Baru saja Sifa bertanya-tanya, tapi tiba-tiba dia justru mendapat pencerahan dari pertanyaan itu."Nyonya, Pangeran Rio pernah bilang bahwa Yang Mulia suka dengan wanita yang pandai berkuda.""Anda mengadakan pertandingan polo itu karena ingin membantu para selir mendapat kasih sayang Yang Mulia, ya?"Nabila berkata dengan nada datar."Yang Mulia memang suka dengan selir yang pandai berkuda, seperti mendiang Selir Kehormatan. Tapi tidak sembarang orang yang bisa melakukan hal itu.""Nyonya, Hamba benar-benar bodoh. Kalau begitu, untuk apa Anda melakukan ini?""Itu hanya tipuan." Mata Nabila yang tadi tampak tenang berubah menjadi gelap.Sifa tampak berpikir. Satu hal yang dia yakin adalah Nabila sangat ingin mencari masalah dengan Cindy.Namun, dia sungguh tak mengerti apa hubungan dari semua ini.....Paviliun Dharma Senja.Cindy begitu cemas dan kesal saat mendengar Yang Mulia pergi ke Istana Rubi pagi ini untuk sarapan."Sialan! Entah cara apa yang digunakan oleh perempuan itu hingg
Istana Rubi.Setelah Nabila pulih dan menyelesaikan rutinitas paginya, masih banyak selir lainnya yang mengaku masih sakit dan tidak bisa datang untuk memberi salam pagi padanya.Berpura-pura sakit dan Cindy pun bekerja sama untuk hal itu.Sifa dengan kesal menyisir rambut Nabila sambil merapikan sanggulnya."Nyonya, kalau orang lain tidak masalah, tapi Selir Julia pun tidak datang untuk memberi salam pada Anda.""Apakah dia lupa bahwa Anda yang sudah menolong dia untuk mendapatkan hadiah dari Yang Mulia?""Sebelumnya dia mengatakan bahwa bersedia untuk membantu Nyonya menyalin hukuman istana, sehingga Hamba mengira dia akan berada di pihak Nyonya.""Hamba tidak menyangka bahwa dia ternyata orang yang tak berpendirian!"Nabila meluangkan waktu untuk memeriksa catatan harem, tanpa mengangkat kepala lalu berkata."Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk berpihak pada keuntungan dan sebisa mungkin menghindari kerugian."Aula depan.Nabila duduk di kursi utama, sedangkan beberapa selir lai
Paviliun Dharma Senja.Mendengar kabar itu, Cindy mengerutkan keningnya."Apa Ratu sudah gila! Berani-beraninya memaksaku ikut pertandingan polo?""Apakah dia mengira dengan Cap Emas itu dia bisa seenaknya berbuat apa saja? Bahkan aku pun harus menurutinya!"Andai saja kemarin malam Kaisar tidak memperingatkannya untuk tidak membuat masalah dalam waktu dekat, pasti dia akan membuat Ratu itu menderita!Bukan hanya Cindy yang tidak senang dengan pertandingan polo ini.Setelah pertemuan pagi, para selir berkumpul dan terus mengeluh."Untuk apa kita harus ikut serta dalam pertandingan polo! Ratu benar-benar aneh, memikirkan hal yang begitu aneh.""Meskipun Ratu berbicara dengan sangat meyakinkan, aku tetap tidak mau. Situasi sekarang berbeda dengan masa lalu. Negara Naki sekarang kuat dan tangguh, kita para wanita tidak perlu lagi menjaga kota lagi.""Ratu baru menjabat, langsung saja bertindak sembarangan. Kita lihat saja nanti, apakah pertandingan polo ini bisa berjalan lancar."Di sisi
Di Ruang Kerja Istana, Nabila menundukkan badan dan melakukan penghormatan."Hamba memberi salam pada Yang Mulia."Yohan duduk di belakang meja, tatapannya tajam dan berwibawa."Aku sedang sibuk. Ada apa? Katakanlah."Dia telah mendengar kabar bahwa hanya ada dua orang yang mengikuti pelatihan di lapangan berkuda.Tampaknya Ratu tidak mampu mengendalikan para selir, sehingga harus dia yang mengeluarkan perintah.Dengan tenang, Nabila berkata."Obat sakit kepala untuk Selir Terhormat hampir habis, Hamba telah membawakan lagi sebotol."Alis Yohan berkerut.Hanya untuk mengantar obat?Seketika, sorot matanya berubah tajam."Ratu pernah bilang, hanya tinggal satu botol terakhir."Kalimatnya mengandung nada interogasi.Seolah-olah kalimat berikutnya akan menuduhnya berbohong.Nabila menjawab dengan tenang."Hamba telah menulis surat kepada ayah Hamba, memintanya untuk mencari tahu keberadaan tabib itu.""Kebetulan, beberapa hari yang lalu tabib itu kembali ke Kota Zordo."Yohan ragu-ragu ap
Para Selir berbondong-bondong keluar menyambut perintah Ratu, perasaan gelisah menyelimuti hati mereka.Sang pengawal menyampaikan pesan."Ratu memerintahkan tabib untuk memeriksa kesehatan seluruh selir.""Bagi yang sakit akan segera diobati, tapi bagi mereka yang sengaja berpura-pura sakit dan tidak hadir di lapangan berkuda, akan dijatuhi hukuman menyalin peraturan istana sebanyak lima puluh kali dan dipukul lima kali!"Wajah para selir menunjukkan berbagai ekspresi.Mereka pun tidak menyangka bahwa ratu akan memberikan hukuman seberat itu.Para tabib satu per satu memeriksa kondisi para Selir.Hasilnya sudah dapat ditebak.Mereka semua harus menerima hukuman dipukul dan menyalin peraturan.Nita yang sebelumnya telah memberi tahu Ratu dan mendapat perlindungan dari Ibu Suri, selamat dari hukuman.Salah seorang selir yang tidak terima kemudian bertanya, "Lalu bagaimana dengan Selir Terhormat? Saya dengar dia juga tidak hadir di lapangan berkuda hari ini. Mengapa Ratu tidak menghukumn
Cindy memandang pintu masuk dengan penuh harapan, tetapi tidak kunjung melihat kedatangan kereta sang Kaisar.Wajah kasim itu pucat pasi."Nyonya, Kasim Leonard menyampaikan bahwa Yang Mulia ... Yang Mulia kelelahan sejak pagi dan telah beristirahat. Beliau juga berpesan agar tidak ada yang boleh mengganggunya saat ini."Cristal terkejut."Kamu ini bodoh sekali! Apa kamu tidak menjelaskan bahwa Nyonya akan dipukuli?"Nyonya adalah kesayangan Yang Mulia, tentu tidak termasuk dalam larangan itu.Wajah Cindy memucat, tatapannya menusuk ke arah Kasim itu dengan penuh kebencian."Tidak berguna!"Pada saat yang genting, justru dia tidak bisa meminta bantuan Kaisar.Para pengawal istana saling pandang, lalu maju selangkah."Selir Terhormat, mohon maaf!"Ketika mereka akan datang dan menangkap Cindy, Cristal berteriak."Beraninya! Berani sekali kalian!"....Setengah jam kemudian.Cindy bersandar lemah di ranjang di dalam kamarnya.Cristal masuk, dia segera bertanya."Bagaimana dengan Yang Mul
Cindy yang biasanya begitu anggun dan menawan di hadapan Kaisar itu berubah menjadi menantang di hadapan Ratu."Maaf, Hamba datang terlambat.""Semua karena Kaisar sangat menyayangi Hamba, sehingga berpesan berkali-kali sebelum mengizinkan Hamba datang kemari."Nabila menatap dingin, tanpa ekspresi."Sampaikan pada Kaisar, dia tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Selir Terhormat dengan baik."Dia menekankan kata "menjaga".Cindy sama sekali tidak takut, dia menutup mulutnya dan tertawa kecil, suaranya merdu seperti lonceng."Apakah Ratu lupa? Tadi pagi, Kaisar baru saja berpesan, agar Ratu dapat memimpin dengan baik, dan tidak sembarangan menghukum orang."Setelah itu, dia melewati Ratu dan duduk di bawah tenda peristirahatan, dikelilingi oleh para dayangnya.Para selir lainnya mengamati tindakan Selir Terhormat, melihatnya bertindak demikian, mereka pun melakukan hal yang sama.Ratu hanya menyuruh mereka berlatih di lapangan berkuda, tanpa menuntut hasil yang spesifik.Akibatnya, sa
Di sisi timur lapangan berkuda, Yohan dan Pangeran Rio berdiri berdampingan, seakan baru saja tiba di tempat itu.Felicia segera mengingatkan Jihan untuk melakukan penghormatan.Keduanya mendekati Yohan, suaranya lembut bagaikan awan."Hamba memberi salam, Yang Mulia."Pangeran Rio juga membalas dengan hormat kepada keduanya."Hamba memberi hormat kepada kedua Selir."Tatapannya selalu hangat dan penuh senyum, menunjukkan sikap yang ramah.Pandangan Yohan tertuju ke arah di mana Ratu menunggang kuda, lalu tertuju pada kedua wanita di hadapannya."Silakan berdiri."Felicia dengan anggun mundur ke belakangnya.Jihan memanfaatkan kesempatan langka ini dengan penuh semangat."Yang Mulia, apakah Anda juga datang untuk berkuda?"Yohan tidak menjawabnya, melainkan langsung berjalan melewatinya.Pangeran Rio mengikutinya dari belakang."Kedua Selir, satu tenang dan anggun, satu lagi lincah dan ceria, Yang Mulia benar-benar beruntung."Yohan mengerutkan kening, "Iri? Besok aku akan menjodohkanm
Baron telah mencari tahu tentang Keluarga Anderson.Baron menerangkan, "Yang Mulia, semua anggota Keluarga Anderson sudah meninggal, kecuali ibu dan bibimu. Mereka tidak punya kebiasaan untuk membuat lukisan. Sepertinya sulit untuk menemukan lukisan mereka."Nabila berujar dengan tenang, "Bawa James. Cari orang-orang yang mengenal anggota Keluarga Anderson dan sebutkan ciri-cirinya."Baron tercerahkan.Benar!Mengapa dia melupakan James?"Yang Mulia, akan segera kuatur!"...Di luar istana.Tatapan mata Melvin saat melihat Tania seperti melihat seorang musuh."Kamu mencelakakanku!"Tania sama sekali tidak menyesal. "Selama kita sekeluarga tinggal bersama, kita pasti bisa memiliki kehidupan yang baik. Bahkan kalau kamu bukan tuan muda Keluarga Feno, aku juga menyukaimu. Aku akan selalu bersamamu."Tania hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh."Ah ...." Melvin berjongkok sambil memegang kepala.Di Kediaman Feno.Melihat Melvin pulang dengan murung, Lydia bertanya dengan cemas,"Mel
Nabila menatap wanita yang bersujud di lantai itu seraya berkata,"Apakah Melvin berjanji akan menikahimu sebagai istrinya atau itu hanya keinginanmu?"Tubuh Tania membeku.Tania perlahan mendongakkan kepala dan menatap Nabila. Dia menjawab,"Itu kata Tuan Muda Melvin."Nabila bertanya dengan tenang,"Melvin tidak bisa menikahimu, tapi bisa menghidupimu di luar. Kamu juga tidak bersedia?"Tania termangu. Dia mengernyit seraya bertanya dengan waswas, "Maksud Yang Mulia ... menjadi gundik?"Melihat tidak ada perubahan ekspresi pada wajah ratu, Tania langsung menggelengkan kepala dengan emosi."Tidak, aku tidak mau!""Yang Mulia Ratu, aku dulunya juga adalah gadis baik-baik. Aku ingin dinikahi secara sah, bukan menjadi gundik yang tercela dan bisa ditinggalkan oleh pria kapan saja!"Arin terkejut oleh apa yang Tania katakan.Tania hanyalah seorang wanita penghibur, tetapi memiliki ambisi besar.Nabila mengamati Tania dengan ekspresi mata tenang. Sesaat kemudian, dia berujar,"Melvin mengi
Di Istana Rubi.Setelah mendengar bahwa Meisi dibawa pergi, Yohan menanyai Nabila."Mereka sudah meninggalkan kota?"Ekspresi Yohan tegas.Yohan tidak peduli siapa Teresia.Yohan marah karena Kerajaan Puanin tidak sepenuhnya memercayai Nabila, bahkan menempatkan pengintai di Kota Zordo.Apakah Pemimpin Kerajaan Puanin mengira Nabila akan menghentikan Teresia untuk kembali ke Kerajaan Puanin setelah menemukannya?Sungguh mengecewakan!Nabila mengangguk tanpa sadar."Sepertinya sudah keluar kota."Yohan meraih tangan Nabila dan menyilangkan jari mereka."Karena Meisi sudah dibawa pergi oleh mereka, masalah setelahnya tidak ada hubungan dengan kita. Kamu tidak perlu repot-repot lagi. Pergilah ke Gunung Westine bersamaku. Bagaimana?"Nabila mendongakkan tatapan pada Yohan dan bertemu dengan matanya yang penuh kecemasan. Nabila mengangguk."Baik, tapi ....""Tapi apa?" Yohan menegang. Dia khawatir Nabila akan menunda waktu lagi.Nabila berucap dengan tegas, "Ada awal, ada akhir. Aku akan me
Jangan hanya menaruh harapan di satu tempat. Pemimpin Kerajaan Puanin sangat ingin menemukan adiknya. Tidak bisa hanya mengandalkan Nabila saja.Oleh karena itu, Pemimpin Kerajaan Puanin diam-diam mengutus orang kepercayaan ke Negara Naki. Sebagian dari mereka diam-diam melakukan pencarian, sedangkan sebagian lagi mengawasi pergerakan Nabila.Semua pengintai itu adalah orang elite.Begitu mengetahui bahwa Nabila menangkap Meisi dan menemukan konde giok, mereka ingin segera membawa pergi Meisi.Mereka memasuki istana dengan status duta kerajaan. Sikap mereka sangat tegas.Di dalam Istana Rubi.Nabila duduk di kursi utama dan mempersilakan mereka untuk duduk.Nabila berbicara dengan ramah."Separuh konde giok yang ditemukan pada Meisi memang cocok.""Tapi, hal ini masih diragukan.""Tidak bisa memastikan bahwa Meisi adalah Teresia hanya karena potongan konde itu."Duta paham, tetapi mereka juga punya pertimbangan lain."Yang Mulia Ratu, sejujurnya, Yang Mulia kami ... sudah sakit parah.
Tak terpikir oleh Meisi dan Jaila bahwa mereka masih dibuntuti dan diintai setelah mereka pulang ke Kota Gido.Mereka juga tidak menyangka begitu kembali ke Kota Zordo, mereka ditangkap oleh dua aparat pemerintah saat baru saja melewati gerbang kota."Apa yang kalian lakukan? Berani sekali! Apa kalian tahu siapa aku ...," bentak Meisi dengan marah. Sebelum Meisi selesai berbicara, mulutnya langsung disumbat.Di Istana Kekaisaran.Di dalam Istana Rubi.Arin dengan hormat mempersembahkan sebuah kotak."Yang Mulia, ini ditemukan pada bibimu."Nabila melirik kotak itu sekilas dan mengambilnya.Begitu dibuka, benar bahwa isinya adalah separuh konde giok.Nabila dengan tenang mengambil separuh konde giok bagian atas miliknya untuk dibandingkan dengan cermat.Alhasil, dua potongan konde giok itu cocok!Arin menganga karena kaget."Yang Mulia, ini ... ini benar adalah potongan konde yang kamu cari?"Ekspresi mata Nabila dingin. Dia memberi perintah dengan tenang."Panggil orang untuk mengident
Begitu masuk ke Ruang Kerja Istana, Nabila melihat bahwa Melvin berlutut di sisi kaki Yohan sambil menangis terisak-isak.Adegan itu sungguh "indah" sampai membuat Nabila enggan melihatnya.Begitu melihat Nabila, Melvin langsung menyampaikan keluhannya.Intinya, Melvin ingin menikahi seorang wanita bernama "Tania".Yohan memberi tatapan tak berdaya pada Nabila. Dia menyerahkan keputusan ke tangan Nabila.Nabila tampak tenang. Tidak ada sedikit pun kemarahan di wajahnya.Nabila juga tidak memarahi Melvin.Terhadap pernikahan itu, Nabila tidak menyetujui, juga tidak menolak."Bangun dulu," ucap Nabila dengan cuek dan tatapan mata tajam.Melvin menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak akan berdiri sebelum kalian setuju denganku!"Nabila menyeringai."Dasar budak cinta.""Kalau begitu, masalah ini justru gampang."Mata Melvin berbinar. "Bagaimana?"Tatapan mata Nabila dingin dan tegas."Keluarga Feno adalah keluarga ternama. Aturan leluhur tidak boleh ditentang.""Solusi satu-satunya yang b
Yohan memutuskan untuk membawa Nabila ke Gunung Westine. Mereka akan berangkat dalam waktu dekat.Yohan menugaskan Pangeran Rio untuk mengawasi jalannya pemerintahan dan memerintahkan beberapa menteri besar untuk membantunya.Pada saat yang sama, daftar nama pejabat yang dikirim ke daerah sudah keluar. Ada nama Nadif.Sementara itu, surat yang Nadif kirim kepada Mirna tidak kunjung mendapat balasan.Nadif sangat cemas karena hal itu.Akan tetapi, pada saat ini, ada orang yang membuat masalah lagi.Melvin datang dan bertanya dengan panik,"Ayah! Ayah! Katanya Ayah akan dikirim ke daerah! Seperti apa Kota Gido itu? Apakah Ayah akan kembali?"Nadif marah hingga menampar kepala Melvin."Menurutmu, Ayah akan kembali atau tidak?"Dasar anak durhaka!Melvin memegang kepalanya dengan sedih. "Kenapa Ayah memukulku? Aku hanya sekadar tanya. Tentu saja aku berharap Ayah bisa segera kembali. Aku akan menikah ....""Menikah?" Nadif termangu.Nadif berpikir, Melvin memang sudah seharusnya menikah.N
Nabila menerawang ke tempat jauh. Lalu, dia memberi perintah pada Baron."Kalau ada situasi di Kota Gido, langsung laporkan padaku. Selain itu, kirim beberapa orang ke Provinsi Zenas untuk melindungi ibuku dan Nadine. Jangan biarkan siapa pun mengganggu mereka."Baron memberi hormat dan menyahut,"Baik, Yang Mulia!"Yang Mulai memiliki pikiran yang lebih matang."Yang Mulia, ada satu hal lagi. Kondisi Pemimpin Kerajaan Puanin makin parah. Sepertinya hanya punya waktu dua atau tiga bulan lagi.""Kerajaan Suari dan Kerajaan Sahara yang baru saja mereka kalahkan sedang menyusun rencana rahasia untuk melawan. Kerajaan Puanin tidak lagi damai."Pemimpin Kerajaan Puanin adalah seorang wanita pendekar. Kerajaan Puanin pasti akan dilanda kekacauan setelah kematiannya. Hal itu sangat disayangkan oleh Nabila.Akan tetapi, kelahiran, penuaan, penyakit, dan kematian tidak bergantung pada kehendak manusia.Nabila hanya bisa mengupayakan yang terbaik dalam mencari Teresia untuk memenuhi penyesalan P
Fiona menjadi gelisah. Tebersit kekesalan dalam tatapan matanya.Fiona telah menyiapkan parasit cinta untuk Yolo. Begitu diberikan pada Yolo, Yolo akan bergantung padanya.Fiona telah melakukan banyak upaya, tetapi parasit cinta malah menghilang!Kesempatan seperti malam ini tidak banyak. Ide pertama gagal, maka Fiona memikirkan ide lain.Cekoki Yolo sampai mabuk!Lakukan sekarang.Fiona mulai membangkitkan suasana.Fiona mengusulkan, "Tidak seru kalau hanya minum arak seperti ini. Bagaimana kalau tambahkan permainan?""Baik!" Randi sangat setuju.Kemudian, mereka memainkan permainan.Fiona ingin mencekoki Nabila arak, tetapi dia sendiri malah minum beberapa gelas arak berturut-turut.Perhatian Fiona tertuju pada Nabila sehingga tidak memperhatikan bahwa Pangeran Rio yang duduk di samping mulai merah wajahnya. Pangeran Rio gerah dan gelisah, dan terus ingin mendekati Fiona....Di luar ruangan.Yohan melihat bahwa orang-orang di dalam minum arak sepanjang waktu. Dia khawatir Nabila aka