Setelah beberapa hari pelatihan, pertandingan polo pun tiba sesuai yang dijadwalkan.Di bangku penonton, Kaisar duduk di tengah, sementara sang Ratu duduk di sebelah kanannya, dan yang lainnya duduk secara berurutan.Pangeran Rio yang tampak puas dan kagum.Ini adalah pertama kalinya istana mengadakan pertandingan polo, Ratu benar-benar sudah berusaha keras.Saat berbicara, dia sedikit melirik ke arah Kaisar.Yohan hanya diam membeku."Ini memang pertama kalinya. Jika dibandingkan dengan para Ratu lainnya dari keluarga Feno, ini memang belum pernah terjadi sebelumnya."Orang-orang yang hadir dapat mendengar ketidakpuasan Kaisar terhadap ratunya.Untuk mengalihkan suasana, Ibu Suri hanya bisa tersenyum lembut dan memuji."Ratu memiliki pemikiran yang cermat, pertandingan polo ini pasti akan sangat menarik."Yohan mengernyitkan alisnya sedikit, jelas tidak setuju dengan pernyataan Ibu Suri.Pangeran Rio tidak lagi berkomentar, dia hanya mengambil gelas di depannya dan meneguk dalam diam.
Pertandingan polo pun dimulai, para selir yang berpartisipasi mengenakan pakaian berkuda, memasuki arena sambil menunggang kuda.Ibu Suri dengan santai membuka suara."Memang menyenangkan menjadi muda, mereka terlihat sangat berbeda dari biasanya. Tidak seperti selir di dalam istana, mereka lebih mirip seorang jenderal wanita!"Bibi Asih membungkuk menyetujui."Ibu Suri adalah ibu bagi seluruh negeri, Kaisar sangat bijaksana, tentu saja istana ini tempat yang nyaman untuk tinggal."Yohan melirik ke arena, jaraknya terlalu jauh sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas.Wajah tampannya sulit dibaca, antara senang dan marah."Ibu Suri hanya bercanda.""Selama ratusan tahun, Negara Naki belum pernah memiliki seorang jenderal wanita."Pangeran Rio mengangkat gelasnya."Berkat Kaisar, Negara Naki diberkati tanah yang subur dan orang-orang yang berbakat.""Hamba yakin, tidak lama lagi, Negara Naki akan memiliki seorang jenderal wanita. Dia akan membuka jalan bagi Negara Naki dan menaklukk
Selir Terhormat mencetak poin demi poin dalam pertandingan. Saat melintas di samping Nabila, dia menghentikan kudanya."Ratu, sepertinya timmu tidak ada yang bisa menandingiku?"Nabila tetap tenang, tidak memberikan tanggapan.Cindy tidak menyerah begitu saja, dia sedikit menurunkan suaranya dan menantang."Aku tahu, kamu ingin agar Selir Jihan merebut perhatian Kaisar. Kamu ingin dia merebut kasih sayang Kaisar.""Nadine, kamu benar-benar ratu pengecut!""Kamu bersusah payah anggrek Selir Jihan, tapi pada akhirnya dia tetap tidak bisa mengalahkanku.""Kamu juga akan segera seperti itu. Kamu akan merangkak di bawah kakiku, memohon padaku untuk memaafkanmu! Sama seperti ibumu dulu ...."Alis Nabila bertaut.Melihat perubahan ekspresi sekecil itu, Cindy justru merasa senang."Kenapa? Apa kamu tidak tahu?""Setelah kamu diculik, Nyonya Mirna memohon padaku!""Apa yang kuperintahkan padanya, dia lakukan. Bahkan sujud di kakiku untuk memasangkan sepatuku pun dia lakukan. Dia jauh lebih meng
Di podium penonton, para selir lainnya bereaksi dengan heboh.Mereka mengira bahwa Cindy dan Jihan sedang bersaing sengit untuk merebut bola, sehingga semua orang menjulurkan leher, ingin melihat hasilnya.Namun, mereka tidak tahu bahwa kuda keduanya sudah menjadi liar!Beberapa jeritan kuda terdengar nyaring.Seketika itu juga, seseorang terlempar dari punggung kuda.Cindy menyadari ada yang tidak beres dengan kudanya.Dia sama sekali tidak bisa mengendalikan kudanya.Saat terjatuh, dia merasa sangat takut.Di bawah sana ada banyak batu tajam, wajahnya!Dia berusaha keras melindungi wajahnya, tapi setelah beberapa kali terguling dengan keras, wajahnya tetap saja terluka parah, tergores luka yang sangat dalam.Dan dengan suara krak, lengan kirinya patah.Tulang-tulangnya terasa seperti remuk."Ah!" Pekik Cindy kesakitan.Wajahnya dan lengannya!Kenapa?Kenapa bisa seperti ini?Seharusnya Jihan yang jatuh, kenapa dia juga ...Sakit sekali!Siapa yang sudah mencelakainya?Padahal di tubu
Duar!Cindy langsung terkejut.Tidak pakai obat bius? Jahitan?Apakah tabib bodoh ini ingin membuatnya mati kesakitan?Apa itu Serbuk Pemegang Sukma?Obat untuk sakit kepala ....Pasti Nadine!Ya, Nadine yang telah mencelakainya!Tabib itu berlutut di hadapan Kaisar."Yang Mulia, jika tidak segera dijahit, Selir Terhormat akan kehilangan banyak darah, dan nyawanya akan terancam."Yohan mengerutkan kening, menatap Selir Terhormat."Jahit!""Tidak! Yang Mulia ...." Cindy menangis tersedu-sedu, air matanya bercampur darah.Secara refleks, dia menolak.Tabib tua yang bertanggung jawab memerintahkan tabib lainnya, "Tahan, jangan biarkan dia bergerak!"Melihat tabib dengan jarum dan benang mendekat, Selir Terhormat menjerit."Jangan mendekat! Ahh ...."Seketika, tenda dipenuhi jeritan yang mengerikan.Orang-orang di luar yang mendengarnya, merasa merinding.Suara itu terdengar sangat jauh.Ibu Suri sedang berada di sisi Nabila, memastikan apakah dia terluka. Ketika mendengar jeritan Cindy, h
Saat para tabib sedang menjahit luka Selir Terhormat, Yohan menemui Nabila yang berada di tenda sebelah.Di dalam tenda itu hanya ada Leonard yang sedang bersama Nabila, suasana terasa mencekam.Karena Cindy terluka parah jadi pertandingan polo dihentikan.Sebagai penanggung jawab pertandingan, Ratu harus siap disalahkan.Nabila memberi hormat, ekspresinya tenang."Hamba memberi hormat pada Yang Mulia."Seluruh tubuh Yohan seakan diselimuti aura dingin. Jelas-jelas saat ini adalah musim semi yang cerah, tapi aura dingin yang dipancarkan Yohan membuat orang merasa seperti berada di musim dingin.Leonard yang berdiri di sampingnya hanya terdiam, dia bahkan tidak berani mengangkat kelopak matanya.Dari waktu ke waktu, suara jeritan kesakitan Cindy terdengar dari tenda sebelah.Ekspresi Yohan terlihat jengkel, dia menaikkan alisnya sehingga terlihat seperti puncak gunung."Berlutut!"Suaranya terdengar sangat marah, kedua bola mata hitamnya terlihat seperti jurang yang begitu dalam.Ekspre
Saat menghadapi ancaman Kaisar, Nabila membuka mulutnya."Hamba ingin menyelidiki siapa yang sudah berusaha mencelakai Selir Jihan."Yohan menatapnya dengan dingin dan tajam."Lanjutkan perkataanmu!""Hamba memang merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan sejak awal.""Setelah merasa ada yang tidak beres dengan baju pelindung rotan itu, Hamba sengaja tidak melakukan apa-apa demi memancing si pelaku.""Saat babak pertama berlangsung, Hamba tidak memperhatikan jalannya perlombaan dan terus memantau orang-orang di arena perlombaan.""Kuda yang ditumpangi Selir Jihan hilang kendali, Hamba sudah menduganya dari awal. Oleh karena itu Hamba bisa menolongnya tepat waktu.""Hanya kejadian saat Selir Terhormat terjatuh dari kuda itu di luar prediksi Hamba."Tidak ada kejanggalan dari penjelasan Nabila.Yohan juga menjadi semakin percaya, demi mencari siapa dalang dari masalah ini, Nabila tidak ragu untuk melibatkan dirinya sendiri dalam bahaya demi menolong Selir Jihan.Ini sejalan dengan renc
Di dalam tenda, Kaisar hanya bisa menyalahkannya, tidak seperti Pangeran Rio yang memperlakukannya dengan lembut."Lihatlah kerikil tajam ini, benda ini yang sudah membuat Selir Terhormat terluka.""Kamu yang bertanggung jawab atas perlombaan ini, bagaimana bisa kamu membiarkan benda berbahaya seperti ini berada di lapangan!"Nabila memasang ekspresi seolah baru mengetahui hal itu.Dia meletakkan kedua tangannya di depan dada sebagai bentuk rasa hormat dan siap menerima hukuman."Yang Mulia, maafkan kelalaian Hamba."Ekspresi Yohan terlihat dingin."Ini semua karena kelalaianmu atau kamu memang sengaja melakukannya?""Ratu, aku harap kamu tidak terlibat dalam masalah ini."Nabila menatap Yohan, ekspresinya masih terlihat tenang."Karena Hamba yang bertanggung jawab atas kelancaran pertandingan ini, Hamba berharap tidak ada kekurangan dalam penyelenggaraan acara ini.""Kecelakaan yang menimpa Selir Terhormat dan Selir Jihan tidak membawa keuntungan apa-apa bagi Hamba."Apa yang dikataka