Share

Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!
Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!
Author: Ipak Munthe

Bab 1

Author: Ipak Munthe
last update Huling Na-update: 2024-12-17 01:21:18

"Bisa-bisanya kamu selingkuh sama sahabatku, Erwin!” seru Ayunda dengan suara cukup keras.

Hati istri mana yang tidak sakit melihat sendiri dengan mata kepalanya saat sang suami tengah bermesraan dengan sahabatnya sendiri di kantor?

Tubuh Ayunda bahkan sampai gemetaran karena tidak menyangka akan menyaksikan sendiri hal kotor ini.

Dia pikir kedekatan keduanya selama ini sebatas sekretaris dan atasan saja.

Siapa sangka, keduanya berkhianat?

Di sisi lain, Erwin tampak tidak merasa bersalah. Pria itu bahkan menatap Ayunda sinis. "Cukup Ayunda! Nggak usah teriak-teriak!" ucap pria itu dengan suara pelan, tetapi penuh penekanan.

Ayunda sontak tertawa kehilangan akal. "Aku udah berusaha jadi istri yang baik buat kamu, tapi apa yang kamu lakukan ke aku?" kecewa wanita itu.

"Alah! Nggak usah mendramatisir keadaan, Ayunda atau kamu mau semua orang tahu bahwa anak itu adalah anak haram, hah?!" ucap Erwin sambil menunjuk perut buncit Ayunda, “kamu wanita murahan yang bahkan tak tahu ayah anakmu ada di mana, kan?”

Deg!

Ayunda terkesiap. Lima bulan pernikahan mereka, keduanya memang tidak satu kalipun melakukan hubungan suami istri.

Bukan karena Ayunda menolak, tetapi Erwin yang merasa jijik padanya karena sudah mengandung anak dari pria lain.

Padahal, suaminya itu jelas-jelas sudah tahu keadaannya dan meyakinkan bahwa dia memang ingin bertanggungjawab kala wanita itu tengah putus asa.

Erwin yang memang selama ini mengejar Ayunda–bahkan berjanji merawat anak itu seperti anak kandungnya sendiri, hingga dia akhirnya luluh juga. Bahkan mencoba mencintai pria itu meski sulit.

Tapi sekarang, pria ini memperlakukannya seperti sampah?

Lantas bagaimana menjalani pernikahan yang sulit ini?

"Bukankah sejak awal kamu sudah tahu keadaan aku? Justru kamu yang mengatakan siap menjadi ayah dari anak ini. Lalu kenapa—"

"Waktu itu, aku khilaf kayanya. Mana mungkin ada yang sudi punya istri seperti seperti kamu, kan?” potong Erwin, tanpa peduli kata-katanya begitu kejam, “pokoknya, jangan sampai kamu bicara tentang tadi pada salah satu sahabatmu atau pada orang tuamu!”

“Jika itu terjadi, maka mereka juga akan tahu tentang anak haram itu bukan anakku!" ancam Erwin lagi, "kau mau citra baik keluarga besarmu hancur? Belum lagi, betapa kecewanya mereka nanti?”

Pria itu lalu tersenyum miring setelah merasa berhasil mengancam istri pajangannya itu.

Ditinggalkannya Ayunda yang masih mengepalkan tangannya–menahan marah.

Keluarga wanita itu memang tak ada yang tahu jika anaknya bukanlah anak Erwin, melainkan anak dari mantan kekasihnya yang pergi tanpa kabar!

Air mata yang tertahan, akhirnya luruh juga di pipi putih Ayunda.

Tak lama, wanita itu memutuskan pergi dari sana dan mengendarai mobilnya.

Menenangkan diri meski pergi tanpa arah. Bahkan, angin yang berhembus kencang pun tak lagi terasa olehnya yang kini tanpa jaket.

Sayangnya, kegundahan hati Ayunda tak kunjung reda, hingga dia pun memilih berjalan kaki.

Lagi-lagi, tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Perasaannya begitu sakit.

Dia ditinggal kekasihnya dalam keadaan hamil seorang diri dan dijanjikan pertanggungjawaban. Tapi, pria itu pergi tanpa kabar. Belum lagi, Ayunda akhirnya dinikahi oleh Erwin, tapi berakhir dikhianati dengan wanita yang notabenenya sahabatnya sendiri.

Jika begini, mengapa suaminya itu tidak menikah dengan sahabatnya saja sejak awal?

Sambil melangkahkan kakinya, Ayunda merasa semakin hancur.

Kini dirinya mulai bertanya-tanya, apakah dia tidak layak dicintai?

Lalu, bagaimana dengan anaknya nanti?

Ayunda menghela napas. Merasa tak kuat lagi, dia pun akhirnya duduk di sisi jalanan sambil terus menangis keras berharap bisa meringankan sedikit beban.

Namun, nasib sial sepertinya tidak bisa dilewatkan oleh Ayunda karena dia mendadak dihampiri oleh dua orang preman!

"Kalian mau apa?" tanya Ayunda penuh rasa takut.

“Hahaha….” Preman itu tertawa sambil menatap kalung di leher Ayunda. “Mau ini!”

Srak!

Tanpa kata, preman itu menarik kalung tersebut dengan sangat kuat sebelum kabur.

Sayangnya, Ayunda langsung terdorong, hingga kepalanya pun membentur bahu jalan.

Entah apa yang terjadi, Ayunda merasa tubuhnya terasa dingin.

Kepala wanita itu juga memberat, sementara penglihatannya menggelap.

“Anakku?” lirih Ayunda sebelum kesadarannya menghilang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Evi Takalar01
Bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
Hay Kak........
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
akhirnya judul baru ada lagi heheheh thankz kk Thor .....
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 2

    Beberapa bulan lalu … keadaan Ayunda sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu mabuk berat setelah merayakan hari ulang tahun salah satu sahabatnya di sebuah apartemen.Sepertinya, ada yang sengaja menukar koktail tanpa alkohol miliknya dengan minuman yang seharusnya tak ia minum."Ayunda…." Samar-samar, ia merasakan David–sahabat dan asisten kakaknya itu–sedang menepuk-nepuk pipinya.Pria itu memang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini. Tentu, dia tak menolak karena Ayunda dan dirinya diam-diam menjalin hubungan.Ya, mereka terpaksa menyembunyikannya karena David terlahir dari keluarga sederhana, sementara keluarga Ayunda mencari calon menantu yang setara. Meski demikian, Ayunda berjanji akan membuka rahasia itu setelah lulus S2 di tahun depan!"Kak David, kok ganteng banget sih?" ucap Ayunda tanpa sadar. Tubuhnya yang panas seolah mendamba sentuhan David yang tampak terkesiap.Untungnya, pria itu berhasil mengendalikan diri.Setelah memastikan tidak ada yang melihat seperti apa

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 3

    "Itu, Kak. Soalnya Yunda kesulitan buat thesis, Ayunda kan biasanya dibantuin Kak David, atau Kakak aja yang bantuin?" ucap Ayunda memberi alibi dengan cepat. Mendengar itu, kecurigaan Zidan pun lenyap. "Kerjain aja sendiri! Oh iya, kalau David, dia pulang ke rumah orang tuanya. Mungkin dia mau dijodohkan dengan pilihan Ibunya," jawab Zidan. "Dijodohkan?" kaget Ayunda sambil berusaha untuk terlihat tetap baik-baik saja. "Iya, sudah lama dia itu dijodohkan. Bahkan, dari kecil kayanya deh sama anak sahabat Ibunya. Tunangan sejak kecil pokoknya," kata Zidan lagi. Deg! Ayunda pun kehabisan kata-kata saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Tanpa bersuara lagi, dia pun segera pergi dari sana. Sementara Zidan hanya menatap punggung Ayunda dengan santai karena adiknya itu memang datang dan pergi sesukanya selama ini. Sayangnya, pria itu tak tahu ada rasa yang berkecamuk di dada Ayunda saat ini. Bertapa runtuhnya dunia Ayunda karena mendengar ucapan sang Kakak yang tidak men

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 4

    Ayunda kembali terkesiap kala menyadari tatapan David begitu dingin padanya.Kini keduanya tampak sangat asing, padahal dulunya pernah saling mencinta dan tak jarang bergenggaman tangan dengan erat. Bahkan, ucapannya juga terdengar kasar dan asing di telinga wanita itu….. Jauh berbeda dengan yang dulu. Tapi, apa yang dapat Ayunda harapkan dari suami orang? Ayunda tersenyum getir. Namun, tiba-tiba ada gerakan dari dalam perutnya membuat Ayunda terkesiap. Mata David juga tertuju pada perut Ayunda. Akan tetapi, seperti ada kebencian terhadap apa yang dia lihat saat ini.David mengepalkan tangannya menahan rasa bencinya. "Terima kasih, aku permisi," ucap Ayunda memilih tak peduli. Dicopotnya selang infus di tangannya dengan terburu-buru. Ada setitik darah yang keluar, tapi tidak masalah. Sebab, itu tidak seberapa dibandingkan luka di hati yang terpaksa wanita itu sembunyikan dari semua orang, termasuk David. Brugh! Ayunda perlahan turun dari atas ranjang. Namun, seoran

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 5

    "David?" Dirga, ayah dari Zidan dan Ayunda, yang telah lama tidak bertemu dengan David seketika memanggilnya. Akhirnya pria itu pun tidak bisa pergi begitu saja. "Tuan Dirga," sapanya ramah. "Ayo, masuk! Kenapa hanya duduk diam di dalam mobil? Kamu pasti mau ketemu Zidan, kan?" tebak pria paruh baya itu akrab. Dia tahu seperti apa kedekatan antara anaknya dan David. Meskipun David pernah menjadi asisten anaknya, tapi mereka sudah bersahabat sejak lama. Bahkan, sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Hal ini membuat David semakin kesulitan untuk menolak. Berjalan beriringan, keduanya pun masuk, sampai David tak sengaja melihat bingkai foto pernikahan Ayunda dan Erwin dipajang di ruang tamu…. Sejenak, pria itu bahkan mematung karenanya. "Itu adalah foto pernikahan Ayunda, kamu tidak lupa seperti apa bocah itu membuatmu sibuk karena ulahnya yang bermacam-macam?" seloroh Dirga yang tak tahu pergulatan batin David saat ini. Seketika itu juga David pun tersenyum tipis–mencoba me

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 6

    Ayunda kini menuju meja makan. Perutnya sudah sangat lapar karena ternyata sejak pagi tadi belum makan sama sekali. Hanya saja, ia terkejut menemukan Erwin sudah kembali. Bahkan, David juga ikut makan malam bersama! "Yunda, duduk. Malam ini kita akan makan malam dengan tamu istimewa," ucap Wina. Ayunda pun hanya bisa mengangguk pelan menurut pada ucapan ibunya itu. Dia memilih duduk di samping Erwin dan berhadapan dengan David. "Ayunda, isi piring suamimu," ucap Wina lagi mengingatkan Ayunda akan kewajibannya sebagai istri. Ayunda kembali menganggukkan kepalanya sambil bergerak untuk mengisi piring Erwin. Isi pikirannya terlalu banyak, hingga dia tidak bisa melakukan apapun tanpa diperintahkan. "Entah kapan kita dilayani istri, ya?" keluh Zidan. "Semoga kalian juga segera nyusul, kemudian punya anak. Tidak sabar menunggu hari kelahiran calon cucu dari Ayunda dan Erwin," ucap Wina sambil tersenyum pada sang anak. Deg! Jantung Ayunda seketika berdetak lebih k

    Huling Na-update : 2024-12-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 7

    "Kalian?" Ayunda terkesiap melihat wajah Erwin, dia semakin bingung harus bagaimana. Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi, Erwin memergoki dirinya dan David berada di dalam kamar. Sementara David terlihat santai saja, membuat Ayunda merasa bingung dengan sikap pria itu. "Erwin, aku tidak tahu kenapa dia ada di sini," terang Ayunda berusaha untuk menjelaskan pada Erwin. Karena itu adalah kenyataan sebenarnya. Lalu Erwin pun menatapnya dengan penuh intimidasi, membuat keadaan semakin sengit. "Pergi dari sini!" geram Ayunda karena David masih saja berdiri di sana tanpa bergerak sama sekali. Apa lagi mencoba untuk menjelaskan pada Erwin tentang apa yang sebenarnya terjadi, rasanya tidak mungkin. Lihat saja bukannya segera pergi David justru kembali bertanya padanya. "Tadi kamu meminta ku untuk masuk ke sini, sekarang mengusir ku?" tanya David seakan tak percaya. Ayunda pun syok mendengar ucapan David, dia pun menatap wajah Erwin sambil menggelengkan kepalanya. "K

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 8

    Pagi harinya Ayunda mencoba untuk bangkit kembali dari keterpurukannya, dia ingin memperbaiki semuanya. Termasuk hubungannya dengan Erwin. Tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya bukan? Meskipun semalaman Erwin tidak pulang ke rumah dia tetap akan berusaha untuk bersikap baik. Dia juga sangat yakin jika kini Erwin berada di kantornya. Sambil berdiri di depan cermin, Ayunda terus memperhatikan wajahnya dengan mata yang bengkak akibat menangis semalaman, sekaligus menatap dirinya sendiri dengan perut buncitnya yang begitu jelas terlihat. Mengelus perutnya dan merasakan gerakan dari dalam sana. Janin tersebut adalah semangat terhebatnya, dia bisa bangkit kembali karena janin tersebut. Tujuan Ayunda kini terlebih dahulu menemui Lisa, ataupun sahabatnya yang telah berkhianat dengan suaminya sendiri. Ayunda ingin meminta Lisa meninggalkan suaminya. "Kamu bisa Ayunda, kamu adalah wanita yang kuat!" ucap Ayunda memberikan semangat pada dirinya sendiri. Dia bahkan

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 9

    Dunia Ayunda benar-benar berubah berantakan setelah kesalahan satu malam yang dia lakukan. Andai waktu bisa diputar kembali mungkin dia tidak akan pernah melakukan hal itu. Andai hari itu tidak pernah terjadi apa-apa, tentu saja saat ini tidak akan menikahi Erwin karena terdesak oleh keadaannya. Andai dan andai hanya itulah yang bisa terucap didalam hatinya, sisa-sisa penyesalan ini begitu menyiksanya. Sadisnya lagi kini Erwin menjadikan rahasianya sebagai senjata untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. Sungguh tak pernah terpikirkan sebelumnya jika dirinya akan diperlakukan seperti ini. Bahkan malam ini dia harus rela menemui seorang pria yang katanya adalah seorang CEO dari perusahaan raksasa sebagai syarat bekerja sama dengan perusahaan Erwin. Apakah dia sedang dijual untuk mendapatkan tujuan? Suami menjual istrinya sendiri? Ini tidak masuk akal. Tapi Ayunda hanya bisa pasrah, melakukan semua ini dengan kepasrahan. Entah sampai kapan dirinya terus seperti

    Huling Na-update : 2025-01-17

Pinakabagong kabanata

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 117

    Hari ini adalah hari libur, sehingga Ayunda tidak berangkat bekerja. Akan tetapi dia juga tidak bermalas-malasan, dia menyirami tanaman miliknya yang begitu indah. Ada banyak bunga mawar di sana. Dia sangat hobi berkebun dan menikmati keindahannya adalah hal yang tak dapat dia ungkapkan dengan kata-kata. Ayunda juga memperbaiki beberapa bagian yang kurang bagus, dia merawat dengan penuh perasaan. Bahkan selama dia pergi pun bunganya masih sangat indah, sebab Wina ikut merawatnya. Ayunda pun tersenyum sambil mencium sebuah bunga mawar, dia menghirup aroma yang sangat menenangkan diri. Hiburan tersendiri yang sangat membahagiakan untuknya. "Selamat pagi, Bunda," sapa David. Ayunda yang sedang tersenyum bahagia menikmati keindahan pagi ini seketika berubah kesal. Tentunya karena kehadiran David yang sangat tidak diinginkan. Tidak tahu kenapa David sangat suka datang ke rumahnya, apakah pria tersebut tidak punya rasa malu? Entahlah. Putus asa, tapi dia juga ingin

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 115

    Tere baru saja sampai di apartemennya tapi ternyata ada Erwin yang berdiri di sana. Tere tidak tahu apa tujuan sang Kakak menemuinya. Namun, dia berharap jika Erwin memberikan kabar tentang Mama mereka. Dengan langkah yang cepat Tere pun berjalan ke arah Erwin yang masih berdiri di depan pintu apartemennya. "Kak Erwin," katanya sambil tersenyum pada sang Kakak. "Aku mau bicara." Tere pun mengangguk cepat, kemudian dia pun membukakan pintu agar mereka bisa berbicara di dalam. Setelah Tere masuk Erwin juga ikut masuk. Mereka masih berada di dekat pintu yang terbuka lebar. "Kak, kabar Mama gimana?" tanya Tere tak sabar. "Mama koma, kamu mau bertemu dengan Mama?" tanya Erwin. "Iya, Kak," Tere pun mengangguk cepat karena dia juga sangat merindukan ibunya. "Kamu harus membuat Ayunda mau kembali pada ku!" ucap Erwin. Tere pun dibuat terkejut mendengar ucapan sang Kakak. Rasanya sangat tidak mungkin karena dulunya Erwin sudah sangat yakin menceraikan Ayunda. Bahk

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 114

    "Anak Bunda," seru Ayunda sambil menciumi seluruh wajah sang putra. Tidak bertemu sejak kemarin membuatnya menahan rindu yang begitu besar. Saat itu Ayunda memeluk sang anak dengan begitu erat. Berulangkali Ayunda mencium pipi mungil putranya, rasanya belum juga puas. "Yunda, apa benar Kakak kamu sudah menikah dengan Tere?" tanya Wina secara langsung. Dia sudah sangat penasaran hingga tak mampu lagi menahan rasa penasarannya. Saat itu Ayunda pun mulai menatap wajah sang Mama dengan serius. Artinya Zidan sudah menceritakan apa yang dia alami di desa. "Kak Zidan udah cerita?" tanya Ayunda kembali. "Iya, kemarin katanya dia menyusul kamu karena ingin melindungi kamu dari David. Tapi, ternyata sesampainya di sana terjadi insiden yang tak terduga, dia di paksa untuk menikah dengan Tere, pagi tadi Kakak mu pulang dengan wajah yang lelah dan Mama juga syok mendengarnya," terang Wina dengan panjang lebar. Wajah Wina juga penuh kekecewaan mengetahui bahwa anaknya menikah den

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 113

    David pun memeluk Ayunda dari belakang, dia mencium tengkuk leher Ayunda dengan begitu liarnya. Sedangkan tangannya mulai menjalar ke seluruh tubuh wanita itu. Tubuh Ayunda yang basah menampakkan lekuk tubuh yang indah. Kini tubuh Ayunda lebih berisi dari sebelumnya, membuat David semakin panas dingin jika bertemu begini. Dada wanita itu begitu besar dan penuh. David semakin menjadi-jadi karena tidak dapat mengendalikan diri. Lantas bagaimana dengan Ayunda? Ayunda pun tersenyum sambil menikmati pelukan hangat David. Tangan liar David membuat Ayunda melayang jauh di awan. Sesaat kemudian David pun melumat bibirnya dengan sangat rakus. Ayunda pun membalasnya dengan tidak kalah panas. Saat itu tangan David mulai menelusup masuk ke dalam dress Ayunda. Meremas gunung kembar yang selalu menentang jiwa kelelakiannya selama ini. Saat itu terdengar suara teriakan. "Ahhhhh!" Teriak itu membuyarkan lamunannya, David kecewa ternyata apa yang terjadi barusan hanya se

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 112

    Sepanjang malam Tere tak bisa terlelap, dia masih menangis karena apa yang barusan menimpanya. "Tere, udah dong nangisnya. Aku jadi ikut sedih tau," kata Ayunda yang berbaring di sampingnya. Jika dulu Tere yang memeluknya, tapi kini sebaliknya. Ayunda memeluk sahabatnya itu penuh dengan kesedihan, dia ikut prihatin dengan kejadian itu. "Kenapa ya semuanya jadi begini?" tanyanya. "Aku juga bingung, tapi udah dong nangisnya. Lagian tadi cuma nikah siri aja, yang penting kamu nggak kena gantung," ucap Ayunda yang benar-benar ingin membuat Tere berhenti menangis. "Ya sih, tapi......" "Gampang, nanti pas kita udah balik kamu bisa minta diceraikan, satu kata cerai, sah," kata Ayunda lagi. Tere pun menatap wajah Ayunda, dia mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut. "Tapi aku jadi janda?" "Tidak ada yang tahu, lagi pula kamu juga nggak ngapa-ngapain sama Kak Zidan." "Aku tidak melakukan apa-apa, tapi mereka malah berpikir buruk." "Iya, aku tahu, kita berdua

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 111

    "Baiklah, kebetulan di sini ada penghulu," kata Pak Kades. "Maaf, Pak tapi apa harus menikah?" tanya Tere memberanikan diri. "Jadi mau kamu bagaimana? Wanita kota bisanya mengotori desa orang!" seru seorang warga. "Pak, Bu, sebenarnya apa yang barusan terjadi hanya salah paham. Aku tidak tahu kalau ada dia di sana," kata Tere lagi. "Kau pikir aku mengintip mu begitu?!" sahut Zidan yang merasa disudutkan oleh Tere. Tere pun menggelengkan kepalanya dengan cepat karena tidak bermaksud demikian. "Nggak usah banyak omong, karena kami sudah melihatnya!" jawab warga. "Jangan-jangan mereka ingin mengatakan kalau kita bohong!" timpal warga lagi. "Bukan begitu, Pak, Bu. Maksudnya, kami punya keluarga, keluarga kami di kota. Apa tidak bisa tunggu sampai keluarga kami datang dulu?" tanya Ayunda. "Bilang saja kalian mau melarikan diri!" sahut seorang warga yang dibenarkan juga oleh warga lainnya. "Banyak bicara, ayo gantung saja mereka di pohon tanpa pakaian!" "Ayo!" "Tunggu

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 109

    "Sepertinya ini desanya, sesuai dengan alamat di sini, ini gambar rumah tempat Yunda menginap," kata Zidan sambil membandingkan sebuah gambar di ponselnya dan rumah sederhana di hadapannya yang dia dapatkan dari karyawan perusahaan Yusuf. Kemudian matanya pun melihat mobil David yang terparkir di samping mobilnya. "Si gila ini ternyata sudah tiba duluan," ucap Zidan. Zidan benar-benar menjaga adiknya, ibunya memang tidak begitu membenci David lagi. Tapi bukan berarti bisa diterima kembali seperti dulu, apa lagi jika David menjadi suami Ayunda. Tidak mungkin! Kemudian dia pun berjalan menuju teras, tapi saat itu sebuah pas bunga gantung jatuh di kepalanya. "Akh....." Zidan pun menatap ke bawah, tanahnya berserakan di lantai. Kemudian dia melihat ke atas, ternyata pengait pas bunga itu terlepas. Zidan pun merasa tidak nyaman saat ada tanah yang masuk ke dalam bajunya. Dia pun mencoba untuk menepuk-nepuk pundaknya. Sayangnya masih terasa tidak nyaman, saat itu Zid

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 108

    Sedangkan David merasa khawatir karena sejak tadi Ayunda tidak bisa dihubungi. Bukankah Ayunda mengatakan untuk tidak menghubunginya selama 1 jam saja? Tapi ini apa? Sudah berjam-jam wanita tersebut tidak bisa dihubungi. David pun semakin merasa cemas, dan dia tidak bisa diam saja. Segera menuju rumah Ayunda dan bertepatan dengan Wina yang sedang menggendong Ken di teras. "Selamat sore, Tenta," sapa David. "Iya." David pun menatap wajah putranya yang sudah terlelap dalam gendongan Wina. Kemudian kembali menatap Wina. "Tante, Ayunda sudah pulang ke rumah ya?" tanyanya. Tak peduli jika pun Wina kesal padanya, sebab kini lebih sering berkunjung ke sana. Yang terpenting bisa bertemu dengan Ayunda dan anaknya adalah hal yang membuatnya bahagia. "Ayunda pergi dengan teman-teman kantornya ke desa, tapi Tante juga lupa nama desanya. Katanya menginap di sana," terang Wina. David pun dibuat terkejut mendengar penjelasan Wina. Ayunda tak memberitahu jika dia akan perg

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 107

    Desa yang masih begitu asri, tempat dimana mereka akan memulai proyek untuk kemajuan desa tersebut. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dimana penduduknya banyak yang merantau ke kota karena sulitnya mencari pekerjaan di sana. Ayunda sampai terkagum-kagum melihat desa tersebut. Terbiasa tinggal di kota membuatnya merasa nyaman dengan kondisi desa yang begitu asri ini. "Suaranya indah banget," kata Ayunda sambil membuka tangannya lebar-lebar menikmati udara segar yang berhembus. Kemudian dia pun menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara perlahan. "Semua beban rasanya hilang," ucapnya lagi. "Iya, ini indahnya kebangetan," ucap Tere yang juga membenarkan. Perjalanan dari kota ke desa tersebut memakan waktu tempuh lebih kurang 7 jam, sehingga mereka pun tidak mungkin dalam satu hari pulang dan pergi. Apa lagi melihat pemandangan yang sangat indah ini. Tapi mereka sudah disediakan rumah oleh kepala desa tersebut untuk menginap selama satu malam ini.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status