Share

Bab 60

Penulis: Shana
Cindy memandang pintu masuk dengan penuh harapan, tetapi tidak kunjung melihat kedatangan kereta sang Kaisar.

Wajah kasim itu pucat pasi.

"Nyonya, Kasim Leonard menyampaikan bahwa Yang Mulia ... Yang Mulia kelelahan sejak pagi dan telah beristirahat. Beliau juga berpesan agar tidak ada yang boleh mengganggunya saat ini."

Cristal terkejut.

"Kamu ini bodoh sekali! Apa kamu tidak menjelaskan bahwa Nyonya akan dipukuli?"

Nyonya adalah kesayangan Yang Mulia, tentu tidak termasuk dalam larangan itu.

Wajah Cindy memucat, tatapannya menusuk ke arah Kasim itu dengan penuh kebencian.

"Tidak berguna!"

Pada saat yang genting, justru dia tidak bisa meminta bantuan Kaisar.

Para pengawal istana saling pandang, lalu maju selangkah.

"Selir Terhormat, mohon maaf!"

Ketika mereka akan datang dan menangkap Cindy, Cristal berteriak.

"Beraninya! Berani sekali kalian!"

....

Setengah jam kemudian.

Cindy bersandar lemah di ranjang di dalam kamarnya.

Cristal masuk, dia segera bertanya.

"Bagaimana dengan Yang Mul
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
liza aryessi29
ceritanya menarik tdk bosan
goodnovel comment avatar
abisha
...... nabila memang pintar......
goodnovel comment avatar
Sinar
ceritanya keren banget g sabar nunggu kelanjutanya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 61

    Cindy yang biasanya begitu anggun dan menawan di hadapan Kaisar itu berubah menjadi menantang di hadapan Ratu."Maaf, Hamba datang terlambat.""Semua karena Kaisar sangat menyayangi Hamba, sehingga berpesan berkali-kali sebelum mengizinkan Hamba datang kemari."Nabila menatap dingin, tanpa ekspresi."Sampaikan pada Kaisar, dia tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Selir Terhormat dengan baik."Dia menekankan kata "menjaga".Cindy sama sekali tidak takut, dia menutup mulutnya dan tertawa kecil, suaranya merdu seperti lonceng."Apakah Ratu lupa? Tadi pagi, Kaisar baru saja berpesan, agar Ratu dapat memimpin dengan baik, dan tidak sembarangan menghukum orang."Setelah itu, dia melewati Ratu dan duduk di bawah tenda peristirahatan, dikelilingi oleh para dayangnya.Para selir lainnya mengamati tindakan Selir Terhormat, melihatnya bertindak demikian, mereka pun melakukan hal yang sama.Ratu hanya menyuruh mereka berlatih di lapangan berkuda, tanpa menuntut hasil yang spesifik.Akibatnya, sa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 62

    Di sisi timur lapangan berkuda, Yohan dan Pangeran Rio berdiri berdampingan, seakan baru saja tiba di tempat itu.Felicia segera mengingatkan Jihan untuk melakukan penghormatan.Keduanya mendekati Yohan, suaranya lembut bagaikan awan."Hamba memberi salam, Yang Mulia."Pangeran Rio juga membalas dengan hormat kepada keduanya."Hamba memberi hormat kepada kedua Selir."Tatapannya selalu hangat dan penuh senyum, menunjukkan sikap yang ramah.Pandangan Yohan tertuju ke arah di mana Ratu menunggang kuda, lalu tertuju pada kedua wanita di hadapannya."Silakan berdiri."Felicia dengan anggun mundur ke belakangnya.Jihan memanfaatkan kesempatan langka ini dengan penuh semangat."Yang Mulia, apakah Anda juga datang untuk berkuda?"Yohan tidak menjawabnya, melainkan langsung berjalan melewatinya.Pangeran Rio mengikutinya dari belakang."Kedua Selir, satu tenang dan anggun, satu lagi lincah dan ceria, Yang Mulia benar-benar beruntung."Yohan mengerutkan kening, "Iri? Besok aku akan menjodohkanm

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 63

    Yang Mulia sudah lama pergi setelah para selir berlari keluar.Mereka benar-benar menyesal.Kalau saja tidak malas, mungkin mereka masih dapat bertemu dengan Yang Mulia.Begitu langka kesempatan untuk dapat bertemu dengan Yang Mulia.Setelah semua orang pergi, hanya Cindy yang masih tetap tinggal di sana.Dia tidak sama dengan para selir lainnya yang begitu rakus.Dia dapat bertemu dengan Yang Mulia kapan saja dia mau, selama Cindy menginginkannya.Jihan tak bisa menahan kata-katanya lagi. Dia dengan tidak sabar ingin memberitahukan pada semua orang tentang hal itu.Berita itu menyebar begitu cepat. Makin menyebar, isi berita itu makin tidak dapat terkendali. Penuh dengan kebohongan.Hal itu tentu membuat iri para selir yang jarang bertemu dengan Yang Mulia.Lebih baik mencoba peruntungan di lapangan berkuda daripada hanya berdiam diri di kamar kosong.Keesokan harinya, para selir sudah tiba di lapangan berkuda meski belum tiba waktu untuk latihan.Hari terus berlalu, tapi Yang Mulia t

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 64

    Cristal adalah orang kepercayaan Cindy. Dia begitu pintar.Dia mencoba menerka-nerka, "Ratu pasti ketakutan karena Nyonya ada di lapangan berkuda. Karena bila Yang Mulia datang, sudah jelas akan memperhatikan Nyonya dibanding yang lain."Cindy begitu percaya diri."Meskipun aku tidak berada di sana, Yang Mulia tidak akan memperhatikan mereka."Namun, sebenarnya Cindy juga merasa lelah karena hampir tiap hari dia harus pergi ke Lapangan Berkuda.Beberapa hari kemudian.Nabila pergi mencari pengelola Lapangan Berkuda karena ingin menanyakan sesuatu.Pengelola itu menjawab dengan tenang."Nyonya, akhir-akhir ini banyak orang yang berlatih Jurus Kecepatan Angin. Sesuai dengan instruksi Anda, Hamba memberikan sedikit petunjuk kepada mereka apabila mereka menemui kesulitan dalam berlatih.""Tapi, yang paling berbakat adalah Selir Jihan. Dia belajar dengan cepat dan bekerja keras. Hampir setiap malam dia diam-diam berlatih di sini."Nabila pun mengerti. Dia melambaikan tangannya menyuruh peng

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 65

    Seorang pria memakai jubah sutra merah gelap yang sedang menghadapi pukulan Nabila itu tampak sangat mencolok.Dia terdorong mundur oleh kekuatan telapak tangan Nabila, dia yang hampir terluka lalu segera berteriak."Hei Yolo! Sialan! Aku hanya menyapamu, tidak perlu terlalu serius bisa tidak?"Nabila sedikit memiringkan kepalanya."Siapa yang sial?"Pria itu menggesekkan kakinya di tanah, memohon ampun dengan tergesa-gesa, "Ya, ya, aku yang sial!"Nabila baru saja ingin menarik kembali telapak tangannya.Dengan gerakan cepat, dia menutup pintu ruangan pribadi itu.Nabila dan mereka sudah saling mengenal sejak lama.Dia melepaskan tali yang mengikat Lukas dan menarik kain robek yang menyumpal mulutnya.Setelah bebas dari ikatan, Lukas menarik napas dalam-dalam."Yolo, bukan aku yang tak mengingatkanmu, tapi dia yang terlalu licik. Dia terus mengikutiku sepanjang jalan dan akhirnya menyergapku."Pria berpakaian merah itu pun langsung duduk di tepi jendela, angin sepoi-sepoi meniup rambu

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 66

    Yohan yang biasanya sangat suka pergi ke lapangan berkuda kerajaan, tapi jika harus melihat pertunjukan para selir, dia sama sekali tidak tertarik.Namun, Ibu Suri tiba-tiba datang dan mengundangnya secara langsung."Yang Mulia sedang sibuk dengan urusan pemerintahan, seharusnya aku tidak mengganggu.""Tetapi akhir-akhir ini banyak desas-desus mengenai ketidakharmonisan antara kita berdua, demi stabilitas istana dan kerajaan, rasanya perlu untuk mengatasi hal ini.""Bagaimana jika kita memanfaatkan kesempatan hari ini untuk berjalan bersama?"....Lapangan berkuda kerajaan.Ibu Suri memandang beberapa selir yang sedang menunggang kuda, senyum tak pernah pudar dari wajahnya.Mereka begitu gigih berusaha demi mendapatkan perhatian sang Kaisar, betapa keras perjuangan mereka."Yang Mulia, kamu sangat mahir dalam berkuda. Menurutmu, apakah ada yang salah dalam cara mereka?"Yohan memasang wajah serius, matanya tertuju pada seorang selir yang sedang berjalan mendekat dengan menuntun kudanya

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 67

    Cindy tampak seperti seorang pengintai, matanya memancarkan kecemburuan.Sebelumnya, tidak peduli berapa banyak rumor yang didengarnya, ataupun berapa lama Kaisar tidak datang ke Paviliun Dharma Senja, dia tetap yakin bahwa Kaisar tidak mungkin menyukai Selir Jihan.Tak disangka, dia melihat Jihan yang menjadi pusat perhatian dan melihat Jihan dipanggil menghadap Kaisar.Cindy yang berdiri di tempat yang teduh, kedua tangannya menggenggam erat, jantungnya berdegap kencang.Terhadap orang yang tidak disukainya, Kaisar tidak akan berpura-pura bersikap baik.Dia akan langsung pergi, atau menyuruh Jihan untuk pergi.Namun, sudah selama ini, Jihan masih ada di sana."Nyonya, di luar anginnya kencang, bagaimana kalau kembali ke Paviliun Dharma Senja saja?" tanya Cristal dengan suara pelan.Cindy sedang tidak dalam suasana hati yang baik.Jika terus di sini, takutnya akan sulit mengontrol emosi.Cindy pun bertanya dengan nada dingin dan tajam."Apakah benar cara berkuda Selir Jihan sangat mir

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 68

    Meskipun Cindy bisa berkuda, tapi dia sudah lama tidak menunggang kuda.Sebelum menunjukkan penampilannya kepada Kaisar, dia juga perlu berlatih terlebih dahulu. Satu-satunya tempat di dalam istana yang bisa digunakan untuk berkuda adalah lapangan kuda kerajaan."Apa kamu bilang? Nyonya-ku tidak diizinkan masuk?" wajah Cristal penuh dengan ketidakpercayaan.Bisa-bisanya pengurus di lapangan kuda kerajaan ini, berani menghalangi Cindy.Di pintu masuk lapangan kuda kerajaan.Pengurusnya mengerutkan wajah, tampak kesulitan."Nyonya, sungguh bukan karena Hamba tidak mengizinkan, tetapi ini adalah perintah dari atas, Hamba tidak bisa menentang perintah itu!"Wajah Cindy penuh dengan kekesalan.Apakah masih ada tempat di dalam harem yang tidak bisa dia masuki?Soal ini tidak seharusnya dia yang mengatakannya.Cristal maju dan menanyakan."Beberapa hari lalu Nyonya bisa masuk, mengapa hari ini tidak bisa? Siapa yang membuat aturan ini?"Pengurus itu mengelap keringatnya."Ya ... Ini adalah pe

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 995

    Pemimpin Kerajaan Puanin menuliskan tentang Meisi dalam suratnya.Nabila berkata dengan ekspresi serius pada Yohan setelah selesai membaca surat."Pemimpin Kerajaan Puanin curiga jika Meisi bukan Teresia yang sebenarnya."Yohan dan Nabila sama sekali tidak terkejut dengan hal ini.Nabila sudah menerima lukisan anggota Keluarga Anderson pada beberapa hari yang lalu.Berdasarkan deskripsi dari berbagai orang, James menggambar lukisan wajah Hasan dan istrinya, serta putra yang sudah meninggal.Nabila melihat dengan cermat jika Meisi dan adiknya memiliki wajah yang mirip dengan orang tua mereka.Hanya wajah ibunya yang sama sekali tidak mirip dengan anggota Keluarga Anderson.Hanya saja, hal ini sulit untuk dijadikan bukti.Karena umur Meisi kurang lebih sama dengan Teresia.Pasti terdapat sesuatu yang tersembunyi di balik hal ini.Nabila menyimpan suratnya, lalu menatap ke kejauhan dengan tatapan dingin....Kerajaan Puanin.Di dalam istana.Jaila mengelilingi istana dan diam-diam berdisk

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 994

    Jumlah murid di Gunung Westine adalah 30 orang.Terdapat banyak dari mereka yang tumbuh besar bersama Yohan, jadi mereka tidak terlalu berpikir panjang saat berbicara.Akhirnya Yohan keluar dari halaman hari ini dan bertemu dengan seorang murid.Murid itu datang untuk membawakan obat sambil tersenyum samar, ini membuat Yohan kesal."Kakak Seperguruan, cepat minum obat ini mumpung masih panas."Yohan, "..."Dia harus menahan dirinya!Yohan mengambil obat itu, dia hendak berbalik dan pergi, tapi murid itu kembali berteriak padanya."Kakak Seperguruan, pantas saja Anda sama sekali tidak punya anak sejak naik takhta. Alangkah baiknya kalau Anda bisa kembali mencari Guru sejak awal!"Amarah Yohan langsung meledak pada saat ini.Dia menoleh, tapi murid itu sudah menghilang.Sialan!Yohan memasuki ruangan dengan ekspresi masam, tapi dia segera menyesuaikan suasana hatinya saat melihat Nabila dan berkata sambil tersenyum."Nabila, sudah waktunya minum obat."Di permukaan, obat ini dibuat untuk

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 993

    Wajah tua Nia terlihat penuh dengan tekad."Wajahmu dan Teresia mirip dengan ibu dan ayahmu. Tapi Teresia yang datang hari ini sama sekali tidak mirip dengan wajah ayahmu. Jadi dia pasti bukan Teresia yang sebenarnya!"Terdapat ekspresi yang rumit di wajah Dayang Meriana, dia ingin membujuk Nia untuk berhenti berbicara.Suasana hati pemimpin kerajaan sangat baik karena bisa bertemu kembali dengan Nyonya Teresia, mungkin saja hal ini akan membuat kondisinya membaik.Bukankah ucapan Nyonya Nia malah akan memperburuk suasana hati pemimpin kerajaan dan membuat kondisinya semakin memburuk?Hanya saja, pemimpin kerajaan sama sekali tidak membuat reaksi apa pun pada saat ini.Dayang Meriana berkata dengan khawatir."Yang mulia ...."Pemimpin Kerajaan Puanin mengangkat tangannya yang membuat Dayang Meriana segera menutup mulutnya.Nia berkata dengan serius."Yang Mulia, aku tahu Anda ingin mewariskan posisi pemimpin kerajaan pada Teresia. Tapi Anda harus memastikan identitasnya lebih dulu.""T

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 992

    Karso yang sedang duduk di posisi yang lebih tinggi tersenyum kecil.Apa yang baru saja Ratu katakan?Kaisar tidak subur?Sejauh yang dia ketahui, kenyataannya bukan seperti itu.Jangankan Karso, bahkan Yohan sendiri juga sangat terkejut.Kondisi tubuhnya sangat baik dan tidak ada yang salah.Beberapa saat kemudian, Yohan langsung memahami maksud Nabila.Bisa memiliki anak atau tidak adalah masalah suami dan istri.Yohan segera bereaksi dengan cepat setelah memahami hal ini, dia segera berkata pada Karso dengan mengikuti ucapan Nabila."Ucapan Ratu benar. Guru, tolong obati aku."Sudut mulut Karso berkedut.Mereka berdua bekerja sama untuk berbohong padanya!Nabila yakin Karso tidak akan menolak permintaannya.Dia bisa mengetahui segalanya dan pasti sudah mengetahui tujuan kedatangan mereka ke sini.Karena Karso sudah mengetahui hal ini dan juga mengutus murid untuk menyambut mereka, ini berarti Karso ingin mengobati penyakit dinginnya.Hanya saja terdapat peraturan Gunung Westine yang

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 991

    Gunung Westine.Seorang pria tua berambut putih sedang duduk untuk berlatih di atas panggung bela diri yang tinggi.Orang itu adalah penanggung jawab Gunung Westine dan juga guru Yohan yang bernama Karso Miruna.Seorang murid menaiki panggung dan bertanya dengan hormat."Guru, Kaisar dan Yang Mulia Ratu sudah datang. Apakah Anda ingin menemui mereka sekarang?"Berdasarkan aturan duniawi, semua orang harus menyambut kedatangan Kaisar dan Ratu.Hanya saja Karso adalah guru Kaisar dan juga seseorang yang sudah lama mengasingkan dirinya untuk berlatih. Jadi tentu saja dia tidak perlu mengikuti aturan ini.Hanya saja, dia juga tidak akan membiarkan mereka berdua menunggu terlalu lama.Beberapa saat kemudian Karso membuka matanya, kemudian mengangkat tangan untuk mengembuskan napas dengan tenang."Persilakan mereka masuk.""Baik, Guru."Saat ini di luar panggung bela diri, Nabila sedang berdiri di ketinggian sambil memandang ke kejauhan. Nabila hanya melihat pepohonan hijau yang rimbun tidak

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 990

    Baron telah mencari tahu tentang Keluarga Anderson.Baron menerangkan, "Yang Mulia, semua anggota Keluarga Anderson sudah meninggal, kecuali ibu dan bibimu. Mereka tidak punya kebiasaan untuk membuat lukisan. Sepertinya sulit untuk menemukan lukisan mereka."Nabila berujar dengan tenang, "Bawa James. Cari orang-orang yang mengenal anggota Keluarga Anderson dan sebutkan ciri-cirinya."Baron tercerahkan.Benar!Mengapa dia melupakan James?"Yang Mulia, akan segera kuatur!"...Di luar istana.Tatapan mata Melvin saat melihat Tania seperti melihat seorang musuh."Kamu mencelakakanku!"Tania sama sekali tidak menyesal. "Selama kita sekeluarga tinggal bersama, kita pasti bisa memiliki kehidupan yang baik. Bahkan kalau kamu bukan tuan muda Keluarga Feno, aku juga menyukaimu. Aku akan selalu bersamamu."Tania hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh."Ah ...." Melvin berjongkok sambil memegang kepala.Di Kediaman Feno.Melihat Melvin pulang dengan murung, Lydia bertanya dengan cemas,"Mel

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 989

    Nabila menatap wanita yang bersujud di lantai itu seraya berkata,"Apakah Melvin berjanji akan menikahimu sebagai istrinya atau itu hanya keinginanmu?"Tubuh Tania membeku.Tania perlahan mendongakkan kepala dan menatap Nabila. Dia menjawab,"Itu kata Tuan Muda Melvin."Nabila bertanya dengan tenang,"Melvin tidak bisa menikahimu, tapi bisa menghidupimu di luar. Kamu juga tidak bersedia?"Tania termangu. Dia mengernyit seraya bertanya dengan waswas, "Maksud Yang Mulia ... menjadi gundik?"Melihat tidak ada perubahan ekspresi pada wajah ratu, Tania langsung menggelengkan kepala dengan emosi."Tidak, aku tidak mau!""Yang Mulia Ratu, aku dulunya juga adalah gadis baik-baik. Aku ingin dinikahi secara sah, bukan menjadi gundik yang tercela dan bisa ditinggalkan oleh pria kapan saja!"Arin terkejut oleh apa yang Tania katakan.Tania hanyalah seorang wanita penghibur, tetapi memiliki ambisi besar.Nabila mengamati Tania dengan ekspresi mata tenang. Sesaat kemudian, dia berujar,"Melvin mengi

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 988

    Di Istana Rubi.Setelah mendengar bahwa Meisi dibawa pergi, Yohan menanyai Nabila."Mereka sudah meninggalkan kota?"Ekspresi Yohan tegas.Yohan tidak peduli siapa Teresia.Yohan marah karena Kerajaan Puanin tidak sepenuhnya memercayai Nabila, bahkan menempatkan pengintai di Kota Zordo.Apakah Pemimpin Kerajaan Puanin mengira Nabila akan menghentikan Teresia untuk kembali ke Kerajaan Puanin setelah menemukannya?Sungguh mengecewakan!Nabila mengangguk tanpa sadar."Sepertinya sudah keluar kota."Yohan meraih tangan Nabila dan menyilangkan jari mereka."Karena Meisi sudah dibawa pergi oleh mereka, masalah setelahnya tidak ada hubungan dengan kita. Kamu tidak perlu repot-repot lagi. Pergilah ke Gunung Westine bersamaku. Bagaimana?"Nabila mendongakkan tatapan pada Yohan dan bertemu dengan matanya yang penuh kecemasan. Nabila mengangguk."Baik, tapi ....""Tapi apa?" Yohan menegang. Dia khawatir Nabila akan menunda waktu lagi.Nabila berucap dengan tegas, "Ada awal, ada akhir. Aku akan me

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 987

    Jangan hanya menaruh harapan di satu tempat. Pemimpin Kerajaan Puanin sangat ingin menemukan adiknya. Tidak bisa hanya mengandalkan Nabila saja.Oleh karena itu, Pemimpin Kerajaan Puanin diam-diam mengutus orang kepercayaan ke Negara Naki. Sebagian dari mereka diam-diam melakukan pencarian, sedangkan sebagian lagi mengawasi pergerakan Nabila.Semua pengintai itu adalah orang elite.Begitu mengetahui bahwa Nabila menangkap Meisi dan menemukan konde giok, mereka ingin segera membawa pergi Meisi.Mereka memasuki istana dengan status duta kerajaan. Sikap mereka sangat tegas.Di dalam Istana Rubi.Nabila duduk di kursi utama dan mempersilakan mereka untuk duduk.Nabila berbicara dengan ramah."Separuh konde giok yang ditemukan pada Meisi memang cocok.""Tapi, hal ini masih diragukan.""Tidak bisa memastikan bahwa Meisi adalah Teresia hanya karena potongan konde itu."Duta paham, tetapi mereka juga punya pertimbangan lain."Yang Mulia Ratu, sejujurnya, Yang Mulia kami ... sudah sakit parah.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status