Nabila tidak langsung memanggil saksi yang dimaksud, tapi bertanya pada bandit itu terlebih dulu."Kamu bersikeras mengatakan kalau kamu bertemu dengan Qairun hari itu. Apa kamu masih ingat hari itu tanggal berapa dan bulan berapa?""Hamba masih ingat! Tanggal 10 Oktober!"Cindy tersenyum sinis dan berkata, "Apa kamu yakin? Ingatanmu kuat sekali. Apa kamu ...."Dia menatap Ratu dengan maksud tertentu. Tatapannya itu seolah curiga bahwa bandit itu sudah disuap oleh Ratu.Bandit itu segera membela diri."Setiap tahun tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari menyembah gunung. Saat teman-teman hamba sedang makan dan minum, lalu Tuan Qairun datang ...."Qairun tahu kalau bandit itu bisa saja membongkar semuanya, dia lantas berteriak dengan panik."Omong kosong! Hamba tidak pernah keluar istana, mana mungkin hamba pergi ke gunung!"Ini adalah kata-kata yang ditunggu oleh Nabila."Qairun, bagaimana kamu bisa yakin kalau kamu berada di istana tanggal 10 Oktober "Qairun memutar bola matanya
Pelayan membandingkan emas yang diberikan kepada Nyonya Azka dan bandit itu. Apa yang dikatakan Ratu memang benar.Emas mereka sama persis!Mulut Qairun bergetar, tapi dia masih berusaha berkilah."Tapi, bisa saja emas itu dibuat oleh pengrajin yang sama, 'kan? Kebetulan saja hamba membeli emas jenis itu. Bagaimana hamba bisa mem ...."Nabila menyela perkataannya, lalu berkata dengan tenang."Bandit sangat menyukai uang, terutama emas dan perak. Hal itu karena mereka tidak perlu repot-repot menukar perak dengan uang kertas.""Qairun hendak menyewa bandit, dia membutuhkan emas dalam jumlah banyak. Dia tidak mungkin menggunakan emas dan perak yang ada untuk menambah jumlahnya. Apalagi emas yang dia butuhkan untuk menyewa bandit sangat banyak, tidak praktis untuk membawanya keluar istana. Oleh karena itu dia keluar dari istana dengan membawa uang perak dan menukarnya dengan emas sesampainya di kota.""Jika Qairun menukar banyak emas dalam waktu yang sama, pasti kode di emas itu berurutan.
"Apa Ratu meragukan keputusanku?" Yohan menatap Nabila dengan tajam, perkataannya penuh intimidasi.Nabila menatap Yohan dengan dingin.Apa benar dia itu seorang Kaisar yang mengabdi pada negara dan rakyat?Dia bukan hanya seorang Kaisar yang sewenang-wenang, tapi juga seorang Kaisar yang pengecut!Nabila dengan suara keras berkata."Tuduhan yang dibebankan pada Qairun tidak hanya karena dia memberi perintah pada bandit.""Memangnya apa lagi?" tanya Ibu Suri dengan cemas.Tatapan Nabila terlihat serius"Tadi, Qairun bersikeras berkata bahwa dia berada di istana pada tanggal 10 Oktober. Tapi di daftar piket pengawal Paviliun Dharma Senja tertulis bahwa di tanggal itu dia berjaga seharian. Itu artinya ...."Nabila mengangkat tangannya dan menggambar garis horizontal di udara, lalu mengarahkan garis itu ke arah Cindy dengan tajam."Sebagai pemilik paviliun, Selir Utama tidak tegas pada bawahannya. Selain itu dia juga mempunyai Cap Emas untuk mengatur istana. Tapi kenapa malah terjadi mani
Melihat kemarahan Yohan, Nabila mentertawakan dirinya sendiri."Hamba sangat berani?""Yang Mulia, setelah Hamba diculik dan diselamatkan, tidak ada yang percaya kalau Hamba masih perawan.""Semua orang di sekitar menyarankan Hamba untuk tetap diam, tidak menanggapi rumor tersebut dan menunggu sampai rumor tersebut pelan-pelan menghilang.""Tapi kenyataannya tidak demikian.""Setiap hari Hamba hidup dalam ketakutan dan kepahitan, bahkan meragukan kesucian diri sendiri. Hamba tidak tahu bagaimana mendefinisikan kesucian seorang wanita, dan yang paling Hamba tidak mengerti adalah bagaimana bisa Hamba yang menjadi korban penculikan dan pelecehan. Jelas-jelas Hamba adalah korban, tapi kenapa seolah-olah Hamba yang seperti penjahatnya dan dipandang seperti wanita murahan di mata orang lain!""Jika Hamba tidak berani, Hamba pasti sudah mati sejak lama karena rumor itu. Bagaimana mungkin Hamba masih berani memakai mahkota ratu dan menikah masuk ke dalam istana?""Jika Hamba tidak berani, baga
"Dekret kekaisaran telah tiba! Selir Utama silahkan menerima perintah."Cristal membantu Cindy berjalan ke aula luar dan memberi hormat.Kemudian mendengar utusan istana menyampaikan perintah."Yang Mulia Kaisar memerintahkan, Qairun telah menjual barang-barang istana secara ilegal, bukti sudah jelas, dan Selir Utama dianggap lalai dalam hal ini. Mulai hari ini, Cap Emas dan hak pengelolaan istana harem diserahkan kepada Ratu ...."Mendengar ini, ekspresi Cindy menjadi berubah dengan cepat.Bisa-bisanya Kaisar ingin dia melepaskan Cap Emas itu?Saat ini, dekret kekaisaran belum selesai dibacakan.Utusan istana kembali mengatakan."Selain itu, Selir Utama Kaisar akan diturunkan menjadi selir terhormat."Apa!Semua orang yang berada di Paviliun Dharma Senja pun terkejut.Qairun yang membuat kesalahan, bagaimana mungkin Cindy yang dihukum begitu berat?Ini belum pernah terjadi sejak Cindy naik sebagai Selir Utama Kaisar.Cristal yang juga tidak percaya dan langsung buru-buru memapah Cindy
Istana Rubi.Setelah Nabila selesai mandi, dia duduk di sofa sambil mengeringkan rambutnya.Di luar jendela terdengar beberapa suara 'tap-tap', seperti ayam kecil yang mencicit. Matanya sedikit bersinar, lalu dia segera berdiri dan berjalan ke arah suara tersebut.Bayangan samping Nabila tampak di jendela, rambut hitamnya yang terurai dengan hidungnya mancung.Dia membuka jendela, dan merpati hitam itu sedang menempelkan paruhnya ke ambang jendela dengan ekspresi tidak sabar seolah-olah berkata, 'Kenapa lama sekali membuka pintu?'Terlihat burung itu memiliki temperamen yang sangat buruk.Nabila membuka tabung bambu di kaki merpati itu, dan mengeluarkan surat rahasia di dalamnya."Tikus sudah masuk ke dalam sangkar."Tikus mengacu pada para bandit itu.Tentara tidak takut menggunakan tipu daya.Nabila sengaja menipu para bandit tersebut.Setelah memasuki rumah bordil bawah tanah, lidah mereka akan dipotong, tangan dan paha belakang mereka akan dipatahkan, dan mereka akan disiksa setiap
Di Istana Rubi, ketika Kaisar datang untuk pertama kalinya untuk sarapan, dapur Istana Rubi pun dengan cepat menambah beberapa hidangan, dan merasakan tekanan menjadi sangat besar.Suasana di meja makan sangat tenang.Yohan tidak berkata apa-apa, Nabila pun juga tidak mengucapkan sepatah kata pun, apalagi berharap dia akan membantu mencapitkan beberapa makanan untuk Kaisar. Bahkan terkadang dia 'berebut' satu sayuran yang sama dengan Kaisar.Sifa beberapa kali memberikan isyarat dengan tatapannya kepada tuannya, meminta tuannya untuk sedikit lebih ramah, berbicara beberapa kata untuk memulai suasana, tetapi tuannya berpura-pura tidak melihat.Tiba-tiba, Nabila membuka mulutnya.Sifa pun sangat menantikan sesuatu, tapi yang dia dengar malah ...."Tambahkan semangkuk nasi lagi."Nabila adalah seorang yang terampil dalam seni bela diri, nafsu makannya jauh lebih besar dibandingkan dengan wanita biasa.Saat dia di kamp militer, bersama dengan sekelompok pria, itu adalah hal yang biasa.Tap
Baru saja Sifa bertanya-tanya, tapi tiba-tiba dia justru mendapat pencerahan dari pertanyaan itu."Nyonya, Pangeran Rio pernah bilang bahwa Yang Mulia suka dengan wanita yang pandai berkuda.""Anda mengadakan pertandingan polo itu karena ingin membantu para selir mendapat kasih sayang Yang Mulia, ya?"Nabila berkata dengan nada datar."Yang Mulia memang suka dengan selir yang pandai berkuda, seperti mendiang Selir Kehormatan. Tapi tidak sembarang orang yang bisa melakukan hal itu.""Nyonya, Hamba benar-benar bodoh. Kalau begitu, untuk apa Anda melakukan ini?""Itu hanya tipuan." Mata Nabila yang tadi tampak tenang berubah menjadi gelap.Sifa tampak berpikir. Satu hal yang dia yakin adalah Nabila sangat ingin mencari masalah dengan Cindy.Namun, dia sungguh tak mengerti apa hubungan dari semua ini.....Paviliun Dharma Senja.Cindy begitu cemas dan kesal saat mendengar Yang Mulia pergi ke Istana Rubi pagi ini untuk sarapan."Sialan! Entah cara apa yang digunakan oleh perempuan itu hingg
Nadif tertawa karena marah."Bagaimana mungkin aku membohongimu?""Meisi, kamu sudah buat masalah sebesar ini sebelum menikah denganku. Bagaimana kalau sudah menikah?""Kalau kamu tidak minta maaf hari ini, pernikahan kita akan dibatalkan!"Tangan Meisi gemetar, wajahnya juga menjadi masam saat ini."Baiklah! Aku akan minta maaf! Tapi aku pergi bukan karena ancamanmu, aku pergi karena aku memedulikanmu dan tidak ingin reputasi Kediaman Feno menurun."Nadif sudah mengetahui niat Meisi sejak awal.Dia mencibir, "Kalau kamu memang melakukannya demi kebaikanku, kamu tidak akan paksa aku untuk menikahimu!"Ucapan ini menusuk hati Meisi.Dia mencibir."Nadif, apakah akulah yang memaksamu? Bukankah kita menikah untuk memenuhi kebutuhan sendiri?"Meisi menginginkan kekuasaan dan harta.Membuka jalur perdagangan ke berbagai kerajaan dengan identitas sebagai bibi dari Ratu sama sekali tidak cukup.Meisi ingin mendorong putrinya ke posisi yang lebih tinggi.Sedangkan Nadif ingin memiliki putri ya
Meisi tiba di Kediaman Feno, dia memberikan sarang burung walet pada pelayan dengan gaya seperti seorang nyonya rumah."Rebus sarang burung walet ini, nanti aku mau minum."Pelayan menerima dengan kedua tangannya, tanpa berani mengabaikan perintahnya.Pengurus kediaman melihat sarang burung walet dan diam-diam menggelengkan kepalanya.Calon nyonya ini memang pandai menghasilkan uang, tapi dia juga sangat boros.Apakah Kediaman Feno bisa menjalani kehidupan yang tenang jika diurus olehnya?Meisi sudah berusia 40 tahun sekarang. Meisi menggunakan sebagian uangnya untuk melakukan perawatan kulit dan memakai bedak mutiara setiap harinya yang membuat Meisi terlihat 7 atau 8 tahun lebih muda.Hari ini Meisi mengenakan pakaian yang lebih ringan, dikatakan jika pakaian ini dibuat oleh Kaisar untuk Ratu. Pakaian bagian atas ini membuat Meisi terlihat sangat gagah. Meisi merasa pakaian ini sangat cocok untuknya yang merupakan pebisnis wanita.Pada saat ini, Lydia dan pelayannya sedang mengintip
Di dalam aula Kediaman Feno.Nadif sedang duduk di kursi dengan penuh amarah dan kesal.Pengurus kediaman berdiri di sampingnya dalam diam, punggungnya sudah dibasahi dengan keringat dingin.Pantas saja Yang Mulia Ratu marah besar.Kenapa calon Nyonya membuat masalah di Kediaman Letnan Jenderal sampai memukul Nyonya Muda!Hal ini malah membuat Tuan berada di posisi yang sulit.Pengurus kediaman mendesah dalam hati.Muncul masalah yang lain sebelum masalah ini berakhir, seorang pelayan berjalan masuk saat ini."Tuan! Tuan Muda Vincent sudah kembali!"Setelah pelayan ini selesai bicara, Vincent berjalan masuk dengan langkah yang cepat.Vincent tidak sabar menunggu pelayan menyampaikan kedatangannya pada Nadif, jadi dia langsung mendatangi aula depan untuk menemui Nadif.Saat melihat wajah masam Vincent, Nadif sudah bisa mengetahui maksud kedatangannya.Untuk sesaat Nadif tidak tahu apakah dia harus duduk atau berdiri.Dia diam-diam merasa kesal.Hari ini benar-benar sangat "ramai"!Vince
Kediaman Feno.Tuan Nadif sedang menyuruh orang untuk menambah cetakan undangan pernikahan, kepala pelayan berlari masuk."Tuan, Tuan! Ratu datang!"Wajah Tuan Nadif terkejut.Untuk apa Ratu tiba-tiba datang?Mungkinkah dia mendengar kabar bahwa dia akan menikah, dan datang untuk menghalangi?Di sisi lain.Di Paviliun Selesa.Selir Lydia menangis hingga matanya bengkak."Mengapa wanita bejat itu bisa datang belakangan?""Aku telah melayani Tuan selama bertahun-tahun, dia seorang janda, bersaing denganku ... mengapa Tuan menyukainya!""Membuatku marah! Biarkan aku mati! Aku mati saja, dan itu akan lebih mudah!"Sejak mengetahui bahwa Meisi akan menikah, Selir Lydia tidak berhenti menangis dan membuat keributan.Beberapa waktu lalu, dia berlari ke hadapan Tuan Nadif untuk membuat keributan, dan bahkan dimarahi habis-habisan.Sekarang dia hanya berani melampiaskan di halaman rumahnya sendiri.Awalnya, Melvin akan datang untuk membujuknya, tetapi setelah terlalu banyak menangis, Melvin jug
Nabila masuk ke dalam rumah, dan melihat ibunya duduk miring di tepi tempat tidur, sambil menyeka air mata dengan sapu tangan.Nabila menatap dengan serius, dan dia mempercepat langkahnya masuk.Nyonya Mirna mendengar seseorang datang. Begitu dia mendongak, dia melihat itu adalah Nabila, dan segera menyeka air matanya, mengubah ekspresi kesedihan menjadi kegembiraan."Ratu ...."Meskipun mereka adalah ibu dan anak, bahkan secara pribadi, Nyonya Mirna tetap berpegang pada aturan.Dia tidak ingin membuat putrinya khawatir. Sebelum Nabila bertanya, dia dengan santai mencari alasan."Aku hanya merindukan Nadine, tidak tahu bagaimana kabarnya di Provinsi Zenas."Merindukan putrinya dan meneteskan air mata, itu adalah sifat manusia.Jika Nabila tidak mengetahui apa yang terjadi, dia akan memercayainya.Dia menahan diri untuk tidak bertanya, dan duduk di samping Nyonya Mirna."Katakan yang sebenarnya, apa yang terjadi."Ekspresi Nyonya Mirna menegang sesaat, dan kemudian kembali tersenyum."A
Utusan Kerajaan Jaming takut mati, tahu betul bagaimana watak mantan kaisar, jadi dia tidak akan mencari masalah sendiri.Dia membawa serta para prajurit Kerajaan Jaming yang telah dilucuti baju besi dan senjatanya, tanpa berani tinggal lebih lama, langsung kembali ke Kerajaan Jaming.Mantan kaisar melihat semua orang pergi, baru menyadari bahwa dia benar-benar ditinggalkan.Saat itu, dia marah. Aura pembunuhan meluap."Ahhh! Sosok tua bangka! Aku ini putra kandungmu, kenapa kamu perlakukan aku seperti ini!"Dia berlutut di tanah, mengamuk dan menggeram dengan marah....Jauh di timur, di Kerajaan Verto.Dua utusan kembali ke negara mereka, membawa kabar tentang keterpaksaan untuk berdagang dengan Negara Naki.Kaisar Kerajaan Verto sangat marah hingga tertawa."Aku sudah tahu, Negara Naki tidak akan berhenti begitu saja!"Leno, utusan Kerajaan Verto berlutut."Kaisar, guru kaisar memang tidak bisa diselamatkan. Tapi, kita tinggalkan mata-mata, untuk melacak keberadaan James Kirta, dan
Permintaan untuk bertemu di jam selarut ini, adalah karena utusan Kerajaan Jaming benar-benar cemas.Kenni memimpin pasukan untuk menyerang Kerajaan Jaming, dengan momentum yang kuat.Perang harus dihentikan secepatnya, agar negara dapat beristirahat dan memulihkan diri....Kota Sundoro ....Di dalam penjara.Kaisar Jaming dan para jenderal dikurung di sini.Dia sama sekali tidak menyangka, dia tidak ditangkap oleh orang Naki, tetapi dikhianati oleh orangnya sendiri!Hal ini membuat dirinya memendam kebencian.Kaisar ditangkap, dan sisa pasukan Jaming di Gunung Murien tidak lagi menjadi ancaman.Kerajaan Jaming benar-benar kalah.Namun, Kaisar Jaming tidak memiliki sedikit pun rasa putus asa karena kekalahan. Dirinya masih sombong dan angkuh."Aku tidak akan mati! Kalian juga tidak berani bunuh aku!""Jumlah tentara Jaming ada ribuan. Mereka akan berjuang tanpa henti untuk menyerang Negara Naki, sampai Negara Naki kalah dan hancur!"Ini adalah dekrit yang dikeluarkan Kaisar Jaming sen
Di dalam istana.Setelah makan malam, Yohan menghadiahkan Keluarga Feno hadiah yang berlimpah, masing-masing mendapat bagian, termasuk anak yang berusia dua tahun lebih itu.Vincent segera bangkit."Terima kasih, Yang Mulia! Hamba merasa malu menerimanya!"Hannah menggendong anaknya, mengikuti suaminya untuk mengucapkan terima kasih.Yohan sibuk dengan urusan pemerintahan, setelah makan malam dia harus kembali ke ruang kerja kekaisaran, dan meminta Kasim Leonard untuk mengantar Keluarga Feno keluar istana.Kasim Leonard adalah orang di sisi Kaisar. Dia yang mengantar mereka keluar istana, cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya Keluarga Feno bagi Kaisar.Nabila melirik keponakan perempuannya, dan kemudian memandang Kaisar yang melangkah pergi.Mata Nabila menyiratkan emosi yang rumit.Sepanjang makan malam, Yohan berkali-kali melihat anak itu, matanya selalu membawa senyum.Tatapannya itu, hampir sama dengan saat Vincent melihat anaknya.Jika dia mengatakan dia sama sekali tidak pedu
Tuan Nadif menunjukkan wajah penuh penolakan.Meskipun harus menikah lagi, masih banyak gadis muda yang cantik menunggunya memilih. Setidaknya, dia akan menikahi wanita yang berpendidikan, berperilaku baik, dan memiliki latar belakang yang bersih.Meisi ini, sama sekali tidak pantas menjadi nyonya utama Keluarga Feno!Wanita di hadapannya tidak tampak bercanda. Dengan satu tangan, dia membelai wajah Tuan Nadif dengan ekspresi penuh kasih."Nadif, suamiku sudah lama meninggal, dan aku juga selalu mengingatmu.""Karena kakak telah bercerai darimu, kita bisa bersama lagi. Kali ini, tak ada yang bisa halangi kita."Tuan Nadif berkeringat dingin dan dengan kasar mendorongnya pergi."Siapa yang pernah bersamamu! Menjauhlah dariku!"Dia lebih sulit dihadapi dibandingkan dulu!Ibu Nadif menolak untuk mengizinkannya masuk ke dalam rumah, dan itu keputusan yang sepenuhnya benar!Mata Meisi sedikit menyipit, seolah-olah bersiap untuk bertindak nekat."Kamu tidak mau menikah denganku?""Nadif, tah