Share

Bab 4

Penulis: Brandon
Sherline menatap daun teh yang mengapung di dalam basi dengan ekspresi kaget. "Master Terry, daun teh ini ... benaran teh hijau berkualitas? Tapi ... hambar sekali dan warnanya nggak gelap."

"Tentu saja!" Hati Terry sangat perih. "Kamu ini menantu Keluarga Kusmoyo, kenapa malah nggak bisa bedakan teh hijau? Mana ada teh hijau berkualitas yang beraroma kuat? Itu bukan teh merah! Aduh! Sayang sekali! Teh hijau berkualitas tinggi, lho! Aku pun hanya pernah minum sekali!"

Seno juga tampak canggung. "Ehem! Sherline, daun tehnya masih ada berapa banyak?"

"Masih ada setengah kaleng."

"Setengah kaleng?" Seno ingat kaleng daun teh itu bisa memuat setengah kilogram. Jadi, dua kaleng sekitar satu kilogram. Alhasil, hanya tersisa setengah kaleng. Hati Seno sangat perih. "Cepat ambilkan! Seduh teh untuk Master Terry!"

"Baik, baik, aku ambilkan sekarang!" Sherline terburu-buru sehingga terhuyung dan nyaris menjatuhkan basi.

Otot wajah Terry berkedut-kedut. "Hati-hati, itu telur rebus teh dari teh hijau berkualitas tinggi! Satunya puluhan juta!"

"Ya, ya ...." Wajah Sherline memerah karena malu. Sherline pergi ke dapur dengan kepala tertunduk.

Seno mengernyit seraya berkata pada Helen, "Helen, kamu juga pergi seduh teh! Doni, sini, temani kami mengobrol!"

Helen melirik Doni dengan heran sebelum pergi ke dapur. Helen pun kebingungan. Bagaimana mungkin daun teh pemberian Doni adalah teh hijau berkualitas tinggi? Dari mana Doni si kampungan itu mendapatkannya?

Sherline tampak murung. Begitu melihat Helen, Sherline langsung memprotes, "Mana mungkin kampungan itu bisa punya daun teh sebagus itu? Bisa saja dia asal petik dari pohon teh liar di gunung! Master Terry juga, memangnya mudah untuk bedakan daun teh? Mungkin aromanya mirip saja!"

Helen setuju dalam hati, 'Omongan ibu juga masuk akal. Doni baru datang, tetapi sudah mempermalukan Keluarga Kusmoyo di depan Master Terry. Doni sungguh menyebalkan! Aku harus menceraikan Doni secepat mungkin!'

Saat makan malam, Seno dan Terry sibuk berbincang. Doni disebut oleh Seno sesekali sehingga terpaksa harus memberi tanggapan. Kisah unik di desa selalu membuat dua pria tua itu tertawa. Bernard dan Sherline memutar mata. Apa lucunya kisah pedesaan itu?

Setelah Terry pergi, Seno memanggil mereka semua. "Doni, Helen, kalian sudah daftarkan pernikahan. Bulan depan, cari hari yang bagus untuk bikin resepsi pernikahan. Kakek pun bisa tenang!"

"Nggak mau!" tolak Helen langsung.

Bernard dan Sherline juga serempak berseru, "Ayah! Jangan!"

Seno mengernyit dan ingin marah.

Helen buru-buru menjelaskan, "Kakek, aku belum pernah pacaran! Kalau bikin resepsi pernikahan secepat ini, aku ... aku akan punya penyesalan hidup. Selain itu, kami belum mengenal satu sama lain secara mendalam. Harus ... harus beri kami waktu untuk berkenalan."

Bernard dan Sherline tahu itu adalah siasat Helen untuk menunda waktu. Jadi, mereka serempak mengangguk. "Ayah, menurutku, Helen benar. Ayah harus beri Helen sedikit waktu, 'kan?"

Seno merenung, lalu bertanya, "Doni, bagaimana menurutmu?"

"Aku juga berpikir begitu! Aku juga belum pernah pacaran! Kehidupan ini nggak sempurna kalau belum pernah pacaran!" jawab Doni tanpa ragu. Setelah itu, Doni melirik Helen yang terkejut.

Dia pun belum tahu bagaimana sifat Helen!

Helen memang cantik!

Namun, kalau Helen benar-benar adalah wanita yang suka membayar pria untuk bersenang-senang, dia akan rugi besar!

Pernikahan seumur hidup tidak boleh ditetapkan secara sembrono!

Mendengar jawaban Doni, Seno merenung lagi. "Kalau begitu, resepsi pernikahan ditunda saja. Bagus juga kalau kamu dan Helen berkenalan dulu! Sebenarnya, itu nggak perlu! Saat Kakek nikah, kami baru berkenalan di kamar!"

"Ayah! Ini sudah era modern! Jangan ungkit zaman dahulu lagi!" tukas Bernard.

Doni pun berpikir, dia sepertinya juga berkenalan dengan Helen di kamar!

Tidak! Dia bahkan tidak tahu siapa Helen saat di kamar!

Helen sepertinya juga teringat pada sesuatu sehingga memelototi Doni dengan tatapan mata sedingin es.

"Doni ...." Seno melanjutkan, "Nanti suruh Helen carikan posisi yang cocok untukmu di perusahaan."

Helen langsung panik.

Konyol sekali!

Bekerja bersama kampungan setiap hari bisa membuatnya gila!

Namun, sebelum Helen menemukan alasan untuk menolak, Doni sudah menjawab.

"Kakek, terima kasih atas tawaran baikmu, tapi aku nggak akan kerja di Grup Kusmoyo."

Mereka termenung. Bernard langsung menyindir, "Keluarga Kusmoyo cukup kaya, tapi nggak akan terima orang yang makan gaji buta. Kalau kamu nggak mau kerja, kamu mau jadi parasit?"

"Omong kosong apa kamu?" Wajah Seno menjadi masam.

"Ayah ...." Sherline meneruskan, "Doni itu pria, nggak bisa diam di rumah saja, 'kan? Kalau dia nggak mau kerja, bukannya dia mau jadi parasit?"

"Aku punya cara sendiri untuk menghasilkan uang, nggak akan kekurangan uang!" jawab Doni dengan tenang.

Dengan keterampilan ilmu kedokterannya, apa susah untuk menghasilkan uang? Apa perlu bekerja?

Bernard dan Sherline menyeringai sinis. Orang kampungan ingin menghasilkan uang di Kota Timung? Menjadi tukang buruh? Pergilah! Biar kampungan itu mati kelelahan! Paling baik jika kampungan itu mati di dalam tempat pembakaran batu bara hitam!

"Nggak tahu malu!" gumam Helen sambil melirik Doni dengan jijik.

Tentu saja kampungan itu tidak kekurangan uang!

Kampungan itu punya cek senilai dua miliar!

Kampungan itu pasti ingin menghabiskan uang tersebut untuk bersenang-senang, 'kan?

Tidak tahu malu! Dasar tidak tahu malu!

Dia, Helen Kusmoyo, bahkan sudah mendaftarkan pernikahan dengan pria sampah seperti itu, menyedihkan sekali!

Begitu sudah waktunya tidur, Bernard ingin menyuruh Doni tidur di ruang bawah tanah. Tepat saat itu, Seno memerintahkan pelayan, "Ambilkan selimut untuk Doni dan bawa ke kamar Helen! Malam ini, Doni tidur di kamar Helen!"

"Ayah!"

"Kakek!"

Wajah Seno menjadi masam. "Kenapa? Aku bukan kepala keluarga ini?"

"Tapi ... tapi ...." Wajah Helen berubah pucat. Helen menggigit bibir, nyaris menuliskan kata "aku tidak mau" di wajahnya.

"Helen, Kakek paling menyayangimu dari kecil. Kakek nggak akan merugikanmu!" Seno memasang ekspresi tegas. "Kalian sendiri bilang butuh waktu untuk berkenalan. Jadi, Kakek memberi kalian kesempatan! Kalian bisa mengobrol dan mendekatkan hubungan malam ini! Kecuali ... kalian membohongi Kakek barusan! Kalau begitu, Kakek akan siapkan undangan besok untuk resepsi pernikahan kalian minggu depan! Lalu, kalian harus menjalani hidup bersama dan melahirkan cicit Kakek secepatnya!"

Helen terdiam dan mengepalkan tangan. Bagaimanapun, ini rumah Keluarga Kusmoyo. Bahkan jika harus sekamar, Doni seharusnya tidak akan berani macam-macam. Jadi, Helen mengangguk dan langsung pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apa-apa.

Doni juga tidak menyangka Seno akan berbuat demikian. Akan tetapi, Doni sepemikiran dengan Helen. Ini rumah Keluarga Kusmoyo, memangnya dia bisa melakukan sesuatu?

Seno dengan puas kembali ke kamarnya. Sementara itu, Bernard menatap Doni dengan ekspresi suram.

"Doni! Dengar baik-baik, Keluarga Kusmoyo tak tergapai bagimu!"

"Aku nggak akan mengakui pernikahan ini!"

"Kamu dan anakku mustahil bisa bersama!"

"Kuperingatkan kamu! Jangan macam-macam dengan anakku! Kalau nggak, aku nggak akan mengampunimu! Sekalipun Ayah melindungimu, juga nggak ada gunanya! Paham?"

Doni tersenyum pada Bernard. "Ayah, aku paham."

Panggilan ayah itu membuat Bernard marah sampai bibirnya gemetar dan hampir mengalami pendarahan otak.

"Dasar kampungan nggak terdidik! Kamu harus tahu diri!" Sherline juga marah besar. Sherline menarik Bernard untuk pergi bersamanya.

Doni menggelengkan kepala. Sesampainya di depan kamar Helen, Doni mengetuk pintu, tetapi tidak ada respons dari dalam.

"Dia nggak akan kunci pintu, 'kan?" gumam Doni.

Doni mencoba untuk mendorong pintu. Alhasil, pintu dibuka.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
henny.marzuki8081
ayah itu nga nahan kalimatnya wkwk
goodnovel comment avatar
Dhata Haduci
Cerita yg sangat bagus dan buat pembaca selalu akan terus membaca dan terus membaca.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 5

    Begitu pintu dibuka, ada aroma yang wangi. Doni masuk dan menarik napas dalam-dalam. Lalu, Doni berkata dalam hati, "Ternyata begini kamar cewek! Wangi sekali! Entah berapa kali lipat lebih baik dari rumah batuku di gunung!"Helen duduk di ranjang dengan wajah masam dan melirik Doni dengan cuek."Kakek suruh kamu tinggal di sini, tapi kamu jangan punya pikiran macam-macam!"Helen menunjuk selimut di lantai. "Kamu tidur di sana!""Nggak masalah!" Doni tersenyum sambil menggelar selimut di lantai, melepas sandal dan masuk ke dalam selimut. Timbul ekspresi menikmati di wajah Doni."Nyaman sekali! Selimut ini empuk!""Wangi! Dikasih parfum, ya?""Selimut empuk ini pasti dari bulu angsa!""Kampungan!" Helen memutar mata.Tidur memakai selimut bulu angsa di musim ini?Kampungan, biar kamu mati kepanasan!Helen mematikan lampu dengan jengkel. Tiba-tiba, Helen menegang.Mereka telah melewati malam yang vulgar itu, tetapi Helen kehilangan akal sehat pada saat itu sehingga tidak bisa mengontrol

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 6

    Begitu Doni, Helen, dan Cherry memasuki Balai Anggar Astra, beberapa pria berjalan ke arah mereka.Pria tampan di depan adalah kakak sepupu Cherry, Reyhan Wongso."Hahaha, Cherry, akhirnya kamu datang. Aku sudah menunggumu dari tadi!"Cherry menggandeng Helen dan tersenyum saat memperkenalkan, "Helen, ini kakak sepupuku, Reyhan Wongso, sudah kuceritakan padamu! Lulusan unggul dari Universitas Berming! Kak Reyhan, ini teman baikku, Helen Kusmoyo, Dewi Es yang terkenal di Kota Timung! Aku benar, 'kan?"Reyhan terpukau. Lalu, Reyhan tersenyum pada Helen. "Halo, Nona Helen! Sudah lama aku mendengar tentangmu!"Helen mengangguk dengan cuek. "Halo, kamu terlalu sungkan."Kemudian, Reyhan menoleh pada Doni yang berada di belakang. "Ini ...."Cherry langsung menyela, "Aduh! Kak Reyhan lupa? Ini kampungan yang kuceritakan itu! Kampungan yang punya angan-angan tinggi!"Mendengar itu, beberapa pria di belakang Reyhan langsung mencibir.Reyhan melirik Doni dengan remeh. Setelah itu, Reyhan terseny

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 7

    Doni berjalan ke sana dan berbisik pada Calvin, "Aku yakin kamu menderita tumor ganas!""Apa?" Wajah Calvin menjadi pucat. "Nggak mungkin, aku masih muda.""Kanker pada usia muda bisa terjadi di seluruh dunia." Doni berkata dengan berat hati, "Aku nggak bohong. Kebiasaan hidupmu sangat nggak sehat, jadi kamu termasuk dalam kelompok orang yang rentan terjangkit kanker. Kalau nggak percaya, kamu bisa periksa di rumah sakit."Saking panik, punggung Calvin dibasahi keringat. Seluruh pikiran Calvin penuh dengan kata "kanker". Itu merupakan penyakit terminal! Tanpa berpikir panjang, Calvin berucap pada Reyhan dan yang lain, "Aku pergi dulu, ada urusan lain." Lalu, Calvin berjalan ke luar tanpa menoleh ke belakang.Reyhan terbengong. Ketika Calvin sampai di depan pintu, Reyhan berseru, "Tuan Muda Calvin! Tuan Muda Calvin, kenapa kamu tiba-tiba pergi? Tunggu!"Namun, Calvin seolah-olah tidak mendengar Reyhan. Calvin berjalan ke luar dan segera hilang.Reyhan akhirnya bisa mengundang Calvin den

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 8

    Mereka berkemas dan hendak meninggalkan balai anggar. Namun, mereka berpapasan dengan seorang tuan muda dengan gaya rambut belah tengah yang membawa sekelompok anak buah.Tuan muda itu melihat Helen dan langsung tertawa dengan sombong."Hahaha! Aku pikir siapa, ternyata Dewi Es yang terkenal di Kota Timung kita!""Helen! Kamu nggak pernah mau keluar bersamaku! Aku sangat nggak senang!""Kali ini, jangan harap kamu bisa kabur! Masalah kita nggak akan tuntas sebelum kamu melayaniku sampai aku puas!"Helen dan Cherry tampak marah ketika melihat orang itu.Kelvin Fernandez!Kelvin adalah pria keji yang terus mengganggu Helen belakangan ini. Dengan latar belakang keluarganya di dunia gangster, Kelvin bertindak semena-mena di Kota Timung! Akhir-akhir ini, Kelvin bahkan berbicara secara umum bahwa dia akan meniduri Helen."Kelvin!" Cherry berteriak dengan marah, "Ternyata kamu si bajingan ini!""Cih! Kamu gatal, ya?" Kelvin tertawa dan berkata, "Biar saudara-saudaraku bantu garuk nanti!""Ter

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 9

    Kelvin menghela napas lega. Lalu, Kelvin memprotes pada pria yang datang, "Pandu, kenapa kamu nggak datang lebih awal? Kamu sengaja mau lihat aku dipermalukan di tempatmu, ya? Awas aku laporkan kamu!"Bam!Mendengar nama Pandu, Cherry ketakutan hingga menjadi lemas dan bersandar ke Helen. Cherry pucat dan berkeringat dingin."Cherry, kamu kenapa?""Mampus ...." Cherry gemetar. "Pandu Handoko adalah jagoan di dunia gangster. Katanya sudah bunuh banyak orang. Klien perusahaan keluargaku pernah bermasalah dengan Pandu, lalu hilang kontak. Sampai sekarang juga nggak tahu masih hidup atau sudah mati.""Apa?" Helen pun panik. Helen mengeluarkan ponsel dan ingin melapor polisi, tetapi sama sekali tidak ada sinyal.Pandu tertawa terbahak-bahak. "Simpan ponselmu, sinyal sudah diblokir! Beraninya kamu membuat onar di tempatku? Besar sekali nyalimu!""Cukup! Jangan sok-sokan di depan cewek!" Doni menatap Pandu. "Akhirnya mau keluar, nggak bikin aku tunggu terlalu lama."Pandu termangu. "Kamu tung

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 10

    "Dia omong kosong! Kami datang untuk bermain! Dia yang mengganggu kami!" bantah Cherry.Melisa menoleh pada Kelvin. "Jujur padaku! Benar nggak kamu yang mengganggu mereka lebih dulu? Kalau kamu berani membohongiku, hmph, awas kamu!"Kelvin menciut. Kelvin tidak takut pada Melisa, melainkan takut pada Yogi! Sudah bertahun-tahun Keluarga Fernandez bekerja untuk Yogi, mereka tahu betul bahwa Yogi adalah orang kejam yang membunuh orang tanpa ampun. Melisa adalah putri bungsu yang paling disayangi dan dimanjakan oleh Yogi. Dengan satu ucapan dari Melisa, jangankan Kelvin, seluruh Keluarga Fernandez pun akan dibantai."Nona, aku hanya ingin berteman, tapi ... tapi dia sadis sekali. Lihat, saudara-saudara yang lain ... sudah lumpuh," sanggah Kelvin dengan suara rendah."Karena kamu penyebabnya, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi." Melisa melambaikan tangan pada Doni, Cherry, dan Helen. "Keluarga Bonardi bukan diktator. Masalah hari ini adalah kesalahan kami, maaf. Kalian boleh pergi!"Doni

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 11

    Gerakan Doni terkesan sangat cabul di mata Helen sehingga Helen menggertakkan gigi.Bisa-bisanya kampungan ini mengincar Cherry!Bajingan!Seketika, kesan baik yang baru saja Helen punya terhadap Doni menghilang.Namun, jujur saja!Doni tidak mempunyai niat apa pun terhadap Cherry. Doni hanya berkata jujur! Adapun pijat, itu adalah metode pengobatan yang sangat lazim. Pijatan yang disertai energi sejati merupakan metode pengobatan terbaik.Pada saat ini, ponsel Helen berdering karena ada panggilan masuk. Ada urusan mendesak di perusahaan yang harus ditangani.Helen pas tidak ingin menghiraukan Doni. Helen langsung beranjak dari kursi dan berkata, "Aku ada urusan, harus pergi dulu. Sudah kubayar." Lalu, Helen pergi tanpa menoleh ke belakang.Melihat sosok Helen menghilang di pintu, Doni menggelengkan kepala. Temperamen Helen ... harus dibenarkan!Doni melihat jam dan memutuskan untuk melakukan hal besar itu lebih dulu....Di Kompleks Setia Masa I.Itu merupakan kompleks perumahan bernu

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 12

    Jika aristokrat di Kota Timung tahu Doni dipeluk oleh Irene, mereka pasti akan sangat iri.Akan tetapi, pada saat ini, Doni ....Doni memasang kuda-kuda dengan punggung sedikit bungkuk dan memusatkan energi ke pusat energi. Mata Doni berbinar, siaga untuk melawan musuh.Pelukan Irene tidak memberikan suasana asmara pada Doni.Itu justru membangkitkan kembali kenangan masa kecil Doni yang menyakitkan.Misalnya ....Diikat ke pohon dan dijentik alat kelaminnya sebanyak seratus kali.Irene adalah putri tunggal dari guru, belasan tahun lebih tua dari Doni. Sejak kecil, Irene sering merundung Doni.Walau sekarang Irene sudah menjadi wanita paruh baya yang sangat memikat, di hati Doni, Irene selamanya adalah gadis iblis.Sikap siaga Doni membuat Irene mendengkus. "Bocah sialan! Ketemu Kakak malah bersikap seperti ini. Minta dihajar, ya?"Sambil berkata, Irene melakukan gestur tangan menjentik dan mengancam Doni.Doni bergidik dan segera memeluk pinggang Irene. "Kak Irene, kamu sudah paruh ba

Bab terbaru

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 358

    ...Ckit!Jip diparkir di sebelah ekskavator, pintu terbuka dan Doni keluar dengan wajah muram.Penduduk desa di sekitar saling memandang dengan terkejut."Ini bukan Kepala Desa!""Siapa dia?""Apa dia kerabat Kepala Desa?"Doni tidak memedulikan orang di sekitar, dia hanya naik ekskavator dan mendekati keduanya.Melihat wajah Denada berlumuran darah, salah satu lengan Helen terkulai dan terlihat ada memar besar di lengan serta tulang selangkanya. Doni pun mengernyitkan dahi dan menatap penduduk desa dengan dingin, penuh dengan niat membunuh.Helen menahan rasa sakit dan menatap Doni, "Kamu sudah datang?""Ya, biar kulihat dulu." Setelah mengatakan itu, Doni mengulurkan tangan dan menekan bagian memar Helen dengan lembut tanpa menunggu reaksinya."Sakit!" Helen tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Dari mana saja kamu!? Kenapa kamu baru datang? Periksa kondisi Denada! Aku baik-baik saja!""Oke!" Doni melihat luka Denada lagi. Mengetahui wanita itu pusing, dia menatapnya lagi dan ber

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 357

    Amarah penduduk desa tersulut lagi, mereka meninju dan menendang para pekerja serta beberapa satpam. Situasi menjadi kacau lagi.Helen yang terkena batu bata benar-benar kesakitan hingga tidak bisa mengangkat lengannya. Akan tetapi, saat ini dia sama sekali tidak berniat untuk pergi ke rumah sakit dan berteriak dengan cemas, "Hentikan! Jangan berkelahi!"Akan tetapi, suaranya langsung tenggelam dalam kebisingan.Orang-orang dari Grup Kusmoyo juga dipukul mundur oleh penduduk desa."Bu Helen! Bagaimana ini?" Denada cemas, wajahnya menjadi lebih pucat dan air mata bercampur darah mengalir.Helen juga agak bingung. Penduduk desa yang gila ini telah kehilangan akal sehatnya. Tadi saat bertemu masih bisa bicara dengan baik, tetapi sekarang malah benar-benar memukul orang. Situasinya benar-benar di luar kendali.Saat ini beberapa penduduk desa yang memegang tongkat bergegas keluar. Mereka menerobos garis pertahanan yang terdiri dari pekerja dan satpam sebelum sampai di hadapan Helen dan Dena

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 356

    Denada berteriak ketakutan dan berbalik untuk melarikan diri, tetapi rasa pusingnya begitu luar biasa dan dia langsung jatuh ke lantai setelah berlari beberapa langkah. Sebuah lubang besar juga muncul di stokingnya dan lututnya juga terluka karena jatuh.Tin, tin, tin!Tepat saat beberapa penduduk desa hendak menangkap Denada, klakson mobil terdengar di luar dan Helen tiba.Dia membuka pintu dan keluar dari mobil. Dia melihat lokasi proyek yang kacau dan menggertakkan gigi karena marah. Helen benar-benar kecewa terhadap Doni."Bu Helen ...." Denada merasa seolah telah mendapatkan kepercayaan diri setelah melihat Helen dan berteriak dengan lemah.Helen bergegas mendekat dan membantu Denada, melihat kepalanya berlumuran darah dan wajahnya pucat. Akan tetapi, Doni tidak terlihat di sana. Dia bertanya lagi kepada beberapa pekerja dan mereka semua bilang kalau Doni tidak pernah muncul.Helen tidak bisa menahan amarahnya.Doni ini!Bagaimana gadis lembut seperti Denada bisa menghadapi hal se

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 355

    Denada perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sekelompok penduduk desa yang marah. Wajahnya penuh darah dan sorot matanya dipenuhi dengan ketakutan.Ada luka berdarah sepanjang tiga sentimeter di dahinya dan dagingnya terkelupas.Sebelumnya, dia sedang memeriksa lokasi konstruksi ketika sekelompok besar penduduk desa tiba-tiba muncul. Mereka berkata jalan di desa tersebut dihancurkan oleh kendaraan dari lokasi konstruksi dan orang-orang juga dipukul oleh satpam proyek. Penduduk desa menyuruh Denada untuk menyerahkan si pelaku dan membayar ganti rugi.Denada memberikan penjelasan dan kepalanya dipukul oleh batu bata yang muncul entah dari mana. Para pekerja di lokasi konstruksi agak marah dan bentrok dengan penduduk desa.Meskipun sebagian besar pekerja dan satpam di lokasi konstruksi kekar, mereka tidak mampu menahan jumlah penduduk desa yang sangat banyak dan terpaksa mundur selangkah demi selangkah.Penduduk desa telah memperingatkan kalau mereka tidak menyerahkan pelaku dan memba

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 354

    Irene menatap Erika. "Sepertinya apa yang Doni katakan masuk akal."Erika berkata dengan kesal, "Kak Irene, kamu juga membantu adikmu menindasku, ya?"Irene tersenyum dan berkata, "Mana mungkin aku berani? Kalian berdua ini adikku. Meskipun bisa dikatakan sebagai keluarga, Doni telah membuat keputusan bulat. Nggak masalah bagaimana mendiskusikan masalah dalam keluarga, jangan sampai menghancurkan keharmonisan."Setelah mendengar ini, Doni pun tidak bisa menahan senyuman. Kata-kata indah ini diucapkan dengan sempurna, tetapi sebenarnya Irene juga menyetujui caranya.Erika tentu saja mengerti dan menghela napas, "Kak Irene, bagaimana kalau aku mengalah sedikit. Bagaimana dengan 6 triliun?"Doni menggelengkan kepalanya, "Nona Erika, aku benar-benar minta maaf. 6 triliun terlalu jauh dari harga yang kuinginkan. Sebenarnya kamu juga tahu kalau aku nggak akan setuju ...."Saat Doni sedang berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari lokasi proyek.Doni menekan tombol j

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 353

    Saat berbicara, Erika memasang wajah menyedihkan seolah telah mengalami penganiayaan.Irene menjadi semakin bingung, "Ada kesalahpahaman di antara kalian berdua?"Erika berkata perlahan, "Kak Irene, ada sebuah bisnis yang kudiskusikan dengan Doni dengan sangat tulus dan menawarkan harga yang sangat sesuai, tapi Doni malah menolaknya tanpa ampun dan bahkan nggak memberiku kesempatan untuk bernegosiasi.""Bisnis?" Irene tertegun sejenak, lalu tiba-tiba sadar.Dia langsung berpikir ada peluang 80% bahwa apa yang Erika sebut bisnis adalah sebidang tanah di tangan Doni.Seketika, Irene diam-diam mengatakan kalau dia salah perhitungan.Erika adalah putri Damian sang orang terkaya di Kota Timung, Grup Damian juga pasti sudah mengetahui tentang pembangunan zona perdagangan di persimpangan Kota Horia dan Grup Damian. Bukannya mustahil untuk mengetahui tanah tersebut sudah menjadi milik Doni.Grup Damian tidak akan rela melepaskan keuntungan besar ini.Hanya saja kecepatan aksi Erika agak di lua

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 352

    Doni menyentuh dagunya, "Kalau begitu, kamu harus menyiapkan kacamata berbingkai emas lagi untukku.""Untuk apa kamu pakai itu?""Itu akan membuatku terlihat seperti orang berpendidikan yang diam-diam menghanyutkan.""Hah?" Irene mengangkat alisnya.Doni buru-buru menutup telinganya dan berkata, "Cuma bercanda, cuma bercanda.""Heh! Biar kuberi tahu kamu, hari ini orang yang akan datang adalah temanku. Kalau kamu nggak menghormatinya, itu sama saja dengan kamu nggak menghormatiku," kata Irene dengan wajah dingin, "Kalau dia punya kesan buruk tentang kamu, awas saja aku akan membereskanmu! Lihat pohon di halaman belakang itu? Pohon itu sangat mirip dengan yang ada di dasar gunung saat itu!"Tubuh Doni tanpa sadar menegang dan tanpa sadar teringat adegan saat diikat ke pohon. Irene di depannya tidak lagi terlihat anggun dan malah seperti seorang penyihir yang akan melahapnya."Kak, tenang saja!" Doni buru-buru berkata, "Aku pasti akan memberimu muka!"Saat ini bel pintu berbunyi."Dudukl

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 351

    Irene menyuruh Doni untuk datang dan dia tidak berani mengabaikannya. Selain itu, Doni tahu Irene tidak akan mencarinya tanpa ada masalah penting. Yang disebut "wanita cantik" yang akan diperkenalkan kepadanya hari ini pastilah orang yang sangat penting.Doni bergegas pergi ke rumah Irene secepat mungkin.Irene sudah menunggu di sana. Karena hari ini akan menerima tamu, dia berpakaian cukup formal. Gaun berwarna cerah membalut tubuhnya, sosoknya terlihat sangat seksi dan perangainya anggun. Akan tetapi, di mata Doni, dia selalu merasa ada hantu kecil yang tersembunyi di balik kecantikan dan keanggunan yang luar biasa itu."Kak, hari ini dandananmu sangat cantik!" Doni bercanda, "Terlihat seperti akan pergi ke kencan buta."Irene memelototinya dan mengulurkan tangan untuk menarik telinganya dengan akurat, "Bajingan kecil, besar sekali nyalimu! Beraninya kamu nggak sopan padaku!?""Maaf, maaf." Doni memiringkan kepalanya dan ditarik ke kamar oleh Irene, "Kak, sebenarnya siapa yang akan k

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 350

    "Bukankah CEO Grup Damian itu Damian sendiri?" Beni berkata dengan heran, "Damian bukan hanya direktur, tapi juga CEO.""Aneh, mungkinkah itu penipu?" kata Doni sambil mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa Internet. Doni menemukan artikel tentang penunjukan CEO baru di berandau Grup Damian dan tiba-tiba mengangguk. "Baru saja diganti, Damian mengundurkan diri. Posisi CEO digantikan oleh Erika yang pulang dari luar negeri.""Pak Doni, apa Grup Damian barusan mencarimu?""Ya! Katanya mereka akan membicarakan bisnis, sore ini aku akan pergi menemuinya." Doni tersenyum dan dengan kasar menebak niat Erika. Doni segera bergumam pada dirinya, benar-benar sasaran empuk....Pada pukul tiga sore, Doni tiba di Kafe Avior sesuai jadwal. Di meja dekat jendela, Doni bertemu Erika.Erika adalah wanita yang sangat cantik. Hari ini Erika mengenakan kemeja putih dengan rok tinggi. Rambut panjangnya diikat rapi di belakang kepalanya, memperlihatkan lehernya yang mulus serta putih. Saat duduk di sana, a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status