Di Istana Rubi, ketika Kaisar datang untuk pertama kalinya untuk sarapan, dapur Istana Rubi pun dengan cepat menambah beberapa hidangan, dan merasakan tekanan menjadi sangat besar.Suasana di meja makan sangat tenang.Yohan tidak berkata apa-apa, Nabila pun juga tidak mengucapkan sepatah kata pun, apalagi berharap dia akan membantu mencapitkan beberapa makanan untuk Kaisar. Bahkan terkadang dia 'berebut' satu sayuran yang sama dengan Kaisar.Sifa beberapa kali memberikan isyarat dengan tatapannya kepada tuannya, meminta tuannya untuk sedikit lebih ramah, berbicara beberapa kata untuk memulai suasana, tetapi tuannya berpura-pura tidak melihat.Tiba-tiba, Nabila membuka mulutnya.Sifa pun sangat menantikan sesuatu, tapi yang dia dengar malah ...."Tambahkan semangkuk nasi lagi."Nabila adalah seorang yang terampil dalam seni bela diri, nafsu makannya jauh lebih besar dibandingkan dengan wanita biasa.Saat dia di kamp militer, bersama dengan sekelompok pria, itu adalah hal yang biasa.Tap
Baru saja Sifa bertanya-tanya, tapi tiba-tiba dia justru mendapat pencerahan dari pertanyaan itu."Nyonya, Pangeran Rio pernah bilang bahwa Yang Mulia suka dengan wanita yang pandai berkuda.""Anda mengadakan pertandingan polo itu karena ingin membantu para selir mendapat kasih sayang Yang Mulia, ya?"Nabila berkata dengan nada datar."Yang Mulia memang suka dengan selir yang pandai berkuda, seperti mendiang Selir Kehormatan. Tapi tidak sembarang orang yang bisa melakukan hal itu.""Nyonya, Hamba benar-benar bodoh. Kalau begitu, untuk apa Anda melakukan ini?""Itu hanya tipuan." Mata Nabila yang tadi tampak tenang berubah menjadi gelap.Sifa tampak berpikir. Satu hal yang dia yakin adalah Nabila sangat ingin mencari masalah dengan Cindy.Namun, dia sungguh tak mengerti apa hubungan dari semua ini.....Paviliun Dharma Senja.Cindy begitu cemas dan kesal saat mendengar Yang Mulia pergi ke Istana Rubi pagi ini untuk sarapan."Sialan! Entah cara apa yang digunakan oleh perempuan itu hingg
Istana Rubi.Setelah Nabila pulih dan menyelesaikan rutinitas paginya, masih banyak selir lainnya yang mengaku masih sakit dan tidak bisa datang untuk memberi salam pagi padanya.Berpura-pura sakit dan Cindy pun bekerja sama untuk hal itu.Sifa dengan kesal menyisir rambut Nabila sambil merapikan sanggulnya."Nyonya, kalau orang lain tidak masalah, tapi Selir Julia pun tidak datang untuk memberi salam pada Anda.""Apakah dia lupa bahwa Anda yang sudah menolong dia untuk mendapatkan hadiah dari Yang Mulia?""Sebelumnya dia mengatakan bahwa bersedia untuk membantu Nyonya menyalin hukuman istana, sehingga Hamba mengira dia akan berada di pihak Nyonya.""Hamba tidak menyangka bahwa dia ternyata orang yang tak berpendirian!"Nabila meluangkan waktu untuk memeriksa catatan harem, tanpa mengangkat kepala lalu berkata."Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk berpihak pada keuntungan dan sebisa mungkin menghindari kerugian."Aula depan.Nabila duduk di kursi utama, sedangkan beberapa selir lai
Paviliun Dharma Senja.Mendengar kabar itu, Cindy mengerutkan keningnya."Apa Ratu sudah gila! Berani-beraninya memaksaku ikut pertandingan polo?""Apakah dia mengira dengan Cap Emas itu dia bisa seenaknya berbuat apa saja? Bahkan aku pun harus menurutinya!"Andai saja kemarin malam Kaisar tidak memperingatkannya untuk tidak membuat masalah dalam waktu dekat, pasti dia akan membuat Ratu itu menderita!Bukan hanya Cindy yang tidak senang dengan pertandingan polo ini.Setelah pertemuan pagi, para selir berkumpul dan terus mengeluh."Untuk apa kita harus ikut serta dalam pertandingan polo! Ratu benar-benar aneh, memikirkan hal yang begitu aneh.""Meskipun Ratu berbicara dengan sangat meyakinkan, aku tetap tidak mau. Situasi sekarang berbeda dengan masa lalu. Negara Naki sekarang kuat dan tangguh, kita para wanita tidak perlu lagi menjaga kota lagi.""Ratu baru menjabat, langsung saja bertindak sembarangan. Kita lihat saja nanti, apakah pertandingan polo ini bisa berjalan lancar."Di sisi
Di Ruang Kerja Istana, Nabila menundukkan badan dan melakukan penghormatan."Hamba memberi salam pada Yang Mulia."Yohan duduk di belakang meja, tatapannya tajam dan berwibawa."Aku sedang sibuk. Ada apa? Katakanlah."Dia telah mendengar kabar bahwa hanya ada dua orang yang mengikuti pelatihan di lapangan berkuda.Tampaknya Ratu tidak mampu mengendalikan para selir, sehingga harus dia yang mengeluarkan perintah.Dengan tenang, Nabila berkata."Obat sakit kepala untuk Selir Terhormat hampir habis, Hamba telah membawakan lagi sebotol."Alis Yohan berkerut.Hanya untuk mengantar obat?Seketika, sorot matanya berubah tajam."Ratu pernah bilang, hanya tinggal satu botol terakhir."Kalimatnya mengandung nada interogasi.Seolah-olah kalimat berikutnya akan menuduhnya berbohong.Nabila menjawab dengan tenang."Hamba telah menulis surat kepada ayah Hamba, memintanya untuk mencari tahu keberadaan tabib itu.""Kebetulan, beberapa hari yang lalu tabib itu kembali ke Kota Zordo."Yohan ragu-ragu ap
Para Selir berbondong-bondong keluar menyambut perintah Ratu, perasaan gelisah menyelimuti hati mereka.Sang pengawal menyampaikan pesan."Ratu memerintahkan tabib untuk memeriksa kesehatan seluruh selir.""Bagi yang sakit akan segera diobati, tapi bagi mereka yang sengaja berpura-pura sakit dan tidak hadir di lapangan berkuda, akan dijatuhi hukuman menyalin peraturan istana sebanyak lima puluh kali dan dipukul lima kali!"Wajah para selir menunjukkan berbagai ekspresi.Mereka pun tidak menyangka bahwa ratu akan memberikan hukuman seberat itu.Para tabib satu per satu memeriksa kondisi para Selir.Hasilnya sudah dapat ditebak.Mereka semua harus menerima hukuman dipukul dan menyalin peraturan.Nita yang sebelumnya telah memberi tahu Ratu dan mendapat perlindungan dari Ibu Suri, selamat dari hukuman.Salah seorang selir yang tidak terima kemudian bertanya, "Lalu bagaimana dengan Selir Terhormat? Saya dengar dia juga tidak hadir di lapangan berkuda hari ini. Mengapa Ratu tidak menghukumn
Cindy memandang pintu masuk dengan penuh harapan, tetapi tidak kunjung melihat kedatangan kereta sang Kaisar.Wajah kasim itu pucat pasi."Nyonya, Kasim Leonard menyampaikan bahwa Yang Mulia ... Yang Mulia kelelahan sejak pagi dan telah beristirahat. Beliau juga berpesan agar tidak ada yang boleh mengganggunya saat ini."Cristal terkejut."Kamu ini bodoh sekali! Apa kamu tidak menjelaskan bahwa Nyonya akan dipukuli?"Nyonya adalah kesayangan Yang Mulia, tentu tidak termasuk dalam larangan itu.Wajah Cindy memucat, tatapannya menusuk ke arah Kasim itu dengan penuh kebencian."Tidak berguna!"Pada saat yang genting, justru dia tidak bisa meminta bantuan Kaisar.Para pengawal istana saling pandang, lalu maju selangkah."Selir Terhormat, mohon maaf!"Ketika mereka akan datang dan menangkap Cindy, Cristal berteriak."Beraninya! Berani sekali kalian!"....Setengah jam kemudian.Cindy bersandar lemah di ranjang di dalam kamarnya.Cristal masuk, dia segera bertanya."Bagaimana dengan Yang Mul
Cindy yang biasanya begitu anggun dan menawan di hadapan Kaisar itu berubah menjadi menantang di hadapan Ratu."Maaf, Hamba datang terlambat.""Semua karena Kaisar sangat menyayangi Hamba, sehingga berpesan berkali-kali sebelum mengizinkan Hamba datang kemari."Nabila menatap dingin, tanpa ekspresi."Sampaikan pada Kaisar, dia tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Selir Terhormat dengan baik."Dia menekankan kata "menjaga".Cindy sama sekali tidak takut, dia menutup mulutnya dan tertawa kecil, suaranya merdu seperti lonceng."Apakah Ratu lupa? Tadi pagi, Kaisar baru saja berpesan, agar Ratu dapat memimpin dengan baik, dan tidak sembarangan menghukum orang."Setelah itu, dia melewati Ratu dan duduk di bawah tenda peristirahatan, dikelilingi oleh para dayangnya.Para selir lainnya mengamati tindakan Selir Terhormat, melihatnya bertindak demikian, mereka pun melakukan hal yang sama.Ratu hanya menyuruh mereka berlatih di lapangan berkuda, tanpa menuntut hasil yang spesifik.Akibatnya, sa
Pangeran Kamal bisa melihat maksud Putri Elise, wajahnya tampak serius."Orang yang dikurung di dalam sana, kamu tak perlu tahu siapa. Sekalipun Ayah sangat sayang padamu, dia tidak akan berikan padamu. Elise, lupakan saja.""Kalau kamu tidak bilang, besok aku akan datang lagi!" Putri Elise menyilangkan tangan di dada sambil mengancam.Pangeran Kamal memang takut sang Putri bikin onar.Gadis ini sejak kecil keras kepala, tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai.Setelah berpikir matang, Pangeran Kamal akhirnya memutuskan untuk memberitahukan status Yohan kepada sang Putri."Itu adalah Kaisar Yohan. Ayah mengerahkan banyak upaya untuk menangkapnya."Pangeran Kamal mengungkapkan identitas orang itu agar bisa membuat Putri takut dan mundur.Putri Elise segera terbelalak, lalu rona merah merayap di wajahnya."Jadi dia itu ...."Dirinya hampir tak percaya.Nama besar kaisar muda dari Negara Naki sudah lama didengarnya.Begitu melihatnya, rupanya memang tidak dapat dimungkiri, tampan l
Di haremPara selir semua sudah mendengar kabar tentang urusan di istana depan."Yang Mulia Ratu benar-benar membiarkan anak sekecil itu naik takhta? Ini benar-benar keterlaluan!""Jelas-jelas memanfaatkan kaisar muda sebagai boneka!""Tapi, ini juga tak ada jalan lain. Siapa suruh, para pejabat sipil dan militer begitu menekan, belum lagi para pangeran yang tidak tenang itu ....""Benar, kalau Yang Mulia Ratu tidak lakukan ini, kita juga akan celaka. Kaisar baru naik takhta, pasti hal pertama yang dilakukannya adalah membenahi harem."Mereka semua khawatir dengan hasil dari istana depan.Setelah menunggu dua jam, akhirnya ada kasim datang melaporkan bahwa pangeran kecil sudah berhasil duduk di singgasana naga. Namun, masih ada orang yang terus mempermasalahkan soal anak kembar, memaksa Yang Mulia Ratu membunuh salah satu dari mereka.Begitu mendengarnya, para selir segera cemas memikirkan Yang Mulia Ratu.Sebagai seorang ibu, mana mungkin tega meninggalkan anak kandung sendiri?Para p
Nabila menggendong anaknya, berdiri di tempat tertinggi, tatapannya teguh dan tenang."Kalaupun aku harus memerintah dari balik tirai, memangnya kenapa?"Begitu kata-kata itu keluar, seluruh aula pun gempar."Yang Mulia Ratu, Anda melanggar kodrat, mengkhianati hukum leluhur!""Maafkan hamba, tetapi hamba tak bisa setuju!"Permaisuri Agung yang wajahnya telah menua, menatap Nabila dan menggelengkan kepala dengan penuh rasa tak berdaya.Apa yang dilakukan Ratu ini sungguh terlalu nekat.Berbicara sejujurnya seperti itu, mana ada pejabat yang bisa menerimanya?Nabila tidak punya banyak kesabaran, segera meletakkan sang pangeran kecil di atas takhta kekaisaran."Jangan bilang Kaisar belum mangkat, sekalipun memang benar dia mengalami sesuatu, sekarang sudah ada pangeran yang naik takhta. Bagaimanapun, tidak akan pernah giliran kalian.""Hari ini, kalian ribut seperti ini, tampaknya malah seperti hendak merebut kekuasaan!"Seorang jenderal segera membantah dengan suara lantang."Yang Mulia
Negara Naki.Kota kekaisaran, Kota Zordo.Kabar tentang kembalinya Ratu ke istana dan melahirkan anak kembar segera tersebar di seluruh istana dan pemerintahan.Di dalam istana, Ibu Suri merasa senang atas kelahiran pangeran, tetapi juga cemas karena anak kembar.Dia memanggil Ratu ke Istana Giok, dan mencoba membujuk dengan berbagai cara."Jika keluarga kekaisaran melahirkan anak kembar, terutama pangeran, maka salah satunya harus dikirim ke luar istana.""Ratu, aku tahu, kedua anak itu buah hatimu, tapi demi keluarga kekaisaran, kamu harus membuat keputusan."Demi mempertahankan tradisi, Keluarga Feno dulu bahkan membuang salah satu anak perempuan kembar mereka, apalagi keluarga kekaisaran.Wajah Nabila tak menunjukkan emosi apa pun, dan berkata acuh tak acuh,"Kedua anak ini, tidak satu pun yang akan dikirim pergi."Yohan juga pernah berkata bahwa dia akan melindungi anak-anaknya.Ibu Suri sangat mengerti betapa beratnya hati seorang ibu.Namun, aturan tetaplah aturan."Ratu, jangan
Yohan masih menundukkan kepala, sudut bibirnya terangkat dengan senyum dingin yang penuh sinis.Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetap angkuh dan dingin.Orang di depannya memperkenalkan diri, "Aku adalah Pangeran Kamal dari Kerajaan Jaming. Kali ini aku datang mewakili Ayah untuk sampaikan sedikit penghormatan kepada Kaisar Yohan."Begitu Pangeran Kamal melirik, bawahannya segera menghidangkan makanan.Yohan bahkan tidak melirik sedikit pun.Pangeran Kamal menahan sabar, lalu tersenyum."Kaisar Yohan, negara kami, Kerajaan Jaming, dengan tulus mengundang Anda untuk menjadi tamu kami.""Hanya saja, dunia luar terlalu berbahaya, jadi kami hanya bisa menempatkan Anda di sini.""Anda tenang saja, setelah Kerajaan Jaming berhasil mengusir pasukan Naki dan merebut kembali tanah kami yang hilang, kami akan biarkan Anda pergi."Yohan tersenyum tipis.Kata-katanya memang terdengar muluk, tetapi pada dasarnya mereka hanya ingin menjadikannya sandera dalam melawan pasukan Naki.Melihat si
Nabila mengutamakan kepentingan besar, dirinya haruslah kembali ke Negara Naki terlebih dahulu.Baron khawatir."Yang Mulia, aku khawatir para pembunuh itu masih akan coba mencelakai Anda."Terlebih lagi, Yang Mulia baru saja melahirkan, bagaimana bisa menahan kerasnya perjalanan?Wajah Nabila tampak dingin dan tegas."Kembali ke Negara Naki."Meski harus menghadapi ribuan rintangan, dirinya tetap harus pulang.Yang paling ditakutkan adalah, tujuan para pembunuh itu memang untuk mengacaukan Negara Naki.Dia tidak akan membiarkan mereka berhasil.Sebelum Yohan ditemukan, Nabila bertekad menjaga Negara Naki untuknya.Nabila mengatur segala urusan di Kerajaan Puanin, termasuk rencana mengusir pasukan Jaming, serta penobatan pemimpin kerajaan baru.Untuk mencegah raja baru bertindak sewenang-wenang, dia mendirikan Sistem Pemerintahan Tiga Raja.Salah satu dari tiga raja itu adalah pria.Langkah ini dilakukan untuk menenangkan para pria di Kerajaan Puanin, agar mereka tidak membuat keributa
Pintu kamar terbuka. Seorang pelayan keluar dari dalam, lalu berkata kepada Yukina, "Jenderal, Yang Mulia selamat, beliau melahirkan seorang pangeran."Di Kerajaan Puanin, hanya wanita yang dapat mewarisi takhta, maka kelahiran pangeran ini tidak begitu dihargai.Namun, Yukina tetap sangat bersyukur pada langit."Pangeran pun tak apa, yang penting selamat."Bagaimanapun juga, ini darah kerajaan.Baru saja ucapan itu selesai, terdengar suara teriakan bidan dari dalam."Masih ada satu lagi!"Ternyata anak yang dikandung sang Pemimpin Kerajaan adalah kembar.Hal ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Mata Yukina memancarkan secercah sukacita dan harapan.Semoga kembar laki-laki dan perempuan.Kalau ada seorang putri, kelak bisa mewarisi takhta sebagai pemimpin kerajaan.Di dalam kamar.Nabila tak menyangka, setelah melahirkan satu, masih ada satu lagi.Untung dia adalah ahli bela diri, tenaganya belum sepenuhnya habis terkuras.Untuk anak yang pertama, karena posisi janin yang salah
Pak!Pena di tangan Nabila terjatuh, sementara melontarkan tatapan dingin kepada Baron."Dafka dan yang lainnya di mana!"Baron menggeleng."Dafka juga tak diketahui keberadaannya, kabar ini pun didapat dengan susah payah! Bagaimana ini, Yang Mulia?"Nabila tetap tenang di tengah krisis. Setelah menstabilkan emosinya, dia segera memberi perintah pada Baron."Sebarkan perintah, kerahkan seluruh kantor pemerintahan di Kerajaan Puanin mencari Tuan Yohan.""Sekaligus kirim seluruh pasukan rahasia, juga Pasukan Elang di kota.""Perintahkan mereka menyisir sepanjang perbatasan untuk mencari Kaisar!"Baron segera pergi melaksanakan perintah.Kalau sampai terjadi apa-apa pada Kaisar, akibatnya akan sangat parah!Setelah Baron pergi, Nabila baru sadar dirinya sangat cemas sampai telapak tangannya penuh keringat.Tumpukan dokumen di meja tidak lagi bisa dibacanya.Yang ada di benaknya hanyalah keselamatan Yohan.Para penyerang itu sangat mungkin tahu identitasnya.Wajah Nabila diliputi kekhawati
Karena Yohan akan berangkat kembali ke Negara Naki besok, malam ini dirinya terjaga semalaman, hanya memeluk Nabila.Satu tangannya diletakkan di perut Nabila, merasakan gerakan janin yang sesekali muncul.Andai waktu bisa berhenti di sini, alangkah indahnya.Namun, kenyataan tetap harus dihadapi.Sebagai Kaisar Negara Naki, Yohan tak bisa hanya mementingkan perasaan pribadi dan mengabaikan keselamatan negara.Nabila juga belum bisa terlelap.Dia menggenggam lembut lengan Yohan, nadanya tenang dan lembut."Paling lama satu bulan, aku akan kembali ke Negara Naki ."Yohan mencium lehernya, "Baik. Aku percaya kamu tidak akan ingkar janji."Namun, entah mengapa, hati Yohan merasa gelisah.Suasana hatinya bagaikan langit yang terus diguyur hujan, sulit menjadi cerah.Keesokan harinya, Yohan akhirnya harus pergi.Hari ini Nabila tidak menghadiri sidang kerajaan. Dirinya menaiki kereta kuda, mengantar sendiri kepergian Yohan ke luar kota.Banyak pengawal mengikuti Yohan. Namun, semua pengawal