Share

Bab 46

Yohan menatap Nabila dengan tajam dan berjalan ke arahnya.

Nabila tetap terlihat tenang, satu tangannya disembunyikan di dalam lengan bajunya yang lebar.

"Salam hormat, Yang Mulia!"

"Apa kamu baru saja keluar dari toilet?" tanya Kaisar dengan nada bicara serius.

Nabila mengangguk.

"Benar, Yang Mulia."

Yohan mengerutkan alisnya dan berkata, "Ada bau amis."

Irama napas Nabila sedikit berubah.

Setelah terkena cipratan darah para bandit, Nabila belum sempat membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Tentu saja bau amis darah masih tercium dari tubuhnya.

Nabila lantas berpura-pura lemah dan tidak bisa melanjutkan pembicaraan karena merasa sangat tidak bertenaga.

"Hamba sedang menstruasi."

Yohan menyipitkan matanya dan menatap Nabila dengan tajam.

Ini kedua kalinya penyusup itu muncul di sekitar Istana Rubi.

Apa benar ini hanya kebetulan?

Nabila menunduk dan menunjukkan rasa hormat.

Tiba-tiba Yohan mencengkeram salah satu pergelangan tangan Nabila.

Dia membelalakkan matanya karena terkejut.

"Yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status