidang ini. Saat mengatakan ini, dia sendiri juga percaya. Setelah itu, dia sadar kalau Doni ini sedang menguji kemampuannya dan tertawa terbahak-bahak."Pak Doni, kamu lucu sekali.""Mungkin kamu agak bingung karena kami tahu tanah itu milikmu.

DMCA.com Protection Status