Share

Bab 2

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2024-12-17 02:33:29

Beberapa bulan lalu … keadaan Ayunda sedang tidak baik-baik saja.

Gadis itu mabuk berat setelah merayakan hari ulang tahun salah satu sahabatnya di sebuah apartemen.

Sepertinya, ada yang sengaja menukar koktail tanpa alkohol miliknya dengan minuman yang seharusnya tak ia minum.

"Ayunda…."

Samar-samar, ia merasakan David–sahabat dan asisten kakaknya itu–sedang menepuk-nepuk pipinya.

Pria itu memang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini.

Tentu, dia tak menolak karena Ayunda dan dirinya diam-diam menjalin hubungan.

Ya, mereka terpaksa menyembunyikannya karena David terlahir dari keluarga sederhana, sementara keluarga Ayunda mencari calon menantu yang setara.

Meski demikian, Ayunda berjanji akan membuka rahasia itu setelah lulus S2 di tahun depan!

"Kak David, kok ganteng banget sih?" ucap Ayunda tanpa sadar.

Tubuhnya yang panas seolah mendamba sentuhan David yang tampak terkesiap.

Untungnya, pria itu berhasil mengendalikan diri.

Setelah memastikan tidak ada yang melihat seperti apa keadaan Ayunda saat ini, dia pun hendak keluar dari kamar.

Sayangnya, Ayunda menahannya. "Kak David, jangan pergi.”

Dia bahkan memeluk David dan melumat bibir pria itu untuk pertama kali!

"Ayunda, lepaskan. Jangan sampai ada yang melihat aku di sini," ucap David sambil berusaha untuk melepaskan dirinya.

Hanya saja, pengaruh alkohol terlalu kuat. Ayunda kembali berdiri di atas ranjang kemudian memeluk David membuat langkah kaki pria itu pun harus tertahan kembali.

Lagi-lagi Ayunda pun melingkarkan tangannya pada tengkuk lehernya.

Seakan tak ingin David pergi untuk meninggalkan dirinya begitu saja.

Kemudian tanpa sengaja Ayunda pun terjatuh yang tentunya membuat David ikut terjatuh karena tarikan Ayunda yang refleks.

Otak David semakin tidak karuan saat terjatuh menimpa tubuh Ayunda.

"Mereka udah ngapa-ngapain tadi sama pacarnya di sana," ucap Ayunda semakin tidak karuan, “masa aku peluk aja, gak boleh?”

Tapi David tak perduli, dia pun terus berusaha untuk menguasai dirinya. "Ayunda, kamu akan menyesal–"

Hanya saja, Ayunda justru kembali melumat bibir David tanpa ampun.

Tangannya berkeliaran, hingga David kehilangan kontrol atas dirinya.

Bagaimanapun dia adalah seorang pria dewasa dan normal!

Hasrat yang telah menggebu karena ulah Ayunda yang memang ia cintai pun tak terbendung malam itu.

***

“Akkh…”

Pagi harinya Ayunda terbangun dengan kepala yang begitu pusing.

Dia langsung memijat kepalanya yang terasa pusing dan menatap sekelilingnya, hingga menyadari kini tanpa sehelai benang pun!

Kepingan-kepingan ingatan pun mulai bertebaran di kepalanya….

"Jadi ini nyata?" gumamnya, tak percaya.

Ayunda pikir kejadian kemarin hanyalah mimpi!

Jika saja Ayunda tahu itu nyata, dia tak akan mungkin menggoda David dengan brutalnya meskipun mereka berdua saling mencintai.

Lalu di mana David?

Toktoktok!

Suara ketukan pintu kamar menyadarkan gadis itu.

Cepat-cepat Ayunda pun membereskan pakaiannya yang berserakan di lantai, kemudian dia pun segera menuju kamar mandi.

"Yunda?" panggil Wina.

"Yunda lagi mandi, Ma," jawab Ayunda setengah berteriak dari dalam sana.

"Kamu ngampus nggak hari ini?"

"Iya, Ma," jawab Ayunda lagi.

"Mama pinjam mobil kamu ya, Mama ada acara di kantor Papa. Kamu berangkat bareng David aja, mobil Mama di bengkel," ucap Wina lagi.

"Iya, Ma."

Tak ada pilihan lain.

Ayunda pun harus pergi kuliah bersama dengan David.

Kini keduanya berada di dalam mobil dalam diam.

Jika biasanya Ayunda akan banyak bercerita namun tidak dengan kali ini.

Dia duduk di samping David, tapi tatapannya terus ke luar dengan perasaan kacau.

Cit!

Ayunda terkesiap ketika David menepikan mobil dan mulai menatapnya.

"Sayang," panggil David.

Ayunda pun menoleh tapi air matanya juga ikut menetes dari pelupuk matanya, bibirnya begitu berat untuk berbicara setelah menyadari apa yang terjadi tadi malam.

Kemudian David pun menariknya ke dalam pelukannya, berusaha untuk menenangkan hati Ayunda. "Aku akan tanggung jawab," kata David dengan yakin.

Karena dia tahu apa yang kini tengah menjadi beban pikiran kekasihnya tersebut.

"Kakak, janji?" tanya Ayunda dengan suara bergetar hebat.

"Iya, Kakak sayang sama kamu. Kita akan menikah." David pun mengecup kening Ayunda.

Pria itu tampak menyesal karena telah merenggut kesucian Ayunda sebelum waktunya.

"Jangan sedih lagi, dalam waktu dekat ini keluarga Kakak akan datang ke rumah kamu."

Ayunda akhirnya mengangguk.

Dia hanya ingin menikah dengan David secepatnya apapun yang terjadi.

Bahkan, wanita itu tidak lagi memikirkan apakah nantinya keluarganya akan sangat terkejut mendengar semuanya?

Sayangnya, setelah mengucapkan janji tersebut, David tidak bisa dihubungi sama sekali!

Bahkan, pria itu tidak memberitahu padanya kemana dia pergi.

Ayunda cemas. Dia pun memutuskan untuk menemui Kakaknya.

Mungkin, dia tahu ke mana David pergi, kan?

"Kak," panggil Ayunda sambil berjalan masuk ke ruang kerja sang Kakak.

"Apa?" tanya Zidan bingung dengan keberadaan sang adik.

Ayunda pun tampak ragu untuk mengutarakan tujuannya.

"Hey, kalau mau melamun pergi sana!" kesal Zidan karena sang adik tak juga bersuara. "Kamu mau ngapain ke sini?"

"Kak David dimana ya, Kak?" akhirnya setelah dengan susah payahnya dia pun berhasil mengutarakan pertanyaan.

"David?" tanya Zidan lagi seakan penuh rasa penasaran.

Selama ini, tidak pernah satu kali pun Ayunda bertanya tentang David.

Kenapa tiba-tiba…?

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 3

    "Itu, Kak. Soalnya Yunda kesulitan buat thesis, Ayunda kan biasanya dibantuin Kak David, atau Kakak aja yang bantuin?" ucap Ayunda memberi alibi dengan cepat. Mendengar itu, kecurigaan Zidan pun lenyap. "Kerjain aja sendiri! Oh iya, kalau David, dia pulang ke rumah orang tuanya. Mungkin dia mau dijodohkan dengan pilihan Ibunya," jawab Zidan. "Dijodohkan?" kaget Ayunda sambil berusaha untuk terlihat tetap baik-baik saja. "Iya, sudah lama dia itu dijodohkan. Bahkan, dari kecil kayanya deh sama anak sahabat Ibunya. Tunangan sejak kecil pokoknya," kata Zidan lagi. Deg! Ayunda pun kehabisan kata-kata saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Tanpa bersuara lagi, dia pun segera pergi dari sana. Sementara Zidan hanya menatap punggung Ayunda dengan santai karena adiknya itu memang datang dan pergi sesukanya selama ini. Sayangnya, pria itu tak tahu ada rasa yang berkecamuk di dada Ayunda saat ini. Bertapa runtuhnya dunia Ayunda karena mendengar ucapan sang Kakak yang tidak men

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 4

    Ayunda kembali terkesiap kala menyadari tatapan David begitu dingin padanya.Kini keduanya tampak sangat asing, padahal dulunya pernah saling mencinta dan tak jarang bergenggaman tangan dengan erat. Bahkan, ucapannya juga terdengar kasar dan asing di telinga wanita itu….. Jauh berbeda dengan yang dulu. Tapi, apa yang dapat Ayunda harapkan dari suami orang? Ayunda tersenyum getir. Namun, tiba-tiba ada gerakan dari dalam perutnya membuat Ayunda terkesiap. Mata David juga tertuju pada perut Ayunda. Akan tetapi, seperti ada kebencian terhadap apa yang dia lihat saat ini.David mengepalkan tangannya menahan rasa bencinya. "Terima kasih, aku permisi," ucap Ayunda memilih tak peduli. Dicopotnya selang infus di tangannya dengan terburu-buru. Ada setitik darah yang keluar, tapi tidak masalah. Sebab, itu tidak seberapa dibandingkan luka di hati yang terpaksa wanita itu sembunyikan dari semua orang, termasuk David. Brugh! Ayunda perlahan turun dari atas ranjang. Namun, seoran

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 5

    "David?" Dirga, ayah dari Zidan dan Ayunda, yang telah lama tidak bertemu dengan David seketika memanggilnya. Akhirnya pria itu pun tidak bisa pergi begitu saja. "Tuan Dirga," sapanya ramah. "Ayo, masuk! Kenapa hanya duduk diam di dalam mobil? Kamu pasti mau ketemu Zidan, kan?" tebak pria paruh baya itu akrab. Dia tahu seperti apa kedekatan antara anaknya dan David. Meskipun David pernah menjadi asisten anaknya, tapi mereka sudah bersahabat sejak lama. Bahkan, sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Hal ini membuat David semakin kesulitan untuk menolak. Berjalan beriringan, keduanya pun masuk, sampai David tak sengaja melihat bingkai foto pernikahan Ayunda dan Erwin dipajang di ruang tamu…. Sejenak, pria itu bahkan mematung karenanya. "Itu adalah foto pernikahan Ayunda, kamu tidak lupa seperti apa bocah itu membuatmu sibuk karena ulahnya yang bermacam-macam?" seloroh Dirga yang tak tahu pergulatan batin David saat ini. Seketika itu juga David pun tersenyum tipis–mencoba me

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 6

    Ayunda kini menuju meja makan. Perutnya sudah sangat lapar karena ternyata sejak pagi tadi belum makan sama sekali. Hanya saja, ia terkejut menemukan Erwin sudah kembali. Bahkan, David juga ikut makan malam bersama! "Yunda, duduk. Malam ini kita akan makan malam dengan tamu istimewa," ucap Wina. Ayunda pun hanya bisa mengangguk pelan menurut pada ucapan ibunya itu. Dia memilih duduk di samping Erwin dan berhadapan dengan David. "Ayunda, isi piring suamimu," ucap Wina lagi mengingatkan Ayunda akan kewajibannya sebagai istri. Ayunda kembali menganggukkan kepalanya sambil bergerak untuk mengisi piring Erwin. Isi pikirannya terlalu banyak, hingga dia tidak bisa melakukan apapun tanpa diperintahkan. "Entah kapan kita dilayani istri, ya?" keluh Zidan. "Semoga kalian juga segera nyusul, kemudian punya anak. Tidak sabar menunggu hari kelahiran calon cucu dari Ayunda dan Erwin," ucap Wina sambil tersenyum pada sang anak. Deg! Jantung Ayunda seketika berdetak lebih k

    Last Updated : 2024-12-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 7

    "Kalian?" Ayunda terkesiap melihat wajah Erwin, dia semakin bingung harus bagaimana. Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi, Erwin memergoki dirinya dan David berada di dalam kamar. Sementara David terlihat santai saja, membuat Ayunda merasa bingung dengan sikap pria itu. "Erwin, aku tidak tahu kenapa dia ada di sini," terang Ayunda berusaha untuk menjelaskan pada Erwin. Karena itu adalah kenyataan sebenarnya. Lalu Erwin pun menatapnya dengan penuh intimidasi, membuat keadaan semakin sengit. "Pergi dari sini!" geram Ayunda karena David masih saja berdiri di sana tanpa bergerak sama sekali. Apa lagi mencoba untuk menjelaskan pada Erwin tentang apa yang sebenarnya terjadi, rasanya tidak mungkin. Lihat saja bukannya segera pergi David justru kembali bertanya padanya. "Tadi kamu meminta ku untuk masuk ke sini, sekarang mengusir ku?" tanya David seakan tak percaya. Ayunda pun syok mendengar ucapan David, dia pun menatap wajah Erwin sambil menggelengkan kepalanya. "K

    Last Updated : 2025-01-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 8

    Pagi harinya Ayunda mencoba untuk bangkit kembali dari keterpurukannya, dia ingin memperbaiki semuanya. Termasuk hubungannya dengan Erwin. Tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya bukan? Meskipun semalaman Erwin tidak pulang ke rumah dia tetap akan berusaha untuk bersikap baik. Dia juga sangat yakin jika kini Erwin berada di kantornya. Sambil berdiri di depan cermin, Ayunda terus memperhatikan wajahnya dengan mata yang bengkak akibat menangis semalaman, sekaligus menatap dirinya sendiri dengan perut buncitnya yang begitu jelas terlihat. Mengelus perutnya dan merasakan gerakan dari dalam sana. Janin tersebut adalah semangat terhebatnya, dia bisa bangkit kembali karena janin tersebut. Tujuan Ayunda kini terlebih dahulu menemui Lisa, ataupun sahabatnya yang telah berkhianat dengan suaminya sendiri. Ayunda ingin meminta Lisa meninggalkan suaminya. "Kamu bisa Ayunda, kamu adalah wanita yang kuat!" ucap Ayunda memberikan semangat pada dirinya sendiri. Dia bahkan

    Last Updated : 2025-01-11
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 9

    Dunia Ayunda benar-benar berubah berantakan setelah kesalahan satu malam yang dia lakukan. Andai waktu bisa diputar kembali mungkin dia tidak akan pernah melakukan hal itu. Andai hari itu tidak pernah terjadi apa-apa, tentu saja saat ini tidak akan menikahi Erwin karena terdesak oleh keadaannya. Andai dan andai hanya itulah yang bisa terucap didalam hatinya, sisa-sisa penyesalan ini begitu menyiksanya. Sadisnya lagi kini Erwin menjadikan rahasianya sebagai senjata untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. Sungguh tak pernah terpikirkan sebelumnya jika dirinya akan diperlakukan seperti ini. Bahkan malam ini dia harus rela menemui seorang pria yang katanya adalah seorang CEO dari perusahaan raksasa sebagai syarat bekerja sama dengan perusahaan Erwin. Apakah dia sedang dijual untuk mendapatkan tujuan? Suami menjual istrinya sendiri? Ini tidak masuk akal. Tapi Ayunda hanya bisa pasrah, melakukan semua ini dengan kepasrahan. Entah sampai kapan dirinya terus seperti

    Last Updated : 2025-01-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 10

    Di tengah malam yang gelap ini hanya ada penerangan bulan yang menerangi bumi. Bulan yang terang tanpa tertutup awan hitam. Hanya saja kehidupan Ayunda yang kini berbanding terbalik dengan sebelumnya, air matanya tak hentinya menetes membasahi pipinya yang mulus. Rasa sakit ini terasa semakin dalam hingga ingin menyerah, keadaan tidak membiarkan dia untuk bahagia. Sampai kapan ini akan terjadi? Bahkan Ayunda sendiri tidak tahu bagaimana caranya untuk tetap melanjutkan hidup, terlihat baik-baik saja dihadapan semua orang itu sangat sulit. Ditengah jalan raya ini dia terus saja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bayangan wajah David tak bisa hilang dari pandangannya. Sakit dan perihnya tidak dapat terucapkan oleh bibirnya. Jika tidak bisa bersama kenapa harus bertemu lagi, padahal Ayunda sudah menutup hatinya untuk pria tidak bertanggungjawab itu. Tapi David pun seakan asing baginya, dia jauh berbeda dari yang dulu. Semua kenangan indah bersama pun mulai b

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 20

    "Tere, tempat aku bukan disini," kata Ayunda menolak untuk ikut masuk ke dalam rumah sahabatnya tersebut. "Justru setelah menikah dengan Kak Erwin tempat kamu seharusnya di sini," jawab Tere dengan yakin. "Kenapa kamu membawa dia ke sini?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul. Ayunda dan Tere pun menoleh pada sumber suara. Suara Erwin yang merasa dirinya adalah korban, bersamaan dengan itu Puput pun ikut keluar dan melihat Ayunda. "Wanita sialan, ternyata kamu menjadikan anak ku sebagai kambing hitam. Padahal kau hamil anak orang lain, wanita murahan!" cerca Puput. Puput telah mendengar semua cerita dari putranya, sebagai seorang ibu pastinya dia percaya dengan ucapan sang putra. Dia pun tak terima jika anaknya dijadikan sebagai korban untuk bertanggungjawab atas kehamilannya. "Ma, jangan percaya Kak Erwin dong. Tere yang lihat semua kalau anak laki-laki Mama ini sedang selingkuh dengan Lisa!" sahut Tere. "Aku memang punya hubungan dengan Lisa, karena Lisa jauh lebi

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 19

    "Yunda." Ayunda pun menoleh dan ternyata itu adalah Tere. Hampir saja Ayunda melompat dari atas jembatan, tapi Tere malah mengejutkannya. "Tere?" "Kamu mau ngapain? Jangan bilang --" Tere pun menggantungkan ucapanan berharap apa yang dia pikirkan salah. Tapi isak tangis Ayunda yang pecah membuatnya yakin apa yang dipikirkannya benar. Tere pun cepat-cepat memeluk Ayunda, dia benar-benar kasihan melihat sahabatnya. Sesaat setelah lebih baik Tere pun mulai merenggangkan pelukannya. "Kamu nggak boleh melakukan itu, kamu tega sama dia?" Tere pun memegang perut Ayunda yang membuncit. "Kalau kamu bunuh diri artinya secara tidak langsung kamu yang merampas haknya untuk hidup, kamu tega?" tanya Tere lagi. Astaga. Ayunda hampir saja berbuat buruk yang justru merugikan anaknya. Cukup sudah dia menderita karena kejamnya cinta, jangan sampai anaknya juga ikut mendapatkan hukuman yang tidak seharusnya dia dapatkan. Janin itu tidak bersalah Ayunda, jangan seret dia untuk ik

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 18

    Erwin tidak mau jika dirinya yang disalahkan, jadi dia menyebarkan berita pada orang-orang bahwa selama ini Ayunda telah berselingkuh. Diluar sana telah terdengar berita tentang seorang wanita yang memiliki suami tapi hamil dengan pria lainnya. Dia adalah Ayunda putri dari Dirga, seorang pebisnis yang dikenal dengan nama baiknya. Sayangnya nama baiknya mulai tercoreng dengan adanya berita tersebut. Disaat keadaan perusahaan sedang tidak baik-baik saja, justru berita ini muncul membuat kepala Dirga rasanya hampir pecah. Bukan hanya Wina yang dibuat syok berat, tapi juga Dirga. Dia tak menyangka jika putrinya bisa berbuat serendah itu. Sedangkan Zidan ada di luar negeri dia tak mengetahui apa yang terjadi pada adiknya. Plak! Dirga tak kuasa menahan amarahnya hingga menampar wajah putrinya. Untuk pertama kalinya Ayunda merasakan tangan kasar sang ayah. Wina yang baru sadar hanya bisa menangis melihatnya. Kini mereka berada di rumah setelah sebelumnya dijemput oleh

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 17

    "Ini ponsel Ayunda? Ah, bocah itu ada-ada saja," Wina pun kembali memutar kendaraannya ketempat sebelumnya. Tepatnya ke kantor Erwin, dia bahkan langsung turun untuk mengantarkan ponsel sang anak. Sebab, Ayunda sedang hamil dan harus memegang ponsel dimana pun berada agar memudahkan untuk menghubungi dirinya jika ada yang terjadi. Tapi Wina malah dibuat shock berat saat mendengar ucapan Lisa. "Ingat, Yunda. Kau hanya kesalahan, karena Erwin sebenarnya mencintai aku!" ucap Lisa dengan lantang. Seketika itu dia pun mematung di depan pintu. Ayunda yang hendak keluar pun dibuat terkejut dengan kehadiran ibunya yang tiba-tiba. Sebelumnya berpikir bisa langsung pergi dengan segera. Karena sebelumnya jelas Wina sudah berpamitan untuk menuju butiq sahabatnya. Kini Wina menatap wajahnya dengan penuh tanya. Sepertinya Wina butuh penjelasan dari semuanya. Dirinya yang hanya mendengar dibagian akhirnya membutuhkan penjelasan. "Erwin mencintai mu?" tanya Wina pada Lisa, "ma

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 16

    "Yunda," Wina pun menghampiri Ayunda ke kamarnya. Dia membawa sebuah berkas. Ayunda pun cepat-cepat mengusap wajahnya yang basah. Kemudian merapikan rambutnya serta pakaiannya agar terlihat baik-baik saja. Tidak lupa Ayunda menutup bagian pipinya dengan foundation agar bekas tamparan Erwin tidak terlihat. Setelah merasa cukup dia pun segera membuka pintu. "Ya, Ma," jawab Ayunda. "Ini kayaknya punya Erwin yang terjatuh di teras, mungkin dia buru-buru jadi nggak terasa ada yang terjatuh," kata Wina sambil memberikan pada Ayunda. Ayunda pun menerimanya dan melihatnya dan benar itu adalah berkas yang sepertinya cukup penting. "Kamu antar ke kantornya aja, takut dia sedang mencari-cari," usul Wina. Sejujurnya Ayunda sangat malas untuk pergi ke kantor Erwin apa lagi setelah perdebatan barusan. Sebab dia pasti akan melihat wajah-wajah yang sangat menjijikkan disana. Tapi Ayunda tidak ingin membuat Wina curiga tentang pernikahannya. Dia harus terlihat baik-baik saja,

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 15

    Ayunda pun melihat daun pintu kamar terbuka, sesaat kemudian Erwin pun muncul. Tak lama berselang pintu kembali tertutup rapat, langkah kaki Erwin pun semakin mendekati. Tatapan matanya tampak sangat serius, ada kemarahan yang tertahan. Plak! Satu tamparan pun mendarat di wajah Ayunda hingga terbawa ke samping. Sejenak Ayunda pun memejamkan matanya untuk menikmati sensasi yang luar biasa ini. "Kamu ingin main-main dengan ku?!" Ayunda pun perlahan mulai berdiri tegak, sebelah tangannya masih memegang pipinya bekas tamparan Erwin masih terasa sakit. "Kamu wanita iblis, kamu sengaja mengatakan tentang hubungan ku dengan Lisa pada Tere! Sehingga orang-orang akan tahu bahwa aku adalah seorang laki-laki bajingan!" kata Erwin lagi. "Aku tidak pernah mengatakan apapun pada Tere!" jawab Ayunda. Matanya tampak memerah dengan rasa amarah yang begitu menyala. "PEMBOHONG BESAR!" pekik Erwin sambil menunjuk wajah Ayunda. "Aku berkata jujur, kami datang ke restoran itu untuk

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 14

    "Kenapa, Yunda? Kenapa kamu diam? Dia suami mu," Tere tak mengerti mengapa bisa semua ini terjadi. Dia terlihat begitu marah karena sahabatnya sendiri adalah seorang perusak rumah tangga Ayunda. "Kenapa kamu cuman diam? Kamu sedang hamil anak laki-laki itu! Rebut suami mu!" kata Tere lagi. Ayunda yang duduk di samping Tere hanya bisa menangis. Menahan sesak di dada. Tapi bagaimana dia bisa mengatakan bahwa dirinya tidak mengandung anak Erwin? "Mama harus tahu," kata Tere lagi. Tere yang mengambil ponselnya bermaksud untuk menghubungi Mamanya pun ditahan oleh Ayunda. "Jangan," ucap Ayunda dengan suara hampir menghilang. Lehernya terasa tercekat ketika akan bersuara, tentunya karena dadanya yang semakin terasa sesak. "Mama harus tahu, walaupun Kak Erwin adalah Kakak aku dia tetap salah!" tegas Tere lagi. "Aku mohon," pinta Ayunda lagi. Ayunda benar-benar berharap agar Tere tak mengatakan apapun pada siapapun, dia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Lagi pul

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 13

    [Yunda, aku jemput kamu sekarang ya. Kita ke dokter kandungan kan?] Tere. Ayunda mengusap wajahnya yang basah karena air matanya sendiri setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Tere. Tere sahabat sekaligus adik iparnya itu mengingatkan bahwa hari ini dirinya sudah membuat janji dengan dokter kandungan. "Ah, hampir saja aku lupa," ucap Ayunda. Saat itu Ayunda ingin kembali melajukan mobilnya, tapi dia merasa ada yang tidak beres. Dengan rasa penasaran dia pun segera turun dan benar saja, ternyata ban mobilnya kempes. "Huuuufff," Ayunda pun membuang nafas panjang sambil menatap ban mobilnya. Kemudian dia pun menghubungi Tere untuk menjemputnya. Tak lama berselang Tere pun tiba. Ayunda segera masuk ke dalam mobil Tere, semetara mobilnya akan ada pihak bengkel yang mengurus. "Kamu kok nyetir mobil sendiri? Kak Erwin dimana? Bahaya tahu!" omel Tere sambil terus mengemudikan mobilnya. Tapi Ayunda hanya diam saja, sebab percuma saja meminta Erwin untuk mengantarkan d

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 12

    Disaat tangisan yang begitu keras dia pun mulai menepikan mobilnya di sisi jalanan. Mungkin dia ingin diam sejenak untuk kembali menata hati yang penuh dengan kehancuran sebelum bertemu seseorang nantinya. Tapi pikiran Ayunda belum juga bisa teralihkan.Justru semakin dia berusaha untuk melupakan semuanya, malah semakin menghantuinya. Ayunda belum lupa dengan apa yang pernah dikatakan oleh Erwin padanya saat itu. Dimana Erwin terus saja meyakinkan dirinya untuk menjadi istrinya. Padahal Erwin tahu dirinya tengah hamil. Tepatnya saat Ayunda jatuh pingsan saat berada di kampus. "Muka kamu pucet banget," ucap Lisa melihat wajah Ayunda. "Aku kurang enak badan," jawab Ayunda. Bertepatan dengan Tere yang juga tiba bersama dengan Kakanya. "Hay," sapa Tere. Belum sempat Ayunda menjawab tiba-tiba saja dia jatuh pingsan. "Ayunda!" seru Tere dan Lisa. Saat itu Erwin pun diminta untuk membantu Ayunda untuk dibawa ke rumah sakit. Saat dokter selesai memeriksa pun mulai

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status