Cristal adalah orang kepercayaan Cindy. Dia begitu pintar.Dia mencoba menerka-nerka, "Ratu pasti ketakutan karena Nyonya ada di lapangan berkuda. Karena bila Yang Mulia datang, sudah jelas akan memperhatikan Nyonya dibanding yang lain."Cindy begitu percaya diri."Meskipun aku tidak berada di sana, Yang Mulia tidak akan memperhatikan mereka."Namun, sebenarnya Cindy juga merasa lelah karena hampir tiap hari dia harus pergi ke Lapangan Berkuda.Beberapa hari kemudian.Nabila pergi mencari pengelola Lapangan Berkuda karena ingin menanyakan sesuatu.Pengelola itu menjawab dengan tenang."Nyonya, akhir-akhir ini banyak orang yang berlatih Jurus Kecepatan Angin. Sesuai dengan instruksi Anda, Hamba memberikan sedikit petunjuk kepada mereka apabila mereka menemui kesulitan dalam berlatih.""Tapi, yang paling berbakat adalah Selir Jihan. Dia belajar dengan cepat dan bekerja keras. Hampir setiap malam dia diam-diam berlatih di sini."Nabila pun mengerti. Dia melambaikan tangannya menyuruh peng
Seorang pria memakai jubah sutra merah gelap yang sedang menghadapi pukulan Nabila itu tampak sangat mencolok.Dia terdorong mundur oleh kekuatan telapak tangan Nabila, dia yang hampir terluka lalu segera berteriak."Hei Yolo! Sialan! Aku hanya menyapamu, tidak perlu terlalu serius bisa tidak?"Nabila sedikit memiringkan kepalanya."Siapa yang sial?"Pria itu menggesekkan kakinya di tanah, memohon ampun dengan tergesa-gesa, "Ya, ya, aku yang sial!"Nabila baru saja ingin menarik kembali telapak tangannya.Dengan gerakan cepat, dia menutup pintu ruangan pribadi itu.Nabila dan mereka sudah saling mengenal sejak lama.Dia melepaskan tali yang mengikat Lukas dan menarik kain robek yang menyumpal mulutnya.Setelah bebas dari ikatan, Lukas menarik napas dalam-dalam."Yolo, bukan aku yang tak mengingatkanmu, tapi dia yang terlalu licik. Dia terus mengikutiku sepanjang jalan dan akhirnya menyergapku."Pria berpakaian merah itu pun langsung duduk di tepi jendela, angin sepoi-sepoi meniup rambu
Yohan yang biasanya sangat suka pergi ke lapangan berkuda kerajaan, tapi jika harus melihat pertunjukan para selir, dia sama sekali tidak tertarik.Namun, Ibu Suri tiba-tiba datang dan mengundangnya secara langsung."Yang Mulia sedang sibuk dengan urusan pemerintahan, seharusnya aku tidak mengganggu.""Tetapi akhir-akhir ini banyak desas-desus mengenai ketidakharmonisan antara kita berdua, demi stabilitas istana dan kerajaan, rasanya perlu untuk mengatasi hal ini.""Bagaimana jika kita memanfaatkan kesempatan hari ini untuk berjalan bersama?"....Lapangan berkuda kerajaan.Ibu Suri memandang beberapa selir yang sedang menunggang kuda, senyum tak pernah pudar dari wajahnya.Mereka begitu gigih berusaha demi mendapatkan perhatian sang Kaisar, betapa keras perjuangan mereka."Yang Mulia, kamu sangat mahir dalam berkuda. Menurutmu, apakah ada yang salah dalam cara mereka?"Yohan memasang wajah serius, matanya tertuju pada seorang selir yang sedang berjalan mendekat dengan menuntun kudanya
Cindy tampak seperti seorang pengintai, matanya memancarkan kecemburuan.Sebelumnya, tidak peduli berapa banyak rumor yang didengarnya, ataupun berapa lama Kaisar tidak datang ke Paviliun Dharma Senja, dia tetap yakin bahwa Kaisar tidak mungkin menyukai Selir Jihan.Tak disangka, dia melihat Jihan yang menjadi pusat perhatian dan melihat Jihan dipanggil menghadap Kaisar.Cindy yang berdiri di tempat yang teduh, kedua tangannya menggenggam erat, jantungnya berdegap kencang.Terhadap orang yang tidak disukainya, Kaisar tidak akan berpura-pura bersikap baik.Dia akan langsung pergi, atau menyuruh Jihan untuk pergi.Namun, sudah selama ini, Jihan masih ada di sana."Nyonya, di luar anginnya kencang, bagaimana kalau kembali ke Paviliun Dharma Senja saja?" tanya Cristal dengan suara pelan.Cindy sedang tidak dalam suasana hati yang baik.Jika terus di sini, takutnya akan sulit mengontrol emosi.Cindy pun bertanya dengan nada dingin dan tajam."Apakah benar cara berkuda Selir Jihan sangat mir
Meskipun Cindy bisa berkuda, tapi dia sudah lama tidak menunggang kuda.Sebelum menunjukkan penampilannya kepada Kaisar, dia juga perlu berlatih terlebih dahulu. Satu-satunya tempat di dalam istana yang bisa digunakan untuk berkuda adalah lapangan kuda kerajaan."Apa kamu bilang? Nyonya-ku tidak diizinkan masuk?" wajah Cristal penuh dengan ketidakpercayaan.Bisa-bisanya pengurus di lapangan kuda kerajaan ini, berani menghalangi Cindy.Di pintu masuk lapangan kuda kerajaan.Pengurusnya mengerutkan wajah, tampak kesulitan."Nyonya, sungguh bukan karena Hamba tidak mengizinkan, tetapi ini adalah perintah dari atas, Hamba tidak bisa menentang perintah itu!"Wajah Cindy penuh dengan kekesalan.Apakah masih ada tempat di dalam harem yang tidak bisa dia masuki?Soal ini tidak seharusnya dia yang mengatakannya.Cristal maju dan menanyakan."Beberapa hari lalu Nyonya bisa masuk, mengapa hari ini tidak bisa? Siapa yang membuat aturan ini?"Pengurus itu mengelap keringatnya."Ya ... Ini adalah pe
Cindy tidak memedulikan Nabila, malah langsung bermanja-manja dengan Kaisar."Yang Mulia, Anda tahu kemampuan berkuda Hamba."Yohan dengan wajah tampannya memandang Nabila dengan tatapan yang sangat dingin."Kemampuan berkudanya jauh melampaui orang-orang itu. Ratu, Anda terlalu khawatir."Nabila seolah tampak santai."Kalau begitu, Selir Terhormat tidak perlu mengikuti seleksi. Sepuluh hari lagi, langsung ikut pertandingan polo."Cindy merasa tidak senang.Tujuan dia berlatih berkuda untuk menyenangkan Kaisar, bukan untuk mengikuti pertandingan polo."Yang Mulia, Hamba tidak mau!"Nabila juga terus bersikap tegas."Kalau begitu, kita hanya bisa menunggu sampai pertandingan polo berakhir!""Kamu ...."Cindy yang marah tapi tidak bisa mengeluarkannya, hanya bisa meminta bantuan pada Kaisar.Di luar Ruang Kerja Istana.Sifa yang melihat Nabila keluar dan segera menyambutnya."Nyonya, apakah semuanya baik-baik saja?"Nabila tampak tenang dan santai."Tambahkan nama Selir Terhormat di perta
Nabila sangat jarang menaiki kuda, kebanyakan dia hanya menonton dari pinggir.Hari ini, saat latihan hampir selesai, Pangeran Rio datang ke arena berkuda."Hamba memberi hormat pada Ratu."Biasanya Pangeran Rio selalu datang bersama Kaisar.Nabila refleks melihat ke arah belakangnya, tapi tidak melihat sosok Kaisar."Hari ini hanya Hamba yang datang." Pangeran Rio tersenyum, memberikan kesan lembut seperti angin sejuk setelah hujan.Nabila mengangguk sebagai balasan, kemudian mengarahkan pandangannya ke kejauhan. Ke arah beberapa selir yang sedang menunggang kuda.Dia kira Pangeran Rio akan pergi setelah menyapa, tapi dia malah berdiri di sampingnya dan mulai mengobrol."Ratu sudah bekerja keras, jika dibutuhkan Hamba akan membawa Yang Mulia untuk sering datang ke sini."Sifa sedikit terkejut, tampaknya Pangeran Rio tidak bercanda. Sorotan matanya selalu tampak lembut dan ramah."Tidak perlu." Nabila menolak dengan tegas, bahkan tidak menoleh ke arah Pangeran Rio.Pangeran Rio sedikit
Setelah beberapa hari pelatihan, pertandingan polo pun tiba sesuai yang dijadwalkan.Di bangku penonton, Kaisar duduk di tengah, sementara sang Ratu duduk di sebelah kanannya, dan yang lainnya duduk secara berurutan.Pangeran Rio yang tampak puas dan kagum.Ini adalah pertama kalinya istana mengadakan pertandingan polo, Ratu benar-benar sudah berusaha keras.Saat berbicara, dia sedikit melirik ke arah Kaisar.Yohan hanya diam membeku."Ini memang pertama kalinya. Jika dibandingkan dengan para Ratu lainnya dari keluarga Feno, ini memang belum pernah terjadi sebelumnya."Orang-orang yang hadir dapat mendengar ketidakpuasan Kaisar terhadap ratunya.Untuk mengalihkan suasana, Ibu Suri hanya bisa tersenyum lembut dan memuji."Ratu memiliki pemikiran yang cermat, pertandingan polo ini pasti akan sangat menarik."Yohan mengernyitkan alisnya sedikit, jelas tidak setuju dengan pernyataan Ibu Suri.Pangeran Rio tidak lagi berkomentar, dia hanya mengambil gelas di depannya dan meneguk dalam diam.
Yohan tidak langsung memanggil Nabila ke istana.Pertama, dia kini adalah orang dunia persilatan, keluar masuk istana tidaklah mudah.Kedua, dia takut jika dia menyelidiki masalah Sekte Aziz di istana, kebohongannya akan terbongkar.Oleh karena itu, hanya dia yang bisa datang ke rumah kecilnya ini.Setelah keduanya bertemu, yang dibicarakan Nabila hanya urusan serius."Karena itu, pria berjubah hitam dan mereka yang berbaju putih, semuanya adalah orang-orang dari Sekte Aziz. Serangan terhadap Aliansi Germa bertujuan untuk menyatukan dunia persilatan. Sedangkan pembunuhan Kaisar, kemungkinan besar adalah untuk menjangkau kekuasaan istana.""Yang Mulia, aku pikir, Anda dapat selidiki para pangeran yang Anda buang ke berbagai daerah, siapa di antara mereka yang memiliki hubungan dengan Sekte Aziz."Yohan menatap bibir Nabila yang sedang berbicara, pikirannya melayang.Namun, sebagian besar yang dikatakan Nabila, berhasil dia dengarkan."Kamu curiga, saudara-saudaraku itu tidak tenang, men
Nabila menatap Yohan yang ada di depannya, matanya menunjukkan sedikit keterkejutan.Dia masih ada urusan apa lagi?Tangan Yohan yang tersembunyi di balik lengan jubahnya sedikit gemetar.Hanya Tuhan yang tahu, betapa besarnya pengendalian diri yang dia butuhkan untuk menahan impuls itu.Dia tidak berharap hati wanita itu hanya untuknya.Cukup ada sedikit tempat saja.Asalkan wanita itu bersedia membuka sedikit celah, dia akan bisa menelusuri celah itu, memenangkan hatinya.Dia sangat menyesal tidak lebih awal menemukan jurnal tulisan tangannya.Namun, dia juga merasa beruntung, untung saja hari ini dia melihatnya.Untung saja, dia belum pergi jauh.Tatapan Nabila tetap dingin."Anda ....""Ada orang yang mau bunuh aku." Yohan tiba-tiba berkata.Kening Nabila berkerut.Yohan memiliki ilmu bela diri yang tinggi, di sekitarnya juga ada pengawal ahli, bahkan jika ada pembunuh, seharusnya tidak sampai membuatnya cemas.Yohan menambahkan."Mereka adalah orang-orang dari dunia persilatan. Ha
Tatapannya lembut, tetapi tersembunyi kegilaan di dalamnya.Istana Rubi.Para pelayan istana sangat gembira."Yang Mulia baru saja kembali ke istana, langsung datang ke tempat Selir Stella!"Namun, saat itu, di dalam aula.Sifa sangat takut menghadapi wajah sang Kaisar.Dia menyaksikan sendiri bagaimana Kaisar membuang semua pakaian dan perhiasan yang pernah digunakan oleh Nona Nabila ke dalam sebuah kotak besar.Kaisar ingin memutuskan semua kenangan, sungguh!Namun, apakah ini bukan membohongi dirinya sendiri?Seharusnya, dia mencopot gelar dari Selir Stella ini, dan tidak pernah datang ke Istana Rubi lagi.Cinta itu seperti tumor yang tumbuh pada tulang, sulit untuk dipisahkan.Yohan memaksakan diri untuk memotongnya.Namun, saat sedang membuang barang-barang itu, dia tiba-tiba menemukan sebuah buku di dalam lemari meja, di sebelahnya ada sebuah tusuk konde berbentuk foniks, hadiah darinya.Ketika dia membuka buku itu, air mukanya langsung membeku.Setiap kata dan kalimat di dalamny
Otoritas resmi menerima laporan rahasia, di hutan ditemukan belasan mayat jubah putih.Sekte Aziz awalnya ingin mengorbankan pion untuk melindungi penguasa. Namun tidak disangka, perebutan internal dan pembunuhan terang-terangan seperti ini justru tertangkap oleh Kaisar, malah menjadi bumerang.Siapakah para jubah putih itu, apakah mereka terkait dengan Sekte Aziz, Yohan memutuskan untuk menyelidikinya.Dua hari kemudian, kondisi penyakit Putri Muda membaik, rombongan kembali melanjutkan perjalanan.Nabila diam-diam mengawal mereka, tidak pernah meninggalkan sisi mereka.Perjalanan kali ini sangat lancar, dalam waktu tiga hari, mereka tiba di Kota Zordo.Mengantar seribu li, pada akhirnya harus berpisah.Nabila masih memiliki urusan sendiri, begitu tiba di kota, dia muncul untuk berpamitan.Dia memberikan sebuah buku kecil kepada sang Putri Muda, yang telah disusun sendiri selama beberapa hari ini."Tuan Putri, berlatihlah sedikit seni bela diri setiap hari, ini akan kuatkan tubuhmu."
Tatapan Nabila tersirat keteguhan hatinya.Dia berkata kepada para jubah putih itu."Aturan dunia persilatan, jangan libatkan orang yang tak bersalah. Pergilah ke tempat lain."Pihak lawan pun mengikuti aturan, pemimpin jubah putih mengangguk."Baik."...Menjelang pagi, di hutan yang berjarak 5 km dari penginapan.Nabila berlutut dengan satu kaki, satu tangannya menopang pedang, napasnya agak terengah.Angin meniupkan pita rambutnya, tubuhnya tampak kurus dan dingin.Di sekelilingnya, tergeletak belasan mayat berjubah putih.Darah segar membasahi jubah putih mereka, juga mengotori keHijauan hutan ini.Kini, hanya tersisa pemimpin jubah putih itu.Dia juga telah terluka parah, bersandar pada pohon. Tangannya menekan luka di pinggang yang terus mengalirkan darah. Topeng di wajahnya telah pecah, memperlihatkan wajah tuanya.Di matanya, Yolo yang ada di hadapannya bukan manusia, melainkan monster!Monster yang tidak akan jatuh!Nabila menopang pedangnya untuk berdiri, tatapannya dingin ta
Malam itu, rombongan Yohan menginap di penginapan, sedangkan Nabila berjaga di atas atap kamar Putri Muda.Angin malam yang dingin membuat tubuhnya menggigil. Di pinggangnya terselip sebuah guci arak, sewaktu-waktu digunakan untuk menghangatkan badan.Di tempat yang tak bisa dilihat olehnya. Di halaman penginapan di belakang, Yohan mengenakan jubah hitam bergaya megah, diam-diam menatapnya."Kaisar, surat rahasia dari Pangeran Rio." Dafka, pengawal kepercayaannya datang, lalu melihat pemandangan ini.Dia melihat Kaisar, lalu melirik bayangan hitam di atas atap, sejenak tertegun.Apakah Kaisar terlalu peduli pada Yolo?Tiba-tiba teringat, malam saat James mabuk dia pernah berkata bahwa Yolo menyukai laki-laki ....Dafka buru-buru menggelengkan kepala.Tidak, itu tidak mungkin.Bahkan jika Yolo tidak normal, Kaisar masih normal!Kaisar jelas-jelas menyukai wanita!Mereka tidak mungkin memiliki hubungan pribadi!Yohan menerima surat rahasia itu, dia sama sekali tidak tahu bahwa Dafka yang
Yohan berjalan dengan ekspresi masam, hatinya dipenuhi dengan banyak pikiran.Wanita itu sepertinya tidak pernah puas tidak peduli apa pun yang dia lakukan.Apakah ikan bakar buatan Joseph lebih enak darinya sampai tidak bisa dilupakan oleh wanita itu?Yohan tiba-tiba mendengar suara seseorang di belakangnya."Kaisar."Langkah Yohan berhenti. Dia membelakangi orang itu dan berkata dengan suara yang rendah."Kenapa?""Kakak Kaisar, Kakak datang untuk minta maaf padamu."Yohan membalikkan badannya dan melihat Putri Yaviah juga berada di sana. Putri Yaviah sedang berdiri di samping Nabila, Putri Yaviah sedang memegang ikan bakar sambil memakannya dengan lezat sampai mulutnya berwarna hitam.Putri Yaviah menggunakan tangan yang lain untuk menggoyangkan lengan Nabila, "Benar, 'kan? Kakak? Kamu tahu Kakak Kaisar sudah susah payah memanggang ikan, tapi kamu malah tidak memakannya. Ini membuat Kakak Kaisar sedih. Benar, 'kan?"Nabila mengangguk dengan kaku."Benar."Yohan mengerutkan keningnya
Terjadi tanah longsor di depan, jadi tidak mungkin bagi mereka untuk melewati jalan di depan.Para pejabat sudah mengutus orang untuk membersihkan bebatuan dan pepohonan.Nabila dan yang lain hanya bisa memilih tempat untuk beristirahat.Putri Yaviah masih kecil, dia telah kembali menempeli Yohan sambil tersenyum pada saat ini."Kakak Kaisar, apakah kamu akan membuat tenda? Apakah malam ini aku bisa tidur bersama Kakak!"Nabila tidak akan setuju meskipun Yohan setuju.Di sekitar sini ada sungai dan Putri Yaviah ingin makan ikan, jadi Yohan menyuruh Dafka untuk menangkap ikan.Dafka memang berbakat, tidak lama kemudian dia berhasil menangkap seekor ikan yang besar.Nabila berhasil menyalakan api dan membuat pemanggang ikan yang sederhana dengan batang pohon.Yohan sedang duduk di bebatuan yang terletak tidak jauh dari sana, sambil mengamati Nabila dalam diam.Putri Yaviah sedang duduk di samping Nabila sambil menopang dagu dengan kedua tangan, lalu memuji dengan suara rendah."Kakak bai
Jika benar-benar mencintai seseorang, orang itu pasti akan sangat familier dengan bibir, tangan, tindakan saat minum arak, setiap tindakan yang tidak disadari dan kebiasaannya saat sedang berbicara.Ratunya, mayor jenderalnya. Yohan yakin Yolo adalah Nabila.Yohan tersenyum dengan pahit di bawah cahaya bulan.Nabila menipunya dengan susah payah.Nabila tidak merupakan Mayor Jenderal Joka yang membunuh musuh di medan perang, tapi juga Yolo dari Aliansi Germa yang memiliki kemampuan seni bela diri yang tinggi.Plakat penghindar kematian adalah benda yang Nabila minta untuk dirinya sendiri dari awal sampai akhir.Pantas saja dia tidak suka tinggal di istana.Apa yang pernah dilihat oleh Nabila tidak hanya perbatasan utara yang luas, tapi juga dunia yang seluas ini.Nabila sudah berkeliling dunia di usia 13 tahun.Istananya terlalu kecil bagi Nabila.Seolah-olah ikan yang hidup di laut akan meninggal karena depresi jika dipelihara di dalam kolam kecil.Saat Yohan melihatnya bernyanyi dan m